Anda di halaman 1dari 29

BAB II

DIGITASI PETA GEOLOGI MENGGUNAKAN ARCGIS 10.8

2.1 Dasar Teori


Sistem informasi geografis atau Gegraphic Infmation Sytem (GIS) adalah
sistem informasi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Secara umum pengertian
komponen mencakup perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan
sumber daya manusia yang berkoordinasi secara efektif untuk mengumpulkan,
menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data dalam informasi
berdasarkan informasi geografis.
GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan banyak data yang
berbeda pada suatu titik tertentu di muka bumi, menggabungkannya,
menganalisanya dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah
dalam GIS adalah data spasial, yaitu data yang berorientasi geografis dan
bersesuaian dengan suatu lokasi dengan sistem koordinat tertentu, sebagai
dasar acuan. Oleh karena itu, aplikasi GIS dapat menjawab beberapa
pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan
inilah yang membedakan GIS dengan sistem informasi lainnya (Anonymous,
2007).
ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental
Systems Research Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang telah lama
berkecimpung di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah sebuah platform
yang terdiri dari beberapa software yaitu Desktop GIS, Server GIS, Online GIS,
ESRI Data, dan Mobile GIS ArcGIS Desktop hanya dapat diinstal pada sistem
operasi (OS) Windows. Khusus ntuk ArcGIS Desktop versi 10.3 hanya dapat
diinstal pada OS Windows 7, Windows 8/8.1, Windows Server 2008/2012 dan
Windows 10. Pengguna OS Linux dan Mac masih belum dapat menginstal
ArcGIS Desktop: Beberapa pengguna mencoba menggunakan emulator

38
39

windows agar dapat menginstal ArcGIS Desktop pada Linux/Mac. Namun tentu
saja masalah kompatibilitas seringkali menjadi masalah. Penyusun
menyarankan untuk menginstal ArcGIS Desktop hanya pada OS Windows saja.
ArcGIS Desktop merupakan pengembangan dan gabungan dari ArcView
3.x yang unggul dalam antarmuka visual dengan Arc/INFO versi 7 yang unggul
dalam analisis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika ArcGIS Desktop
disebut-sebut sebagai gabungan dari ArcView 3.x dan Arc/INFO. ArcGIS
versi pertama adalah ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun 1999. ArcView dan
Arc/INFO yang sebelumnya adalah software tersendiri dijadikan sebagai
tingkatan lisensi di dalam ArcGIS Desktop. Software ini mulai dirilis oleh
ESRI Pada tahun 2000. Produk utama ARCGIS adalah ARCGIS desktop, di-
mana ArcGIS merupakan GIS professional yang komprehensif.
Software ArcMap adalah salah satu perangkat lunak yang handal dan
populer di bidang teknik pemetaan, sehingga sering kali dijadikan format
standard gambar atau peta digital. Kemampuannya dalam mengelola objek
citra serta melakukan linking dengan database dari luar menambah daya tarik
tersendiri.

2.1.1 Peta Digital


Peta digital merupakan peta yang data grafis, data tekstual, dan
segala atributnya tersimpan pada komputer (dalam format digital).
Jenis peta ini mulai dikembangkan pada era 80-an, seiring dengan
perkembangan teknologi komputer. Jenis data digitalnya sendiri
biasanya terdiri atas dua jenis, yakni:
1. Data Vektor
Tiap detail alam digambarkan sebagai sebuah entitas yang
berupa garis dengan arah tertentu (vektor) atau titik. Detail luasan
digambarkan sebagai area yang dibatasi oleh garis penutup.
Sebuah detail jalan, misalnya, dapat didefinisikan sebagai satu
entitas garis. Kondisi demikian memungkinkan kita untuk
mengelompokkan detail/entitas tertentu pada lapisan (layer)
tertentu sehingga sangat memudahkan manajemen basis data.
40

2. Data Raster
Data dibagi dalam petak-petak kecil yang masing-masing
memiliki karakter spesifik (warna, intensitas, pola, tektstur).
Besarnya petakan tergantung resolusi gambar, yang dalam hal ini
tergantung pada media asli (muka bumi, peta, atau foto) dan alat
perekamnya (satelit, kamera digital, atau scanner). Analisis
spasial dapat ditangani lebih mudah pada peta raster, namun sisi
kartografinya kurang baik serta sulit pula untuk menangani objek
dalam definisi garis (jalan, sungai, dan batas – batas vegetasi).

2.1.2 Tahapan Pemetaan Digital


Pemetaan digital merupakan penggambaran permukaan bumi
dengan menggunakan komputer dan data koordinat. Peta yang
dihasilkan dari pemetaan digital disebut peta digital. Sedangkan
proses pembuatan peta digital dikenal dengan proses digitasi
(digitising). Digitising dapat didefinisikan sebagai proses konversi
data atau peta dari media kertas ke format digital. Format dari peta
digital dapat berupa data raster dan data vector. Data raster adalah
semua data digital yang didapat dari hasil scanning. Sedangkan data
vector adalah data raster yang telah mengalami pengolahan dengan
komputer.

2.1.3 Digitasi
Digitasi adalah proses konversi atau perubahan suatu hal dari
analog ke digital. Digitasi ini lebih fokus pada faktor-faktor internal
seperti pengubahan dokumen cetak menjadi pdf/word, absensi
digital, dan lain-lain.
Jadi bisa dikatakan digitasi merupakan pendigitalan hal-hal
yang dulunya belum menggunakan teknologi digital lalu diubah
menjadi bentuk digital. Dan tentu saja memberikan dampak positif
dan keuntungan pastinya.
41

Pada dasarnya untuk mengubah sebuah peta “kertas” menjadi


peta digital ada dua metode yang digunakan, Digitasi langsung dan
digitasi tidak langsung.
a. Digitasi Langsung
Digitasi peta secara langsung berarti melakukan proses
digitasi atau proses penggambaran ulang secara langsung di atas
peta kertas. Digitasi langsung dilakukan dengan menggunakan
alat digitizer. Pada proses digitasi ini, gambar dari peta garis
analog (di atas media kertas) dipindahkan ke media perekam
disket dalam format digital.
b. Digitasi Tak Langsung
Digitasi peta secara tidak langsung merupakan proses
penggambaran ulang dari peta garis/analog menjadi peta digital
dengan bantuan alat pemindai (scanner). Setelah di scanner, peta
baru digambar ulang dengan komputer menggunakan software
ArcMap. Pada digitasi tidak langsung ini, diperlukan beberapa
alat sebagai pendukung di dalam proses digitasi yang akan
dilakukan, yakni:
1. Scanner, untuk men-scan peta sebelum melakukan digitasi
dengan komputer. untuk perangkat keras ini ada yang mampu
memindai kertas yang besar / sampai dengan A0.
2. Satu unit PC (personal computer) dengan spesifikasi yang
mampu digunakan dalam proses digitasi pemindai (scanner).
3. Plotter, alat untuk menerjemahkan serta mentransformasikan
data gambar digital menjadi gerakan mekanik pada bidang (di-
atas media analog kertas atau kalkir).

2.1.4 Topologi
Jenis topologi yang paling sederhana dari banyaknya topologi
adalah topologi point to point. Topologi ini juga memiliki fungsinya
yang pada dasarnya sama, yakni menghubungkan dua buah titik pada
42

suatu tidak hanya itu, topologi juga berfungsi untuk mengetahui


bagaimana masing-masing komputer bisa saling berkomunikasi.
a. Sebuah topologi menggambarkan hubungan antar geometri dalam
sebuah gambar. Berikut ini beberapa definisi topologi: Topologi
adalah metode matematis yang digunakan untuk mendefinisikan
hubungan spasial (Aronoff 89).
b. Topologi adalah studi mengenai properties milik figure yang
tidak berubah ketika bentuknya dipelintir, diregangkan, disusut-
kan, atau didistorsikan, asal tidak diputuskan atau dihancurkan
(topologinya) (West 82).
c. Topologi merupakan cabang ilmu matematika yang berurusan
dengan dua jenis objek titik-titik (nodes) dan garis-garis (arcs,
string, edge) dan satu tipe relasi dasar di antara objek tersebut
(incidence). Dengan demikian, topologi merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk mencatat, merekam, dan memanipulasi
hubungan-hubungan logika yang terdapat di dalam unsur-unsur
peta dan informasi geografis.
Urutan koneksi atau keterhubungannya juga menentukan bentuk
dari suatu Arc atau Polygon. Ada tiga macam komponen topologi
yang perlu diketahui, sebagai bahan analisis di dalam pemetaan
digital, yaitu:
a. Topologi titik (nodes, point) adalah kumpulan objek-objek
dengan bentuk point (nodes) yang membentuk suatu jaringan,
misalnya jajaran lampu jalanan di sepanjang jalan raya, jalur
hijau yang berada di kota, atau lokasi pengambilan sampel un-
tuk pengeboran minyak.
b. Topologi jaringan (network topology), yaitu objek-objek bentuk
jaringan linear yang saling terhubungkan (connect). Ketika anda
membuat jaringan topologi, informasi tentang link dan
hubungan objek-objek tersebut disimpan sebagai data objek
pada masing-masing objek yang di hubungkan. Contoh dari
43

topologi jaringan adalah jaringan distribusi air, jaringan sungai


dan jaringan jalan.
c. Topologi luasan (region, polygon), yaitu objek bentuk kurva
tertutup yang biasanya menjadi batasan suatu daerah.
Topologi merupakan salah satu dari sejumlah hubungan
terpenting yang dipertahankan di dalam banyak basis data spasial.
Struktur datanya menentukan bagaimana dan dimana titik-titik dan
garis-garis berhubungan satu sama lain pada satu node (persimpangan
topologi). Urutan koneksi atau keterhubungannya juga menentukan
bentuk dari suatu ARC atau Poligon. Informasi mengenai hubungan
topologi biasanya disimpan di dalam beberapa tabel pada struktur
basis data spasial. Ada tiga macam komponen topologi yang perlu
diketahui, sebagai bahan analisa di dalam pemetaan digital, yaitu:
a. Topologi titik (nodes, point) adalah kumpulan obyek-obyek
dengan bentuk point (nodes) yang membentuk suatu jaringan,
misalnya jajaran lampu jalanan di sepanjang jalan raya, jalur hijau
yang berada di kota, atau lokasi pengambilan sampel untuk
pengeboran minyak.
b. Topologi jaringan (network topology), yaitu obyek-obyek bentuk
jaringan linear yang saling terhubungkan (connect). Ketika anda
membuat jaringan topologi, informasi tentang link dan hubungan
obyek-obyek tersebut disimpan sebagai data obyek pada masing-
masing obyek yang dihubungkan.Contoh dari topologi jaringan
adalah jaringan distribusi air, jaringan sungai dan jaringan jalan.
c. Topologi luasan (region, polygon), yaitu obyek bentuk kurva ter-
tutup yang biasanya menjadi batasan suatu daerah.
44

Poligon merupakan salah satu dari jenis topologi yang ber-


bentuk luasan (region) yang dapat dibuat di Autocad Map. Di dalam
Autocad Map 3D, topologi poligon menggunakan sistem link untuk
mendefinisikan luasan daerah. Masing- masing poligon terdiri dari
beberapa seri link di bagian tepinya. Contoh dari topologi luasan
adalah poligon blok kota, kapling tanah dan daerah perbatasan ad-
minstratif pemerintahan daerah tingkat dua.
45

2.2 Langkah Kerja


Berikut langkah-langkah digitasi peta geologi menggunakan ArcGIS
10.8 :

1. Buka aplikasi ArcMap 10.8

Gambar 2. 1 Membuka ArcMap 10.8

2. Masukkan peta (Lubuk Sikaping) yang ingin di digitasi dengan cara klik
Add data → pilih peta Lubuk Sikaping (sesuai tugas yang telah diberikan)
→ add.

Gambar 2. 2 Memasukkan Peta (Lubuk Sikaping)


46

3. Menentukan koordinat zona pada peta, klik kanan pada Layers →


Coordinate System → pilih koordinat sesuai yang tertera pada peta (WGS
1984 UTM Zone 47N) → Apply → Ok.

Gambar 2. 3 Menentukan Koordinat UTM

4. Membuat titik ikat, klik Add Control Point → Zoom In pada area peta yang
ingin kita buat titik ikatnya → Klik setiap sudut peta → Zoom Out untuk
memasukkan nilai dari titik koordinatnya → Klik kanan → Insert DMS of
Long and Lat → Masukkan nilai koordinatnya sesuai dengan yang ada
pada peta → OK → Klik Full Extent. Lakukan hal yang sama hingga 4
titik ikat.

Gambar2.4 Membuat Titik Ikat


47

5. Setelah semua titik ikat kita dapatkan, Klik Georeferencing → Update


Georeferencing.

Gambar 2. 8 Mengupdate Peta

6. Kemudian digitasi peta, klik Catalog → Klik kanan di Folder peta yang
telah dibuat → New → Shapefile → Muncul kotak Dialog dari Shapefile
→ ubah name berdasarkan keterangan yang ada pada peta “Tup” karena
merupakan bagian pada peta geologi yang ingin kita digitasi pertama →
Feature Type menjadi Polygon → Klik Edit pada Spatial Preference →
Pilih zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984 UTM Zone 47 N” →
OK.

Gambar 2. 9 Mendigitasi Formasi Batuan


48

7. Klik Editor → Start Editing → Klik Editing → Editing Windows →


Create Features, akan muncul kotak Dialog disebelah kanan → pilih
formasi yang ingin di digitasi.

Gambar 2.10 Memulai digitasi formasi

8. Selanjutnya mulai untuk digitasi, klik kiri dan ikuti formasi / simbol yang
ada – jika telah selesai, klik 2 kali untuk mengakhiri 1 (satu) digitasi yang
telah dibuat → klik editor → save editing → stop editing. Ulangi poin ke
6, 7 dan 8 untuk formasi lainnya.

Gambar 2.11 Mendigitasi Formasi


49

9. Untuk membuat simbol sesar klik kanan pada Folder peta yang telah
dibuat → New → ShapeFile → Muncul kotak Dialog dari ShapeFile →
Ubah Name menjadi “Sesar” → Feature Type menjadi Polyline → Pilih
zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984 UTM Zone 47N”.

Gambar 2.11 Membuat Simbol Sesar

10. Klik Editor → Start Editing → Klik Editing → Editing Windows →


Create Features, akan muncul kotak Dialog disebelah kanan → Klik pada
“Sesar” yang ingin kita digitasi. Lalu ikuti gambar sesar pada peta yang
ingin kita digitasi, untuk mengakhiri Line tersebut dapat klik 2 kali dan
membuat Line baru. Setelah selesai klik Editor → Stop Editing → Yes.
Ulangi langkah tersebut untuk mendigitasi simbol peta yang lainnya.

Gambar 2.11 Mendigitasi Simbol


50

11. Untuk membuat label atau penamaan pada formasi, klik kanan pada layer
yang ingin di buat label → open attribute table → table options → add
field → isi nama sesuai layer yang ingin di beri label →“type” diganti
menjadi “ket” → Selanjutnya, klik editor → start editing → klik pada tabel
yang ingin di ketik → beri nama sesuai pada digitasi yang akan kita beri
label → jika sudah editin,→ save editing→ stop editing.

Gambar 2. 12 Membuat label pada formasi

12. Untuk memunculkan labelnya, klik kanan pada layernya → Properties →


Ubah Label Field menjadi “ket” → Centang pada Label Features in the
layer → Apply → OK.

Gambar 2.13 Memunculkan label


51

13. Jika semua digitasi telah memiliki label, unchecklist peta Lubuk Sikaping
pada kotak table of content. Setelah unchecklist peta, maka yang terlihat
hasil digitasi kita, sebelum masuk ke layout, atur layout sesuai format, klik
file → page and print setup → size A3, orientation landscape, centang
pada“scale map element”→ ok.

Gambar 2.15 Atur layout sesuai format

14. Untuk melihat hasil layout , klik view →layout view, bisa juga dengan klik
icon “layout” pada bawah pojok kanan.

Gambar 2.16 Untuk melihat hasil layout


52

15. Jika tampilan layout belum sesuai dengan yang seharusnya, kita dapat
mengatur layout dengan tools zoom in, zoom out, move, dan full extent.

Gambar 2.17 Zoom in,zoom out,move,dan full extent

16. Jika sudah, klik rectangle →buat sesuai yang dibutuhkan →klik kanan
pada rectangle → properties → fill colour “no clour” → outline color
“black” → atur ketebalan outline jika di perlukan → ok

Gambar 2.19 Klik Rectangle


53

17. Untuk mengatur field (judul peta, legenda, nama, dan lainnya) dapat
menggunakan ruller. Dalam memberikan judul peta, klik insert → tittle,
untuk mengatur font, ukuran dan lain-lain, klik kanan → properties.

Gambar 2.20 Klik insert title

18. Memberikan mata angin dapat klik insert → north arrow → ok . Dapat
disesuaikan dengan yang kita inginkan dan dapat disesuaikan juga
ukurannya.

Gambar 2.21 Membuat Arah Mata Angin


54

19. Memberikan skala angka, klik insert → scale text → absolute text → ok
(untuk mengatur size, font) dapat dilakukan di properties sebelum kita
mengklik “ok”.

Gambar 2.22 Membuat Skala Angka

20. Memberikan skala batang, klik insert → scale bar → pilih “double scale
bar matric 1” → ok (untuk mengatur font, size, dan lainnya) dapat dil-
akukan di properties sebelum kita mengklik “ok”

Gambar 2.23 Membuat Skala Batang


55

21. Membuat nama pembuat peta dengan Multiline Text (format sesuaikan
dengan ketentuan).

Gambar 2.23 Membuat Nama Pembuat

22. Memberikan keterangan, klik insert → legend → akan tampil kotak dialog,
kita masukkan legenda / keterangan yang ingin kita cantumkan dalam peta
→ next → atur size, font , dan lainnya → next → next → finish.

Gambar 2.24 Memberikan Legenda


56

23. Dalam memberikan keterangan atau penjelasan detail terkait legenda ter-
sebut, kita dapat klik insert → teks → klik → lalu isikan sesuai dengan
informasi yang ada. Atau bias juga klik symbol “A” pada bagian bawah
dekat dengan tools “rectangle”.

Gambar 2.25 Memberikan keterangan pada legenda peta

24. Memberikan sumber. Tidak jauh beda dengan title, klik insert → title ketik
berdasarkan sumber yang ada → atur font dan size yang di inginkan.

Gambar 2.26 Membuat Sumber Peta


57

25. Membuat grid, klik kanan pada peta → properties → grid → new grid →
measure grid next → pada appearance pilih “labels only” → next → next
→ apply → ok.

Gambar 2.26 Membuat grid pada peta

26. Dalam membuat inset peta, klik insert → data frame → klik kanan pada
layer data frame→ add data→ cari shape file pada bahan pertemuan 2
INDONESIA_KAB.shp→add→kemudian masukan indeks peta. Dan
untuk membuat Grid inset peta, sama seperti membuat grid pada peta ge-
ologi. Klik peta → Klik kanan → Properties → Grids → New Grid →
Measure Grid, Next → pada Appearance pilih Labels Only, Next → Next
→ Next→ Apply → OK.

Gambar 2.26 Membuat inset dan grid inset peta


58

27. Membuat tulisan Instansi menggunakan Multiline Text (Format dis-


esuaikan) dan memasukkan logo UPR, gunakan langkah Klik Insert →
Raster Image Reference → Pilih file Logi UPR → Open → Ok → Klik
pada luar area Layout → Enter. Apabila ukuran terlalu besar dapat dikecil-
kan dengan cara ketik SC, Blok gambar → Terdapat 4 kotak, klik salah
satu → Tarik ke dalam, hingga sesuai dengan ukuran yang diinginkan →
Esc. Pindahkan gambar tersebut ke dalam Layout sesuaikan ukuran logo
dengan besar tulisan instansi. Letakkan logo UPR disebelah kiri tulisan
Instansi.

Gambar 2.26 Membuat Logo dan Nama Instansi


59

2.3 Hasil Akhir


60

2.4 Analisis dan Pembahasan


Dari kegiatan praktikum dapat disimpulkan bahwa Arcgis merupakan
software yang dapat mendigitasi ulang peta. Dengan mengunakan polygon se-
bagai bidang wilayah, polyline sebagai pembuat sungai, dan point sebagai
pembuatan symbol pada peta. Arcgis memiliki peran yang sangat penting se-
bagai pendigitasian peta.
1. Qh
ALUVIAUM: Pasir, kerikil dan lanau.
2. QTa
FORMASI AIRBALAM: Batulanau, batulanau pasiran
3. Tmba
FORMASI BARUS: Seperti Pasir sampai batupasir mikaan
4. Tmbap
FORMASI BARUS, Anggota Parlampungan: Batulanau dan batupasir.
5. Tmbal
FORMASI BARUS, Anggota bawah: Batupasir
6. Mums
FORMASI MUARASOMA: Argilit, metabatugamping, arenit, seperti
pasir arenit, batusabak, metagunungapi, metatufa, metakonglomerat, dan
mungkin metawake.
7. Mumsl
FORMASI MUARASOMA, Anggota Batugamping : Metabatugamping
dengan jalur argilit.
8. Mumss
FORMASI MUARASOMA, Anggota Sekis : Sekis muskovit-klorit-
kuarsa dan batuan felspar-kuarsa.
9. Mubg
FORMASI BELOK GADANG: Selangseling tipis arenit dan argilit
berubah menjadi argilit kersik merah, rijang radiolaria merah dan lava
spilit.
61

10. Musk
FORMASI SIKUBU: Wake metagunungapi klastika, batuan gunungapi
andesit dan peperit.
11. Muwm
MELANGE KELOMPOK WOYLA: Batuhijau, metawake, metatufa,
metabatugamping, dipisahkan oleh serpentin; beberapa rijang beraneka
warna dan sekis talk.
12. Muw
KELOMPOK WOYLA, tak terbedakan: Metagunungapi, metatufa,
metabatugamping, metawake, batuhijau, filit, batusabak.
13. Muwl
KELOMPOK WOYLA, batugamping serbaaneka: Metabatugamping,
batugamping sebakan dan batusabak gampingan.
14. MPu
Lapisan Paleozoikum dan/atau Mesozoikum tak
terbedakan: Metagunungapi hornfel, batusabak dan sedikit batugamping.
15. MPul
Batugamping Paleozoikum dan/atau Mesozoikum tak terbedakan (dimana
dipetakan secara tersendiri).
16. Qf
Kipas “Piedmont”: Konglomerat dan pasir kasar.
17. Qpmi
FORMASI MINAS: Pasir, kerikil, lumpur dan lanau.
18. Tup
FORMASI PETANI: Batulumpur bioturbat dan berkarbon, batulanau dan
serpih.
19. Tmt
FORMASI TELISA: Batulanau berkarbon samapai gampingan, batupasir
lanauan dan serpih, konglomerat, sedikit batugamping dan serpih
glaukonit.
20. Tmtl
FORMASI TELISA, Anggota Alas Batugamping.
62

21. Tms
FORMASI SIHAPAS: Batupasir kuarsa bersih, serpih berkarbon
batulanau, konglomerat.
22. Tmsk
FORMASI SIHAPAS, Anggota Kanan: Batupasir, kemungkinan
glaukonit.
23. Tmsc
FORMASI SIHAPAS, Anggota Cubadak: Kerikil batupasir kuarsa yang
ditindih oleh batulumpur, batupasir gunungapi dan batugamping.
24. Tlpe
FORMASI PEMATANG (Hanya singkapan bawah permukaan):
Batulempung, serpih berkarbon, batupasir dan konglomerat.
25. Mlt
FORMASI TELUKKIDO: Argilit dan renit felspatik piritik; batubara tipis
dan sisa tumbuhan.
26. Mltl
FORMASI TELUKKIDO, Anggota Batugamping: Batugamping
lempungan.
27. Mtc
FORMASI CUBADAK: Batulumpur, batulanau, batupasir gunungapi
klastika.
28. Pps
FORMASI SILUNGKANG: Batugamping, metagunungapi basa,
metatufa, batupasir gunungapi klastika.
29. Ppsl
FORMASI SILUNGKANG, Anggota batugamping: Metabatugamping.
30. Puku
FORMASI KUANTAN: Batusabak, kuarsit dan arenit metakuarsa, wake,
filit.
31. Pukul
FORMASI KUANTAN, Anggota Batugamping: Metabatugamping.
63

32. Pukup
FORMASI KUANTAN, Anggota Pawan: Metabatugamping dan
metagunungapi sekis basa.
33. Qhvsm
PUSAT SORIKMERAPI
34. Qvsm
Terutama lahar andesitik dan breksi gunungapi.
35. Qvmt
1. Breksi dan lava andesitik lebih tua terutama pada kerucut
2. Lava andesitik muda
3. Lahar andesitik sampai dasitik, breksi gunungapi dan lava, terutama
rombakan dari 1 dan 2.
36. Qvta
Hasil dari G. Talamau:
1. Endapan pertama, terutama lava
2. Endapan kedua, terutama lahar
3. Endapan ketiga (rombakan), terutama aluvium gunungapi klastika
37. Qvpa
Hasil dari G. Pasaman:
1. Endapan pertama, terutama lava
2. Endapan kedua, terutama lahar
3. Endapan ketiga (rombakan), terutama aluvium gunungapi klastika
38. Qvsk
Andesit dan basal porfiritik.
39. Qvga
Andesit dan dasit vesikuler.
40. Qhvm
Tufa batuapung riolitik
41. Tmv
Tak terbedakan, terutama lapisan batuan gunungapi, tidak menunjukkan
bekas pusat gunungapi.
64

42. Tmvsk
FORMASI GUNUNGAPI SIKARAKARA:
1. breksi dan lava andesitik berbutir halus
2. endapan rombakan
43. Tmvab
FORMASI GUNUNGAPI AIRBANGIS: Andesit porfiritik
44. Tmvsg
FORMASI GUNUNGAPI SALIGARO: Porfiritik, lava andesitik dan
breksi kerapkali terpengaruh tektonik.
45. Tmvam
FORMASI GUNUNGAPI AMAS: Batuan gunungapi klastika menengah
dan sedikit intrusif.
46. Tuvm
FORMASI GUNUNGAPI MANGANI: Lava asam sampai basa, batuan
gunungapi klastika dan sedikit intrusif.
47. Tlvl
FORMASI GUNUNGAPI LANGSAT: Lava basa absarokitik, porfiritik
kaya akan piroksen.
48. Ppvp
FORMASI GUNUNGAPI PANTI: Metagunungapi, batuhujau,
metagunungapi klastika.
49. Tmiti
INTRUSI TIMBAHAN: Granodiorit hornblenda, mikrogranodiorit dan
dioritoida.
50. Tmipl
INTRUSI PARLAMPUNGAN: Granodiorit dan diorit.
51. Tmid
DIORIT DORAS: Subvolkanik mikrodiorit porfiritik.
52. Tmisp
DIORIT SOPAN: Subvolkanik mikrodiorit porfiritik.
65

53. Tmibi
MIKROGRANIT BINAIL: Subvolkanik mikrogranit dan riolit, kerakal
terpengaruh tektonik tinggi.
54. Tuim
PORFIR MANGANI: Forfir felspar.
55. Tmimn
BATOLIT MANUNGGAL: Granodiorit, granit, leukogranit dan
mikrogranit.
56. TMiab
INTRUSI AIRBANGIS: Adamelit, granodiorit, leukogranit dan
mikrogranit.
57. Tmik
INTRUSI KANAIKAN: Leukogranit, granodiorit, sebagian sangat
terpengaruh tektonik.
58. TMi
Aneka terobosan: Granodiorit, granit dan leukogranit, tergunting lemah
hingga kuat.
59. TMiu
INTRUSI ULAI: Granodiorit pegmatit, granodiorit dan granit biotit,
sebagian sangat terpengaruh tektonik.
60. Muse
Serpentinit, sisa peridotit dan piroksenit, breksi serpentin dan batuan yang
berhubungan dengan batuan retas.
61. Mupu
KOMPLEK ULTRAMAFIK PASAMAN: Harzburgit, dunit, retas
piroksenit, serpentinit dalam zona tergunting.
62. Mtims
INTRUSI MUARASIPONGI: Granit, granodiorit dan diorit.
63. MPirr
INTRUSI RAO RAO: Granitoida, leukogranit dan diorit kaya akan
kumulus plagioklas.
66

64. MPip
BATOLIT PANYABUNGAN: Granit, mikrogranit, leukogranit, beberapa
terfoliasi sampai bersifat genes, dan diorit.
65. Mpiro
INTRUSI ROKAN: Pegmatit, mengandung kasiterit granit dan granodiorit
dengan zona kataklasis.
66. Mpitd
BATOLIT TANDUKUMBANG: Granodiorit, granit, porfir, mikrodiorit,
dolerit, seringkali tergunting hingga berubah bentuk.
67. Mpi
Terutama aneka terobosan granitik dengan sedikit granodiorit dan diorit.

Anda mungkin juga menyukai