Disusun oleh :
MONA JULIKE LATUHIHIN
IRANA JUWITA AYU KHUMALASARI
GENESA
Bauksit merupakan biji utama alumunium yang
terdiri dari alumunium hidroksida dan alumunium
oksida. Bauksit ini pertama di temukan di tahun
1821 di les baux, oleh karena itu penamaannya
adalah bauxite atau bauksit. Mineral bauksit
merupakan mineral yang tersusun dari mineral
anorganik dimana merupakan senyawa kimia yang
terbentuk secara alami.
KETERDAPATAN
Keterdapatan bauksit di alam dapat dibagi menjadi
dua tipe (Retallack,2010) yaitu :
dominasi oleh tipe bauksit laterit (sekitar 90%) dan sebagian kecil tipe
laterisasi batuan asal yang kaya akan mineral feldspar, tergolong dalam
batuan sekunder dan bukan batuan primer. Hal ini merupakan keuntungan
bauksit yang disukai oleh Proses Bayer dalam proses pemurnian menjadi
Alumina.
Bauksit mudah di temukan di daerah-daerah tropis yang
dekat dengan garis khatulistiwa. Di Indonesia sendiri,
potensi dan cadangan dari endapan bauksit ini cukup
melimpah. Terdapat di Sumatra Utara kota Pinang, di Riau
terdapat di pulau bulan dan pulau bintan, untuk daerah
Kalimantan Barat terdapat di Sandai, tayang Mebukung,
balai berkuah, Pantus, Kndawangan, Munggu besar,
terakhir di propinsi Bangka Belitung bisa di temui di
daerah Sigembir. Namun sampai saat ini proses
penambangan bauksit di Pulau Bintan merupakan satu-
satunya penambangan yang terbesar di Indonesia.
KEGUNAAN
Fungsi dari bauksit:
di jadikan bahan dasar untuk pebuatan tinta kering dan tinta laser, pada
mesin fotokopi.