Disusun Oleh :
NIM : 11180980000029
Hidayatullah Jakarta
2021
BAB I
PENDAHULUAN
( B
M o
p b
a o
) t
>
2
5 1
0 5
1
0
0
-
2
5 1
0 2
5
0
-
1
0
0 7
2
5
-
5
0 4
5 2
-
2
5
5
1
-
5
5
5 1
<
1 0
Sumber: Bieniawski, 1979
RQD Bobo
(%)
100
75-90
50-75
25-50
<25
Sumber: Bieniawski, 1979
RQD adalah ukuran sederhana dari presentasi perolehan batuan yang baik dari
sebuah interval kedalaman lubang bor. Metode pengukuran RQD menurut
(Deere & Deere, 1988) ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah ini:
Gambar 2. 1. Metode RQD Menurut Deere dan Deere (1988)
berurutan. Menurut ISRM jarak antar (spasi) kekar adalah jarak tegak lurus
antara bidang kekar yang berdekatan dalam satu set kekar. Pada perhitungan
nilai RMR, parameter jarak antar (spasi) kekar diberi bobot berdasarkan
J
a
r
a
k
K
e
k
a
r B
o
( b
m o
) t
> 2
2 0
0 1
, 5
6
-
2
0
,
2
-
0
, 1
6 0
0
,
0
6
-
0
,
2 8
<
0
,
0
6 5
Sumber: Bieniawski, 1979
Kondisi Kekar
Pada parameter ini ada lima karakteristik kekar yang masuk dalam pengertian
kondisi kekar yang meliputi kemenerusan (persistence), jarak antar permukaan
kekar (separation/aperture), kekasaran kekar (roughness), material pengisi
(infiling/gouge), dan tingkat kelapukan (weathering) (Bieniawski, 1984).
Tabel 2. 4. Kondisi Kekar
Kondisi Bo
Kekar bot
Permukaan
sangat
kasar, tak
menerus tak 30
terpisah,
dinding tak
lapuk
Permukaan
agak kasar,
pemisahan
25
<1 mm,
dinding
agak lapuk
Permukaan 20
agak kasar,
pemisahan
<1 mm,
dinding
sangat lapuk
Permukaan
slickensided
atau gouge
< 5 mm, 10
pemisahan
1-5 mm,
menerus
Gouge lunak
> 5 mm atau
pemisahan > 0
5 mm,
menerus
Sumber: Bieniawski, 1979
batuan. Oleh sebab itu perlu diperhitungkan dalam klasifikasi massa batuan.
Menurut Brady dan Brown pengamatan terhadap kondisi air tanah ini dapat
pengamatan tersebut dapat diberi bobot (Brady & Brown, 2004). Pembobotan
B
o
Air b
Tan o
ah t
Ker 1
ing 5
Le
mba 1
b 0
Bas
ah 7
Me 4
nete
s
Me
ngal
ir 0
Sumber: Bieniawski, 1979
4. Romano (1990),
Pada klasifikasi massa batuan lereng (SMR) ini ada penambahan satu
faktor penyesuaian, F4 yaitu faktor koreksi terhadap metode penggalian
sehingga faktor penyesuaian keseluruhan menjadi empat (F1, F2, F3, dan F4).
Slope Mass Rating (SMR) diperoleh dengan menjumlahkan faktor
penyesuaian yang bergantung pada orientasi bidang diskontinuitas dan
metode penggalian.
Usulan Slope Mass Rating didapat dari RMR dengan mengurangkan faktor
penyesuaian yang bergantung pada kekar – hubungan lereng dan
menambahkan suatu faktor bergantung pada metode penggalian. Dan
didefinisikan sebagai berikut:
Keterangan :
F1 = Tergantung pada kesejajaran antara kekar dan jurus lereng
F2 = Merujuk pada kemiringan kekar pada model keruntuhan bidang
F3 = menunjukkan hubungan antara muka lereng dengan kemiringan lereng
F4 = Berhubungan dengan metode penggalian leren
DAFTAR PUSTAKA