Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ALAT BERAT POWER SHOVEL DAN DRAGLINE

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4 (EMPAT)

Geraldho Simatupang 213020504036 Mars Brein Sembiring 213020504043


Merce Masriani Zalukhu 213020504037 Grace Yulita 213020504044
Bell Petter Simandalahi 213020504039 Rolita Grace Cyndi Purba 213020504045
Frich Rudolf Turnip 213020504040 Michael K Lendrawan 213030504047
Junisen Rolexlin Sirat 213020504041 Nico Perdana S Selamat 213030504048
Beni D. Alprianus 213030504049

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
dengan judul “ALAT BERAT POWER SHOVEL DAN DRAGLINE”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah regulasi pertambangan yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang ikut turut membantu menyumbangkan pikiran serta
pendapat dalam mengerjakan makalah ini. Penulis berharap adanya makalah ini
dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Penulis sadar, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena adanya keterbatasan pengetahuan dan pikiran. Untuk itu ,
penulis berharap adanya kritik dan saran yang dapat membangun untuk
memperbaiki hasil makalah ini.

Palangka Raya, 08 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN............................................................................................................iv
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................iv
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................iv
1.3 TUJUAN..................................................................................................................v
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
2.1 POWER SHOVEL.................................................................................................1
2.1.1 Teknis Kerja Power Shovel...............................................................................2
2.1.2 Ukuran Power Shovel........................................................................................3
2.1 3 Produksi Shovel................................................................................................4
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan...............................................................................7
2.2 DRAGLINE............................................................................................................8
2.2.1 Teknis Kerja Dragline.......................................................................................8
2.2.2 Ukuran Dragline................................................................................................9
2.2.3 Jenis Drive Dragline........................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................12
3.2 SARAN..................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu
proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara),
bangunan air (waduk, bendung, bendungan, pelabuhan), dan bangunan
gedung bertingkat. Alat berat di dalam suatu proyek bangunan memiliki
peran yang sangat penting dalam hal keberlangsungan proyek tersebut. 
Dalam kegiatan pertambangan, terdapat kegiatan penambangan yang
meliputi gali, muat, dan angkut suatu bahan galian. Baik dalam
pengelupasan over burden maupun memindahkan suatu material. Sehingga
alat berat berperan penting dalam keberlangsungan kegiatan pertambangan.
Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah dan memindahkan
bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu
implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya, serta sistem
kendali.
Beberapa alat berat dalam pertambangan yaitu, Dragline dan Power
Shovel. Dragline berupa Excavator yang dapat berfungsi untuk pemintan
tanah mekanis. Power Shovel berupa skop untuk menggali suatu material.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Power Shovel?
2. Apa itu Dragline?
3. Bagaimana teknis kerja power shovel?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan power shovel?
5. Bagaimana teknis kerja dragline?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dragline?

iv
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tentang power shovel
2. Mengetahui tentang dragline
3. Mengetahui teknis kerja power shovel
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan power shovel
5. Mengetahui teknis kerja dragline
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dragline

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 POWER SHOVEL


Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering
digunakan, yaitu berupa skop mekanisasi yang amat besar. Dengan
memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah
tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat
angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan
persediaan (stock  pilling ). Pada umumnya  power shovel ini dipasang di
atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain
stabilitas dan kemapuan  floating nya. Power shovel  di lapangan digunakan
terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat
kedudukan alat.

Macam shovel  dibedakan dalam dua hal, yaitu shovel dengan kendali


kabel (cable controlled ) dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic
controlled ). Bagian-bagian yang terpenting dari shovel adalah sebagai
berikut :

1. Bucket 
2. Tangkai bucket
3. Sling bucket
4. Rol ujung
5. Boom
6. Sling boom
7. Penahan boom
8. Mesin penggerak
9. Counter welight (penyeimbang)
10. Kabin operator

vi
11. Under carriage

2.1.1 Teknis Kerja Power Shovel


Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat
tebing yang akan digali, dengan menggerakkan dipper/bucket ke
depan kemudian dikerukkan dari bawah ke atas sambil menggaruk
tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat
masuk dalam bucket, jika bucket sudah penuh, maka bucket ditarik ke
luar. Operator yang telah berpengalaman dapat mengatur gerakan ini
sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pada saat bucket
mencapai bagian atas tebing.

Setelah terisi penuh, kemudian superstructure (kabin beserta boom)


dapat diputar (swing ) ke kanan atau kekiri menghadap posisi truck
untuk menumpahkan isi dipper. Setelah itu maka shovel 
digerakan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat bekerja
seperti semula.

Penggunaan power shovel

1. Sebagai Alat Gali


 Membuat tanggul
 Menggali secara datar
 Membuat lereng
 Menggali ke arah yang lebih rendah
 Membuat parit
2. Sebagai Alat Muat
 Memuat ke alat angkut
 Membuang material ke samping
 Menimbun ke atas tumpukan material
 Menimbun ke dalam hopper

vii
2.1.2 Ukuran Power Shovel
Ukuran shovel didasarkan pada besarnya bucket yang dinyatakan
dalam m3 atau cu-yd, dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck )
atau munjung (heaped ), juga dalam kondisi tanah alam atau lepas.
Dalam perdagangan terdapat shovel dengan kapasitas bucket  0,50;
0,75; 1,00; 1,25; 1,50; 2,00; dan 2,50 cu-yd,sesuai ketentuan-
ketentuan dari Power Crane & Shovel Association (PCSA). Untuk
ukuran-ukuran yang lebih besar dapat dibuat sesuai dengan
permintaan.

Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain :


banyaknya volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak
pekerjaan kecil-kecil di tempat-tempat yang berjauhan satu sama lain,
maka pemilihan shovel dengan truck mounted merupakan keuntungan
yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan terpusat di satu
tempat dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting dan
crawler mounted shovel lebih menguntungkan. Pemilihan shovel
dengan ukuran yang lebih besar dipertimbangkan atas dasar sebagai
berikut :

1. Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus


dipertimbangkan jalan angkut yang ada.
2. Pengausan bagian-bagian (spare parts) ukuran besar relative besar
pula, karena pekerjaan yang dilakukan juga besar.
3. Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu
menghancurkan batu-batu.
4. Biaya untuk operator shovel besar relatif kecil, karena
produksinya besar.
5. Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras
karenatenaganya lebih besar.
6. Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat.

viii
2.1 3 Produksi Shovel
Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time
selama operasi berlangsung. Satu cycle time terdiri dari
menggali/mengisi bucket , berputar (swing ), membuang (dump), dan
berputar (swing ) ke posisi semula.Faktor-faktor selama operasi,
keadaan medan, dan hambatan-hambatan lain perludipertimbangkan,
karena akan mempengaruhi produksi shovel .
1. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel . Tinggi
tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian
besarnya,sehingga pada waktu dipper/bucket  mencapai titik
tertinggi tebing sudah terisi penuh, dengan tidak perlu memberikan
beban yang berlebihan pada mesin. Tinggitebing yang demikian
disebut dengan tinggi optimal, yang bagi shovel - shovel yang
dibuat menurut spesifikasi PCSA untuk masing – masing ukuran
shovel danmacam tanah yang digali diberikan seperti pada tabel di
atas.

ix
Angka-angka dalam tabel diatas adalah angka praktik, meskipun
tidak tepat benar dapat digunakan sebagai titik tolak ukur
perencanaan pekerjaan penggalian tebing. Bila tinggi tebing kurang
optimal, maka tidak mungkin mengisi bucket sekaligus penuh
dalam satu pass tanpa memberikan beban lebih pada mesin.
Hal ini akan menyebabkan lekas rusaknya mesin, maka operatorda
pat memilih dua kemungkinan, ialah mengisi bucket penuh dalam
beberapa kali pass atau membiarkan bucket  tidak terisi penuh
langsung di dump, tentu saja kedua hal tersebut akan
mempengaruhi produksi shovel . Sebaliknya bila tebing lebih tinggi
dari optimal, operator harus hati-hati agar tidak terjadi lubang-
lubang dalam tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya tebing
tersebut dan menimpa shovel . Operator dapat memilih menggali
dengan mengurangi tenaga tekan pada bucket  ke dalam tebing,
atau penggalian tidak dimulai di dasar tebing, atau menggali secara

x
normal tetapi membiarkan tanah tumpah dari bucket  dan
mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi
produksi shovel .
2. Pengaruh sudut putar (swing ) terhadap produksi shovel. Sudut
putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal
antara kedudukan dipper/ bucket pada waktu menggali dan pada
waktu membuang muatan, yang dinyatakan dalam derajat.
Besarnya sudut putar ini mempengaruhi cycle time pekerjaan,
sehingga mempenganruhi produksi shovel. Pada tabel di bawah ini
diberikan faktor koreksi produksi shovel untuk sudut putar dan
persen tinggi galian optimal.

3. Pengaruh keadaan medan (job condition) terhadap produksi


shovel . Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan
tempat alat tersebut bekerja. Tempat penggalian yang ideal antara
lain memenuhi syarat lantaikerja yang keras, drainase yang baik,
tempat kerja yang luas, truk pengangkut dapat ditempatkan pada
kedua sisi shovel  untuk menghindari waktu tunggu,
tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara, jalan ang
kut tidak terpengaruh keadaan musim, perbandingan yang sesuai
antara produksi shovel  dengan truk pengangkutnya. Keadaan
medan ini dinyatakan sebagai sangat
baik, baik, sedang, dan kurang menguntungkan, tetapi tidak ada uk
uran yang eksak untuk menyatakan ini.

xi
4. Pengaruh keadaan manajemen (management conditions) terhadap
produksi shovel . Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan
pemilik/pemakai alatdalam menggunakan dan memelihara kondisi
alat. Beberapa hal yang mempengaruhi kondisi antara pemberian
minyak pelumas, pengecekan bagian- bagian shovel sebelum
digunakan, penggantian dipper/bucket atau suku cadanglain yang
perlu, pemberian bonus pada pekerja/operator dan lain-lain.
Keadaan manajemen diklasifikasikan sebagai sangat baik, baik,
sedang, dan kurang menguntungkan. Tabel di bawah ini
memberikan faktor-faktor koreksi pengaruh keadaan medan dan
manajemen.

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
a) Dapat memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan
Backhoe karena bucket nya lebih besar.
b) Dapat menangani material sampai dengan ukuran bolder besar
c) Shovel mempunyai kapasitas lebih besar 10% - 20% daripada
Backhoe
2. Kekurangan
a) Kondisi operasinya terbatas
b) Memerlukan alat tambahan, misalnya : Bulldozer

xii
2.2 DRAGLINE
Dragline merupakan salah satu jenis excavator yang memiliki ukuran
besar, memiliki fungsi pemindah material dalam skala besar, hampir sama
dengan crawlier tapi penggunaannya lebih efektif dan menggunakan kawat
baja tanpa tenaga hidrolik.

Karena pengikat tali yang fleksibel dari bucket ke boom, dragline


melakukan tugasnya pada jarak dan kedalaman yang jauh lebih besar dari
mekanisme traksi dibanding jenis mesin lainnya.

Dragline biasa dijumpai pada pekerjaan pengerukan dasar atau tepi


sungai. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian,
menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur, sangat baik
penggalian untuk parit, sungai yang curam. Dragline mempunyai tiga tipe
yaitu crawler mounted, dipergunakan pada tanah dengan daya kecil
sehingga floating besar tetapi kecepatan gerak rendah dan biasa
dipergunakan untuk membawa alat ke lokasi pekerjaan, wheel mounted
Kecepatan gerak tipe dragline ini bisa mencapai 30 mph, dan truck mounted
Meskipun memiliki manfaat yang cukup signifikan, namun sayangnya
dragline juga memiliki kekurangan yaitu daya produksinya yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.

2.2.1 Teknis Kerja Dragline


Penggalian dimulai dengan menggunakan swing dengan bucket
yang kosong menuju ke posisi untuk menggali. Drag cable dan hoist
cable pada saat yang bersamaan dikendorkan. Bucket pun akan jatuh
tegak lurus ke bagian bawah. Setelah itu drag cable akan ditarik
sementara hoist cable akan digerak-gerakkan. Ini dilakukan agar
bucket dapat mengikuti permukaan tebing yang akan di gali.

Lapisan tanah yang terkikis dapat teratur dan terkumpul ke dalam


bucket. Pada saat penggalian hoist cable biasanya dikunci saat kabel
ditarik maka bucket akan bergerak mengikuti lingkaran. Lingkaran
tersebut berpusat pada ujung boom di bagian atas.

xiii
Umumnya, dragline dapat menggunakan lebih dari satu bucket. Hal
yang menentukan ukuran bucket ketika akan digunakan yaitu panjang
boom yang digunakan serta jenis material yang akan digali.

Ketika dragline harus mengangkut material dengan berat mencapai


kapasitas maksimal atau dragline menggunakan ukuran boom yang
sangat panjang, maka ukuran bucket haruslah dikurangi. Batas
maksimal ini dilihat berdasarkan beban maksimal yang menyebabkan
alat menjadi miring

2.2.2 Ukuran Dragline


Ukuran dragline dilihat dari ukuran bucketnya yang dinyatakan
dalam cu-yd sama dengan bucket power shovel, menggunakan lebih
dari satu ukuran bucket tergantung pada panjang boom dan jenis tanah
yang digali. Batasan kapasitas angkut maksimal yaitu beban yang
menyebabkan kemiringan alat, sehingga memerlukan pengurangan
ukuran bucket jika boom yang digunakan panjang atau berat volume
material yang besar.

Agar kinerja excavator dragline maksimum, lokasi penggalian


harus terletak tepat di depan alat berat, karakteristik mesin berada
dalam kisaran:
 Panjang boom kurang dari 15 sampai 100 meter.
 Kapasitas bucket utama kurang dari 6,3 sampai 168 m3.
 Radius maksimum penggalian kurang dari 15,3 meter atau lebih.
 Tekanan tanah kurang dari 0,06 sampai 0,225 Mpa.
Ciri khas dari excavator dragline adalah bobot pengoperasian,
dimana bobot mobil paling ringan beberapa kali lebih banyak daripada
peralatan khusus dengan penggerak hidrolik atau sistem blok kabel
yang dapat membatasi ruang lingkupnya.

xiv
2.2.3 Jenis Drive Dragline
Excavator dragline paling sering dipergunakan di area
pengembangan radius dan kedalaman berskala besar dalam pekerjaan
pengupasan, penambangan dan penggalian.
Dragline tidak cukup praktis untuk dipergunakan di lokasi
konstruksi dikarenakan mesin kecil dengan produktivitas rendah tanpa
mesin hidrolik. Mesin seperti itu sebagian besar berada pada platform
datar, dikirim ke lokasi kerja dalam bentuk yang dibongkar, dengan
demikian excavator ini berjalan memiliki massa yang besar yang tidak
dapat dipertahankan oleh penggerak yang dilacak.
Jangkauan penggalian dragline dapat diperluas dengan
menambahkan panjang boom, maka stabilitas dragline harus
diperhitungkan karena dapat mengakibatkan pengurangan kekuatan
alat pada bagian ujung bucket dikaitkan kabel drag berfungsi untuk
menarik bucket ke arah dragline saat penggalian, umumnya
dioperasikan pada sudut boom 40 derajat.
Jenis material yang digali sebaiknya material yang lunak sampai
agak keras, dimana pemakaian dragline sangat menguntungkan pada
proyek pembuatan saluran dimana tanah mengandung air. Dragline
dengan bucket kecil dan ringan biasanya untuk penggalian material
lepas dan kering. Apabila dipergunakan pada penggalian material
lebih keras maka alat tersebut harus ditambahkan rantai drag dan
bucket diperkuat dengan pelat baja yang berfungsi membantu bucket
dalam menggali batuan pecah dan material padat, sedangkan bucket
dragline yang sedang biasanya dipakai menggali lempung dan kerikil
atau pasir padat.
Uralmash adalah perusahaan pembuat mesin dalam negeri yang
memiliki excavator dragline di berbagai belahan dunia. Karakteristik
teknis dan model berada dalam jangkauan luas, memungkinkan dapat
memilih mesin sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu
perwakilan peralatan loncatan yang paling diandalkan.

xv
Persaingan perusahaan domestik merupakan kepedulian dalam
mempromosikan model yang dilacak ke pasar dunia dengan teknik
yang lebih ringan dalam pengembangan bidang tanah yang relatif
kecil.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering
digunakan, yaitu berupa skop mekanisasi yang amat besar. Alat ini baik
untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus
memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock  pilling ).
2. Dragline merupakan salah satu jenis excavator yang memiliki ukuran
besar, memiliki fungsi pemindah material dalam skala besar, hampir
sama dengan crawlier tapi penggunaannya lebih efektif dan
menggunakan kawat baja tanpa tenaga hidrolik.
3. Teknik kerja power shovel : Pekerjaan dimulai dengan menempatkan
shovel pada posisi dekat tebing yang akan digali, dengan menggerakkan
dipper/bucket ke depan kemudian dikerukkan dari bawah ke atas sambil
menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah
dapat masuk dalam bucket, jika bucket sudah penuh, maka bucket
ditarik ke luar.
4. Kelebihan dan kekurangan power shovel
1. Kelebihan
d) Dapat memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan
Backhoe karena bucket nya lebih besar.
e) Dapat menangani material sampai dengan ukuran bolder besar
f) Shovel mempunyai kapasitas lebih besar 10% - 20% daripada
Backhoe
2. Kekurangan
c) Kondisi operasinya terbatas
d) Memerlukan alat tambahan, misalnya : Bulldozer

xvii
5. Teknik kerja dragline : Penggalian dimulai dengan menggunakan swing
dengan bucket yang kosong menuju ke posisi untuk menggali. Drag
cable dan hoist cable pada saat yang bersamaan dikendorkan. Bucket
pun akan jatuh tegak lurus ke bagian bawah. Setelah itu drag cable akan
ditarik sementara hoist cable akan digerak-gerakkan. Ini dilakukan agar
bucket dapat mengikuti permukaan tebing yang akan di gali.
6. Kelebihan dari dragline yaitu jangkauannya lebih besar daripada
backhoe dan power shovel, tapi kekurangannya yaitu tenaga penggali
kecil karena hanya mengandalkan kekuatan dari berat bucket.

3.2 SARAN
Dalam dunia pertambangan, perlu memilih alat berat yang lebih efektif
dan efisien untuk keberlangsungan penambangan. Pemilihan alat berat juga
di gunakan sesuai fungsi dari setiap alat dan dilakukan oleh operator yang
udah di khususkan.

xviii

Anda mungkin juga menyukai