Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak) adalah benda padat yang
tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi,
litosfer, terbuat dari batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan
beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan
petrologi merupakan komponen penting dari geologi.

Mekanika batuan adalah ilmu teoretis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik
batuan dan massa batuan; Dalam geologi, mekanika batuan adalah cabang mekanika
yang mengkaji tentang respons batuan dan massa batuan terhadap medan gaya dari
lingkungan mereka. Mekanika batuan merupakan bagian dari subjek yang lebih luas
yakni geomekanika, yang mengkaji tentang tanggapan mekanik dari semua material
geologi, termasuk tanah. Mekanika batuan, seperti yang diterapkan di geologi teknik,
pertambangan, perminyakan, dan praktik teknik sipil, memerhatikan penerapan
prinsip-prinsip mekanika rekayasa untuk desain struktur batuan yang dihasilkan oleh
pertambangan, pengeboran, produksi waduk, atau kegiatan konstruksi sipil seperti
pembangunan terowongan, lubang tambang, penggalian bawah tanah, tambang
terbuka, sumur minyak dan gas, pemotongan jalan, repositori limbah, dan struktur
lainnya yang dibangun dengan batuan.

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya


pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan
penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas)

1
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari mekanika batuan ?


2. Bagaimana hubungan mekanika batuan dengan pertambangan ?
3. Seperti apa aplikasi mekanika batuan dalam dunia pertambangan ?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari batuan.


2. Mampu menjelaskan bagaimana hubungan mekanika batuan dengan
pertambangan.
3. Mengetahui pengaplikasian mekanika batuan dalam dunia pertambangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Mekanika Batuan


Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan
massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan
dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan penerowongan,
pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya. Di dalam geoteknik,
klasifikasi massa batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang
ditujukan untuk terowongan dengan penyanggaan menggunakan penyangga baja.
Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk penyangga non-baja untuk terowongan,
lereng, dan pondasi 3 pendekatan desain yang biasa digunakan untuk penggalian
pada batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang paling banyak
digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan metode empiric.
Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul
di lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi
lapangan, pengukuran, dan engineering judgement.

Mekanika batuan mempelajari antara lain :

1. Sifat sifat dan mekanik serta karakteristik massa batuan.


2. Berbagai teknik analisis tegangan dan regangan batuan
3. Prinsip prisnsip yang menyatakan respons massa batuan terhadap beban
4. Metodologi yang logis untuk penerapan teori teori dan teknik teknik mekanika
untuk solusi problem fisik nyata di bidang rekayasa batuan.
Mekanika batuan sendiri merupakan bagian dari subyek yang lebih lua yaitu
Geomekanika., yang membahas tentang respons mekanik dan semua material geologi
seperti batuan dan tanah.

3
Mekanika batuan sebagai ilmu terapan menjadi suatu disiplin rekayasa koheren dalam
tiga setengah dekade terakhir. Bidang rekayasa pertambangan sedah sejak kira kira
dua dekade terakhir telah mulai mengambangkan teknik tekniknya sendiri
bardasarkan kaidah kaidah mekanika batuan dalam rancangan dan pelaksanaan
penggalian baik di permukaan maupun bawah permukaan.
Dari pengalaman di lapangan telah dibuktikan bahwa aplikasi mekanika
batuan untuk rancangan dan pelaksanaan operasi penambangan telah berhasil
meningkatkan efisiensi struktur struktur dalam tambang (lereng penggalian, lubang
bukaan, dan sebagainya), dan safety confidency. kelemahan suatu struktur telah
ditingkatkan keakuratannya, sehingga mengurangi unsurtr ial anderror.
Pelaksana di lapangan dipermudah dan dipercepat penyelesaian pekerjaannya
karena diterapkannya soistem monitoring selama dan setelah suatu pengalian
terowongan.

II.2 Prinsip Dasar Mekanika Batuan

Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan


suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip-
prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya (force), tegasan (stress),
tarikan (strain) dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi karakter
suatu materi/bahan.
1. Gaya (Force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan
suatu benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya
gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu
benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan
bumi). Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua
obyek/materi yang ada di sekeliling kita. Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi
adalah berbanding lurus dengan jumlah materi yang ada, akan tetapi magnitud gaya di
permukaan tidak tergantung pada luas kawasan yang terlibat. Satu gaya dapat diurai

4
menjadi 2 komponen gaya yang bekerja dengan arah tertentu, dimana diagonalnya
mewakili jumlah gaya tersebut. Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi
menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus dengan bidang permukaan dan satu lagi
searah dengan permukaan. Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat
dibagi lagi menjadi dua komponen membentuk sudut tegak lurus antara satu dengan
lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga komponen gaya, yaitu komponen
gaya X, Y dan Z.

2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai
tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada
di dalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas
atau volume air yang dipindahkannya.

Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka
batuan yang terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda
yang berada dalam air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang
ada di dalam air, dan hal ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi
mendapat tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan
litostatik ini menekan kesegala arah dan akan meningkat ke arah dalam bumi.

3. Tegasan (Stress forces)


Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda.
Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan
sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Tegasan dapat didefinisikan
sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda dibagi dengan luas
permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).

Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen
tegasan prinsipal atau tegasan utama, yaitu terdiri daripada 3 komponen, yaitu: P,
Q dan R. Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal (P) dan
tegasan minimal (R). Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan
5
maka retakan/rekahan akan terjadi pada batuan tersebut. Kekuatan suatu batuan
sangat tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk menghasilkan
retakan/rekahan.
4. Gaya Tarikan (Tensional Forces)
Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan
perubahan panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya.
Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah
volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan
mengembang bila gaya hidrostatiknya diturunkan.

Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila
suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa
elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum
fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan mempunyai selang yang
besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika batuan
ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.

Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada
suhu dan tekanan permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang
berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini dikarenakan kondisi
pembentukannya juga berbeda-beda.

Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat


dibandingkan dengan batuan metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku
(basalt, andesit, gabro).

Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus
mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau
keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya
batuan tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya). Penyebab deformasi
pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas). Oleh karena itu untuk memahami
deformasi yang terjadi pada batuan, maka kita harus memahami konsep tentang gaya
6
yang bekerja pada batuan. Tegasan (stress) dan tegasan tarik (strain stress) adalah
gaya gaya yang bekerja di seluruh tempat dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan yang
biasa kita kenal adalah tegasan yang bersifat seragam (uniform-stress) dan dikenal
sebagai tekanan (pressure). Tegasan seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara
seimbang kesemua arah. Tekanan yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban
yang menutupi batuan adalah tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala
arah tidak sama (tidak seragam) maka tegasan yang demikian dikenal sebagai tegasan
diferensial.

Tegasan diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Tegasan tensional (tegasan extensional) adalah tegasan yang dapat


mengakibatkan batuan mengalami peregangan atau mengencang.

2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan


mengalami penekanan.

3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.

Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan
merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi terjadi
ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui 3 tahapan
pada deformasi batuan.

di bawah memperlihatkan hubungan antara gaya tarikan dan gaya tegasan yang
terjadi pada proses deformasi batuan.

1. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya dapat berbalik (reversible).

2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat


gaya tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).

7
3. Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak
kembali lagi ketika batuan pecah/retak.

Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat perilaku dari
material ketika dikenakan gaya tegasan padanya, yaitu :

1. Material yang bersifat retas (brittle material), yaitu apabila sebagian kecil
atau sebagian besar bersifat elastis tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur
sebelum material tersebut retak/pecah

2. Material yang bersifat lentur (ductile material) jika sebagian kecil bersifat
elastis dan sebagian besar bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture

Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor,
antara lain adalah:

1. Temperatur
Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat meregang dan
berpindah, sehingga batuan/material akan lebih bereaksi pada kelenturan dan pada
temperatur, material akan bersifat retas.
2.Tekanan bebas
Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak
menjadi berkurang dikarenakan tekanan disekelilingnya cenderung untuk
menghalangi terbentuknya retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan
menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak.
3.Kecepatan tarikan
Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material
yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material
berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku / bersifat lentur.
4.Komposisi
Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas.
Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal

8
tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya. Jadi,
komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam
menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah hadir tidaknya air. Air
kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran
mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang
bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang kering akan
cenderung bersifat retas.

II.3 Sifat Massa Batuan di Alam


Massa batuan, karena proses terjadinya secara alamiah.memiliki sifat yang
cenderung unik ( tidak ada kembarannya ).Meskipun secara deskritif namanya sama
misalnya andesit,tetapi antara andesit satu dengan yang lain hampir pasti tidak sama
persis.Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di alam adalah
hetrogen,anisotrop,diskontinu.
1) Heterogen,artinya :
- Mineralogis : Jenis miniral pembentuk batuan berbeda-beda
- Butiran padatan : Ukuran dan bentuknya berbeda-beda
- Void : ukuran,bentuk dan penyebarannya berbeda-beda
2) Anisotrop,artinya :
- Mempunyai sifat-sifat yang berbeda pada arah yang berbeda
3) Diskontinu,artinya :
- Massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yang
Mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar,sesar,retakan,fissure,bidang
perlapisan.Struktur geologi ini cenderung memperlemah kondisi massa bantuan.
Kondisi di atas apabila diperlakukan sebagaimana adanya tidak
memungkinkan dilakukan solusi dengan pendekatan logik-matematik.Oleh karena itu
perlu penyederhanaan dengan asumsi,yang semula Heterogen-Anisotrop-Diskontinu
menjadi Homogen-Isotrop-Kontinu.
Dalam asumsi di atas,seolah-olah terjadi kontradiksi atau saling bertolak
belakang antara kondisi sebenarnya pada massa batuan denga asumsi yang
9
dibuat.Tetapi asumsi itu harus disertai equivalensi,misalnya dari kondisi batuan
B1,B2.B3 diasumsikan menjadi batuan B' yang homogen,isotrop,dan kontinu

II.4 Ciri-Ciri Mekanika Batuan

1. Dalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang kuat/keras, maka batuan
dapat dianggap kontinu.

2. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi, maka


batuan tidak kontinu (diskontinu) karena adanya
kekar, fissure, schistosity, crack, cavities dan diskontinuitas lainnya. Untuk
kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa mekanika batuan adalah mekanika
diskontinu atau mekanika dari struktur batuan.

3. Secara mekanika, batuan adalah sistem multiple body (Gambar 3).

4. Analisis mekanika tanah dilakukan pada bidang, sedang analisis


mekanika batuan dilakukan pada bidang dan ruang.

5. Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah,


tetapi ada beberapa yang tumpang tindih.

6. Mekanika batuan banyak menggunakan :

Teori elastisitas,

Teori plastisitas,

dan mempelajari batuan, sistem struktur batuan secara eksperimen.

10
II.5 Karakteristik Batuan
Dalam mekanika batuan sifat sifat batuan dapat dikelompokkan menjadi 2
bagian, yaitu :
1. Penimbangan Berat Contoh
a. Wn : Berat contoh asli (natural)
b. Wo : Berat contoh kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam dengan temperatur 90oC)
a. Ww : Berat contoh jenuh (sesudah dijenuhkan selama 24 jam)
c. Ws : Berat contoh jenuh di dalam air
d. Wo - Ws : Volume contoh tanpa pori-pori
e. Ww - Ws : Volume contoh total
2. Sifat Fisik Batuan
Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan setelah
dilakukan pengujian tanpa melakukan pengrusakan. Sifat-sifat fisik antara lain bobot
isi, berat jenis, porositas, absorbsi dan void ratio. Pengujian sifat fisik batuan yang
ditentukan, antara lain :
a. Bobot isi asli (natural density), n
b. Bobot isi kering (dry density), d
c. Bobot isi jenuh (saturated density), s
d. Berat jenis semu (apperent specific gravity)
e. Berat jenis nyata (true specific gravity)
f. Kadar air asli (natural water content)
g. Kadar air jenuh (absorption)
h. Derajad kejenuhan
i. Porositas
j. Void ratio

11
3. Sifat Mekanik Batuan
Sifat mekanik batuan adalah sifat suatu batuan setelah mengalami pengrusakan.
Pengujian sifat mekanik ini terdiri dari :
a. Uji kuat tekan (unconfined compression test)
b. Uji kuat tarik (Indirect tensile strength test)
c. Uji beban titik (point load test/test franklin)
d. Uji triaxial (triaxial compression test)
e. Uji kuat geser langsung (punch shear test)
f. Uji kuat geser pada n tertentu (direct box shear strength test)
g. Uji kecepatan gelombang ultrasonik (ultrasonic velocity)

II.6 Pengertian Pertambangan


Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas) . Sektor pertambangan, khususnya
pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru mulai
mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan saat itu
memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan
pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnya di Indonesia.
Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk mengaturnya
dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU
No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut
pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik
investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan
pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah
konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan
investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai
kontraktor. Pertambangan dapat didefinisikan sebagai berikut :
12
1. Pertambangan adalah kegiatan untuk mendapatkan logam dan mineral dengan
cara hancurkan gunung, hutan, sungai, laut dan penduduk kampung.
2. Pertambangan adalah kegiatan paling merusak alam dan kehidupan sosial yang
dimiliki orang kaya dan hanya menguntungan orang kaya.
3. Pertambangan adalah lubang besar yang menganga dan digali oleh para
pembohong (Mark Twian)
4. Pertambangan adalah industri yang banyak mitos dan kebohongan
Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh perusahaan sebelum melakukan
eksploitasi. Saat proses tersebut di lalui oleh perusaan, maka saat itu pula beredar
mitos-mitos pertambangan di masyarakat.

Sifat Batuan Yang Sebenarnya Di Alam Sebelum Dilakukan Kegiatan Penambangan

Sifat batuan yang sebenarnya di alam sebelum dilakukan kegiatan penambangan


antara lain :
Heterogen
a) Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
b) Ukuran dan bentuk partikel atau butir berbeda di dalam batuan.
c) Ukuran, bentuk dan penyebaran void berbeda di dalam batuan.

1. Diskontiniu
Massa batuan di alam tidak kontiniu (diskontiniu) karena adanya bidang-bidang
lemah (crack, joint, fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari
bidang-bidang lemah tersebut tidak kontiniu.

2. Anisotrope
Karena sifat batuan yang heterogen, diskontiniu, anisotrope uk dapat menghitung
secara matematis sebuah lubang bukaan yang disekitarnya terdiri dari batuan, yang
mempunyai sifat homogen, kontiniu dan isotrop.

Bagaimana Ciri-Ciri Mekanika Batuan Bekerja Pada Sebuah Batuan?

13
Didalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang kuat atau keras, maka
batuan dianggap kontiniu.
Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi, maka
batuan tidak kontiniu (diskontiniu) karena adanya kekar, fissure, schistoty, crack,
cavities dan diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa
mekanika batuan adalah mekanika diskontiniu atau mekanika dari struktur batuan.
Secara mekanika, batuan adalah sistem Multiple Body. Analisis mekanika
tanah dilakukan pada bidang, sedang analisis mekanika batuan dilakukan pada bidang
dan ruang. Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah,
tetapi ada beberapa bagian yang tumpang tindih.
Mekanika batuan banyak menggunakan :
Teori elastisitas
Teori plastisitas
Dan mempelajari batuan, sitem struktur batuan secara eksperimen.
Selain itu juga faktor-faktor penyebab tekanan batuan antara lain :
Berat batuan itu sendiri, merupakan perkalian bobot isi batuan denga
kedalaman letaknya dari permukaan bumi.
Tegangan pada batuan di bawah permukaan yang terjadi apabila
disekitar batuan terdapat gejala geologi seperti perlipatan da patahan.
Dengan dibukanya lubang bukaan maka akan terjadi pelepasan
energi secara tiba-tiba.
Absorbsi air. Batuan yang sifatnya menyerap air akan lebih mudah
terintegrasi kekuatannya karena cenderung mengalami tingkat
pelapukan dan swelling yang tinggi. Pada lubang bukaan, kuat tarik
terdistribusi di bagian atap dan lantai sedangkan kuat tekan di
dinding terowongan. Berikut ini diperlihatkan beberapa kekuatan
batuan pada kondisi batuan kering.
Secara umum tegangan tergantung pada :
Tegangan dimana dia dikenakan.

14
Orientasi dari luas permukaan dimana dia dikenakan.
Sistem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.

II.7 Aplikasi Mekanika Batuan Dalam Pertambangan

Semua bahan galian yang di tambang baik itu ditambang secara tambang
terbuka ataupun tambang bawah tanah, sangat berhubungan dengan batuan. Karena
semua bahan-bahan galian tersebut menempel ataupun berada didalam batuan itu
sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu cara, teknik, bagaimana cara memisahkan
bahan galian tersebut dari batuan-batuan yang tidak bermamfaat. Karena batuan
mimiliki sifat-sifat yang berbeda pada tiap jenis batuannya, diskontiniu dan
anisotrope, maka dalam hal ini dibutuhkan suatu teknik yaitu mekanika batuan. Telah
dijelaskan sebelumnya pengertian mekanika batuan, dimana fungsi dari pada
mekanika batuan tersebut adalah mempelajari bagaimana sifat, cara dan teknik agar
proses kegiatan penambangan tidak terganggu.

15
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Mekanika batuan adalah ilmu teoretis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik
batuan dan massa batuan; Dalam geologi, mekanika batuan adalah cabang mekanika
yang mengkaji tentang respons batuan dan massa batuan terhadap medan gaya dari
lingkungan mereka. Mekanika batuan merupakan bagian dari subjek yang lebih luas
yakni geomekanika, yang mengkaji tentang tanggapan mekanik dari semua material
geologi, termasuk tanah.

16

Anda mungkin juga menyukai