Anda di halaman 1dari 32

MODUL 7 Perhitungan

Kestabilan Lereng
dengan Metode Manual
(Fellenius Method)
Muhammad Jovin Adam 11170980000021
Muhammad Algifari 11180980000005
Wafindra Deniswara 11180980000010
Mutiara Nur Alifia 11180980000017
Zulfikri Hakim Akbar 11180980000029
Ahmad fakih Mahfudz 11180980000036
Abstrak
Perhitungan kestabilan lereng dengan metode manual (Fellenius method)
merupakan Teknik perhitungan yang sederhana dalam penentuan Nilai FK
dikarenakan cara hitungnya yang sederhana dan kesalahan hitungan yang
dihasilkan masih pada sisi aman. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai FK
sangat dipengaruhi oleh bidang gelincir, irisan, dan kondisi tekanan air pori dalam
pengerjaan secara manual. Perhitungan kestabilan lereng dengan metode manual
(Fellenius method) dilakukan dengan simulasi permodelan pada kondisi lereng
jenuh total dan kering menunjukan perbedaan dengan nilai rerata FK perhitungan
manual sebesar 1.988 pada kondisi kering dan 3.42 pada kondisi jenuh.
Sedangkan dengan perhitungan software slide 6.0 didapat nilai sebesar 1,615 pada
kondisi kering dan 2.258 pada kondisi jenuh. Status Nilai FK pada kondisi kering
dan jenuh total adalah aman. Untuk mengatasi tekanan air pori pada lereng dapat
digunakan metoda seperti Soil Nail ataupun penambahan geotextile pada untuk
memperkuat permukaan lereng dan berfungsi untuk menambah gaya penahan
padalereng.
TUJUAN PRATIKUM
Praktikan mampu melakukan analisis kestabilan lereng dengan
menggunakan metode manual (Fellenius Method) dengan
memerhatikan bidang gelincir, irisan, dan juga kondisi tekanan
air pori.
PRINSIP DASAR METODE FELLENIUS
Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan
pertama oleh Fellenius (1927,1936) berdasarkan bahwa gaya
memiliki sudut kemiringan paralel dengan dasar irisan FK
dihitung dengan keseimbangan momen. Fellenius
mengemukakan metodenya dengan menyatakan asumsi bahwa
keruntuhan terjadi melalui rotasi dari suatu blok tanah pada
permukaan longsor berbentuk lingkaran (sirkuler) dengan titik O
sebagai titik pusat rotasi. Metode ini juga menganggap bahwa
gaya normal P bekerja ditengah-tengah slice. Diasumsikan juga
bahwa resultan gaya-gaya antar irisan pada tiap irisan adalah
sama dengan nol, atau dengan kata lain bahwa resultan gaya-gaya
antar irisan diabaikan
RUMUS METODE FELLENIUS
Lereng Kering (Tidak Dipengaruhi Tegangan Air Pori) :
FK
Dan apabila terdapat beban air (tegangan air pori) didalamnya maka :

Rumus FK akibat berat sendiri tanah (W) yang dirumuskan oleh Fellenius :

c = kohesi (kPa)
L = jumlah panjang bidang gelincir
ɸ = sudut geser dalam ( o )
αi = sudut bidang gelincir tiap sayatan ( o )
W = luas tiap bidang sayatan (m2 ) x bobot satuan isi tanah (kN/m3 )
µi x Ii = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)
µ = tekanan air pori (kN/m2 )
I = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m)

H = tinggi irisan (m)


Alat dan Bahan
• 1. Modul praktikum
• 2. Laptop beserta Slide Rocscience 6.0
• 3. Mouse
• 4. Alat tulis, Busur Derajat, Jangka
• 5. Literasi terkait modul 7
• 6. Geometri Lereng dan Data Sifat Fisik Mekanik Batuan
Data Praktikum
A. Lereng Kering (Tidak Dipengaruhi Tegangan Air Pori)
• Suatu lereng tanah homogen memiliki 1 bench dengan
keterangan sebagai berikut:
• Tinggi lereng : 7 m
• Kohesi : 16,76 kPa
• Sudut geser dalam: 22,55°
• Berat isi kering : 20,77 kN/m3
• Slope angle : 37°
Data Praktikum
B. Lereng Jenuh Total (Dipengaruhi Tegangan Air Pori)
• Suatu lereng tanah homogen memiliki 1 bench dengan
keterangan sebagai berikut:
• Tinggi lereng : 12,34 m
• Kohesi : 26,78 kPa
• Sudut geser dalam : 29,04°
• Berat isi kering : 8,85 kN/m3
• Slope angle : 14°
• Tekanan Air Pori Rata-Rata : 122,76 kPa (slide 6.0)
HASIL PRAKTIKUM
KONDISI KERING
PERHITUNGAN PROBLEM A (KERING)
PERHITUNGAN PROBLEM A (KERING)
PERHITUNGAN
PROBLEM A
(KERING)
Metode Lereng kering
Slide
KONDISI JENUH TOTAL
PERHITUNGAN PROBLEM B (Jenuh total)
PERHITUNGAN PROBLEM B (Jenuh total)
PERHITUNGAN
PROBLEM B
(Jenuh total)
KESIMPULAN
• Praktikum perhitungan Kestabilan Lereng dengan Metode Manual (Fellenius
Method) untuk mendesain dan menghitung nilai faktor keamanan(FK) suatu
lereng dengan kondisi kering dan jenuh menghasilkan perhitungan yang
kurang akurat dan cenderung didapatkan hasil FK yang tidak sesuai dengan
lapangan karena perhitungan manual yang sangat erat dengan kesalahan
perhitungan ataupun pembacaan data.
• Hasil interpretasi dari software slide, Nilai FK Problem B lebih besar
dibandingkan dengan Problem A. Perbedaan nilai FK tersebut diakibatkan
adanya tegangan air pori, geometri dan sifat fisik & mekanik material
penyusun lereng yang mempengaruhi kekuataan dan kestabilan lereng serta
kuat gesernya.
• Hasil analisa kasus tertentu yang kami temukan Pada kondisi lereng kering dan
Jenuh total, didapat nilai FK antara perhitungan slide dan manual tidak berbeda
jauh.
Kondisi Lereng Manual Slide
Kering (A) 1,817 1,639
Jenuh total (B) 2,56 2,273
THANK YOU
Pertanyaan
• Nama : Bang Rizqi
• Asdos
• Pertanyaan : kapan metode fellenius manual dipakai ?
• Mutiara : metode manual fellenius digunakan saat untuk
mengecek perhitungan software sebagai perbandingan
• Zul : karena metode fellenius digunakan saat material berjenis
homogeny dan bentuk longsoran busur
• Fakih : apabila software slide yang digunakan sedang terjadi
masalah sehingga alternatifnya menggunakan fellenius dan
hasil yang tidak jauh berbeda
Pertanyaan
• Nama : Bang rendy
• Koordinator asdos
• Pertanyaan : apa yang membuat metode fellenius ini dilakukan
perhitungan manual? Kenapa engga bishop atau janbu?
• Jawaban
• Mutiara : karena metode fellenius metode yg tak serumit janbu
ataupun bishop, karena dilihat dari rumusnya misal bishop ada
rumus yang memakai konsep “trial n error”
• Denis : karena pada fellenius tidak memperhitungkan gaya normal
antar irisan dan gaya gesek antar irisan sehingga tidak ada gaya
antar irisan
• Algi : seperti yang telah dibilang sebelumnya, untuk bishop dan
janbu memperhitungkan gaya normal antar irisan sehingga
perhitungannya lebih rumit
Pertanyaan
• Nama : Ananda Rianidini Dae Dore
• Kelompok : 3
• Pertanyaan : penanggulangan ketidakstabilan lereng dapat dilakukan
dengan merubah geometri lereng. Apa yang terjadi jika pada metode
Fellenius secara manual mengalami pengurangan sudut kemiringan ?
• Jawaban
• Denis : perubahan geometri secara manual bisa saja dilakukan tapi akan
memakan waktu dan tidak otomatis seperti di software. Dan hasil yang
didapatkan juga kurang akurat karena kita melakukan asumsi bidang
kelongsoran
• Fakih : karena jika dikurangi secara manual, berarti harus gambar ulang
dan melakukan perhitungan ulang dari luas irisan sampai mendapat nilai
FK
• Nama : Nabilla Isyana Putri
• Kelompok : 2
• Pertanyaan : bagaimana cara mendapatkan nilai bobot air pada
problem B yang sudah dipaparkan tersebut ?
• Jawaban :
• Mutiara : untuk mendapatkan nilai bobot basah pada problem
B menggunakan perbandingan dengan bobot kering, diketahui
nilai bobot kering a, lalu bisa didapatkan nilai w sehingga
dalam mencari bobot basah, nilai w dimasukan ke dalam
rumus dan diperoleh nilai bobot basah
• Nama : Muhammad Afifi S
• Kelompok : 2
• Pertanyaan : pada modul ini dilakukan 6x percobaan pada tiap
kondisinya dengan bidang gelincir yang berbeda-beda, jadi apa yang
menyebabkan bidang gelincir itu besar ataupun kecil ?
• Jawaban
• Zul : dipengaruhi oleh geometri lereng, sudut geser dalam, sertakohesi
dan bobot isi
• Algi : dari percobaan slide untuk mengetahui bidang gelincir dengan
mengubah nilai kohesi,sugesdal dan bobot isinya dapat disimpulkan
apabila kohesi diperbesar maka bid. gelincir juga ikut besar dan FKnya
besar, untuk segesdal semakin besar nilainya semakin kecil bid
gelincirnya dan FK besar. Untuk Bobot isi semakin besar nilainya
semakin kecil bid gelincirnya dan FKnya Kecil.
• Mutiara : jadi bidang gelincir tidak bisa dibandingkan langsung dengan
nilai FK tanpa merubah parameter utama antara lain kohesi, bobot isi,
sudut geser dalam, dan geometri lereng
• Nama : wishnu
• Kelompok : 2
• Pertanyaan : apa keuntungan dari penggunaan metode manual versi
fellenius ? Mengingat metode bishop merupakan penyempurnaan
dari fellenius
• Jawaban
• Jovin : keuntungannya perhitungan manual lebih mudah karena
karena pada fellenius tidak memperhitungkan gaya normal antar
irisan dan gaya gesek antar irisan sehingga tidak ada gaya antar
irisan
• Denis : untuk bishop dan janbu memperhitungkan gaya normal
antar irisan sehingga perhitungannya lebih rumit
• Nama : Luthfi
• Kelompok : 3
• Pertanyaan : bagaimana pengaruh perbedaan besar atau kecil bidang gelincir terhadap
nilai FK?
• Jawaban :
• Algi : dari percobaan slide untuk mengetahui bidang gelincir dengan mengubah nilai
kohesi,sugesdal dan bobot isinya dapat disimpulkan apabila kohesi diperbesar maka bid.
gelincir juga ikut besar dan FKnya besar, untuk segesdal semakin besar nilainya semakin
kecil bid gelincirnya dan FK besar. Untuk Bobot isi semakin besar nilainya semakin kecil
bid gelincirnya dan FKnya semakin kecil.
• Mutiara : Perbedaan besar atau kecil bidang gelincir mempengaruhi nilai fk
sebagaimana dimaksud shear strength akan berkurang jika bidang gelincir semakin
pendek atau semakin kecil karena kohesi yang terjadi di sepanjang bidang gelincir pun
menjadi kecil. Sedangkan gaya normal akan dipengaruhi oleh Wn dan α, semakin besar α
yang terjadi, maka gaya penggerak/pendorong akan semakin besar sebaliknya gaya
penahan-nya menurun (nilai sinus semakin besar, sedangkan nilai cosinus berkurang.
Akibat berkurangnya shear strength dan bertambahnya shear stress, maka bidang gelincir
sernakin pendek/semakin kecil dan safety factor semakin kecil, pada kondisi tersebut
lereng akan semakin mudah longsor.
• Nama : Raihana
• Kelompok :2
• Pertanyaan :
• Apakah pada metode fellenius, dapat menggunakan software selain
slide ? Semisal menggunakan phase2
• Jawaban
• Fakih : Tidak bisa, karena metode fellenius adalah metode yang tidak
mempertimbangkan bidang2 dsikontinuitas seperti hal nya LEM/limit
equilibrium method di slide. Sedangkan phase2 menggunakan prinsip
FEM/finite elemen method yang dapat mempertimbangkan bidang2
diskontinuitas seperti di lereng batuan
• Algi : konsep metode fellenius adalah dengan membuat bidang gelincir
dan membagi dalam bentuk irisan jadi software cocok dengan untuk
menganalisanya. Sedangkan phase2 membuat meshing diskritasi dan
mereduksi kekuatan batuan hingga mencapai titik kritisnya
• Nama : Muhammad Syafikri
• Kelompok : 1
• Pertanyaan : apakah ada minimal irisan yang harus dibuat
untuk dapat memvalidkan perhitungan metode manual :
• Mutiara : Semakin banyak semakin bagus perhitungannya
karena semakin akurat data nya, untuk minimal irisan secara
manual biasanya 6 irisan
• Zul : Sesuai software slide standar banyak yang irisan
digunakan adalah 25
• Nama : alfian
• Kelompok : 2
• Pertanyaan : bagaimana menghitung multislpe pada metode
manual ini :
• Jawaban
• Algi : Konsepnya sama dengan yang single slope dengan
menentukan bid gelincirnya dengan membagi dengan irisan.
Agar lebih memudahkan perhitungannya dilakukan
perhitungan tiap slopenya.
• Nama : Deffal
• Kelompok : 5
• Pertanyaan : apa asumsi yang digunakan pada metode fellenius dan apa
kondisi kesetimbangan yang dipenuhi pada metode tersebut
• Jawaban
• Mutiara : Asumsi bentuk bidang longsor yang diplotkan manual di kerta
hitung, semakin banyak asumsi bidang longsor yang dibuat semakin
bagus,
• Algi : Asumsi Kelongsoran dari metode fellenius adalah longsoran
busur(circular) dikarenakan materialnya homogen dan lunak. Metode
fellenius hanya memenuhi kesetimbangan Momen saja.
• Zul : asumsi dari banyaknya irisan yang digunakan untuk menentukan
nilai FK. Yang dipengaruhi oleh kesetimbangan momen tapi tidak
dipengaruhi kesetimbangan gaya

Anda mungkin juga menyukai