Politik
18 Oktober 2021
Almond menjelaskan, semua yang disebut dengan sistem politik
dimanapun di dunia ini memiliki karakteristik yang bersifat umum
(universal):
1. Mempunyai suatu struktur yang sama.
2. Struktur-struktur dalam sistem politik tersebut menjalankan fungsi
yang kurang lebih sama.
3. Semua struktur menjalankan banyak fungsi
4. Semua sistem adalah sistem campuran dalam arti kebudayaan
Pada sistem politik lazimnya memiliki struktur-struktur/lembaga-lembaga
yang di tingkat infrastruktur terdiri atas kelompok kepentingan (interest
group), partai politik, dan masyarakat sosial-domestik, sedangkan
lembaga-lembaga di tingkat supra struktur terdiri atas legislatif, yudikatif,
eksekutif dan birokrasi (Almond, 1974).
Berdasarkan pendekatan struktural fungsional
Almond, sistem politik memiliki karakteristik
universal (universality of political system).
Karakteristik ini menjelaskan bahwa semua
sistem politik memiliki struktur politik baik
pada masyarakat primitif ataupun modern
(Almond, 1974).
Infrastruktur politik berkaitan dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang dalam
aktivitasnya dapat mempengaruhi, baik
langsung atau tidak langsung, lembaga-
lembaga negara dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing-masing
Masyarakat
Sistem
Partai Politik Sipil (Civil
Pemilihan
Society)
Kelompok Gerakan
Kepentingan Sosial
PARTAI POLITIK
Partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan poltiik – (biasanya
dengan cara konstitusionil) – untuk melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
Carl J. Friedrich: partai politik adalah sekelompok
manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan
PARTAI POLITIK terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya
dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan
kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat ideal maupun material.
Sigmund Neumann: partai politik adalah organisasi
dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut
dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan
suatu golongan atau golongan-golongan lain yang
mempunyai pandangan yang berbeda.
Fungsi utama partai politik ialah mencari dan
mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-
program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.
Rod Huge dalam bukunya berpendapat bahwa fungsi partai
politik terdiri dari 4 hal, yaitu:
1. Partai berfungsi sebagai agen dari rekruitmen elite. Mereka
melayani sebagai mekanisme besar untuk menyiapkan dan
merekrut kandidat untuk jabatan publik. Jika kamu ingin
memimpin negaramu, pertam-tama kamu harus membujuk
partai politik untuk mengangkatmu sebagai kandidatnya.
2. Partai melayani sebagai agen dari aggregasi kepentingan.
Mereka mentranformasi banyak tuntutan spesifik ke dalam FUNGSI PARTAI
paket-paket usul yang lebih mudah diatur. Partai-partai
memilih, mengurangi dan mengkombinasi kepentingan- POLITIK
kepentingan. Mereka bertindak sebagai penyaring diantara
masyarakat dan negara, memutuskan tuntutan mana yang
diizinkan melalui jaringan mereka.
3. Partai politik masih melayani sebagai “point of reference”
untuk para pendukung dan pemilih, memberikan
masyarakat sebuah kunci untuk mengintepretasikan
sebuah dunia politik yang rumit.
4. Partai modern menawarkan ‘direction to government”,
menampilkan tugas penting dari mengendalikan kapal
yang bernama negara. Secara krusila, partai-partai
menyediakan kepemimpinan untuk memerintah.
Secara umum, partai politik dikenal menjalankan
sejumlah fungsi sebagaimana berikut ini:
• Sebagai sarana komunikasi politik.
• Sebagai sarana sosialisasi politik.
• Sebagai sarana rekruitmen politik.
• Sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan.
• Sebagai sarana pembuatan kebijakan.
• Sebagai sarana pengatur konflik.
Sistem kepartaian yang kebanyakan ditemui
dalam politik modern saat ini adalah sebagai
berikut:
Sosialisasi dan
Implementasi
pendidikan politik
kedaulatan rakyat.
masyarakat.
SISTEM PEMILIHAN
Dibedakan dalam dua sistem, 1) sistem mekanis
dan 2) sistem organis.
Dalam Sistem Mekanis, partai politik
mengorganisir pemilihan-pemilihan dan partai
partai politik berkembang, baik menurut sistem
satu partai, dua partai atau multi partai. Sistem
mekanis dapat dilaksanakan dengan cara yaitu,
sistem perwakilan distrik/single member
constituency dan sistem perwakilan proposional/
multi member constituencies.
Dalam Sistem Organis, rakyat dipandang
sebagai sejumlah individu-individu yang hidup
bersama-bersama dalam beraneka warna
persekutuan hidup seperti geneaologi (rumah
tangga)
1. Sistem Distrik.
Sistem distrik biasa disebut juga single member
constituency tetapi ada juga yang memakai istilah
single member district. Pada intinya, sistem distrik
merupakan sistem pemilihan dimana suatu negara
dibagi menjadi beberapa daerah pemilihan yang
jumlahnya sama dengan jumlah wakil rakyat yang
BENTUK SISTEM akan dipilih dalam sebuah lembaga perwakilan.
Dengan demikian, satu distrik akan menghasilkan
PEMILIHAN satu wakil rakyat. Kandidat yang memperoleh
suara terbanyak di suatu distrik, maka akan
menjadi wakil rakyat terpilih. Sedangkan kandidat
yang memperoleh suara lebih sedikit, maka
suaranya tidak akan di perhitungkan atau
dianggap hilang walau sekecil apapun selisih
perolehan suara yang ada. Sehingga dikenal
istilah the winner takes all atau sistem mayoritas.
2. Sistem Perwakilan Proporsional
Sistem proporsional lahir untuk menjawab kelemahan dari
sistem distrik. Sistem proporsional merupakan sistem
pemilihan yang memperhatikan proporsi atau
perimbangan antara jumlah penduduk dengan jumlah
kursi di suatu daerah pemilihan. Dengan sistem ini, maka
dalam lembaga perwakilan, daerah yang memiliki
penduduk lebih besar akan memperoleh kursi yang lebih
BENTUK SISTEM banyak di suatu daerah pemilihan, begitu pun sebaliknya.
CIRI-CIRI CIVIL 1.
2.
kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self-supporting),
SOCIETY 3. kemandirian tinggi “berhadapan”
dengan negara, dan
4. keterikatan tinggi dengan norma-
norma atau nilai-nilai hukum yang
diikuti warganya.
1. sebagai komplementer di mana
elemen-elemen civil society
mempunyai aktivitas memajukan
kesejahteraan untuk melengkapi
peran negara sebagai pelayan
publik (public services).
FUNGSI CIVIL 2. sebagai subtitutor. Artinya, kalangan
civil society melakukan serangkaian
SOCIETY aktivitas yang belum atau tidak
dilakukan negara dalam kaitannya
sebagai institusi yang melayani
kepentingan masyarakat luas.
3. sebagai kekuatan tandingan negara
atau counterbalancing the state atau
counterveiling forces.
civil society melakukan advokasi,
PERSPEKTIF
STRUKTUR
KONFLIK
Perspektif teori Konflik ini dibangun
dengan berdasar pada tiga asumsi
dasar:
nilai dan gagasan dipandang
sebagai instrumen konflik yang
setiap individu dalam masyarakat kekuasaan dipandang sebagai digunakan antar kelompok
akan selalu berusaha untuk inti dari struktur sosial sehingga kepentingan untuk mencapai
memenuhi apa yang menjadi setiap orang akan saling tujuan masing-masing dari pada
kebutuhannya. berusaha mendapatkannya. sebagai instrumen untuk
mempertahankan identitas dan
mempersatukan (tujuan) rakyat.
Namun kritik terhadap
Marxisme tradisional
Bahwa gerakan sosial
Awal mula dari perspektif mengatakan bahwa gerakan
merupakan respon dari
Marxisme tradisional yang sosial era 1970-an dan 1980-an
perjuangan kelas proletar
mengatakan bahwa revolusi bukanlah perjuangan kelas
terhadap kaum pemilik modal
adalah suatu kebutuhan. dalam pengertian sebagaimana
dan produksi.
didefinisikan Marxisme
tradisional
Gerakan anarkisme, gerakan spiritualitas,
gerakan feminisme, gerakan hak azasi manusia
dan hak-hak sipil, gerakan anti perang dan anti
nuklir, gerakan sosial berbasis komunitas dan
gerakan pecinta lingkungan (environmentalist)
serta gerakan LSM maupun berbagai gerakan
sosial lainnya adalah sebagian gerakan yang
STRUKTUR tidak berkaitan secara langsung dengan
perjuangan kelas dari kelas buruh
KONFLIK Secara luas, untuk menilai dampak gerakan
sosial maka gerakan sosial harus ditempatkan
dalam konteks proses demokratisasi yang
sangat luas. Proses demokratisasi ini merupakan
proses transformasi sosial atas aspek-aspek
kultural, sosial, ekonomi, dan politik, maupun
kehidupan lainnya (Faqih, 1996).