38
39
windows agar dapat menginstal ArcGIS Desktop pada Linux/Mac. Namun tentu
saja masalah kompatibilitas seringkali menjadi masalah. Penyusun
menyarankan untuk menginstal ArcGIS Desktop hanya pada OS Windows saja.
ArcGIS Desktop merupakan pengembangan dan gabungan dari ArcView
3.x yang unggul dalam antarmuka visual dengan Arc/INFO versi 7 yang unggul
dalam analisis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika ArcGIS Desktop
disebut-sebut sebagai gabungan dari ArcView 3.x dan Arc/INFO. ArcGIS
versi pertama adalah ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun 1999. ArcView dan
Arc/INFO yang sebelumnya adalah software tersendiri dijadikan sebagai
tingkatan lisensi di dalam ArcGIS Desktop. Software ini mulai dirilis oleh
ESRI Pada tahun 2000. Produk utama ARCGIS adalah ARCGIS desktop, di-
mana ArcGIS merupakan GIS professional yang komprehensif.
Software ArcMap adalah salah satu perangkat lunak yang handal dan
populer di bidang teknik pemetaan, sehingga sering kali dijadikan format
standard gambar atau peta digital. Kemampuannya dalam mengelola objek
citra serta melakukan linking dengan database dari luar menambah daya tarik
tersendiri.
2. Data Raster
Data dibagi dalam petak-petak kecil yang masing-masing
memiliki karakter spesifik (warna, intensitas, pola, tektstur).
Besarnya petakan tergantung resolusi gambar, yang dalam hal ini
tergantung pada media asli (muka bumi, peta, atau foto) dan alat
perekamnya (satelit, kamera digital, atau scanner). Analisis
spasial dapat ditangani lebih mudah pada peta raster, namun sisi
kartografinya kurang baik serta sulit pula untuk menangani objek
dalam definisi garis (jalan, sungai, dan batas – batas vegetasi).
2.1.3 Digitasi
Digitasi adalah proses konversi atau perubahan suatu hal dari
analog ke digital. Digitasi ini lebih fokus pada faktor-faktor internal
seperti pengubahan dokumen cetak menjadi pdf/word, absensi
digital, dan lain-lain.
Jadi bisa dikatakan digitasi merupakan pendigitalan hal-hal
yang dulunya belum menggunakan teknologi digital lalu diubah
menjadi bentuk digital. Dan tentu saja memberikan dampak positif
dan keuntungan pastinya.
41
2.1.4 Topologi
Jenis topologi yang paling sederhana dari banyaknya topologi
adalah topologi point to point. Topologi ini juga memiliki fungsinya
yang pada dasarnya sama, yakni menghubungkan dua buah titik pada
42
2. Masukkan peta (Lubuk Sikaping) yang ingin di digitasi dengan cara klik
Add data → pilih peta Lubuk Sikaping (sesuai tugas yang telah diberikan)
→ add.
4. Membuat titik ikat, klik Add Control Point → Zoom In pada area peta yang
ingin kita buat titik ikatnya → Klik setiap sudut peta → Zoom Out untuk
memasukkan nilai dari titik koordinatnya → Klik kanan → Insert DMS of
Long and Lat → Masukkan nilai koordinatnya sesuai dengan yang ada
pada peta → OK → Klik Full Extent. Lakukan hal yang sama hingga 4
titik ikat.
6. Kemudian digitasi peta, klik Catalog → Klik kanan di Folder peta yang
telah dibuat → New → Shapefile → Muncul kotak Dialog dari Shapefile
→ ubah name berdasarkan keterangan yang ada pada peta “Tup” karena
merupakan bagian pada peta geologi yang ingin kita digitasi pertama →
Feature Type menjadi Polygon → Klik Edit pada Spatial Preference →
Pilih zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984 UTM Zone 47 N” →
OK.
8. Selanjutnya mulai untuk digitasi, klik kiri dan ikuti formasi / simbol yang
ada – jika telah selesai, klik 2 kali untuk mengakhiri 1 (satu) digitasi yang
telah dibuat → klik editor → save editing → stop editing. Ulangi poin ke
6, 7 dan 8 untuk formasi lainnya.
9. Untuk membuat simbol sesar klik kanan pada Folder peta yang telah
dibuat → New → ShapeFile → Muncul kotak Dialog dari ShapeFile →
Ubah Name menjadi “Sesar” → Feature Type menjadi Polyline → Pilih
zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984 UTM Zone 47N”.
11. Untuk membuat label atau penamaan pada formasi, klik kanan pada layer
yang ingin di buat label → open attribute table → table options → add
field → isi nama sesuai layer yang ingin di beri label →“type” diganti
menjadi “ket” → Selanjutnya, klik editor → start editing → klik pada tabel
yang ingin di ketik → beri nama sesuai pada digitasi yang akan kita beri
label → jika sudah editin,→ save editing→ stop editing.
13. Jika semua digitasi telah memiliki label, unchecklist peta Lubuk Sikaping
pada kotak table of content. Setelah unchecklist peta, maka yang terlihat
hasil digitasi kita, sebelum masuk ke layout, atur layout sesuai format, klik
file → page and print setup → size A3, orientation landscape, centang
pada“scale map element”→ ok.
14. Untuk melihat hasil layout , klik view →layout view, bisa juga dengan klik
icon “layout” pada bawah pojok kanan.
15. Jika tampilan layout belum sesuai dengan yang seharusnya, kita dapat
mengatur layout dengan tools zoom in, zoom out, move, dan full extent.
16. Jika sudah, klik rectangle →buat sesuai yang dibutuhkan →klik kanan
pada rectangle → properties → fill colour “no clour” → outline color
“black” → atur ketebalan outline jika di perlukan → ok
17. Untuk mengatur field (judul peta, legenda, nama, dan lainnya) dapat
menggunakan ruller. Dalam memberikan judul peta, klik insert → tittle,
untuk mengatur font, ukuran dan lain-lain, klik kanan → properties.
18. Memberikan mata angin dapat klik insert → north arrow → ok . Dapat
disesuaikan dengan yang kita inginkan dan dapat disesuaikan juga
ukurannya.
19. Memberikan skala angka, klik insert → scale text → absolute text → ok
(untuk mengatur size, font) dapat dilakukan di properties sebelum kita
mengklik “ok”.
20. Memberikan skala batang, klik insert → scale bar → pilih “double scale
bar matric 1” → ok (untuk mengatur font, size, dan lainnya) dapat dil-
akukan di properties sebelum kita mengklik “ok”
21. Membuat nama pembuat peta dengan Multiline Text (format sesuaikan
dengan ketentuan).
22. Memberikan keterangan, klik insert → legend → akan tampil kotak dialog,
kita masukkan legenda / keterangan yang ingin kita cantumkan dalam peta
→ next → atur size, font , dan lainnya → next → next → finish.
23. Dalam memberikan keterangan atau penjelasan detail terkait legenda ter-
sebut, kita dapat klik insert → teks → klik → lalu isikan sesuai dengan
informasi yang ada. Atau bias juga klik symbol “A” pada bagian bawah
dekat dengan tools “rectangle”.
24. Memberikan sumber. Tidak jauh beda dengan title, klik insert → title ketik
berdasarkan sumber yang ada → atur font dan size yang di inginkan.
25. Membuat grid, klik kanan pada peta → properties → grid → new grid →
measure grid next → pada appearance pilih “labels only” → next → next
→ apply → ok.
26. Dalam membuat inset peta, klik insert → data frame → klik kanan pada
layer data frame→ add data→ cari shape file pada bahan pertemuan 2
INDONESIA_KAB.shp→add→kemudian masukan indeks peta. Dan
untuk membuat Grid inset peta, sama seperti membuat grid pada peta ge-
ologi. Klik peta → Klik kanan → Properties → Grids → New Grid →
Measure Grid, Next → pada Appearance pilih Labels Only, Next → Next
→ Next→ Apply → OK.
10. Musk
FORMASI SIKUBU: Wake metagunungapi klastika, batuan gunungapi
andesit dan peperit.
11. Muwm
MELANGE KELOMPOK WOYLA: Batuhijau, metawake, metatufa,
metabatugamping, dipisahkan oleh serpentin; beberapa rijang beraneka
warna dan sekis talk.
12. Muw
KELOMPOK WOYLA, tak terbedakan: Metagunungapi, metatufa,
metabatugamping, metawake, batuhijau, filit, batusabak.
13. Muwl
KELOMPOK WOYLA, batugamping serbaaneka: Metabatugamping,
batugamping sebakan dan batusabak gampingan.
14. MPu
Lapisan Paleozoikum dan/atau Mesozoikum tak
terbedakan: Metagunungapi hornfel, batusabak dan sedikit batugamping.
15. MPul
Batugamping Paleozoikum dan/atau Mesozoikum tak terbedakan (dimana
dipetakan secara tersendiri).
16. Qf
Kipas “Piedmont”: Konglomerat dan pasir kasar.
17. Qpmi
FORMASI MINAS: Pasir, kerikil, lumpur dan lanau.
18. Tup
FORMASI PETANI: Batulumpur bioturbat dan berkarbon, batulanau dan
serpih.
19. Tmt
FORMASI TELISA: Batulanau berkarbon samapai gampingan, batupasir
lanauan dan serpih, konglomerat, sedikit batugamping dan serpih
glaukonit.
20. Tmtl
FORMASI TELISA, Anggota Alas Batugamping.
62
21. Tms
FORMASI SIHAPAS: Batupasir kuarsa bersih, serpih berkarbon
batulanau, konglomerat.
22. Tmsk
FORMASI SIHAPAS, Anggota Kanan: Batupasir, kemungkinan
glaukonit.
23. Tmsc
FORMASI SIHAPAS, Anggota Cubadak: Kerikil batupasir kuarsa yang
ditindih oleh batulumpur, batupasir gunungapi dan batugamping.
24. Tlpe
FORMASI PEMATANG (Hanya singkapan bawah permukaan):
Batulempung, serpih berkarbon, batupasir dan konglomerat.
25. Mlt
FORMASI TELUKKIDO: Argilit dan renit felspatik piritik; batubara tipis
dan sisa tumbuhan.
26. Mltl
FORMASI TELUKKIDO, Anggota Batugamping: Batugamping
lempungan.
27. Mtc
FORMASI CUBADAK: Batulumpur, batulanau, batupasir gunungapi
klastika.
28. Pps
FORMASI SILUNGKANG: Batugamping, metagunungapi basa,
metatufa, batupasir gunungapi klastika.
29. Ppsl
FORMASI SILUNGKANG, Anggota batugamping: Metabatugamping.
30. Puku
FORMASI KUANTAN: Batusabak, kuarsit dan arenit metakuarsa, wake,
filit.
31. Pukul
FORMASI KUANTAN, Anggota Batugamping: Metabatugamping.
63
32. Pukup
FORMASI KUANTAN, Anggota Pawan: Metabatugamping dan
metagunungapi sekis basa.
33. Qhvsm
PUSAT SORIKMERAPI
34. Qvsm
Terutama lahar andesitik dan breksi gunungapi.
35. Qvmt
1. Breksi dan lava andesitik lebih tua terutama pada kerucut
2. Lava andesitik muda
3. Lahar andesitik sampai dasitik, breksi gunungapi dan lava, terutama
rombakan dari 1 dan 2.
36. Qvta
Hasil dari G. Talamau:
1. Endapan pertama, terutama lava
2. Endapan kedua, terutama lahar
3. Endapan ketiga (rombakan), terutama aluvium gunungapi klastika
37. Qvpa
Hasil dari G. Pasaman:
1. Endapan pertama, terutama lava
2. Endapan kedua, terutama lahar
3. Endapan ketiga (rombakan), terutama aluvium gunungapi klastika
38. Qvsk
Andesit dan basal porfiritik.
39. Qvga
Andesit dan dasit vesikuler.
40. Qhvm
Tufa batuapung riolitik
41. Tmv
Tak terbedakan, terutama lapisan batuan gunungapi, tidak menunjukkan
bekas pusat gunungapi.
64
42. Tmvsk
FORMASI GUNUNGAPI SIKARAKARA:
1. breksi dan lava andesitik berbutir halus
2. endapan rombakan
43. Tmvab
FORMASI GUNUNGAPI AIRBANGIS: Andesit porfiritik
44. Tmvsg
FORMASI GUNUNGAPI SALIGARO: Porfiritik, lava andesitik dan
breksi kerapkali terpengaruh tektonik.
45. Tmvam
FORMASI GUNUNGAPI AMAS: Batuan gunungapi klastika menengah
dan sedikit intrusif.
46. Tuvm
FORMASI GUNUNGAPI MANGANI: Lava asam sampai basa, batuan
gunungapi klastika dan sedikit intrusif.
47. Tlvl
FORMASI GUNUNGAPI LANGSAT: Lava basa absarokitik, porfiritik
kaya akan piroksen.
48. Ppvp
FORMASI GUNUNGAPI PANTI: Metagunungapi, batuhujau,
metagunungapi klastika.
49. Tmiti
INTRUSI TIMBAHAN: Granodiorit hornblenda, mikrogranodiorit dan
dioritoida.
50. Tmipl
INTRUSI PARLAMPUNGAN: Granodiorit dan diorit.
51. Tmid
DIORIT DORAS: Subvolkanik mikrodiorit porfiritik.
52. Tmisp
DIORIT SOPAN: Subvolkanik mikrodiorit porfiritik.
65
53. Tmibi
MIKROGRANIT BINAIL: Subvolkanik mikrogranit dan riolit, kerakal
terpengaruh tektonik tinggi.
54. Tuim
PORFIR MANGANI: Forfir felspar.
55. Tmimn
BATOLIT MANUNGGAL: Granodiorit, granit, leukogranit dan
mikrogranit.
56. TMiab
INTRUSI AIRBANGIS: Adamelit, granodiorit, leukogranit dan
mikrogranit.
57. Tmik
INTRUSI KANAIKAN: Leukogranit, granodiorit, sebagian sangat
terpengaruh tektonik.
58. TMi
Aneka terobosan: Granodiorit, granit dan leukogranit, tergunting lemah
hingga kuat.
59. TMiu
INTRUSI ULAI: Granodiorit pegmatit, granodiorit dan granit biotit,
sebagian sangat terpengaruh tektonik.
60. Muse
Serpentinit, sisa peridotit dan piroksenit, breksi serpentin dan batuan yang
berhubungan dengan batuan retas.
61. Mupu
KOMPLEK ULTRAMAFIK PASAMAN: Harzburgit, dunit, retas
piroksenit, serpentinit dalam zona tergunting.
62. Mtims
INTRUSI MUARASIPONGI: Granit, granodiorit dan diorit.
63. MPirr
INTRUSI RAO RAO: Granitoida, leukogranit dan diorit kaya akan
kumulus plagioklas.
66
64. MPip
BATOLIT PANYABUNGAN: Granit, mikrogranit, leukogranit, beberapa
terfoliasi sampai bersifat genes, dan diorit.
65. Mpiro
INTRUSI ROKAN: Pegmatit, mengandung kasiterit granit dan granodiorit
dengan zona kataklasis.
66. Mpitd
BATOLIT TANDUKUMBANG: Granodiorit, granit, porfir, mikrodiorit,
dolerit, seringkali tergunting hingga berubah bentuk.
67. Mpi
Terutama aneka terobosan granitik dengan sedikit granodiorit dan diorit.