perkawinan, akan tetapi kedua hal ini dapat dibedakan yaitu pengertian
dianggap sebagai keturunan dari kedua orang tuanya, sehingga anak tersebut
keluarga. Anak sebagai salah satu unsur dari suatu keluarga mengalami
misalnya hubungan anak dengan orang tuanya, anak dengan sesama anak
status anak itu sendiri. Apakah dia adalah anak yang dilahirkan secara sah
atau dia adalah anak luar kawin atau dia merupakan anak angkat. Dengan
35
36
adanya perbedaan status anak sah atau anak luar kawin menyebabkan
1. Adanya larangan kawin antara ayah dan anak perempuannya atau antara
pemeliharaan
3. Jika ada ayah, maka ia harus selalu bertindak sebagai wali dari anak
menjadi wali dari anaknya yang masih belum dewasa apabila anak
1
Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 1990,
hlm. 28
2
H.A.M. Effendy, Pokok-Pokok Hukum Adat, Duta Grafika, 1990, hlm. 92
37
minatnya, dan
(2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya atau
disebutkan bahwa:
(1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam pasal 26,
(2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh
pengadilan.4
3
Undang-Undang tentang Perlindungan, Pengadilan dan Kesejahteraan Anak, Jakarta:
Tamita Utama, 2003, hlm. 14
4
Ibid., hlm. 63
38
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka
sebaik-baiknya
(2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku
sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri kewajiban mana
(1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasannya terhadap
seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan
orang tua yang lain, keluarga anak dalam garis lurus ke atas dan
tersebut.6
anak yang sah sampai pada waktu ia mencapai usia dewasa atau kawin,
kekuasaan orang tua itu mulai berlaku sejak lahirnya anak atau sejak hari
pengesahannya dan berakhir pada waktu anak itu menjadi dewasa atau
kawin atau pada waktu perkawinan orang tuanya dihapuskan. Ada pula
kemungkinan kekuasaan itu oleh hakim dicabut (ontzet) atau orang tua
Dalam tulisan ini penulis tidak akan membahas keduanya secara mendetail,
terhadap anak.
Seorang ayah atau ibu yang memangku kekuasaan orang tua dapat
nakal, berarti dia tidak cakap dan sekaligus tak mampu untuk mendidik
anak itu.
7
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1995, hlm. 51-52
40
pembebasan itu.
itu si ayah atau ibu yang memangku kekuasaan orang tua tidak boleh
mengajukan perlawanan.
Menurut pasal 319 b ayat terakhir si ayah atau ibu yang memangku
kekuasaan orang tua tidak boleh dibebaskan dari kekuasaan itu, jika ia
perlawanan atau keberatan. Orang gila tidak cakap dan tidak mampu
kekuasaan orang tua atau isteri atau suaminya tidak boleh mengajukan
8
Ko Tjay Sing, Hukum Perdata Jilid I Hukum Keluarga, Semarang: Seksi Perdata Barat
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1981, hlm. 470-471
41
kekuasaan orang tua karena ia tidak cakap atau tidak mampu untuk
pasal 319 a ayat (2) bersifat lain. Alasan-alasan itu mengandung kesalahan
yang telah dilakukan oleh si ayah atau ibu yang bersangkutan. Pemecatan
atau pencabutan adalah tindakan terhadap ayah atau ibu yang tidak baik. Di
samping itu pencabutan kekuasaan orang tua terhadap anak selalu berakibat
pembebasan kekuasaan orang tua tidak berakibat begitu, artinya orang tua
kekuasaan orang tua itu dapat dilakukan apabila adanya kesalahan yang
telah dilakukan oleh si ayah atau ibu yang bersangkutan. Dalam Kitab
9
Ibid.
10
Subekti, Loc.Cit.
42
2. Berkelakuan buruk
3. Dijatuhi hukuman yang tidak dapat ditarik kembali karena sengaja ikut
serta dalam suatu kejahatan dengan seorang anak yang masih di bawah
kejahatan yang tercantum dalam bab XIII, XIV, XV, XVIII, XIX, dan
5. Dijatuhi hukuman badan yang tidak dapat ditarik kembali untuk dua
XX (penganiayaan).
11
Niniek Suparni, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Rineka Cipta, 2000,
hlm. 78
43
atas:
maka pada pihak ayah atau ibu tidak ada kesalahan, dan dengan
demikian mereka tidak dapat dicabut dari kekuasaan orang tua. Seorang
2. Kelakuan buruk orang tua yang bersangkutan tidak perlu diketahui oleh
pengaruh yang buruk terhadap anak atau tidak, itu diserahkan kepada
3. Orang yang sengaja ikut melakukan kejahatan dengan anak yang belum
bukti-bukti lain.
5. Seperti alasan-alasan lain, bahwa orang tua yang dihukum 2 tahun atau
untuk mencabut seorang ayah atau ibu dari kekuasaan orang tua terhadap
Pencabutan hanya diperbolehkan, apabila ada satu atau lebih alasan yang
dimaksud di atas dan pencabutan itu sangat perlu untuk kepentingan anak-
anak. Jadi yang diutamakan adalah kepentingan anak. Seorang ayah atau
ibu yang berkelakuan buruk (alasan no.2) atau yang mendapat hukuman
badan 2 tahun (alasan 5), bisa sekali baik untuk anaknya. Dalam hal
orang tuanya.
(1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat
(2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai
12
Ko Thay Sing, Op.Cit., hlm. 474-475
46
kuasa asuh orang tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga
dimaksud dalam ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut
Anak
diatur dalam pasal 319 b sampai dengan 319 h, 319 k, dan 319 m Kitab
berikut:
13
Undang-Undang tentang Perlindungan, Pengadilan, dan Kesejahteraan Anak, Op.Cit.,
hlm. 16
14
Subekti, Loc.Cit.
47
tua yang dimintakan pencabutannya. Jika suami isteri telah pisah meja atau
tersebut.
dengan sah kedua orang tua dan keluarga sedarah atau semenda anak itu
dari keluarga sedarah atau semenda maupun dari luar mereka, dipanggil
maka suami atau isteri orang yang dibebaskan atau dicabut dari kekuasaan
orang tua, kecuali bila dia juga telah dibebaskan atau dicabut. Bila suami
atau isterinya telah dibebaskan atau dicabut dari kekuasaan orang tua,
48
dalam tiga puluh hari. Setelah keputusan atau akta yang dibuat
berdasarkan hal itu atau yang dibuat untuk melaksanakan hal itu
6. Orang yang telah dicabut dari kekuasaan orang tua, baik atas permohonan
pencabutan, atau atas tuntutan kejaksaan boleh diberi kekuasaan orang tua
pihak yang ditunjuk untuk memangku kekuasaan orang tua atau perwalian
kepada pihak tersebut. Apabila perintahkan itu tak ditaati dengan sukarela,
49
maka perintahkan itu akan dijalankan oleh seorang juru sita dengan
paksaan.
menerima kekuasaan orang buta itu atau kepada pihak yang ditugaskan
surat lain yang dibuat untuk memenuhi ketentuan bagian ini, bebas dari
akan menunjuk wali bagi anak tersebut. Hal ini berarti bahwa kekuasaan orang
tua yang dicabut beralih kepada wali yang ditunjuk oleh Hakim.
kandungnya
15
Niniek Suparni, Op.Cit., hlm. 79-87
50
anaknya, dan
a. Hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya adalah suatu
hubungan yang hakiki. Hubungan tersebut tidak akan hilang atau putus
dan hukum alam. Jadi meskipun kekuasaan orang tua dicabut, hal
orang tua boleh menentukan, bahwa ayah atau ibu yang telah
dibebaskan atau dicabut dari kekuasaan orang tua wajib untuk memberi
atau sepanjang perkara itu masih diperiksa. Dalam hal ini, maka jumlah
atau pencabutan.
16
Undang-Undang tentang Perlindungan, Pengadilan, dan Kesejahteraan Anak, Op.Cit.,
hlm. 17
51
pengawasan, apakah uang itu dibayarkan atau tidak. Dari pada uang
atau ibu yang wajib memberi tunjangan itu. Anak yang mempunyai
Dalam hal si ayah atau ibu dicabut dari kekuasaan orang tua, dan orang
tua yang lain memangku kekuasaan itu atau ia hanya dibebaskan dari
terlebih dahulu dari hasil-hasil harta kekayaan si anak. Jadi tidak selalu
ibu yang telah dibebaskan atau dicabut dari kekuasaan orang tua.
orang tuanya sendiri adalah lebih baik dan ini juga sudah sewajarnya.
52
kemudian bisa mampu dan cakap lagi untuk memelihara dan mendidik
rumah sakit atau ia sudah tak gila lagi. Orang tua yang dicabut misalnya
pencabutan kekuasaan orang tua itu tidak termasuk kekuasaan sebagai wali
Kalau kita lihat perumusan tentang kekuasaan orang tua, baik dalam
atau pencabutan kekuasaan orang tua itu dapat dilakukan hanya oleh
pengadilan.19
19
Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga Perspektif Hukum Perdata/BW Hukum
Islam dan Hukum Adat, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, hlm. 51