Anda di halaman 1dari 40

DOKUMEN AMDAL

PENAMBANGAN BATUBARA
Nama Kelompok 5 :
1. Sentanu Pramudya Dharma
2. Zulfikri Hakim Akbar
3. Deffal Syafardan
4. Dimas Chaidir Adinugroho
5. Muhammad Rafi Basuki Putra

Mata Kuliah : AMDAL


Dosen Pengampu : A. Silvan Erusani, S.T, M. Sc
DESKRIPSI PENAMBANGAN
BATUBARA
Batubara adalah jenis material dengan jenis batuan sedimen yang dimana pembentukannya tersebut dengan cara melalu proses
sedimentasi atau biasa dibilang pengendapan yang memakan waktu sangat lama. Batubara sendiri memiliki empat jenis dengan
kalori dari setiap jenisnya itu berbeda.
1. Lignite

Menurut penelitian, lignite tebentuk sejak 251 juta tahun yang lalu. Atau dengan kata lain, material yang membentuk berasal
dari zaman Mesozoic dan Cenozoic. Karakteristik lignite, antara lain ;

2. Berwarna cokelat

3. Memiliki energi yang sedikit (sekitar 10 - 20 MJ/Kg)

4. Memiliki banyak bahan pengotor (Sampai 40 - 75% bahan pengotor)

5. Kandungan unsur karbon hanya 60 sampai 70%

6. Dan mengandung sekitar 9 - 19% debu


Karena tingkat efisiensinya yang sangat rendah, lignite tidak dipasarkan secara luas untuk kebutuhan transportasi atau industri.
Lignit biasanya dipakai sebagai bahan bakar PLTU (pembangkit listrik tenaga uap).
2. Sub bituminous

Sub-bituminous memiliki warna cokelat kehitaman dengan kadar air yang masih tinggi namun lebih rendah dibandingkan lignite. Jenis
batubara ini hanya memiliki 40 - 60 % karbon dan kandungan energinya 19 - 26 MJ/Kg. Meskipun memiliki sedikit karbon, sub-bituminous
memiliki tekstur lebih padat daripada lignite sehingga berat jenisnya juga lebih berat dibandingkan lignite. Hal itulah yang enyebabkan sub-
bituminous memiliki energi lebih banyak. Sub-bituminous juga banyak digunakan pada PLTU.

3. Bituminus

Batubara ini terbentuk dari jenis sebelumnya, yakni sub-bituminous coal yang semakin dalam dan semakin lama tertimbun, sehingga tekstur
batubara menjadi keras dan warnanya menjadi lebih hitam. Kandungan karbonya sendiri mencapai 80% dari total beratnya, selain karbon
bituminous coal juga terususun dari material hidrogen, sulfur, nitrogen dan air. Karakteristik bituminous coal antara lain ;

 Fixed karbon sekitar 60 - 80%

 Kandungan debu sekitar 6 - 12 %

 Energi yang dihasilkan mencapai 35 MJ/Kg


4. Antrasit

Batubara antrasit adalah jenis batubara keras yang berwarna hitam mengkilat, secara fisik memang hampir sama seperti bitumonous coal tapi
antrasit memiliki tekstur lebih padat, mengkilat dan lebih sedikit debunya. Secara umum, antrasit adalah jenis batubara dengan grade tertinggi
karena dari semua jenis batubara tipe inilah yang memiliki kandungan carbon yang paling banyak, Karekteristik antrasit antara lain ;

• Berwarna hitam pekat

• Kandungan fixed karbon diatas 80%

• Sedikit mengandung bahan pengotor

• Energi yang dihasilkan diatas 35 MJ/Kg

• Lebih sulit terbakar

• Asap pembakaran cenderung lebih bersih

Meski ini merupakan grade batubara terbaik, penggunaan antrasit pada skala industri cukup jarang. Hal itu dikarenakan jumlah antrasit pada
alam itu lebih sedikit dan biaya produksi yang mahal sehingga harganya juga akan sangat mahal.
Dalam penambangan batubara ini menggunakan Strip mining. Strip mining adalah bentuk tambang terbuka. Bijih dekat dengan permukaan tanah memiliki
satu atau lebih lapisan batuan dan tanah di atasnya bijih. Agar bisa  ditambang, lapisan ini harus dilepas.  Langkah-langkah dalam Strip mining adalah :

1. Pohon-pohon dan semak-semak yang dibersihkan oleh buldoser.

2. Limbah ini, bersama dengan tanah atau pasir di bawahnya, dibawa ke daerah terdekat dan dibuang.

3. Banyak lubang kecil dibor melalui batuan yang berada di atas batubara atau mineral.

4. Bahan peledak yang dimasukkan ke dalam lubang dan diledakan. kemudian batuan penutup dibawa ke daerah pembuangan.

5. Ketika batubara atau mineral ditemukan, mungkin akan rusak oleh peledakan.. Ukuran dari potongan penting karena para penambang biasanya tidak mau
kecil dalam potongan.

Mereka biasanya ingin menjadi bagian-bagian yang dapat dipindahkan dengan mesin besar. pertambangan ini dilakukan di satu strip. Ketika penambangan
bijih dilakukan dalam satu strip, para penambang mulai membuat strip lain di sebelahnya. Limbah, kotoran, dan batu yang mereka ambil dari bagian atas strip
berikutnya diletakkan di atas yang terakhir. Hal ini diulang sampai strip terakhir dilakukan dan limbah dari strip pertama adalah dibawa kembali untuk
mengisinya.
Kegiatan Pertambangan Batubara
ALUR PENAMBANGAN BATUBARA
Tahapan Kegiatan Pertambangan

Penyelidikan Umum Eksplorasi Perencanaan Tambang


(Prospeksi)

Land Clearing dan Top Persiapan/Konstruksi


Overburden Removal
Soil Removal (Development)
Coal Getting Coal Hauling Coal Handling

Reklamasi dan Revegetasi Timbunan Kembali Coal Barging


Kegiatan Pembersihan Lahan
( Land Clearing)
Kegiatan Pengupasan Tanah Pucuk
(Top Soil Removal)
Kegiatan pengupasan overburden
Proses Coal Getting
Proses Coal Hauling
Stockpile (Run off Mine)
Proses Crushing Batubara
Stockpile (Tumpukan Batubara yang telah dicrushing)
Reklamasi dan Revegetasi
MATRIKS IDENTIFIKASI DAMPAK
POTENSIAL
MATRIKS
Kegiatan Pra konstruksi Konstruksi Operasional Pasca Operasional

Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A. Geofisika - Kimia
1. Iklim Mikro x x x x x x x x
2. Kualitas Udara x x x x x x x x x x x x x
3. Kebisingan x x x x x x x x x
4. Perubahan Morfologi x x x x x x x x x x x x
5. Kesesuaian Tata Ruang x x x
6. Kualitas Tanah x x x x x x
7. Erosi dan Sedimentasi x x x x x x x x x
8. Kualitas Air x x
9. Potensi AAT x x
10. Potensi Kebakaran x x x x x
B. Biologi
1. Keanekaragaman Hayati x x x x x x x x x x
2. Spesies Terancam x x x x x x x x
3. Ekosistem Terganggu x x x x x x x x
C. Sosial, Ekonomi, Budaya
1. Kesempatan Kerja x x x x x x
2. Peluang Berusaha
3. Pendapatan Masyarakat x
4. Nilai Estetika x x x
5. Harga Tanah, Bangunan x x x
6. Lalu Lintas Transportasi x x
7. Persepsi Masyarakat x x x
D. Kesehatan Masyarakat
1. Sanitasi Lingkungan x x x x
2. Gangguan Kesehatan x x x x x x x x x x x x
3. Kecelakaan Kerja x x x x x x x x x x x x x x x x x
KETERANGAN
1 Perizinan
2 Eksplorasi
Pra-Konstruksi
3 Pembebasan Lahan
4 Penerimaan Tenaga Kerja
5 Mobilisasi Peralatan
6 Pembuatan Jalan Angkut
Konstruksi
7 Pembuatan Sarana dan Infrastruktur
8 Konstruksi alat tambang
9 Pembukaan dan Pembersihan Lahan
10 Penggalian tanah soil
11 Penggalian Tanah Penutup
12 Penumpukan Tanah Penutup
13 Peledakan Batubara
Operasional
14 Penggalian Batubara
15 Penyaliran Tambang
16 Pengangkutan Batubara
17 Penumpukan Batubara
18 Pengelolaan Limbah Air Asam Tambang
19 Penimbunan Tanah Penutup Kembali
20 Reklamasi
Pasca-Operasional
21 Revegetasi Lahan
22 Penanganan Tenaga Kerja
EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
Pra-Konstruksi
No Rencana Komponen Lingkungan Pelingkupan
Kegiatan yang Terkena Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Berpotensi Hipotetik

1 Survey awal Sosekbud Keresahan Masyarakat Survey rencana kegiatan dilakukan Tidak menjadi DPH
setelah dikeluarkannya izin survey baik
secara tertulis / persetujuan aparatur
pemerintahan daerah setempat.
Pelaksanaan survey telah memiliki
pedoman yaitu SOP dalam pengurusan
izin survey awal. Dengan adanya
koordinasi dengan aparatur
pemerintahan daerah setempat dan SOP
pelaksanaan kegiatan, maka potensi
terjadinya keresahan masyarakat dapat
dicegah dan diminimalisir.
2 Pengurusan Izin Sosekbud Sosekbud Pengurusan izin dilakukan di kantor - Tidak menjadi DPH
kantor Pemerintah Daerah setempat
sehingga tidak memberikan dampak
pada masyarakat
3 Sosialisasi Sikap dan Persepsi Penurunan Sikap dan Berdasarkan SPT yang Menjadi DPH
Masyarakat Persepsi Masyarakat diajukan saat pelbatan
akibat Sosialisasi masyarakat, tampak
4 Sosialisasi Keresahan Masyarakat Keresahan Masyarakat bahwa masyarakat Menjadi DPH
mendukung rencana
usaha/kegiatan Namun,
5 Pembebasan Keresahan pemilik dan Keresahan pemilik dan Pada proses pembebasan Menjadi DPH
Lahan pengguna lahan pengguna lahan lahan dan mekanisme
ganti rugi yang
dilakukan, sangat
mungkin pemilik dan
pengguna lahan resah
karena lahan tersebut
akan digunakan sebagai
lahan pertambangan
. Mereka takut
tidak akan ada lagi lahan
yang akan digunakan
sebagai mata pencarian
akibat berkurangnya
lahan Selain itu,
kegjiatan masyarakat
sekitar akan terganggu
oleh kegiatan konstruksi
dan operasional
perusahaan.
Konstruksi - Operasional
No Rencana Identifikasi Pelingkupan
Kegiatan yang Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Berpotensi Potensial Hipotetik

1 Mobilisasi Sosekbud Keresahan Masyarakat Adanya kegiatan mobilisasi peralatan dan Menjadi DPH
Peralatan dan material ini akan mengganggu aktivitas
Material masyarakat yang berada pada jalur kegitan
mobilisasi peralatan dan material, dimana akses
tersebut biasanya digunakan sebagai akses
mobilisasi masyarakat setempat dan kondisi
lingkungannya juga mengalami perubahan,
dimana hal tersebut dapat merubah psikologis
masyarakat sehingga masyarakat setempat
mengalami keresahan
Fisika Kimia Penurunan Kualitas Udara Aktivitas melintasnya kendaraan mobilisasi Menjadi DPH
peralatan dan material dapat menyebabkan
peningkatan debu dan timbulnya peningkatan
kebisingan dari lalu lalang kendaraan dapat
mengganggu kenyamanan masyarakat terutama
masyarakat yang pemukimannya dilalui jalur
mobilisasi peralatan dan material, sehingga perlu
dilakukan pengelolaan dan pemantauan berkala.
Fisika Kimia Peningkatan Kebisingan Aktivitas melintasnya kendaraan mobilisasi Menjadi DPH
peralatan dan material dapat menyebabkan
peningkatan debu dan timbulnya peningkatan
kebisingan dari lalu lalang kendaraan dapat
2 Pembangunan Fisika Kimia Peningkatan Limbah Padat Dampak peningkatan limbah padat dan limbah Tidak Menjadi DPH
Base Camp dan Limbah Cair Domestik cair tidak memberikan beban terhadap komponen
Sementara geo fisik kimia karena hanya berlangsung
sementara dan mempunyai mitigasi atau
pengelolaan terhadap timbulnya limbah padat dan
limbah cair domestik
3 Pembukaan Fisika Kimia Penurunan Kualitas Udara Aktivitas Pembukaan dan Pematangan Lahan Menjadi DPH
Lahan dan Land (Land Clearing) dapat menyebabkan peningkatan
Clearing debu dan timbulnya peningkatan kebisingan dari
aktifitas alat berat dan pembersihan lahan, dapat
mengganggu kenyamanan masyarakat terutama
masyarakat yang berada dekat dengan lokasi
kegiatan penambangan,sehingga perlu dilakukan
pengelolaan dan pemantauan berkala
Fisika Kimia Peningkatan Kebisingan Aktivitas Pembukaan dan Pematangan Lahan Menjadi DPH
(Land Clearing) dapat menyebabkan peningkatan
debu dan timbulnya peningkatan kebisingan dari
aktifitas alat berat dan pembersihan lahan, dapat
mengganggu kenyamanan masyarakat terutama
masyarakat yang berada dekat dengan lokasi
kegiatan penambangan,sehingga perlu dilakukan
pengelolaan dan pemantauan berkala
Sosekbud Keresahan Masyarakat Dampak keresahan masyarakat pada kegiatan ini Menjadi DPH
tidak memberikan pengaruh signifikan karena
hanya berlangsung sementara dan telah tersedia
panduan teknis pembukaan dan pematangan
lahan (land clearing) serta memperhatikan
Fisik-Kimia Potensi longsor dan banjir Pembukaan kegiatan pertambangan Menjadi DPH
mengakibatkan kekhawatiran dari masyarakat
sekitar akan terjadinya longsor dan banjir. Karena
daerah lokasi tapak tower terdiri dari perkebunan,
rawa, gambut dan curah hujan cukup tinggi saat
musim hujan. Sehingga butuh dikaji lebih lanjut
Fisik-Kimia Potensi kebakaran lahan Pembukaan kegiatan pertambangan Menjadi DPH
mengakibatkan kekhawatiran dari msyarakat
sekitar akan terjadinya pembakaran lahan oleh
pelaksana. Karena daerah lokasi tapak tower
terdiri dari perkebunan, dan hutan terutama pada
musim kemarau. Sehingga butuh dikaji lebih
lanjut
Biologi Gangguan Flora Berdasarkan rona lingkungan awal dapat Menjadi DPH
diketahui bahwa kondisi rencana lokasi kegiatan
masih alami berupa semak belukar, perkebunan,
sawah, dll. Adanya kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan (land clearing) dapat
menyebabkan hilangnya vegetasi alami di area
lokasi rencana pembangunan. Namun tidak ada
jenis flora yang dilindungi di sepanjang lokasi
rencana pembangunan
Biologi Gangguan Fauna Berdasarkan rona lingkungan awal dapat Menjadi DPH
diketahui bahwa kondisi rencana lokasi kegiatan
masih alami berupa semak belukar, perkebunan,
sawah, dll. Adanya kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan (land clearing) dapat
4 Pengupasa Tanah Tanah dengan Penurunan kesuburan tanah Kegiatan pengupasan tanah pucuk diprakirakan akan
Pucuk parameter akibat terkupasnya tanah pucuk mengakibatkan penurunan kesuburan kesuburan tanah.
kesuburan tanah Dengan kegiatan penyimpanan tanah pucuk pada lokasi
dan erosi tanah penimbunan tanah pucuk yang akan dikembalikan lagi pada
tempat semula pada saat reklamasi bekas tambang, maka
penurunan kesuburan tanah dapat diperkecil. Pada
timbunan tanah pucuk akan terjadi erosi, namun erosi ini
relatif kecil karena telah ada kegiatan penanaman tanaman
penutup pada timbunan tanah pucuk Oleh karena itu
dampak ini dipandang sebagai dampak tidak penting.
Hidrologi dengan Peningkatan Sedimentasi Dampak terhadap sedimentasi merupakan dampak turunan
parameter dari terjadi nya erosi tanah. Dampak ini relatif kecil karena
Sedimentasi adanya kegiatan pengelolaan tanah
Sungai disekitar Penurunan Kualitas Air Kegiatan pengupasan tanah pucuk menyebabkan dampak
lokasi penting penurunan kualitas air. Dampak ini merupakan
dampak turunan erosi dan sedimentasi. Adanya transportasi
sedimen ke badan air dengan jumlah yang cukup besar
diperkirakan akan menyebabkan dampak penting terhadap
kualitas air.
Pola penyakit Perubahan Pola penyakit Kegiatan pembukaan diidentifikasi berdampak terhadap
pola penyebaran penyakit. Kegiatan pembukaan lahan akan
merusak habitat vektor penyakit sehingga berpotensi untuk
berpindah ke pemukiman penduduk. Jenis-jenis vektor
seperti: lalat, kecoak, dan tikus akan berpindah dan
berkembang di sekitar pemukiman masyarakat.
Berkembangnya vektor penyakit ini akan menjadi penyebar
penyakit, sehingga akan merubah pola penyakit yang
Sanitasi Sanitasi Lingkungan Kegiatan pembukaan lahan yang menghasilkan Menjadi DPH
Lingkungan limbah berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan, sehingga menurunkan kualitas
sanitasi lingkungan. Dampak ini bersumber dari
masuknya bahan hasil erosi yang masuk ke dalam
perairan sungai yang akan yang akan
menurunakan menurunakan kualitas air dan akan
mengganggu kesehatan masyarakat setempat,
terutama yang menggunakan air sungai, untuk
berbagai keperluan, seperti untuk mandi, mencuci
maupun untuk air minum. Oleh karena itu
dampak sanitasi lingkungan dipandang sebagai
dampak penting hipotetik yang perlu ditelaah
secara cermat dan mendalam.
5 Penimbunan Aliran Peningkatan Aliran Kegiatan penimbunan tanah pucuk dan penutup Menjadi DPH
Tanah Pucuk Permukaan Permukaan penutup diprakirakan akan mengakibatkan
Dan Penutup peningkatan debit puncak aliran permukaan yang
berarti akan mengakibatkan potensi banjir
meningkat. Oleh karena itu dampak ini dipandang
sebagai dampak penting hipotetik yang perlu
ditelaah lebih lanjut secara cermat dan mendalam
Erosi Tanah Peningkatan Laju Erosi Kegiatan penimbunan tanah pucuk dan penutup Menjadi DPH
Tanah penutup diprakirakan akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan erosi, yang selanjutnya
akan menimbulkan dampak turunan seperti
menurunnya kesuburan tanah, sedimentasi,
kekeruhan air, dan menekan aktifitas biota
Keselamatan Keselamatan dan Kegiatan penimbunan tanah pucuk dan penutup Menjadi DPH
dan kesehatan kesehatan kerja akan menyebabkan timbulnya gangguan
kerja keselamatan dan kesehatan kerja menyebabkan
dampaknya dampak penting hipotetik.
6 Penggalian Bentang lahan Perubahan bentang lahan Kegiatan penggalian batubara diprakirakan akan Menjadi DPH
Batubara mengakibatkan dampak perubahan bentang alam.
Oleh karena itu dampak ini dipandang sebagai
dampak penting hipotetik yang perlu ditelaah
lebih lanjut secara cermat dan mendalam
Kualitas Air Penurunan Kualitas Air Kegiatan penggalian batubara menyebabkan Menjadi DPH
dampak penting penurunan kualitas air. Dampak
ini merupakan dampak turunan erosi dan
sedimentasi. Adanya transportasi sedimen ke
badan air dengan jumlah yang cukup besar
diperkirakan akan menyebabkan dampak penting
terhadap kualitas air
Keselamatan Keselamatan dan Kegiatan penggalian batubara akan menyebabkan Menjadi DPH
dan kesehatan kesehatan kerja timbulnya gangguan keselamatan dan kesehatan
kerja kerja menyebabkan dampaknya dampak penting
hipotetik.
Sanitasi Sanitasi Lingkungan Kegiatan penggalian batubara yang menghasilkan Menjadi DPH
Lingkungan limbah berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan, sehingga menurunkan kualitas
sanitasi lingkungan. Dampak ini bersumber dari
masuknya bahan hasil erosi yang masuk ke dalam
perairan sungai yang akan yang akan
menurunakan menurunakan kualitas air dan akan
mengganggu kesehatan masyarakat setempat,
terutama yang menggunakan air sungai Mesiau,
untuk berbagai keperluan, seperti untuk mandi,
mencuci maupun untuk air minum. Oleh karena
itu dampak sanitasi lingkungan dipandang
sebagai dampak penting hipotetik yang perlu
ditelaah secara cermat dan mendalam.
7 Pengangkutan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara Dampak lingkungan perubahan kualitas udara Menjadi DPH
Dan dengan ambien dengan parameter ambien akibat kegiatan pengangkutan batubara
Penimbunan parameter debu debu adalah terjadinya peningkatan kadar debu udara
Batubara ambien di sekitar jalan angkutan. angkutan.
Sumber debu Sumber debu pada peristiwa ini
adalah akibat gesekan roda alat angkutan material
(dumptruck ) dengan permukaan tanah. Dampak
ini dihipotesiskan sebagai dampak negatif penting
Kebisingan Peningkatan Kebisingan Kegiatan pengangkutan batubara diprakirakan Tidak Menjadi DPH
akan berdampak terhadap kebisingan.
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh
operasional alat-alat dan kendaraan yang akan
digunakan dalam kegiatan ini. Dampak ini
Lalulintas Ganguan lalulintas Kegiatan pengangkutan batubara diprakirakan Menjadi DPH
akan berdampak terhadap gangguan lalulintas.
Gangguan lalulintas diakibatkan oleh operasional
alat-alat angkut batubara yang akan digunakan.
Keselamatan Keselamatan dan Kegiatan pengangkutan batubara akan Menjadi DPH
dan kesehatan kesehatan kerja menyebabkan timbulnya gangguan keselamatan
kerja dan kesehatan kerja menyebabkan dampaknya
dampak penting hipotetik.
Sanitasi Perubahan Sanitasi Perubahan sanitasi lingkungan bisanya
Lingkungan Lingkungan ditimbulkan oleh sampah atau sisa aktifitas
kendaraan pengangkut batubara ada pada jalur
atau lokasi yang menjadi tempat persinggahan
kendaraan pengakut batubara. Kondisi jalan tanah
yang berdebu pada musim panas dan berlumpur
pada musim hujan ikut mepngaruhi kualitas
lingkungan. Dampak ini akan durasakan oleh
karyawan perusahaan dan masyarakat sekitar
yang memanfaatkan jalan tersebut.
Pasca Operasional
No Rencana Identifikasi Pelingkupan
Kegiatan yang Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Berpotensi Potensial

1 REKLAMASI Aliran Penurunan Debit Puncak Aliran Kegiatan reklamasi lahan dan revegetasi diprakirakan akan
LAHAN DAN Permukaan Permukaan mengakibatkan penurunan debit puncak aliran permukaan
REVEGETASI yang berarti akan mengakibatkan berkurangnya potensi banjir.
LANJUTAN Oleh karena itu dampak ini dipandang sebagai dampak penting
hipotetik yang perlu ditelaah lebih lanjut secara cermat dan
mendalam
Erosi Tanah Penurunan Laju Erosi Tanah Kegiatan reklamasi lahan dan revegetasi diprakirakan akan
mengakibatkan terjadinya pemulihan erosi, yang selanjutnya
akan menimbulkan dampak turunan seperti terjaganya
kesuburan tanah,berkurangnya sedimentasi, kekeruhan air, dan
pemulihan aktifitas biota air. Oleh karena itu dampak ini
dipandang sebagai dampak penting hipotetik yang perlu
ditelaah lebih lanjut secara cermat dan mendalam
Kualitas Perbaikan kualitas air Dengan reklamasi lahan dan revegetasi maka laju erosi pada
Kualitas air blok tambang tambang akan berku akan berkurang,
sedimentasi pada perairan akan berkurang dan kualitas air akan
membaik. membaik. Perbaikan kual Perbaikan kualitas air itas
air ini merupakan dampak turunan dari penurunan laju erosi
yang terjadi pada lokasi pit tambang Perubahan kualitas air
terutama terjadi pada parameter kekeruhan, dan kadar padatan
tersuspensi (TSS) pada perairan sungai akibat sedimen yang
terbawa dari areal tererosi. Dampak ini dihipotesis sebagai
PRIORITAS DAMPAK POTENSIAL
Keterangan
I Rekrutmen tenaga kerja
II Eksplorasi dan studi kelayakan
III Pengumuman, sosialisasi
IV Perizinan

Skala Rona Lingkungan Awal


1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik

Skala Kegiatan Dampak


1 Sangat Kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat Besar
Keterangan
I Mobilisasi Peralatan
II Pembuatan Jalan Angkut
III Pembuatan Sarana dan
Infrastruktur
IV Konstruksi Alat Tambang

Skala Rona Lingkungan Awal


1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik

Skala Kegiatan Dampak


1 Sangat Kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat Besar
Keterangan
I Pembukaan dan Pembersihan
Lahan
II Penggalian Tanah Soil
III Penggalian Tanah Penutup
IV Penumpukan Tanah Penutup
V Peledakan Batubara
VI Penggalian Batubara
VII Penyaliran Tambang
VIIIPengangkutan Batubara
IX Penumpukan Batubara
X Pengolahan Limbah Air Asam
Tambang

Skala Rona Lingkungan Awal


1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik

Skala Kegiatan Dampak


1 Sangat Kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat Besar
Keterangan
I Penimbunan Tanah Penutup
Kembali
II Reklamasi
III Revegetasi Lahan
IV Penanganan Tenaga Kerja

Skala Rona Lingkungan Awal


1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat Baik

Skala Kegiatan Dampak


1 Sangat Kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat Besar
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai