Anda di halaman 1dari 14

LINGKUNGAN TAMBANG

(Dampak Negatif pada Penambangan Bauksit)

Dosen Pengampu :
A. Silvani Erusan, ST., M.Sc

Nama : Zulfikri Hakim Akbar


Nim : 11180980000029

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS


SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020/1441H

1
Daftar Isi

Daftar Gambar..........................................................................................................................................2

Abstrak.......................................................................................................................................................3

I. PENDAHULUAN...............................................................................................................................4

II. PEMBAHASAN..................................................................................................................................5

a. Pemanfaatan Bauksit.......................................................................................................................5
b. Sistem Penambangan dan Pencucian Bauksit..................................................................................6
c. Pencemaran Lingkungan..................................................................................................................7

III. PENUTUP.....................................................................................................................................11

IV. KESIMPULAN.............................................................................................................................12

V. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

Daftar Gambar

Figure 1. Ceceran Bauksit Kotori Jalan.......................................................................................................8

Figure 2. Pencemaran Red Mud................................................................................................................10

Figure 3. Pencemaran Pabrik Alumunium.................................................................................................11

2
Abstrak

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan

(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas

bumi, migas). Bauksit merupakan biji utama alumunium yang terdiri dari alumunium hidroksida

dan alumunium oksida. Bauksit mudah di temukan di daerah-daerah tropis yang dekat dengan

garis khatulistiwa. Dengan adanya kegiatan penambangan tersebut menyebabkan Dampak

negative dari proses penambangan bauksit yang meresahkan rakyat sekitar. Dampak negative

terebut sudah ditangani pada UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dan UU No.4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Kata Kunci : Dampak Negatif, Penambangan Bauksit.

3
I. PENDAHULUAN

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan

penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

Bauksit merupakan biji utama alumunium yang terdiri dari alumunium

hidroksida dan alumunium oksida. Bauksit ini pertama di temukan di

tahun 1821 di les baux, oleh karena itu penamaannya adalah bauxite

atau bauksit. Bauksit mudah di temukan di daerah-daerah tropis yang

dekat dengan garis khatulistiwa. Di Indonesia sendiri, potensi dan

cadangan dari endapan bauksit ini cukup melimpah. Aktivitas

pertambangan bauksit tersebut pada umumnya belum menerapkan konsep pengelolaan

pertambangan yang baik dan benar (good mining practice) sehingga dapat menimbulkan

dampak terhadap spasial, sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar pertambangan

tersebut (Rosenthal et al, 1973). Dari penambangan bauksit ini menghasilkan dampak

bagi masyarakat sekitar, baik dampak positif maupun negatif. Di satu sisi penambangan

bauksit ini dalam segi ekonomi membuka lapangan 3 pekerjaan baru dan membantu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui DPPM dari perusahaan yang

dialokasikan untuk pembangunan masjid, sekolah, TPQ, pengadaan paving block untuk

jalan serta beasiswa sedangkan dari segi sosial terjadi perubahan perilaku masyarakat

menjadi lebih konsumtif. Namun di sisi lain juga berdampak negatif, mulai dari longsor,

banjir dan pencemaran udara. Serta dari segi spasial/keruangan rusaknya prasarana jalan

akibat kendaraan berat pengangkut bauksit yang melewati permukiman warga. Tidak

hanya itu, lahan-lahan bekas galian bauksit juga dibiarkan rusak parah sehingga

4
membentuk lubang-lubang besar. Serta lahan yang di gunakan oleh

perusahaan tersebut menimbulkan konflik masyarakat Pulau Bintan.

II. PEMBAHASAN

Bauksit merupakan campuran koloidal oksida Al dan Fe yang

mengandung air. Kata bauksit digunakan untuk bijih yang

mengandung oksida alumunium monohidrat atau trihidrat.  Bijih

bauksit jika diproses dengan proses bayer, maka akan menghasilkan

alumina. Dari alumina inilah logam alumunium dibuat. Alumunium

yang dielekrtolisa akan menghasilkan logam alumunium. Alumina yang

berasal dari bauksit memiliki banyak kegunaan. Alumina juga

digunakan untuk ampelas, sebagai bahan tahan api, juga digunakan

untuk bahan pada industri kimia. Sekitar 65% alumina digunakan

sebagai bahan untuk membuat logam. Oleh karena itu diperlukan

penangan khusus dalam hal pengambilan mineral tersebut

(eksplorasi).

Pada dasarnya bauksit sering ditemukan dalam lapisan datar dan

tidak terlalu dalam dibawah permukaan tanah, bauksit juga lebih

mudah di jumpai di hutan biomas sehingga penambangannya sering

mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal bagi hutan. Secara kasat

mata dapat dilihat bahwa mineral bauksit berwarna cokelat orange

kekuning-kuningan, namun jika dilihat dengan menggunakan

mikroskop maka bauksit akan tampak seperti Kristal yang berwarna

5
kehitaman. Secara fisik bauksit termasuk mineral yang sangat lunak

dengan angka kekerasan yang hanya mencapai1-3 skala mohs,

dimana bauksit juga relative ringan dengan berat jenis hanya 2,3-2,7

sehingga bauksit mudah patah dan tidak dapat larut dala air serta

tidak akan terbakar.

a. Pemanfaatan Bauksit

Bauksit memiliki manfaat utama sebagai bahan baku

pembuatan alumunium. Manfaat bauksit dalam kehidupan

sehari-hari antara lain :

 Membuat alumunium dalam pembuatan badan pesawat terbang dan perabotan

rumah tangga.

 Membuat kemasan makanan dalam tim.

 Membuat struktur atap pabrik, rumah dan gedung.

 Sebagai bahan baku pembuatan besi.

 Sebagai bahan dasar pembuatan keramik.

 Sebagai bahan pembuat tinta pada mesin fotokopi.

 Bahan pembuat pita kaset rekaman.

Di dalam pemanfaatannya, bauksit digunakan untuk membuat

alumunium yang biasanya akan dilakukan dengan menggunakan 2 tahap

yakni

6
 Proses Bayer ; proses ini merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk

menghasilkan alumunium oksida atau lebih dikenal dengan sebutan

alumina.

 Proses Hall-Heroult ; proses ini adalah proses peleburan alumunium

oksida untu menghasilkan alumunium murni yang siap digunakan.

b. Sistem Penambangan dan Pencucian Bauksit

Penambangan Bauksit menggunakan cara penambangan terbuka (Open

Pit). Tahapan awal yang dilakukan yaitu

1. Land Clearing atau Pembersihan Lahan, tahapan ini bertujuan untuk

menyingkirkan material material yang mengganggu produksi

pertambangan, dengan cara menggunakan alat berat Bulldozer yang

bekerja untuk menyingkirkan pohon beserta material lainnya.

2. Kemudian Pengupasan tanah penutup yang tebalnya antara 5-50 cm

dengan menggunakan alat berat bulldozer.

3. Lapisan bijih bauksit yang tebalnya sekitar 2-5 meter kemudian digali

menggunakan alat berat shovel loader.

4. Setelah proses penggalian yaitu proses pemuatan yang dilakukan shovel

loader ke dalam dump truck untuk diangkut ke instalasi pencucian.

Proses pencucian bijih bauksit ini bertujuan untuk menaikkan kualitasnya

dengan cara mencuci dan memisahkannya (desmising) dengan pengotor atau

komponen yang tidak diinginkan seperti butir-butir kuarsa, clay dan material

lainnya yang pada umumnya berukuran 2mm. Partikel ini dapat terbebaskan dari

7
yang kasar antara lain dengan pancaran air (screening), kemudian melakukan

proses pemecahan (size reduction) dari butiran yang berukuran lebih dari 3 inci

menggunakan alat jaw crusher.

c. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan dalam industry alumuniam terjadi mulai dari

penambangan bauksit, pada pabrik alumina maupun pada pabrik alumuniumnya.

1. Penambangan Bauksit

Sebagai besar penambanga bauksi dilakukan dengan open pit yang

didahului oleh pengupasan lapisan penutup yang relative lebih subur

tanahnya. Sebagai akibat terbuangnya lapisan penutup yang subur dan

akuibat mendalamnya pit tersebut makan akan terjadi :

 Tanah tandus yang tidak subur

 Kubangan, akibat terjadinya bekas galian yang terisi oleh air hujan

Untuk menghindari pencemaran lingkungan ini dapat dilakukan

reklamasi bekas daerah pertambangan dengan mengembalikan bekas

lapisan tanah penutup yang relative subur, dan diadakan penghijauan

kembali dengan menanamnya dengan tanaman yang sesuai.

8
Figure 1. Ceceran Bauksit Kotori Jalan

Tidak hanya itu saja dampak yang ditimbulkan yaitu rusaknya

jalan utama / jalan untuk rakyat sekitar yang diakibatkan berlalu lalangnya

dump truck dengan membawa material ini ke pabrik smelter. Dampak ini

pun bisa dihindari atau diatasi dengan cara pembuatan jalan yang baik dan

cocok untuk menanggung beban dari dumptruck beserta material yang

dibawa agar jalan utama ini tidak cepat rusak, serta melakukan

penjadwalan dalam operasi berlalulalangnya kendaraan tersebut.

Serta membuat jadwal dalam melakukan penyiraman terhadap

jalan utama tersebut agar mengurangi debu yang ditimbulkan karena

kendaraan tersebut.

2. Pabrik Alumina

Red mud (Lumpur Merah) yang sangat besar jumlahnya

merupakan buangan dari pabrik alumina yang merupakan sumber

pencemaran lingkungan. Setiap ton alumina yang dihasilkan selalu diikuti

dengan pembuangan 1 ton red mud, sehingga dalam perencaanaan lokasi

9
“Pabrik Alumina” harus dilokasi pembuangan red mud, yang struktur

tanahnya padat sehingga larutan soda yang terkandung dalam red mud

tidak mencemari tanah sekitar pembuangan.

Figure 2. Pencemaran Red Mud

Pencemaran ini dapat dihindari dengan pengendalian yang ketat

terhadap kemungkinan adanya penetrasi atau pelimpahan red mud, yang

dapat mencemari sumber air disekitarnya.

Mengembangkan penelitian pemanfaatan red mud tersebut,

misalnya pemanfaatan kandungan besi yang berada didalam red mud.

Serta pemanfaatan red mud untuk bahan campuran pembuatan keramik.

Debu yang terjadi di bauxsite storage dan akan terjadi pada urat

kalsinasi, serta adanya debu kapur (lime) ketika pembuatan cairan dapur

juga merupakan sumber pencemaran lingkungan yang dapat diatasi

dengan menggunakan bag collector, cycling collector yang diikuti dengan

electrostatic precipitator.

3. Pabrik Alumunium

10
Figure 3. Pencemaran Pabrik Alumunium

Gas fluoride sebagai buangan pabrik alumunium merupakan sumber

pencemaran. Hal ini dapat di hindari dengan menggunakan dry gas scrubbing

process dimana digunakan alumina sebagai absorbent. Efektifitas dari pada

penangkapan gas fluoride sangat tergantung pada reaktivitas absorbent.

Dilakukannya daur ulang (recycle) terhadap alumunium scrap (baru, lama,

alumunium cair dan lain-lain) merupakan suatu keuntungan lain dalam

penggunaan logam alumunium dilihat dari aspek pencemaran lingkungan.

III. PENUTUP

Lingkungan sangat erat kaitannya dengan keseimbangan yang tercipta

di alam. Keseimbangan itu akan menciptakan keharmonisan dalam

kehidupan manusia. Perkembangan jumlah manusia dan peradaban yang

terus meningkat dari waktu ke waktu dengan komposisi alam yang tetap

menimbulkan permasalahan baru yang kini tengah dihadapi manusia.

11
Masalah yang tengah dihadapi Pulau Bintan adalah kerusakan

lingkungan yang disebabkan oleh penambangan bauksit. Akibat  dari

aktivitas ini meliputi kondisi fisik, kimia dan biologis tanah yang menjadi

buruk, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang,

serta penurunan populasi mikroba tanah. Selain itu, pembuangan limbah

bauksit juga menyebabkan pencemaran laut di sekitar pantai.

Rehabilitasi di lokasi pertambangan dilakukan sebagai langkah akhir

dari aktivitas pertambangan. Hal ini bertujuan untuk penataan lingkungan

yang berkelanjutan. Salah satu kegiatan pasca tambang, yaitu reklamasi.

Reklamasi merupakan upaya mengembalikan kondisi lingkungan daerah

bekas tambang agar berfungsi seperti sedia kala. Program reklamasi tidak

berarti akan mengembalikan 100% sesuai kondisi awal, minimal lahan bekas

memiliki fungsi yang bisa digunakan oleh masyarakat.

IV. KESIMPULAN

Setiap Pertambangan sedang beroperasi pasti mempunyai dampak negative yang


ditimbulkan, tetapi bagaimana cara mengatasi dampak negative itu pasti harus dilakukan agar
tidak meresahkan rakyat sekitar, atau tidak mengganggu mata pencaharian rakyat sekitar. Semua

12
peraturan sebelum pertambangan dimulai itu harus mempunyai AMDAL yang baik sebagaimana
sudah diatur dalam PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 TENTANG “
Jenis Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Serta karakteristik reklamasi atau revegetasi kembali sudah diatur dalam
UU Nomor 4 Tahun 2009, pada Pasal 4 Ayat 1 menjelaskan tengan perlindungan Lingkungan
hidup. Dan sudah diatur juga dalam menangani jika tidak melakukan atau tidak sesuai
pengembalian lahannya pada Pasal 29. Maka dari itu Pemerintahan Indonesia sudah ketat dalam
membuat peraturan hanya tetapi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang merusak
atau tidak mematuh peraturan yang sudah dibuat dengan baik.

13
V. DAFTAR PUSTAKA

1. http://infotambang.com/bauksit-p577-151.htm

2. http://www.adlienerz.com/2013/12/melihat-kegilaan-penambangan-bauksit-di.html

3. http://www.kompasiana.com/tedi_syofyan/bouksit-masalah-utama-di-

tanjungpinang_552faf086ea834d0188b457c

4. http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/berita/944

5. https://ilmugeografi.com/geologi/bahaya-limbah-bauksit-bagi-lingkungan

6. https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-bauksit-dan-manfaatnya/

7. https://walhi.or.id/wp-content/uploads/2018/07/PP-78-2010-reklamasi-dan-pasca-

tambang.pdf

8. https://jdih.esdm.go.id/peraturan/Peraturan%20Menteri%20ESDM%20Nomor

%2026%20Tahun%202018.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai