Anda di halaman 1dari 28

Tipologi Partai Politik

By: Rizkika Lhena darwin


Tipologi Partai Politik
a. Partai Kader
b. Partai Massa
c. Partai Catch-all
d. Partai Kartel
E. Partai Firma Bisnis
Partai Kader/Elit (Katz and Mair,1995).

Diorganisir dlm
kaukus2 tertutup
Elit sentris dan keadaerah
dgn organisasi di
luar parlemen

Dipimpin oleh
Struktur longgar individu
terkemuka
Partai
Kader
• Dimensi asal usul
→ dari dalam parlemen, yaitu sebagai bagian dari elit yang
berkuasa di strukutur parlemen yang berusaha
mempertahankan eksistensinya dipanggung politik.

• Dimensi pemilih:
a. Pemilih terbatas dari kelas atas dengan mengandalkan
kontak-kontak personal elit partai atau jejaring elit partai itu
sendiri.
b. Basis sosial partai dan rekrutmen elit adalah kelas atas, dan
rekrutmen elit politik dilakukan atas inisiatif elit itu sendiri
dengan kandidat yang berasal dari kelas atas.
c. Partai kader atau elit memiliki pola perwakilan trustee atau
wali, dimana wakil diberi kuasa penuh untuk mewakili yang
diwakili.
• Dimensi ideologi partai:
a. Basis kompetisi dalam internal partai didasarkan pada
status tradisional dari individu kandidat. Tidak ada proses
kaderisasi bagi personal atau kandidat yang tidak memiliki
modal sosial dan modal ekonomi yang besar.
b. Usaha partai untuk melakukan perluasan kompetisi partai
sangat terbatas.

• Dimensi organisasi:
a. Keanggotaan partai atau posisi partai yang sangat elitis
berdampak pada meniadakan eksistensi keanggotaan di akar
rumput.
b. Posisi partai di kantor pusat adalah minimal. Eksistensi
partai di kantor pusat dibawah partai di ranah publik
c. Posisi partai di ranah publik adalah inti dari organisasi
partai. Artinya dinamika partai lebih ditentutakan oleh
eksistensi partai di ranah publik.
Partai yang muncul setelah maklumat
3 november 1945
1. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang didirikan oleh dr. Sukiman
pada tanggal 7 Nopember 1945.
2. Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Moh. Jusuf sejak tanggal
Nopember 1945.
3. Partai Buruh Indonesia (PBI) yang dipimpin oleh Nyono dan didirikan pada
tanggal 8 Nopember 1945.
4. Partai Rakyat Jelata yang dipimpin oleh Sutan Dewanis dan didirikan pada
tanggal 8 Nopember 1945.
5. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang dipinpim oleh Ds Probowinoto dan
didirikan pada tanggal 10 Nopember 1945.
6. Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang dipinpim oleh Mr. Amir Syarifuddin dan
didirikan pada tanggal 10 Nopember 1945.
7. Partai Rakyat Sosialis (PRS) yang dipinpim oleh Sutan Syahrir dan didirikan pada
tanggal 20 Nopember 1945.
8. Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI) yang dipinpim oleh I.J. Kasimo dan
didirikan pada tanggal 8 Nopember 1945.
9. Partai Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) yang dipinpim oleh J.B. Assa dan
didirikan pada tanggal 17 Nopember 1945.
10. Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipinpim oleh Didik Joyosukarto sejak 29
Januari 1946.
. Partai Massa

Struktur dan
ideologi diatur
bagus
Kemampuan Tidak membuka
mobilisasi ruang mobilisasi
massa di luar kelompok sosial
parlemen secara politis

Partai
Massa
• Asal usul kelahiran partai ini adalah dari luar parlemen.

• Dimensi pemilih:
a. Pemilih muncul dari kelompok sosial khusus, agama atau enis dari
pembilahan sosial seperti kelas, agama, dan aliran tertentu.
b. Rekrutmen elit didasarkan atas kelas, agama, atau basis sosial partai
dengan komitmen berbasis ideologi dan organisasi serta melalui sistem
pendidikan inner partai.
c. Pola kompetisi elektoral dengan mobilisasi massa.
d. Pola perwakilan pada partai ini adalah delegate atau utusan, dimana
wakil menjadi sang wakil yang diperintah oleh orang yang dia wakili.

3. Dimensi ideologi partai:


a. Basis bagi partai untuk berkompetisi dengan partai lain adalah
ideologi dan perwakilan dari sebuah kelompok sosial.
b. Perluasan kompetisi partai adalah terpolarisasi dan kompetisinya
bersifat ideologis.
• Dimensi organisasi:
a. Keanggotaan partai eksis, luas dan homogen,
rekrutmen dan dikemas secara aktif, konsekuensi logis
keanggotaan dari penekanan ide pada hak dan kewajiban.
b. Posisi partai di kantor pusat adalah simbiosis antara
partai di kantor pusat dan partai di akar rumput
c. Posisi partai di ranah publik adalah subjek dari
kepemimpinan ekstra parlementer.
d. Sumber dari sumber daya partai melalui biaya dan
kotribusi anggota
e. Pola hubungan antara anggota biasa dan elit partai
adalah bottom up.
• partai massa adalah berorientasi pada
kebijakan (policy-seeking).
• Karena tujuan politik yang prinsipil dari partai
ini adalah reformasi sosial, dimana ada
kebijakan yang dirasakan tidak memihak
kelompok tertentu.
• Kemudian dasar kompetisi partai disesuaikan
dengan kapasitas perwakilan.
• Cth: PKI (kelas)
PNU, PPP, PKS (ideologi agama)
Partai Catch-all

Yg
memprofesionalisasi
Diluar basis kelas
organisasi
maupun tempat
kepartaiannya dan
mereka berasal
melakukan
penyesuaian ideologi

Dengan tujuan bisa


Berasal dari partai
merangkul pemilih
massa
Partai lebih luas

Catch-
all
• Asal usul partai
→transformasi dari partai massa, pertalian atau penyatuan antara
partai massa dan kelompok kepentingan.

• Dimensi pemilih
a. Kemunculan pemilih adalah dari kelas menengah, dan basis
sosialnya melampaui kelompok pendukung inti. Perluasan basis sosial
partai massa menjadi basis sosial partai ini.
b. Rekrutmen elit politik adalah rekrutmen eksternal, atau tidak mesti
pendukung inti partai, dengan beraneka ragam kelompok kepentingan.
c. Pola kompetisi elektoral adalah efektivitas kebijakan
d. Kampanye dan bekerjanya partai adalah keduanya antara intensif
pekerja dan intensif pemodal
e. Posisi partai diantara civil society dan negara adalah partai sebagai
broker yang bersaing antara civil society dan negara.
f. Pola perwakilannya adalah entrepreneur, yang mengedepankan
keuntungan perolehan suara.
• Dimensi ideologi
a. Basis kompetisi partai adalah kualitas
manajemen sektor publik. Sejauh mana
berbagai persoalan publik dapat dikelola
sedemikian rupa sesuai dengan keinginan
mayoritas pemilih.
b. Perluasan kompetisi partai dilakukan dengan
kompetisi bersifat sentripetal dalam teknikalitas.
c. Prinsip tujuan politik adalah kemajuan sosial
• Dimensi organisasi
a. Keanggotaan terbuka untuk semuanya (heterogen)
b. Keanggotaan organisasi mengalami peminggiran. Aspirasi
mood mayoritas pemilih dianggap lebih penting dari pada
aspirasi anggota partai.
c. Posisi partai di kantor pusat adalah subordinasi partai di
ranah publik.
d. Posisi partai di ranah publik merupakan tempat konsentrasi
kekuasaan dan sumber-sumber kelompok partai parlemen.
e. Basis dari kompetisi partai adalah efektivitas kebijakan
f. Sumber daya partai adalah kontribusi dari sumber bervariasi
yang lebih luas.
g. Hubungan antara anggota dan elit partai adalah top down.
• partai catch-all atau elektoralis (Wolinetz)
adalah berorientasi pada pencari-suara (vote-
seeking).
• mengeluarkan kebijakan populis dengan
harapan menarik simpati pemilih pada
elektoral
• kebijakan partai kerap fluktuatif sesuai dengan
order dari voters.
Partai Kartel

Partai ini
Dengan tujuan membatasi
membentuk kartel fungsinya utk
politik ranah pemerintah
saja

Peleburan partai
di jabatan publik Mempertahankan
dgn beberapa kekuasaan
kelompok eksekutif
kepentingan Partai
Kartel
• Asal usul partai merupakan penggabungan partai di parlemen atau
kekuatan politik di parlemen dan aparatus negara serta kelompok-
kelompok kepentingan, dengan tujuan mempertahankan kekuasaan
eksekutif.

• Dimensi pemilih
a. Kemunculan pemilih dan dukungan sosial adalah “regular clientele”
yang menyediakan pertukaran dukungan untuk kebijakan yang
menguntungkan
b. Rekrutmen elit terutama dari dalam struktur negara (birokrat).
Partai berusaha mengambil pejabat-pejabat strategis negara untuk
menjadi bagian dari partai.
c. Bekerjanya partai dan kampanye partai menggunakan intensif modal
d. Posisi partai diantara civil society dan negara, yang mana partai
menjadi bagian dari negara
e. Pola perwakilan yang digambarkan oleh partai ini adalah agen dari
negara.
• Dimensi ideologi
a. Basis kompetisi partai dalam berkompetisi
dengan partai lain adalah perawatan kekuasaan
yang tumbuh dari pembagian jabatan eksekutif.
b. Perluasan kompetisi partai dilakukan dengan
penyebaran ketidaksesuaian politik.
c. Tujuan prinsipil dari politik adalah politik
sebagai profesi
• Dimensi organisasi
a. Anggota menjadi sumber rekrutmen personal politik
b. Posisi partai di kantor pusat adalah simbiosis antara
partai kantor pusat dan partai di ranah publik
c. Konsentrasi kekuasaan di kepemimpinan partai
parlemen pemerintahan (partai di ranah publik).
d. Dasar kompetisi partai adalah kemampuan manajerial
dan efisiensi
e. Dasar sumber daya partai berskala dari subsidi
pemerintah
f. Hubungan antara anggota biasa dan elit partai adalah
mutual autonomy
• Menurut dalam Pamungkas (2011),
• orientasi partai ini adalah pencari jabatan (office-
seeking) (Wolinetz)
• debat internal tentang kebijakan partai terbatas,
kalaupun ada kurang fokus dan terbatas pada pimpinan
partai atau komite kebijakan.
• Dalam konteks Indonesia, partai kartel atau kartelisasi
partai politik mulai muncul pasca pemilu 1999 dengan
tidak adanya partai politik dominan dan
menghilangnya basis ideologi sebagai fondasi dalam
membentuk koalisi.
• Dan Sletter (2004) bahwa dengan adanya sistem koalisi
kartel di Indonesia yang dilakukan tanpa fondasi
ideologi berdampak terhadap jebakan akuntabilitas
pasca politik autoritarian di Indonesia.
E. Partai Firma Bisnis

Partai ibarat
Memiliki struktur perusahaan besama
perusahaan utk ambil bagian dlm
komersial kekuasaan politik di
ranah negara

Inisiatif pribadi para


Orientasi bisnis
entrepreuner
Partai
Firma
Bisnis
• Asal usul partai adalah inisiatif privat dari wirausahawan
politisi

• Dimensi pemilih
a. Pemilih dilihat sebagai “pasar pemilih”. Pemilih adalah
konsumen yang memakai produk yang dihasilkan oleh partai.
b. Rekrutmen elit adalah rekrutmen sendiri dan inisiatif privat.

• Dimensi ideologi
a. Basis kompetisi partai adalah isu dan personalitas individu
partai sebagai sebuah produk politik
b. Perluasan kompetisi partai dilakukan dengan perjuangan
permanen untuk mendapatkan perhatian media secara terus
menerus.
• Dimensi organisasi
a. Keanggotaan partai minimal dan dianggap tidak
relevan
b. Posisi partai di kantor pusat adalah minimal dan tidak
relevan. Kepengurusan partai tidak relevan untuk
menggerakkan organisasi
c. Di wilayah publik tingkat otonomi individu
enterprenuer politisi tinggi dalam mempromosikan diri
mereka.

• menganggap eksistensi partai terutama berporos pada


kemampuan dari wirausahawan politisi untuk
membangun pencitraan partai secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai