Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PERANGKAT LUNAK ARCGIS 10.8

1.1 Dasar Teori

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)

yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis

komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau

informasi geografis (Aronoff, 1989).

Data dan Informasi spasial merupakan bahan dasar dalam SIG. Data

ataupun realitas di dunia/alam akan di olah menjadi suatu informasi yang

terangkum dalam suatu sistem berbasis keruangan dengan tujuan-tujuan

tertentu.

Perkembangan teknologi komputerisasi pada saat ini merupakan salah

satu parameter dari tingkat pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan

yang semakin modern, sebagai contoh dunia rekayasa dan rancang bangun

kini tidak dapat dilepaskan dari proses komputerisasi di bidang pengolahan

data maupun penggambaran. Survey pemetaan sebagai bagian terkait pun

tidak luput dari hal itu, yang dalam dekade terakhir ini melaju begitu

pesatnya. Dari proses pengambilan data di lapangan, kini tersedia peralatan-

peralatan elektronik yang langsung menghasilkan data digital.

Di lain hal, Sistem Informasi Geografis, yang tidak lain berbasiskan

“peta digital” juga menjadi tren teknologi informasi dan kini semakin disadari

1
2

perlunya dalam menunjang analisis data terpadu, antara lain dalam hal

analisis bencana alam, analisis potensi sumber daya alam, analisis bidang

perencanaan dan pengembangan wilayah, dll.

Software ArcMap adalah salah satu perangkat lunak yang handal dan

populer di bidang teknik pemetaan, sehingga sering kali dijadikan format

standard gambar atau peta digital. Kemampuannya dalam mengelola objek

citra serta melakukan linking dengan database dari luar menambah daya tarik

tersendiri.

1.1.1 Peta Digital

Peta digital merupakan peta yang data grafis, data tekstual, dan

segala atributnya tersimpan pada komputer (dalam format digital).

Jenis peta ini mulai dikembangkan pada era 80-an, seiring dengan

perkembangan teknologi komputer. Jenis data digitalnya sendiri

biasanya terdiri atas dua jenis, yakni :

1. Data Vektor

Tiap detail alam digambarkan sebagai sebuah entitas yang

berupa garis dengan arah tertentu (vektor) atau titik. Detail luasan

digambarkan sebagai area yang dibatasi oleh garis penutup. Sebuah

detail jalan, misalnya, dapat didefinisikan sebagai satu entitas

garis. Kondisi demikian memungkinkan kita untuk

mengelompokkan detail/entitas tertentu pada lapisan (layer)

tertentu sehingga sangat memudahkan manajemen basis data.


3

2. Data Raster

Data dibagi dalam petak-petak kecil yang masing-masing

memiliki karakter spesifik (warna, intensitas, pola, tektstur).

Besarnya petakan tergantung resolusi gambar, yang dalam hal ini

tergantung pada media asli (muka bumi, peta, atau foto) dan alat

perekamnya (satelit, kamera digital, atau scanner). Analisis spasial

dapat ditangani lebih mudah pada peta raster, namun sisi

kartografinya kurang baik serta sulit pula untuk menangani objek

dalam definisi garis (jalan, sungai, dan batas – batas vegetasi).

1.1.2 Tahapan Pemetaan Digital

Pemetaan digital merupakan penggambaran permukaan bumi

dengan menggunakan komputer dan data koordinat. Peta yang

dihasilkan dari pemetaan digital disebut peta digital. Sedangkan proses

pembuatan peta digital dikenal dengan proses digitasi (digitising).

Digitising dapat didefinisikan sebagai proses konversi data atau peta

dari media kertas ke format digital. Format dari peta digital dapat

berupa data raster dan data vector. Data raster adalah semua data

digital yang didapat dari hasil scanning. Sedangkan data vector adalah

data raster yang telah mengalami pengolahan dengan komputer.


4

1.1.3 Digitasi

Pada dasarnya untuk mengubah sebuah peta “kertas” menjadi

peta digital ada dua metode yang digunakan, Digitasi langsung dan

digitasi tidak langsung.

1. Digitasi Langsung

Digitasi peta secara langsung berarti melakukan proses

digitasi atau proses penggambaran ulang secara langsung di atas

peta kertas. Digitasi langsung dilakukan dengan menggunakan

alat digitizer. Pada proses digitasi ini, gambar dari peta garis

analog (di atas media kertas) dipindahkan ke media perekam

disket dalam format digital.

2. Digitasi Tak Langsung

Digitasi peta secara tidak langsung merupakan proses

penggambaran ulang dari peta garis/analog menjadi peta digital

dengan bantuan alat pemindai (scanner). Setelah di scanner, peta

baru digambar ulang dengan komputer menggunakan software

ArcMap. Pada digitasi tidak langsung ini, diperlukan beberapa

alat sebagai pendukung di dalam proses digitasi yang akan

dilakukan, yakni :

a. Scanner, untuk men-scan peta sebelum melakukan digitasi

dengan komputer. untuk perangkat keras ini ada yang mampu

memindai kertas yang besar / sampai dengan A0.


5

b. Satu unit PC (personal computer) dengan spesifikasi yang

mampu digunakan dalam proses digitasi pemindai (scanner).

c. Plotter, alat untuk menerjemahkan serta mentransformasikan

data gambar digital menjadi gerakan mekanik pada bidang (diatas

media analog kertas atau kalkir).

1.1.4 Topologi

Sebuah topologi menggambarkan hubungan antar geometri

dalam sebuah gambar. Berikut ini beberapa definisi topologi :

1. Topologi adalah metode matematis yang digunakan untuk

mendefinisikan hubungan spasial .

2. Topologi adalah studi mengenai properties milik figure yang

tidak berubah ketika bentuknya dipelintir, diregangkan,

disusutkan, atau didistorsikan, asal tidak diputuskan atau

dihancurkan (topologinya) .

3. Topologi merupakan cabang ilmu matematika yang berurusan

dengan dua jenis objek titik-titik (nodes) dan garis-garis (arcs,

string, edge) dan satu tipe relasi dasar di antara objek tersebut

(incidence). Dengan demikian, topologi merupakan suatu teknik

yang digunakan untuk mencatat, merekam, dan memanipulasi

hubungan-hubungan logika yang terdapat di dalam unsur-unsur

peta dan informasi geografis.


6

Struktur datanya menentukan bagaimana dan dimana titik-titik

dan garis-garis berhubungan satu sama lain pada satu node

(persimpangan topologi). Urutan koneksi atau keterhubungannya juga

menentukan bentuk dari suatu Arc atau Polygon. Ada tiga macam

komponen topologi yang perlu diketahui, sebagai bahan analisis di

dalam pemetaan digital, yaitu :

1. Topologi titik (nodes, point) adalah kumpulan objek-objek

dengan bentuk point (nodes) yang membentuk suatu jaringan,

misalnya jajaran lampu jalanan di sepanjang jalan raya, jalur hijau

yang berada di kota, atau lokasi pengambilan sampel untuk

pengeboran minyak.

2. Topologi jaringan (network topology), yaitu objek-objek bentuk

jaringan linear yang saling terhubungkan (connect). Ketika anda

membuat jaringan topologi, informasi tentang link dan hubungan

objek-objek tersebut disimpan sebagai data objek pada masing-

masing objek yang di hubungkan. Contoh dari topologi jaringan

adalah jaringan distribusi air, jaringan sungai dan jaringan jalan.

3. Topologi luasan (region, polygon), yaitu objek bentuk kurva

tertutup yang biasanya menjadi batasan suatu daerah.


7

1.2 Langkah Kerja

1. Buka aplikasi ArcMap 10.8

Gambar 1. 1 ArcGIS 10.8

2. Untuk membuat project baru, klik File → New → Klik Blank Map

→ OK

Gambar 1. 2 Open Folder


8

3. Untuk membuka Folder yang menyimpan peta yang ingin kita digitasi,

klik Catalog → Connect to Folder → Cari posisi file dari peta yang

ingin kita lakukan digitasi, OK → Folder yang kita pilih akan muncul

dalam Catalog → Buka Folder yang ada pada Catalog, pilih peta yang

ingin kita digitasi, Drag peta tersebut ke dalam lembar kerja.

Gambar 1. 3 Connect to Folder

4. Untuk menentukan zona pada peta, klik peta → Klik kanan → Data

Frame Properties → Coordinate System → Buka file Projected

Coordinate System → UTM → WGS 1984 → Southern Hemisphere →

Pilih “WGS 1984 UTM Zone 48S” → Apply → OK.


9

Gambar 1. 4 WGS 1984 UTM Zone 48S

5. Untuk membuat titik ikat, Klik Add Control Point → Zoom In pada area

peta yang ingin kita buat titik ikatnya (setiap sudut pada peta) → Klik

setiap sudut peta→ Zoom Out untuk memasukkan nilai dari titik

koordinatnya → Klik kanan → Insert DMS of Long and Lat →

Masukkan nilai koordinatnya sesuai dengan yang ada pada peta → OK

→ Klik Full Extent.

Gambar 1. 5 Georeferencing
10

6. Untuk membuat titik ikat ke-2, ke-3 dan ke-4 caranya sama dengan

sebelumnya seperti pada poin ke-5 Tentukan titik ikat pada setiap sudut

peta.

Gambar 1. 6 Titik Ikat

7. Setelah semua titik ikat kita dapatkan, Klik Georeferencing → Update

Georeferencing.

Gambar 1. 7 Update Georeferencing

8. Kemudian untuk digitasi, klik Catalog → Klik kanan di Folder peta

yang telah dibuat → New → ShapeFile → Muncul kotak Dialog dari

ShapeFile → Ubah Name berdasarkan keterangan yang ada pada peta


11

“Pa” karena merupakan salah satu formasi pada peta geologi yang ingin

kita digitasi → Feature Type menjadi Polygon → Klik Edit pada Spatial

Preference → Pilih zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984

UTM Zone 48S” → OK → OK.

Gambar 1. 8 Shapefile

9. Setelah ini kita dapat memulai digitasi, klik Editor → Start Editing →

Editor → Editing Windows → Create Features, akan muncul kotak

Dialog disebelah kanan → Klik formasi yang ingin kita digitasi, dalam

hal ini Pa.


12

Gambar 1. 9 Editor

10. Lalu kita dapat memulai digitasi, dengan klik kiri dan mengikuti

formasi yang ada → Apabila telah sampai pada titik awal, klik 2 kali

untuk mengakhirinya agar menjadi bentuk yang Solid → Klik Editor →

Stop Editing → Yes.

Gambar 1. 10 Setelah di Digitasi

11. Ulangi langkah ke-8, ke-9, dan ke-10 untuk mendigitasi formasi yang

lainnya.

12. Untuk membuat sungai, klik kanan pada Folder peta yang telah dibuat

→ New → ShapeFile → Muncul kotak Dialog dari ShapeFile → Ubah


13

Name menjadi “Sungai” → Feature Type menjadi Polyline → Pilih

zona yang sama dengan sebelumnya“WGS 1984 UTM Zone 48S”

Gambar 1. 11 ShapeFile

13. Klik Editor → Start Editing → Klik Editing → Editing Windows →

Create Features, akan muncul kotak Dialog disebelah kanan → Klik

pada “Sungai” yang ingin kita digitasi.

Gambar 1. 12 Editor

14. Lalu ikuti gambar sungai pada peta yang ingin kita digitasi, untuk

mengakhiri Line tersebut dapat klik 2 kali dan membuat Line baru.

Setelah selesai klik Editor → Stop Editing → Yes.


14

Gambar 1. 13 Setelah di Digitasi

15. Ulangi langkah ke-12, ke-13, dan ke-14 untuk mendigitasi keterangan

peta yang lainnya.

16. Untuk membuat Label pada formasi yang kita buat, klik kanan pada

layer yang ingin kita berikan nama “Tmbk” → Open Attribute Table →

Table Options → Add Field → Name “ket”, Type “Text” → OK

Gambar 1. 14 Label

17. Untuk mengetik pada tabel “ket”, klik Editor → Start Editing → Klik

pada tabel yang ingin kita ketik → Ketik label yang ingin kita tambilkan

pada hasil digitasi berdasarkan formasi yang ada, yaitu “Tmbk” →


15

Apabila sudah, klik Editor → Stop Editing → Yes → Close. Untuk

memunculkan labelnya, klik kanan pada layernya → Properties →

Ubah Label Field menjadi “ket” → Apply → OK.

Gambar 1. 15 Editor

18. Ulangi Langkah ke-16, dan ke-17 untuk memberi label pada formasi

peta.

19. Sekarang yang ada hanyalah hasil digitasi peta kita, untuk

memasukkannya ke dalam Layout, atur terlebih dahulu. klik → File →

Page and Print Setup → Size “A3”, Orientation “Landscape”, centang

pada “Scale Map Elements.” → OK.


16

Gambar 1. 16 Page and Print Setup

20. Untuk melihatnya pada hasil Layout, klik View → Layout View.

Gambar 1. 17 Layout View

21. Karena pada hasil digitasi dalam layout kecil, kita dapat

menyesuaikannya dengan menggunakan Tool Zoom In, Zoom Out,

Move dan Full Extent.


17

Gambar 1.18 Tools

22. Untuk mengatur Field yang berisi judul peta, legenda dan lainnya dapat

dibantu menggunakan Ruler.

Gambar 1. 19 Ruler

23. Apabila sudah, klik Rectangle → Buat sesuai dengan yang telah kita

tentukan dengan Ruler sebelumnya → Atur warna pada Rectangle, klik

kanan pada Rectangle → Properties → Fill Color “No Color”, Outline

Color “Black” → OK.


18

Gambar 1. 20 Rectangle

24. Memberikan judul peta, klik Insert → Title → Untuk mengatur tulisan,

Font, dan lainnya dapat klik kanan → Properties. Di sana kita dapat

mengaturnya sesuai dengan format yang kita inginkan.

Gambar 1. 21 Insert Title

25. Memberikan mata angin, klik Insert → North Arrow → Dapat kita pilih

sesuai format yang kita inginkan.


19

Gambar 1. 22 Insert North Arrow

26. Memberikan skala angka, klik Insert → Scale Text → Absolute Scale

→ Untuk mengaturnya kita dapat klik Properties (dapat mengatur Font,

Size) → Apabila telah diatur, klik OK.

Gambar 1. 23 Insert Scale Text

27. Memberikan skala batang, klik Insert → Scale Bar → Double

Alternating Scale Bar Matric 1 → Untuk mengaturnya kita dapat klik

Properties (dapat mengatur Font, Size, Number Division, Subdivision)

→ Apabila telah diatur, klik OK.


20

Gambar 1. 24 Insert Scale Bar

28. Untuk membuat keterangan, klik Insert → Legend → Akan tampil

kotak dialog Legend Wizard, dapat kita atur apa saja yang ingin kita

tampilkan atau tidak di tampilkan pada keterangan tersebut → Next →

Pada Legend Title dapat kita ubah dengan “Keterangan”, dapat juga

mengatur Size, Color dan Font → Next → Next → Finish.

Gambar 1. 25 Insert Legend

29. Untuk memberikan keterangan pada setiap legenda tersebut kita dapat

klik Insert → Text, lalu ketik isinya sesuai dengan informasi yang ada.
21

Gambar 1. 26 Insert Text

30. Untuk memberikan sumber, klik Insert → Title → Ketik berdasarkan

sumber yang ada, Font dan Size dapat kita sesuaikan.

Gambar 1. 27 Insert Title

31. Lalu untuk memberikan Indeks Peta. Memasukkan gambar dapat klik

Insert → Picture → Pilih gambar yang ingin kita masukkan. Setelah

muncul pada Layout dapat kita sesuaikan ukurannya. Dalam penulisan

kita bisa menggunakan Title dari Insert.


22

Gambar 1. 28 Indeks Peta

32. Membuat Grid pada peta, klik peta → Klik kanan → Properties →

Grids → New Grid → Measure Grid, Next → Pada Appearance pilih

Labels Only, Next → Next → Next → Apply → OK

Gambar 1. 29 Grid

33. Akan muncul Grid pada peta kita, apabila dirasa kurang pas dengan

sesuai yang kita inginkan, klik kanan → Properties → Grids →

Properties, disana kita dapat mengaturnya sesuai yang kita inginkan.

Apabila sudah, Apply → OK


23

Gambar 1. 30 Properties
24

1.3 Hasil Akhir


25

1.4 Analisis dan Pembahasan

1.4.1 Analisis

Dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dalam digitasi

peta geologi suatu daerah menggunakan Software ArcGis 10.8

dijabarkan dengan 33 langkah kerja yang dibuat dengan seksama.

Dalam keseluruhan langkah dapat kita ketahui mulai dari awal hingga

akhir, misalnya: memasukkan data yaitu peta itu sendiri, me-Raster

peta sesuai koordinatnya, me-digitasi peta, membuat Layout peta

beserta isinya.

Dimana dalam proses digitasi peta, kita dapatkan dalam peta

daerah Sindangbarang dan Bandarwaru tepatnya di Pulau Sulawesi

tersebut memiliki 18 formasi yang berbeda-beda juga terdapat 3

tambahan keterangan seperti sungai, sesar, strike and dip, antiklin,

sinklin, struktur kelurusan, kontak, sesar geser dan sesar naik.

1.4.2 Pembahasan

Pada gambar akhir yang telah kita buat, yaitu peta geologi

Malili yang berada di Pulau Sulawesi, pada layout hasil digitasi

tersebut kita dapatkan skalanya 1 : 250.000. yang artinya 1 cm pada

peta 250.000 cm jarak sebenarnya atau 2,5 km pada jarak sebenarnya.


26

Dengan adanya 18 formasi ataupun endapan yang ditemukan,

Juga ada 3 keterangan lainnya, seperti; sungai, sesar, strike and dip,

antiklin, sinklin, struktur kelurusan, kontak, sesar geser dan sesar naik.

Anda mungkin juga menyukai