Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

TERAPAN
PRAKTIKUM KE 1 (SATU)

CARA PENGGUNAAN BIDANG MIRING


Dosen Pengampu :
Eva Weddakarti, S.Pd., M.Si

KELOMPOK 2

Rusyda Ahmad Muzaki 2231210092


Muhammad Fa’iz Kurniawan 2231210151
Thomas Dwi Siswanto 2231210119
Jasa Parlindungan Sitorus 2231210049
Muhammad Ade Wardana 2231210112
Rafif Abdul Abdullah 2231210084

D3 TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2022
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Tujuan 2
1.3 Landasan Teori 3
BAB II ALAT DAN BAHAN 6
2.1 Alat 6
2.2 Bahan 6
BAB III LANGKAH KERJA DAN HASIL 7
3.1 Langkah Kerja 7
3.2 Hasil 8,9
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 10
4.1 Analisis 10
4.2 Pembahasan 11
BAB V KESIMPULAN 12
DAFTAR PUSTAKA 13

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-
alat tersebut di ciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, seperti motor, mobil,
pesawat terbang, telepon, dll. Alat yang di gunakan untuk memudahka manusia melakukan pekerjaan atau
kegiatan disebut pesawat.
Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja
yang bentuknya sangat sederhana yang contohnya tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat
yang terdiri atas susunan beberapa pesawat rumit contohnya pesawat terbang, pesawat telepon, motor, televisi,
dan lain-lain.
Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja
terjadi suatu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Kerja yang timbul adalah
hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun
demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang
lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang
dibutuhkan. Rasio antara keduanya disebut keuntungan mekanik.
Pesawat sederhana bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan 2 tempat yang berbeda
ketinggiannya contohnya, dengan dibuat berkelok-kelok penegndara kendaraan bermotor lebih mudah melewati
jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai
bidang miringnya. Dengan demikian drum berat yang besar ukuranya dengan mudah dipindahkan keatas truk.
Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ketempat yang lebih tinggi dengan
gaya yang lebih lebih kecil. Keuntungan bidang miring bergantung pada panjang landasan bidang miring dan
tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar atau semakin kecil gaya kuasa yang harus di
lakukan.
Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang ditempuh untuk memindahkan
benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas,
contohnya kampak, pisau, obeng, dll. Berbeda dengan bidang miring lainna, pada perkakas yang bergerak
adalah alatnya.

1.2 Tujuan
1. Cara menggunakan Benda Miring
2. Mengetahui fungsi Benda Miring
3. Manfaat Benda Miring dalam sehari-hari atau dalam pekerjaan

2
1.3 Landasan Teori
Bidang miring adalah salah satu pesawat sederhana yang umum dikenal. Bidang miring tidak menciptakan
usaha. Oleh sebab itu, usaha untuk mengangkat benda tanpa bidang miring sama saja dengan bidang miring,
maka: W x h = H x l atau W x h = F x l Jika panjang L = 4m, h=4m maka dari persamaan W x h = F x l
Diperoleh F = W x h = 2000 N x 1m = 500 N L 4m Dari hasil yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa benda yang pada mulanya tanpa alat harus diangkat dengan empat orang, setelah dipergunakan bidang
miring yang panjangnya empat meter hanya memerlukan 1 orang. Keuntungan Mekanik untuk bidang miring:
KM = l/h l = panjang bidang miring h = tinggi ujung bidang miring dari tanah. dan
Dalam bidang miring berlaku sebagai berikut:
a. Makin landai bidang miring, maka makin kecil gaya yang dibutuhkan, akan tetapi jalan yang dilalui lebih
panjang.
b. Makin curam suatu bidang miring, maka makin besar gaya yang dibutuhkan, akan tetapi jalan yang dilalui
akan lebih pendek.

3
Terdapat rumus untuk menghitung keuntungan mekanis benda miring. Keuntungan mekanis ini adalah sebuah
angka yang menunjukkan berapa kali pesawat sederhana dapat menggandakan gaya.

Ada 1 contoh soal benda miring agar dapat memahami rumus-rumus diatas.
Contoh 1 : Togu ingin memindahan sebuah beban yang masanya 5 kg ke dalam mobil. Agar lebih mudah, Ia
mengambil sebuah papan dengan Panjang 5 m kemudia ia sandarkan di atas bak mobil dengan ketinggian 100
cm dari atas tanah. Hitunglah berapa gaya yang dikerjakan Togu untuk memindahkan beban tersebut? Berapa
keuntungan mekanis bidang miring tersebut?

Penyelesaian Contoh 1 :

Diketahui : Panjang papan = 5 m. Selalu periksa jika satuan panjang papan dengan tinggi bidang miring sudah
sama. Karena satuan tinggi bidang miring masih dalam cm, jadi ubah dulu ke dalam m. Sehingga, tinggi bidang
miring = 100 cm = 1 m.

Massa benda = 5 kg. Massa benda berbeda dengan berat benda. Jadi, ubah dulu massa benda menjadi berat
benda.

Berat benda = massa benda × percepatan gravitasi = 5 kg × 10 m/s² = 50 N.

Ditanya :

Berapa gaya yang dikerjakan oleh Togu?

Jadi, gaya yang dikerjakan Rogu untuk memindahkan beban tersebut adalah sebesar 10 N.

Berapa nilai keuntungan mekanis bidang miring tersebut?

4
Catatan : Untuk mencari besar keuntungan mekanisnya, bisa pilih salah satu dari rumus di atas, bisa KM = s/h
atau KM = W/F karena nilainya akan sama. Tapi utamakan pilih rumus yang nilainya sudah diketahui.

Jadi, keuntungan mekanis bidang miringnya adalah sebesar 5.

5
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

 Obeng
 Lem
 Gergaji
 Palu
 Double Tape

2.2 Bahan
 Kayu 50cm 2 buah
 Engsel Pintu 1 buah
 Penyangga Jendela 1 buah
 Tutup Botol 2 buah
 Penyangga As/Poros 2 buah
 As/Poros 1 buah
 Skrup 11 buah
 Lem G 1 buah
 Busur 1 buah
 Double Tape 1 buah

6
BAB III
LANGKAH KERJA & HASIL

3.1 Langkah Kerja


 Atur sudut yang dibutuhkan
 Ukur ketinggian dan panjang benda miring
 Timbang massa benda untuk mengetahui massa bendanya
 Tarik benda tersebut menggunakan tali dan per.
 Hitung hasil pengukuran tersebut menggunakan rumus berikut,
F = W x h dibagi s.
 Kegunaan rumus tersebut untuk mengetahui berapa gaya yang diperlukan untuk menarik benda yang
digunakan untuk praktik bidang miring.
 Hitung hasilnya.

Dari hasil langkah kerja diatas, maka akan dilakukan


Percobaan pertama sebagai berikut :
Sudut yang dibutuhkan 50 derajat
Panjang benda miring 50 cm
Tinggi benda miring 24 cm
Massa benda 8 gram
Percobaan kedua sebagai berikut :
Sudut yang dibutuhkan 30 derajat
Panjang benda miring 50 cm
Tinggi benda miring 13 cm
Massa benda 8 gram
Percobaan ketiga sebagai berikut :
Sudut yang dibutuhkan 40 derajat
Panjang benda miring 50 cm
Tinggi benda miring 21,5 cm
Massa benda 8 gram

7
3.2 Hasil
Setelah semua sudah diukur maka lanjut ke langkah selanjutnya adalah atur sudut kerja benda miring ke 50
derajat, taruh benda kerja diatas benda miring, dan benda kerja akan ditarik menggunakan tali dan per. Maka
akan tercipta gaya yang rumusnya adalah F = W x h dibagi s. F adalah gayanya W itu massa benda yang
digunakan h tinggi benda miring tersebut, dan s adalah panjang benda miring tersebut. Setelah praktikum tadi
sudah dilakukan semua, maka langkah selanjutnya ialah menghitung gaya yang dihasilkan.
Pengukuran gaya yang diperlukan saat percobaan pertama dengan rumus F = W x h dibagi s.
Diketahui : W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 24 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Ditanyakan :
Berapa gaya yang diperlukan untuk menarik benda kerja tersebut?
Penyelesaian :
F = W x h dibagi s.
= 8 gram x 24 cm dibagi 50 cm
= 192 : 50
= 3,84 N
Pengukuran gaya yang diperlukan saat percobaan kedua dengan rumus F = W x h dibagi s.
Diketahui : W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 13 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Ditanyakan :
Berapa gaya yang diperlukan untuk menarik benda kerja tersebut?
Penyelesaian :
F = W x h dibagi s.
= 8 gram x 13 cm dibagi 50 cm
= 104 : 50
= 2,08 N
Pengukuran gaya yang diperlukan saat percobaan ketiga dengan rumus F = W x h dibagi s.
Diketahui : W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 21,5 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Ditanyakan :
8
Berapa gaya yang diperlukan untuk menarik benda kerja tersebut?
Penyelesaian :
F = W x h dibagi s.
= 8 gram x 21,5 cm dibagi 50 cm
= 192 : 50
= 3,44 N

9
BAB IV
ANALISIS & PEMBAHASAN

4.1 Analisis
Pada praktik kali ini kami akan menyajikan data yang diperoleh dengan lengkap dan terperinci dari hasil
praktikum yang telah dilakukan oleh kami pada objek praktikum yaitu Cara menggunakan dan fungsi benda
miring.Pada praktikum Cara menggunakan dan fungsi benda miring, kami mengukur gaya yang diperlukan
untuk menarik benda kerja praktikum.
Pada percobaan pertama kami harus mengetahui ukuran massa benda yang digunakan saat praktikum,
tinggi benda miring, dan panjang benda miring tersebut. Setelah itu kami menarik benda kerja tersebut yang
sudah ditaruh diatas benda miring. Selanjutnya kami menghitung gaya yang diperlukan untuk
menarikPerhitungan menggunakan rumus F = W x h dibagi s. F adalah gayanya W itu massa benda yang
digunakan h tinggi benda miring tersebut, dan s adalah panjang benda miring tersebut.
W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 24 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Saat benda kerja tersebut ditarik maka diperlukan gaya sebesar 3,84 N.

Percobaan kedua kami mengubah ukuran tinggi benda miring untuk mengetahui hasil yang berbeda
W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 13 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Saat benda kerja tersebut ditarik maka diperlukan gaya sebesar 2,04 N.

Pada percobaan praktikum yang ketiga kami melakukan langkah yang sama dengan percobaan kedua
yaitu, dengan mengubah ukuran tinggi benda miring untuk mengetahui hasil yang berbeda
W ditemukan bernilai sebesar 8 gram.
h ditemukan bernilai sebesar 21,5 cm.
s ditemukan bernilai sebesar 50 cm.
Saat benda kerja tersebut ditarik maka diperlukan gaya sebesar 3,44 N.

10
4.2 Pembahasan
Untuk mempermudah dan mengatasi hambatan besar dengan membuat suatu permukaan datar yang
memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak lurus, terhadapa permukaan horizontal. Dengan menerapkan gaya
yang relatif kecil melalui jarak yang lebih jauh, daripada jika beban itu diangkat vertical. Membuat benda
miring untuk mempermudah hambatan besar merupakan suatu hal yang mudah. Dalam praktikum kali ini kami
membuat benda miring dan menghitung gaya yang diperlukan. Dengan alat dan bahan yang sederhana kami
mampu membuat benda miring. Alat dan bahan sudah kami sebutkan pada Bab II point 2.1 dan 2.2.
Setelah benda miring tersebut dibuat, kami akan mengukur derajat yang diperlukan, ketinggian,
panjang, dan massa benda kerja sebagaimana halnya yang sudah disebutkan dalam Bab III point 3.1. Setelah
mengukur semua itu, kami mui mempraktikan cara penggunaan benda miring. Percobaan pertama kami mulai
dengan ukuran tinggi benda miring 24 cm, derajat yang diperlukan 50 derajat, massa benda 50 g, dan panjang
benda miring 50 cm. Setelah semua yang diperlukan sudah diukur, kami mulai mempraktikan cara
menggunakan benda miring, dan setelah selesai kami akan mulai mengukurnya.

Begitu pula saat percobaan kedua dan ketiga, kami memulai dengan langkah yang sama pada saat
percobaan pertama. Pada percobaan kedua dan ketiga ini kami hanya mengganti sudut benda miring dan tinggi
benda miring.

Dibawah ini merupakan perbandingan dari percobaan pertama sampai percobaan ke 3.

DERAJAT TINGGI PANJANG MASSA GAYA


BENDA
Percobaan 1 50 derajat 24 cm 50 cm 8 gram 3,84 N
Percobaan 2 30 derajat 13 cm 50 cm 8 gram 2,08 N
Percobaan 3 40 derajat 21,5 cm 50 cm 8 gram 3,44 N

11
BAB V
KESIMPULAN

Dari awal praktikum sampai akhir, kami menyimpulkan bahwa benda miring merupakan permukaan
yang sangat berguna. Kami mengetahui bahwa membuat benda miring tidak sesusah yang kami bayangkan.
Benda miring menjadi peranan yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam hal bekerja.
Kami melakukan 3 kali percobaan dan kami meyimpulkan juga bahwa jika tinggi benda miring berbeda maka
gaya yang diperluka untuk menarik benda kerja tersebut juga berbeda-beda.

12
DAFTAR PUSAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Bidang_miring
 https://www.ruangguru.com/blog/ipa-kelas-8-penerapan-dan-manfaat-prinsip-bidang-miring
 https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-103814283/bidang-miring-pengertian-gaya-rumus-
dan-contoh-penerapan-dalam-kehidupan-sehari-hari
 https://ipa.pelajaran.co.id/bidang-miring/

13

Anda mungkin juga menyukai