Anda di halaman 1dari 8

NIKEL

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel adalah logam
berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, dan keras dan mulur
(dapat ditarik). Ia tergolong dalam logam peralihan. Nikel adalah logam
yang keras namun dapat dibentuk. Karena sifatnya yang fleksibel dan
mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti tidak berubah
sifatnya

bila

terkena

udara,

ketahanannya

terhadap

oksidasi

dan

kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu


yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan
industri. Nikel sangat penting dalam pembentukan logam campuran (alloy
dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel).
SIFAT-SIFAT NIKEL
Sifat fisik

logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras


dapat ditempa dan ditarik
feromagnetik
TL : 1420C, TD : 2900C

Sifat kimia

pada suhu kamar, reaksi dengan udara lambat


jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
dengan HCl encer dan asam sulfat encer, reaksi berlangsung lambat
dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
Ni(NO3)2 + NO + H2O Ni + HNO3
tidak bereaksi dengan basa alkali
bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam

KARAKTERISTIK
Unsur Nama, Lambang, Nomor atom
Deret kimia
Golongan, Periode, Blok
Penampilan
Konfigurasi elektron

: Nikel, Ni, 28

: logam transisi
: 10, 4, d
: kemilau, metalik
: [Ar] 3d8 4s2

Kelimpahan

: 99 ppm

Densitas

: 8,908 g cm-3

Titik leleh

: 14550C

Titid didih

: 29200C

Jari-jari atomik

: 124 pm

Elektronegativitas

: 1,8

SUMBER DAN PEMBENTUKAN BIJIH NIKEL


Bijih nikel yang utama:

Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Nikel wujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite,

dengan arsenik dalam galianniccolite, dan dengan arsenik dan belerang


dalam (nickel glance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan kromit
dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan
ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil,
yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silika dan pada proses pelapukan
batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang
biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Pada pelapukan
kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO 2 berasal dari udara
dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang
tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg,
Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel
silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap
sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti
geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral
ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Larutan yang
mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya
bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral
akibat

adanya

kontak

dengan

tanah

dan

batuan,

maka

ada

kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang


terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang
mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau

rekahan-rekahan

yang

dikenal

dengan

urat-urat

garnierit

(Ni,

Mg)SiO3.xH2O.
PROSES PENAMBANGAN
Operasi penambangan nikel sebagai tambang terbuka dengan
tahapan sebagai berikut:

Pengeboran
pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan
tanah untuk mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat

di wilayah tersebut
Pembersihan dan pengupasan
lapisan tanah penutup setebal 10 20 meter yang kemudian
dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk

menutupi suatu wilayah purna tambang.


Penggalian
lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan

dibawa ke stasiun penyaringan.


Pemisahan
bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir
hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk

akhir bijih tipe Barat adalah 4/-2 inci.


Penyimpanan
bijih yang telah disaring di suatu

tempat

tertentu

untuk

pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk

proses pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik.


Penghijauan
lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining yang
dilakukan sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru,
dibawa dan dibuang ke daerah purna tambang, untuk selanjutnya
dilakukan landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk,
pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum proses
penghijauan/penanaman ulang dilakukan.

PENGOLAHAN NIKEL
Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte
yaitu produk dengan kadar nikel diatas 75 persen. Tahap-tahap utama
dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:

Pengeringan diTanur

Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang


dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran

+25 mm dan 25 mm.


Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi

sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.


Peleburan di Tanur Listrik
untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa

lelehan matte dan terak.


Pengkayaan di Tanur Pemurni
untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen

menjadi di atas 75 persen.


Granulasi dan Pengemasan
untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiranbutiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

PENGOLAHAN BIJI NIKEL LATERIT


Bijih nikel laterit merupakan salah satu sumber bahan logam
nikel yang banyak terdapat diIndonesia, diperkirakan mencapai 11%
cadangan nikel dunia. Bijih nikel yang kandungan nikelnya lebih kecil dari
2% belum termanfaatkan dengan baik. Proses pengolahan bijih nikel laterit
kadar rendah pada bijih nikel laterit jenis limonit dan jenis saprolit telah
berhasil dilakukan. Selain itu, telah ditemukan cara untuk memperbaiki
kinerja proses leaching dengan AAC (Ammonia Ammonium Carbonate)
terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang kandungan magnesiumnya
sampai 15 % yaitu dengan penambahan bahan aditif baru seperti kokas
dan garam NaCl yang digabungkan dengan aditif konvensional sulfur ke
dalam pellet. Pengolahan dengan AAC saat ini mempunyai kelemahan
perolehan total nikel dan kobalnya rendah.
Kegunaan

Untuk mengolah bijih nikel laterit berkadar rendah


Dapat meningkatkatkan perolehan total nikel dan kobal dari proses
leaching dengan AAC, terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang
kandungan magnesiumnya (Mg) tinggi.

Keuntungan teknis/ekonomis

Ekstraksi kobal dari bijih nikel laterit lebih tinggi dibandingkan


proses lain

Pemakaian

digunakan adalah batubara


Tidak diperlukan alat pembangkit gas CO atau H2
Proses reduksi/metalisasi dapat dilakukan secara selektif dan dapat

dikontrol dengan mudah


Menghindari oksidasi kembali logam nikel dan kobal dengan

dialirkannya gas berkadar


oksigen < 1 % selama proses pendinginan
Proses pelarutan cukup dengan menggunakan asam sulfat encer
Unsur besi yang ikut terlarut dapat diperkecil

energi

lebih

murah

karena

bahan

reduktor

yang

Dapat meningkatkan perolehan total nikel dan kobal yang mencapai 75


89,89 % untuk nikel dan 35 47,77 % untuk kobal dari proses leaching
dengan AAC terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang berkadar
magnesium 15 %.
EKSTRAKSI
Bijih

nikel

dipanggang

di

udara

menghasilkan

NiO,

yang

kemudian direduksi dengan C menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan


dengan elektrodeposisi namun dalam nikel yang tinggi kemurniannya
tetap dibuat dengan proses karbonil. CO bereaksi dengan Ni yang tidak
murni pada suhu 50C dan tekanan biasa atau dengan anyaman nikel
tembaga dalam keadaan yan glebih kuat menghasilkan Ni(CO) 4 yang
mudah menguap, dimana logam dengan kemurnian 99,90-99,99 %
diperoleh pada komposisi termal 200C.
SENYAWA NIKEL
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur
geometri oktahedron, hanya sedikit mengadopsi geometri tetrahedron dan
bujur sangkar. Ion heksaakuonikel(II) berwarna hijau, penambahan amonia
menghasilkan ion biru heksaaminanikel(II) menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 6 NH3(aq) [Ni(NH3)6]2+(aq) + 6 H2O(l)
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel(II)
menghsilkan endapan gelatin hijau nikel(II) hidroksida menurut persamaan
reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2 OH-(aq) [Ni(OH)2](s) + 6 H2O(l)

Seperti halnya kobalt(II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri


tetrahedron adalah halida, misalnya ion tetrakloronikelat(II) yang berwarna
biru. Senyawa kompleks ini terbentuk dari penambahan HCl pekat ke
dalam larutan garam nikel(II) dalam air menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 4 Cl-(aq) [NiCl4]2-(s) + 6 H2O(l)
Senyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal adalah ion
tetrasianonikelat(II),

[Ni(CN)4]2-,

yang

berwarna

kuning,

dan

bis

(dimetilglioksimato)nikel(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink.


Warna yang karakteristik pada kompleks yang ke dua ini sering digunakan
untuk reaksi uji terhadap ion nikel(II). Senyawa kompleks ini dapat
diperoleh dari penambahan larutan dimetilglioksim (C 4N2O2H8 = DMHG) ke
dalam larutan nikel(II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan
amonia menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2 DMHG(aq) + 2 OH-(aq) [Ni(DMG)2] (s) + 8 H2O(l)
PENGGUNAAN NIKEL
Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristikkarakteristik yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara,
ketahanannya

terhadap

oksidasi

dan

kemampuannya

untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim,


nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel
terutama sangat berharga untuk fungsinya dalam pembentukan logam
campuran

(alloy

dan

superalloy),

terutama

baja

tidak

berkarat

(stainlesssteel).
Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi
stainless steel, sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan
industri seperti baterai, baja campuran rendah, campuran berbasis logam
nikel, campuran berbasis tembaga, electroplating, elektronika, aplikasi
industri pesawat terbang, dan berbagai macam produk lain seperti katalis
dan turbin pembangkit listrik bertenaga gas.
Beberapa Pengunaan Nikel

Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr : pembuatan alat-alat

laboratorium (tahan asam), kawat pada alat pemanas.


Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) : sebagai bahan pembuat magnet yang

kuat.
elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4)

serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H 2 dalam proses

pembuatan mentega, juga pada cracking menyak bumi.


bata alloy : 3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis)
platinit : baja dengan kandungan 46% Ni yang mempunyai muai
yang sama dengan gelas dan invar : baja dengan kadar nikel 35%
dengan sedikit Mn dan C. Digunakan sebagai kawat listrik yang

ditanam dalam kaca seperti pada bohlam lampu pijar.


Monel : 60% Ni dan 40% Cu : bahan pembuatan uang logam,
instrumen tranmisi listrik, dan baling-baling kapal laut.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A. dan G. wilkinson. 1989. kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UIPress.
Sugiyarto, Kristian H dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
http://ms.wikipedia.org/wiki/Nikel
http://www.inovasi.lipi.go.id/baru/index.php
http://www.pt-inco.co.id/ind/02_Produk/penambangan.html
http://www.pt-inco.co.id/ind/02_Produk/pengolahan.html
http://www.pt-inco.co.id/ind/02_Produk/penggunaan.html
http://www.pt-inco.co.id/ind/02_Produk/produk.html
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Nikel/Ulasan.asp?
xdir=Nikel&commId=24&comm=Nikel

Anda mungkin juga menyukai