DISUSUN OLEH
KELOMPOK 12 :
SURYANI NABABAN 4193311069
NAZLA KHAIRANI NASUTION 4193311044
ANNISA FAJRIKA ADINIA 4193311063
ALEK CANDRA SINAGA 4193311065
DOSEN PEMBIMBING : WIRA FIRMANSYAH S.Pd, M.Pd
KELAS : PSPM F 2019
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN
Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Sejak
konsep ini diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI)
pada sekitar tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan dinamika konsepsi Ketahanan Nasional
sampai sekarang ini.Suradinata (2005 : 47) mengemukakan pengertian Ketahanan Nasional suatu
kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.Sedangkan
Suryohadiprojo (1997) menyatakan Ketahanan Nasional meliputi kemanan nasional dan
kesejahteraan nasional yang berarti Ketahanan Nasional sejalna dengan kepentingan nasional.
Oleh karena itu implementasi Ketahanan Nasional Indonesia dalam proses pembangunan
nasional dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu:
a) pendekatan kemanan
digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam melindungi eksistensi serta
nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh masyarakat, bangsa dan negara terhadap segala
ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.
b) Pendekatan kesejahteraan
digunakan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional itu dalam bentuk kemampuan
bangsa dalam mengidentifikasi, membina, mengelola serta mengembangkan potensi dan
kekuatan nasional menjadi kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara secara adil
merata serta proporsional.
Terdapat tiga cara pandang dalam melihat ketahanan. Ketiganya menghasilkan tiga wajah
ketahanan nasional yakni
1. ketahanan nasional sebagai konsepsi,
2. ketahanan nasional sebagai kondisi, dan
3. ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin.
Ketiganya bisa saling berkaitan karena diikat oleh pemikiran bahwa kehidupan nasional
ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai unsurnya atau dikenal dengan nama “Ketahanan
Nasional berlandaskan ajaran Asta Gatra.” Konsepsi ini selanjutnya digunakan sebagai strategi,
cara atau pendekatan di dalam mengupayakan ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra ini
juga digunakna sebagai tolok ukur dalam menilai ketahanan nasional Indonesia sebagai kondisi.
Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan
negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas
dan kompleks.
Hal yang menjadikan ketahanan nasional sebagai konsepsi khas bangsa Indonesia
adalah pemikiran tentang delapan unsur kekuatan bangsa yang dinamakan Asta Gatra.
Pemikiran tentang Asta Gatra dikembangkan oleh Lemhanas. Bahwa kekuatan nasional
Indonesia dipengaruhi oleh delapan unsur terdiri dari tiga unsur alamiah (tri gatra) dan lima
unsur sosial (panca gatra).Perihal unsur-unsur kekuatan nasional ini telah mendapat banyak
kajian dari para ahli. Morgentahu dalam bukunya “Politics Among Nations : The Struggle for
Power and Peace” mengemukakan bahwa menurutnya ada dua faktor yang memberikan
kekuatan bagi suatu negara, yakni:
1) faktor-faktor yang relatif stabil (stable factors), terdiri atas
a) geografi
b) sumber daya alam,
2) faktor-faktor yang relatif berubah (dinamic factors), terdiri atas
a) kemampuan industri,
b) militer,
c) demografi,
d) karakter nasional,
e) moral nasional,
f) kualitas diplomasi, dan
g) kualitas pemerintah.
Alfred Thayer Mahan dalam bukunya The Influence Seapoer an History, mengatakan
bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-
unsur: letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional
dan sifat pemerintahan.
Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak hanya tergantung luas wilayah daratan, akan
tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah negara.
Sebagaimana diketahui Alfred T. Mahan termasuk pengembang teori geopolitik tentang
penguasaan laut sebagai dasar bagi penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan
menguasai kekayaan dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A
Calculus of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain merupakan
akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut :
1. sinergi antara potensi demograsi dengan geografi
2. kemampuan militer; kemampuan ekonomi
3. strategi nasional; dan
4. kemauan nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi nasional.
konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, yakni konsepsi tahun 1968, tahun 1969 dan
tahun 1972. Menurut konsepsi tahun 1968 dan 1969 ketahanan nasional adalah keuletan dan
daya tahan, sedang pada konsepsi 1972 ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik
yang berisi keuletan dan ketangguhan. Jika pada dua konsepsi sebelumnya dikenal istilah
IPOLEKSOM (Panca Gatra), dalam konsepsi tahun 1972 diperluas dan disempurnakan berdasar
asas Asta Gatra (Haryomataraman dalam Panitia Lemhanas, 1980: 95-96 dalam Triharso 2013).
Pada tahun-tahun selanjutnya konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), yakni mulai GBHN 1973 sampai dengan GBHN 1998. Adapun
rumusan konsep ketahanan nasional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut;
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju
ke tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari hambatan,
tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari dalam, maka
pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan Nasional yang
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh
dan menyeluruh.
2. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup
menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan Ketahanan Nasional. Selanjutnya Ketahanan Nasional yang tangguh akan
mendorong pembangunan nasional.
3.Ketahanan Nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,
ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan.
Apabila menyimak rumusan mengenai konsepsi Ketahanan Nasional dalam GBHN tersebut, kita
mengenal adanya tiga wujud atau wajah konsepsi Ketahanan Nasional, yaitu ;
1. Geografi
Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan bumi yang dapat dibedakan antara
hasil proses alam dan hasil ulah manusia, dan memberikan gambaran tentang karakteristik
wilayah kedalam maupun keluar.
Menurut letak geografinya, bentuk negara dapat dibagi dalam negara yang berada di daratan, di
lautan, atau keduanya.
1. Negara yang dikelilingi daratan. Lingkungan negara ini bersifat serba daratan atau serba
benua.
2. Negara dikelilingi lautan. Dapat dibedakan dalam :
Negara kepulauan (Archipelagis state) adalah suatu negara yang bersifat kepulauan
(Archipelago)
Negara pulau (Island state), berbeda dengan negara kepulauan. Pada negara pulau unsur
darat lebih besar daripada unsur laut.
Negara mempunyai bagian wilayah yang bersifat kepulauan. Negaranya sendiri bersifat
negara daratan, tetapi mempunyai suatu bagian wilayah yang bersifat kepulauan. Ini tidak
dapat disamakan dengan Negara kepulauan.
“Circume marine” state adalah negara yang komponennya hanya dapat dicapai melalui
transportasi laut.
2. Kekayaan alam
Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di bumi, di laut, dan di
udara dalam wilayah suatu negara yang dapat diperinci sebagai berikut :
a) Kekayaan alam yang digolongkan dalam :
Kekayaan alam hewani (fauna)
Kekayaan alam nabati (flora)
Kekayaan alam mineral (tambang)
b) Sifat kekayaan alam
Dapat diperbaharui (hutan, hewan, dll)
Tidak dapat diperbaharui (minera)
c) Keberadaan kekayaan alam
Diatmosfir (oksigen, sinar matahari dll)
Di permukaan bumi (fauna dan flora)
Di dalam bumi (barang tambang)
Sifat khusus kekayaan alam di bumi ini distribusinya tidak merata dan tidak teratur, sehingga ada
negara yang kaya dan Negara yang miskin akan kekayaan alam. Perbedaan akan kekayaan alam
ini menyebabkan adanya ketergantungan antara negara yang satu dengan negara lainnya yang
dapat menimbulkan problema hubungan internasional yang kompleks. Bila kebutuhan suatu
negara tidak terpenuhi, maka negara tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dari negara lain dengan berbagai cara.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut itulah sering timbul masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pemanfaatan kekayaan alam yang tidak produktif akan
mengundang campur tangan negara lain terutama dari negara industry yang membutuhkan bahan
baku bagi industrinya. Oleh karena itu perlu dibina kesadaran nasional untuk memanfaatkan
kekayaan alam sebaik-baiknya, sehingga tercapai nilai guna yang maksimal bagi kesejahteraan
dan keamanan nasional.
3. Kependudukan
Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Manusia adalah faktor penentu
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan disuatu negara. Dengan kata lain manusia yang tinggal
di suatu negara akan menentukan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan
nasional, dalam arti manusialah yang akan mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan suatu negara.
Apabila jumlah penduduk bertambah akan bertambah pula jumlah tenaga kerja yang akan dapat
dimanfaatkan untuk produksi dan dapat meningkatkan kesejahteraan kerja dan peningkatan
keterampilan kerja agar kapasitas berproduksi meningkat, sebab bila tidak, maka akan
menambah pengangguran dengan segala dampaknya akan dapat melemahkan ketahanan nasional
Komposisi penduduk menurut umur banyak mempengaruhi Ketahanan nasional karena jika di
presentase kelompok umur terbesar pada umur produktif maka hal ini berarti akan dapat
meningkatkan ketahanan nasional tetapi jika yang terbesar kelompok umur non-produktif maka
akan dapat melemahkan ketahanan nasional.
c) Penyebaran penduduk
Namun pada kenyataan manusia ingin selalu bertempat tinggal di daerah yang memungkinkan
jaminan kehidupannya yang maksimal, hal ini menyebabkan adanya daerah padat dan daerah
jarang penduduknya. Untuk menyebarkan penduduk tersebut pemerinah berupaya dengan
melaksanaka program transmigrasi dan penyebaran pembangunan pusat industry dan sebagainya,
dan diharapkan usaha tersebut akan dapat meningkatkan ketahanan nasional.
Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi suatu
bangsa.
2. Gatra Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan,
dan oleh kekuasaan karena itu masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berada di tangan pemerintah. Pemerintah akan menentukan system
politik yang tepat untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya.
Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi suatu
bangsa.
3. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dan masyrakat di dalam pengelolaan
faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan manajemen) dan
distribusi barang dan jasa hasil produksi demi kesejahteraan rakyat, baik fisik maupun mental
spiritual.
Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi (barang
dan jasa) serta meningkatkan kelancaran distribusi (barang dan jasa) secara merata ke seluruh
wilayah negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kethanan ekonomi, antara lain :
Tenaga kerja
Modal
Industrialisasi
Teknologi
Hubungan ekonomi luar negeri
Prasarana
Manajemen
1) Kemasyarakatan
Untuk memelihara kelangsungan hidupnya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka
manusia harus hidup berkelompok dan berhubungan dengan lingkungannya, dengan kata lain
harus bermasyarakat (bekerjasama satu dengan lainnya). Hidup bermasyarakat akan lebih baik
bila diwadahi dalam suatu organisasi dan kehidupan diatur dalam suatu tertib social yang dapat
menampung semua aspirasi seluruh warganya.
2) Kebudayaan
Budaya adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat dimanifestasikan dalam tingkah laku yang
sudah melembaga. Tingkah laku masyarakat kebudayaan tercipta karena faktor yaitu
Lingkungan alam yang melahirkan kebiasaan manusia yang hidup disuatu daerah
Lingkungan sejarah
Lingkungan psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang social budaya adalah :
Tradisi
Pendidikan
Kepemimpinan Nasional
Tujuan Nasional
Kepribadian Nasional
5. Gatra Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan (Hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata
TNI/POLRI sebagai intinya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara serta hasil
perjuangannya. Pertahanan keamanan adalah merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam
menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan Negara
serta hasil perjuangannya.
Upaya meningkatkan ketahanan nasional di bdang Hankam adalah peningkatan partisipasi
seluruh rakyat an seluruj kekuatan nasional sesuai fungsi dan profesinya dalam upaya bela
negara.
Doktrin
Wawasan nasional
Sistem hankam
Contoh tersebut, merupakan pemetaan atau pengelompokan aspek kehidupan yang sangat
luas dan sebenarnya terkait satu sama lain. Karena luas dan kompleksnya aspek kehidupan itu
maka untuk memudahkan kita dalam pengkajian dibuat “model” dari aspek kehidupan tersebut.
Model adalah penyederhanaan dari keadaan yang sebenarnya tanpa menghilangkan ciri-ciri asli
hasil dari pemetaan. Aspek kehidupan tersebut dipetakan ke dalam salah satu gatra (model)
untuk memudahkan pengamatan maupun pemahaman interaksi. Selanjutnya, peta model (gatra)
aspek kehidupan nasional atau disebut model tannas atau model tata kehidupan nasional.
Sesungguhnya jumlah gatra (model) yang digunakan di dalam satu model dapat beberapa saja,
akan tetapi perlu diwaspadai bahwa model tannas tersebut harus dapat merefleksikan sifat-sifat
asli atau nyata dari tata kehidupan nasional.
Menurut model tannas Indonesia, aspek kehidupan nasional dibagi dua yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah mencakup tiga gatra sebagai berikut.
Kondisi geografis negara.
Kekayaan alam.
Keadaan dan kemampuan penduduk (demografi).
Oleh karena aspek alamiah tersebut mencakup tiga gatra maka disebut Trigatra. Aspek
sosial mencakup lima gatra, yaitu sebagai berikut.
Ideologi.
Politik.
Ekonomi.
Sosial budaya.
Hankam (Pertahanan dan Keamanan).
Oleh karena aspek sosial tersebut terdiri atas lima gatra maka disebut Pancagatra.
Penggabungan aspek alamiah (Trigatra) dan aspek sosial (Pancagatra) menghasilkan delapan
gatra atau yang dikenal dengan istilah Astagatra (asta = delapan).
Pada umumnya negara-negara maju menerapkan prinsip diferensiasi, diversifikasi, dan
spesialisasi. Bangsa Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang lainnya, masih
menitikberatkan pada generalisasi (pembidangan yang bersifat umum atau luas) seperti yang
terlihat pada Astagatra. Ini adalah salah satu pendekatan dalam menelaah atau mengukur tannas,
selain yang telah Anda pelajari, pendekatan keuletan dan ketangguhan serta pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
Pada hakikatnya, Tannas tergantung pada “kemampuan” bangsa dan negara
meningkatkan kondisi Astagatra tersebut dengan jalan memanfaatkan Trigatra sebagai modal
dasar untuk meningkatkan kondisi Pancagatra. Trigatra bersifat relatif statik sedangkan
Pancagatra bersifat dinamik. Tannasitu merupakan resultante (hasil) dari ketahanan masing-
masing aspek kehidupan (IPOLEKSOSBUD HANKAM).
Unsur-unsur yang diutarakan di sini adalah unsur yang dominan yang masih perlu
dijabarkan ke dalam parameter yang lebih rinci. Perlu diingat bahwa unsur-unsur yang ada dalam
Astagatra pada hakikatnya tidak berdiri sendiri, tetapi terkait satu sama lainnya. Pembagian dan
pengelompokannya hanya untuk memudahkan kita dalam kajian. Unsur dominan dari Parameter
Astagatra adalah sebagai berikut.
1. Geografi dengan unsur dominan
Letak geografi.
Luas
Bentuk wilayah dan parameternya Posisi silang dan terbuka.
Bentuk.Iklim.
Daerah inti, daerah khusus.
2. Demografi dengan unsur dominan
Struktur atau jumlah penduduk.
Kualitas penduduk dan parameternya Struktur, jumlah dan pertumbuhan.
Kepadatan dan persebaran.
Kualitas, keterampilan, keuletan, dan kemandirian.
3. Sumber kekayaan alam dengan unsur dominan
Potensi.
Jenis kekayaan alam dan parameternya Bahan makanan.
Bahan mineral, flora, dan fauna.
Energi.
Tingkat eksploitasi.
4. Ideologi dengan unsur dominan, seperti kemantapan penghayatan dan pengamalan Pancasila
dan parameternya
Penghayatan agama dan kepercayaan menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
secara rukun dan saling menghormati antar- agama.
Sikap tenggang rasa dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Kesadaran berbangsa dan bernegara, serta rela berkorban demi kepentingan persatuan,
kesatuan serta mengutamakan keselamatan negara daripada kepentingan pribadi atau
golongan.
Demokrasi yang berkesatuan dan persatuan serta mengutamakan kepentingan nusa dan
bangsa dengan tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Bersikap adil, tidak
boros, sederhana, bekerja keras, dan menghargai hasil kerja orang lain.
5. Politik dengan unsur dominan
Kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat.
Sistem pemerintahan.
Politik luar negeri atau kualitas diplomasi dan parameternya
Sistem manajemen nasional.
Sistem kehidupan politik.
Penegakan hukum, ABRI.
Kualitas aparatur negara.
6. Ekonomi dengan unsur dominan
Kekuatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerataan pendapatan.
Stabilitas dan parameternya.
Tenaga dan lapangan kerja
Modal.
IPTEK.
Manajemen.
Pertanian atau pangan.
Perindustrian.
Prasarana dan sarana komunikasi, transportasi.
Perdagangan.
Moneter.
Neraca pembayaran.
7. Sosial budaya dengan unsur dominan
Kematangan watak atau identitas nasional bangsa.
Moral, kebudayaan nasional, bangsa, dan parameternya
Kehidupan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Penghayatan dan pengamalan Pancasila di segenap bidang kehidupan bangsa, jiwa,
semangat dan nilai Pancasila berdasarkan tradisi dan pewarisan sejarah.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, kepribadian Indonesia, rasa harga diri dan
kebanggaan nasional, kemampuan akulturatif terhadap budaya asing secara positif.
Disiplin nasional dan tanggung jawab serta kesetiakawanan sosial.
Kesejahteraan sosial, kependudukan dan pembauran nasional.
Kesehatan, keluarga berencana, perumahan dan pemukiman.
Ilmu pengetahuan, teknologi, penelitian dan produktivitas nasional.
Generasi muda dan peranan wanita dalam pembangunan.
8. Hankam dengan unsur dominan
Kualitas dan kuantitas Angkatan Bersenjata.
Kesiagaan penyelenggaraan Hankamrata dan parameternya
Kesadaran bela negara.
Kepemimpinan.
Sishankamrata.
Pembinaan Hankamneg.
Industri dan prasarana.