Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

TUGAS PENDAHULUAN GEOLOGI TEKNIK


METODE FELLINIUS

Hari, Tanggal : Rabu, 23 November 2022


Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Praktikan : Ridho Aulia Ahmad 120150079
Asisten : Muhammad Irsyad 119150035
Hita Kirana 119150084

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permukaan tanah tidak selalu membentuk bidang datar atau mempunyai
perbedaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lain sehingga membentuk
suatu lereng (slope). Lereng merupakan suatu kondisi topografi yang banyak
dijumpai pada berbagai pekerjaan konstruksi sipil. Lereng dapat terjadi secara alami
maupun sengaja dibuat oleh manusia dengan tujuan tertentu. Longsoran merupakan
salah satu bencana alam yang sering terjadi pada lereng-lereng alami maupun
buatan. Kelongsoran lereng kebanyakan terjadi pada saat musim peng-hujan. Itu
terjadi akibat peningkatan tekanan air pori pada lereng.
Ada beberapa metode untuk menganalisis kestabilan lereng, yang paling
umum digunakan ialah metode irisan. Metode ini banyak digunakan untuk
menganalisis kestabilan lereng yang tersusun oleh tanah, dan bidang gelincirnya
berbentuk busur (arc-failure). Menurut Sowers (1975), tipe longsoran terbagi
kedalam 3 bagian berdasarkan kepada posisi bidang gelincirnya, yaitu longsoran
kaki lereng (toe failure), longsorang muka lereng (face failure),dan longsoran dasar
lereng (base failure). Longsoran kaki lereng umumnya terjadi pada lereng
yangrelatif agak curam (>450) dan tanah penyusunnya relatif mempunyai nilai
sudut geser dalam yang besar (>300). Longsoran muka lereng biasa terjadi pada
lereng yang mempunyai lapisan keras (hardlayer), dimana ketinggian lapisan keras
ini melebihi ketinggian kaki lerengnya, sehingga lapisanlunak yang berada diatas
lapisan keras berbahaya untuk longsor. Longsoran dasar lereng biasa terjadi pada
lereng yang tersusun oleh tanah lempung, atau bisa juga terjadi pada lereng yang
tersusun oleh beberapa lapisan lunak (soft seams).
1.2. Tujuan
Tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan faktor keamanan yang terdapat pada lereng tanah
2. Mengetahui kekuatan tanah terhadap lereng
3. Menentukan baik atau buruknya lereng tersebut untuk di bangun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Lereng


Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan
permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah.
Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia. Dalam
bidang Pada tempat dimana terdapat dua permukaan tanah yang berbeda keting-
giannya, maka akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong sehingga tanah yang
lebih tinggi kedudukannya cenderung bergerak kearah bawah. Disamping gaya
yang mendorong kebawah terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang bekerja
menahan/melawan sehingga kedudukan tanah tersebut tetap stabil. Gaya-gaya
pendorong berupa gaya berat, gayatiris/muatan dan gaya-gaya inilah yang
menyebabkan kelongsoran. Gaya-gaya penahan berupa gaya gesekan/geseran,
lekatan (dari kohesi), kekuatan geser tanah. Jika gaya-gaya pendorong lebih besar
dari gaya-gaya penahan, maka tanah akan mulai runtuh dan akhirnya terjadi
keruntuhan tanah sepanjang bidang yang menerus dan massatanah diatas bidang
yang menerus ini akan longsor. Peristiwa ini disebut sebagai keruntuhan lereng dan
bidang yang menerus ini disebut bidang gelincir.

II.2 Konsep Kestabilan Lereng


Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah
dan atau bantuan penyusun lereng akibat tergang-gunya kestabilan tanah atau
bantuan penyusun lereng tersebut. Definisi diatas menunjukkan bahwa massa yang
bergerak dapat berupa massa tanah, massa batuan atau pencampuran antara massa
tanah dan batuan penyusun lereng. Apabila massa yang bergerak ini didominasi
oleh massa tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa
bidang miring ataupun lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai
longsoran tanah. Analisis stabilitas tanah pada permukaan tanah ini disebut dengan
analisis stabilitas lereng. Analisis stabilitas lereng meliputi konsep kemantapan
lereng yaitu penerapan penge-tahuan mengenai kekuatan geser tanah. Keruntuhan
geser pada tanah dapat terjadi akibat gerak relatif antar butirnya. Karena itu
kekuatannya tergantung pada gaya yang bekerja antar butirnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kekuatan geser terdiri atas:
1. Bagian yang bersifat kohesif, tergantungpada macam tanah dan ikatan
butirnya.
2. Bagian yang bersifat gesekan, yang se-banding dengan tegangan efektif
yangbekerja pada bidang geser (DAS, 1994).

II.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng


Keruntuhan pada lereng alami atau buatan disebabkan karena adanya
perubahan antara lain topografi, seismik, aliran air tanah, kehilangan kekuatan,
perubahan tegangan, dan musim/iklim/cuaca. Akibat adanya gaya-gaya luar yang
bekerja pada material pembentuk lereng menyebabkan material pembentuk lereng
mempunyai kecenderungan untuk menggelincir. Kecenderungan menggelincir ini
ditahan oleh kekuatan geser material sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil
dalam jangka waktu yang lama, lereng tersebut dapat menjadi tidak stabil karena
beberapa faktor seperti :
1. Jenis dan keadaan lapisan tanah / batuan pembentuk lereng
2. Bentuk geometris penampang lereng (misalnya tinggi dan kemiringan
lereng)
3. Penambahan kadar air pada tanah (misalnya terdapat rembesan air atauin
filtrasi hujan)
4. Berat dan distribusi beban
5. Getaran atau gempaFaktor-faktor yang mempengaruhikestabilan lereng
dapat menghasilkantegangan geser pada seluruh massa tanah,dan suatu
gerakan akan terjadi kecualitahanan geser pada setiap permukaan
runtuhyang mungkin terjadi lebih besar daritegangan geser yang bekerja,
(Bowles, 1991)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan

Terdapat alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan praktikum


sebagai berikut:

1. 1 set alat tulis yang terdiri dari pensil, pensil warna, pena, penghapus, dan
spidol
2. 1 buah jangka
3. 1 buah penggaris
4. 1 buah busur
5. ± 5 lembar kertas millimeter blok A4/A3
6. ± 5 lembar kertas HVS A4

III.2 Diagram Alir Praktikum

Pada praktikum ini terdapat langkah pengerjaan yang harus diikuti dalam
mengolah sampel dalam bentuk diagram alir sebagai berikut :

Mulai

Pengujian Analisis Saringan

Mempersiapkan alat tulis, jangka, penggaris, busur, kertas


millimeter blok, dan kertas HVS A4

Membuat bukaan bagian bawah, tinggi, dan bagian atas lereng


tanah dengan nilai panjang tertentu

Membuat sudut bukaan lereng tanah dengan nilai sudut tertentu

Membuat bidang gelincir lereng tanah


Menentukan top dan toe lereng tanah

Membagi bidang gelincir lereng tanah menjadi 5 bagian

Menghitung luas masing-masing bidang gelincir yang


sudah dibagi menjadi 5 bagian

Menentukan titik tengah dari bidang gelincir yang sudah


dibagi menjadi 5 bagian

Menentukan sudut bukaan bidang gelincir yang sudah


dibagi menjadi 5 bagian

Memasukkan nilai yang sudah didapatkan ke dalam rumus


metode fellinius

Selesai
Gambar III.1. Diagram Alir Praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2011). Kidah Ilmu Geologi. Bandung: AMPI.

Anonim. (2012). keterbentukan batuan. Yogyakarta: Rediksi Duta Yogyakarta.


Baud, P. (2014). Effects of Porosity and Crack. Australia: International
Journal of Rock Mechanics and Mining.

Browne. (1991). host rock. Inggris: Corbett Leach.

Sofanhadi. (2013). Keterbentukan batuan dan sifatnya. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai