A. PENDAHULUAN
Antropologi adalah studi tentang manusia, dulu dan sekarang, yang mana
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu kehidupan (alam), serta
humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti
“manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti “wacana” (dalam arti “alasan”, “cerdas”) atau
Antropologi studi lintas budaya dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok
manusia dalam perspektif budaya material, perilaku sosial, bahasa, dan cara hidup
(worldview).Dengan orientasi holistik, antropologi terbagi menjadi empat cabang yang saling
terkait item ilmu pengetahuan, yaitu: antropologi biologis, antropologi sosial-budaya, arkeologi,
dan linguistik. Cabang keempat memiliki sendiri studi kekhususan konsentrasi dalam penelitian
akademik dan ilmiah, dengan topik yang metode penelitian unik dan berbeda.
Berikut ini adalah pengertian antropologi menurut para ahli, sebagai berikut:
Berdasarkan Etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau
antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
Tulian Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-
penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian
David Hunter
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu yang tak terbatas dari umat
manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
William A. Haviland
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha untuk membuat generalisasi yang
berguna tentang orang-orang dan perilaku mereka dan untuk mendapatkan pemahaman yang
Rifhi Siddiq
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua aspek yang terdapat pada manusia
yang terdiri atas berbagai macam konsepsi kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni,
Menurut Mario
Anthropolgy itu ilmu yang meneliti hidup manusia dari segi kebudayaan / culture. Yang pasti
anthropology itu tidak mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet. kalau asalnya
M.J. Herskovits
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Anthropology is the science of man.
Pada awal tahun 1800an negaranegara Eropa Barat melakukkan kolonialisasi atas
negara–negara Afrika, Asia dan Amerika hal ini dikarenakan tujuan untuk 3 G (Gospel, Glory,
Gold) dan yang paling penting adalah mencari sumber-sumber daya alam baru khususnya
rempah-rempah yang sangat dibutuhkan masyarakat eropa pada saat itu. Menurut pandangan
orang Eropa bangsa-bangsa yang dijajah masih primitif, buas dan sering dikatakan bangsa-
bangsa yang masih asli, yang belum mengalami perubahan dan kemajuan.
Pada pertengahan abad 19 banyak ditemukan tulisan mengenai aneka warna kebudayaan
dan tingkat evolusinya. Deskripsi mengenai suku bangsa di luar Eropa merupakan kebudayaan
yang masih tradisional dan merupakan sisa kebudayaan kuno. Pada awal abad ke 20 ilmu
Antropologi mengalami kemajuan, ilmu Antropologi dipergunakan oleh bangsa Eropa untuk
mempelajari adat-istiadat dan keabiasaan bangsa yang terjajah. Dengan meangetahui data
yang dijajah tersebut. Sesudah tahun 1930an ilmu Antropologi mengalami perkembangan luar
Ada pun beberapa tulisan tentang masyarakat dan kebudayaan bangsa Indonesia banyak
sekali ditulis oleh para pegawai dari negara yang menjajah Indonesia seperti halnya Belanda dan
Inggris. Penelitian dan pengamatan antropologi di Indonesia telah ada sejak masa penjajahan
atau era kolonialisme. Pada abad ke 19, T.J. Willer, pegawai pemerintahan dari Belanda menulis
tentang masyarakat di Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat dan Maluku. Pada waktu
Bengkulu dijajah Inggris, kepala pemerintahannya, W. Marsden (1783), menulis tentang suku
yang ada di Indonesia, yaitu Minang Kabau, Rejang dan Lampung. Selain itu C. Snouck
Hurgronje, seorang ilmuan berkebangsaan Belanda yang memberikan gambaran tentang Aceh.
Dia meneliti tentang kehidupan masyarakat Aceh. Penelitian ini bermaksud untuk
mengungkapkan rahasia semangat juang masyarakat Aceh. Snouck sejak 1889 meneliti pranata
terhadap sejarah kolonialisme, dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang mereka buat. Para pegawai
kolonial jaman dulu wajib menulis laporan karakter masyarakat dan daerah yang mereka ambil
sumber daya alamnya di daerah jajahan Belanda, yang mana dari catatan-catatan itu diberi nama
etnologi, sebuah penggambaran watak khas masyarakat. Antropologi timbul dari adanya rasa
ingin tahu dari manusia terhadap manusia lain. Rasa ingin tahu itulah yang mendorong manusia
akhir September 1957, kajian antropologi hadir sebagai jurusan di lingkungan Fakultas Sastra
UI, diprakarsai Profesor Koentjaraningrat. Dia pula yang mendorong berdirinya jurusan
antropologi di berbagai universitas negeri lainnya di Indonesia. Bedanya dengan masa kolonial,
di era pascakemerdekaan antropologi lebih dimaksudkan menjadi semacam alat bagi kita untuk
belajar melihat dan mengenal diri sendiri. Masalah mengenal diri sendiri bukan perkara mudah.
Perlu upaya lebih berat dan keras bagi Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa lain, mengingat
Indonesia berpenduduk sangat besar dan majemuk sehingga rentan disintegrasi. Itu semua
merupakan bagian dari pergulatan para antropolog. Terutama untuk menghadapi tantangan yang
kian berat dengan adanya permasalahan seperti multikuturalisme, kemiskinan struktural, korupsi
pelaksanaan hukum, dan jurang generasi. Belum lagi fenomena global seperti liberalisasi
ekonomi, seperti pada krisis ekonomi global yang melanda dunia dan berdampak kepada
Indonesia sendiri memudarnya ideologi serta meningkatnya komunikasi lintas-batas negara serta
budaya.
kapitalisme global berpengaruh besar terhadap teori sosial yang berkembang di antara para
ilmuwan lokal. Konservatisme teori juga diwarisi oleh rezim penjajahan. Sampai sekarang
antropologi di Indonesia masih dipengaruhi oleh pemikiran kuno Belanda yang berusaha mencari
struktur sosial dasar di mana semua masyarakat Indonesia dibayangkan mempunyai persamaan
dalil regularitas padahal begitu banyak permasalahanpermasalahan yang ada di Indonesia dan
antropologi Indonesia menjadi alat penting untuk nasionalisme. Praktikpraktik kultural yang
sangat bermacam-macam dilihat menurut sebuah standar yang mengukur sejauh mana kehidupan
seseorang cocok dengan sebuah "kultur nasional" yang ideal. Antropologi diberi tugas menggali
"mentalitas budaya Indonesia" yang akan dijadikan modal sosial untuk menyokong
pembangunan.
Indonesia” dari tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak masyarakat majemuk. Sehingga,
corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keanekaragaman sukubangsaa
dan kebudayaannya tetapi keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu upaya membangun Indonesia yang multikultural hanya mungkin dapat dilakukan
dengan konsep multikulturalisme menyebar luas dan dipahami pentingnya bagi bangsa
Indonesia, serta adanya keinginan bangsa Indonesia pada tingkat nasional maupun lokal untuk
mengadopsi dan menjadi pedoman hidupnya, selain itu kesamaan pemahaman mengenai makna
setidak-tidaknya tidak dipertentangkan antara satu konsep yang satu dengan lainnya. Karena
multikulturalsime itu adalah sebuah ideologi dan sebuah alat atau wahana untuk meningkatkan
derajat manusia dan kemanusiannya, maka konsep kebudayaan harus dilihat dalam perspektif
fungsinya bagi kehidupan manusia. Saya melihat kebudayaan dalam perspektif tersebut dan
karena itu melihat kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Yang juga harus kita
perhatikan bersama untuk kesamaan pendapat dan pemahaman adalah bagaimana kebudayaan itu
yang ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan
sosial, kehidupan ekonomi dan bisnis, dan kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya di
dalam masyarakat yang bersangkutan Kajian-kajian mengenai corak kegiatan, yaitu hubungan
teoretikal mampu untuk melakukan penelitian dan analisis atas gejala-gejala yang menjadi ciri-
ciri dari masyarakat majemuk yang telah selama ini. Selain itu kajian-kajian etnografi sangat
dibutuhkan dalam perkembangan antropologi dewasa ini dan harus disesuaikan dengan upaya
yang terfokus dan mendalam, yang akan mampu mengungkap apa yang adai dibalik gejala-gejala
yang dapat diamati dan didengarkan, dan yang akan mampu menghasilkan sebuah kesimpulan
dalam mendukung pembangunan yang bersifat nasional itu. Selain itu pendekatan kualitatif dan
etnografi, yang biasanya dianggap tidak ilmiah karena tidak ada angka-angka statistiknya
digunakan dengan menggunakan metode-metode yang baku, karena justru pendekatan kualitatif
inilah yang ilmiah dan obyektif dalam konteks-konteks masyarakat atau gejala-gejala dan
Dengan begitu antropologi Indonesia mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lainnya.
Kajian-kajian yang bersifat kedalam. Maksudnya adalah terfokus pada mengenali diri sendiri
ekonomi, ketidakpastian pelaksanaan hukum, dan jurang generasi. Belum lagi fenomena global
seperti liberalisasi ekonomi, seperti pada krisis ekonomi global yang melanda dunia dan
lintas-batas negara serta budaya inilah justru menjadi kajian penting antropologi Indonesia. hal
ini dimaksudkan sebagai usaha mencari solusi dari permasalahan tersebut dan sebagai dedikasi
Berbeda dengan antropologi luar Indonesia yang lebih keluar. Negara dunia ketiga
menjadi subjek penelitian seiring perkembangan ilmu antropologi itu sendiri yang awal mulanya
sebagi ilmu yang digunakan untuk melihat masyarakat-masyarakat di luar barat yang dianggap
“masyarakat primitive
B. PEMBAHASAN
MANFAAT ANTROPOLOGI HUKUM
Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu
kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis atas dasar pemikiran yang
logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua adalah cara-cara berpikir untuk mengungkapkan
realitassosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat
1. Metode Historis mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya dgn kacamata
bersengketa. (melihat system hukum mana yg digunakan (hukum adat atau hukum
Negara)
alternative terakhir.
bahkan terhadap ideology dan karena itu yg menjaminnya dalam suatu kesatuan
kemanfaatan antropologi hukum tidak saja dapat dilihat dari segi kebutuhan tioritis
perguruan tinggi terutama kepada ilmu-ilmu social dan terkhusus pula yang mempelajari
tentang ilmu kemasyarakatan serta ilmu ilmu-ilmu budaya dan hukum dan terkhusus
kehidupan masyarakat.
Ilmu hukum yang lebih banyak mengabdikan diri kepada kepentingan memajukan ilmu
pengetahuan hukum, hukum yang termasuk dalam golongan ini adalah para tenagaten ,
staf peneliti ilmiah hukum, para dosen, asisten, staf pengajar, dan mahasiswa yang lebih
banyak berfikir dan berprilaku sebagai pengamat (toeschower) terhadap kehidupan umum
4. Dapat mengetahui suku bangsa / masyarakat mana yang masih kuat / fanatic
2. MANFAAT BAGI PRAKTISI HUKUM
Praktisi hukum yang dimaksud adalah cendikiawan hukum diatas panggung arena
hukum didalam kehidupan masyarakat termasuk dalam golongan ini seperti pembentuk
hukum yaitu seperti DPR, pelaksana hukum seperti pejabat instansi pemerintah para
penegak hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Hakim, dan termasuk Pengacara advokasi.
3. MANFAAT BAGI PRAKTISI POLITIK
Dimaksudkan praktisi politik adalah aktivis politik yaitu semua yang dalam
pikiran dan perilakunya berperan dalam era politik baik yang duduk dalam pelaksanaan
berada diluar pemerintahan seperti berada lembaga-lembaga partai, organisasi politik dll.
Dimaksudkan dengan pergaulan didalam masyarakat adalah bahwa bumi ini bertambah
kecil bukan saja radio dan televisi yang sudah sampai kepedesaan tetapi juga
NORMA DAN BUDAYA/KEBUDAYAAN PERAN
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu
2. Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harusa dibedakan dengan posisi dalam
unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam masyarakat. Peranan lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang
1. STATUS
Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Sedangkan kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang
secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Namun untuk
mempermudah dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas akan dipergunakan
dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah “kedudukan” (status) saja.
sebagai berikut :
kelahiran.
2. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha
yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari
Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned Status yang
merupakan kedudukan yang diberikan. Status ini sering berhubungan erat dengan
kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa yang telah memperjuangkan
2. NILAI
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap
menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan
nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang
lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga
sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai
diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga
nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya
mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
3. NORMA
Norma dalam antropologi hukum adalah seluruh kaidah dan peraturan yang
diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini
membedakan norma dengan produk sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/ tidaknya
norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang
berperilaku.
kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat norma
bermasyarakat.
4. BUDAYA/KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
Aspek Kebudayaan, Budaya sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah pikiran;
akal budi; hasil. Lalu disini akan lebih dikhususkan lagi dengan pengertian Kebudayaan
itu sendiri.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
Dari uraian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa Hukum Adat sebagai
Aspek Kebudayaan adalah Hukum Adat yang dilihat dari sudut pandang nilai, norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial religious yang didapat
Jika hukum adat dilihat dari segi wujud kebudayaan maka hukum adat termasuk
dalam kebudayaan yang berwujud sebagai kompleks dari ide yang fungsinya untuk
dengan demikian hukum adat merupakan aspek dalam kehidupan masyarakat sebagai
perwujudan dari suatu kebutuhan hidup yang nyata serta merupakan salah satu cara
memahami cara hidup dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang merupakan refleksi
Maka jelas dikatakan bahwa memang hukum adat adalah sebagai aspek
kehidupan dan budaya bangsa Indonesia karena struktur kejiwaan dan cara berfikir
Menurut Prof. Soepomo dilihat dari aspek struktur kejiwaan dan cara berpikir
adat yaitu :
masyarakat Indonesia.
C. Sistem Hukum Adat diliputi oleh Pikiran Penataan Serba Konkret
Hubungan hukum dianggap hanya terjadi oleh karena ditetapkan dalam suatu
Indonesia, yang hendaknya dipandang juga sebagai suatu kesatuan. yaitu sifat
beberapa sifat atau cara berpikir seperti prelogis, animisme, pantangan, ilmu gaib,
benda.
binatang yang luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang luar biasa, tubuh manusia
yang luar biasa, benda-benda yang luar biasa dan suara yang luar biasa.
Adat yaitu :
kepentingan umum.
2. Sifat Concreet, yang menjadi objek dalam hukum adat itu harus konkret atau
harus jelas.
4. Sifat Magisch, hukum adat mengandung hal-hal yang gaib yang apabila
Hukum adat pada umumnya memang belum/ tidak tertulis. Oleh karena itu dilihat dari
mata seorang ahli hukum memperdalam pengetahuan hukum adatnya dengan pikiran juga
dengan perasaan pula. Jika dibuka dan dikaji lebih lanjut maka akan ditemukan
peraturan-peraturan dalam hukum adat yang mempunyai sanksi dimana ada kaidah yang
tidak boleh dilanggar dan apabila dilanggar maka akan dapat dituntut dan kemudian
dihukum.
Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup karena dia menjelmakan perasaan hukum
yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum adat terus menerus dalam
perkembangan” selanjutnya dia menambahkan “Hukum adat berkembang dan maju terus,
A.Unsur Kenyataan
Adat dalam keadaan yang sama selalu diindahkan oleh rakyat dan secara
B.Unsur Psikologis
Setelah hukum adat ini ajeg atau berulang-ulang yang dilakukan selanjutnya
Hukum adat lahir dan dipelihara oleh putusan-putusan para warga masyarakat
hukum terutama keputusan kepala rakyat yang membantu pelaksanaan perbuatan hukum
itu atau dalam hal bertentangan keperntingan dan keputusan para hakim mengadili
sengketa sepanjang tidak bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat, senafas, seirama,
dengan kesadaran tersebut diterima atau ditoleransi. Ajaran ini dikemukakan oleh Ter
C. PENUTUP
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Oleh karena itu antropologi
tentang kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis atas dasar
pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua adalah cara-cara berpikir
untuk mengungkapkan realitassosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan
sangat besar bangi perkembangan ilmu hukum.Dan kesimpulan yang dapat diambil
adalah dimana pun kita ,kita tidak akan pernah jauh dari hukum selama kita berada di
Negara hukum.
Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.10-21
Laurensius Arliman S, Peranan Metodologi Penelitian Hukum di Dalam Perkembangan Ilmu
Hukum di Indonesia, Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 1, 201.
http://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3346.
Laurensius Arliman S, Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam Pembangunan Desa dan
Pengawasan Keuangan Desa, Padjadjaran Journal of Law, Volume 4, Nomor 3, 2017.
https://doi.org/10.15408/jch.v4i2.3433.
Laurensius Arliman S, Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Supremasi Hukum, Volume
1, Nomor 1, 2018. http://dx.doi.org/10.36441/hukum.v1i01.102 .
Laurensius Arliman S, Memperkuat Kearifan Lokal Untuk Menangkal Intoleransi Umat
Beragama Di Indonesia, Ensiklopedia of Journal, Volume 1, Nomor 1, 2018,
https://doi.org/10.33559/eoj.v1i1.18.
Laurensius Arliman S, Perkawinan Antar Negara Di Indonesia Berdasarkan Hukum Perdata
Internasional, Kertha Patrika, Volume 39, Nomor 3, 2017,
https://doi.org/10.24843/KP.2017.v39.i03.p03.
Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Di Dalam Pengelolaan Uang Desa Pasca Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Jurnal Arena Hukum, Volume 12, Nomor
2, 2019, https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2019.01202.5.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Di Negara Hukum
Indonesia, Dialogica Jurnalica, Volume 11, Nomor 1, 2019,
https://doi.org/10.28932/di.v11i1.1831.
Laurensius Arliman S, Mediasi Melalui Pendekatan Mufakat Sebagai Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa Untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi Nasional, UIR Law
Review, Volume 2, Nomor 2, 2018, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2018.vol2(02).1587
Laurensius Arliman S, Peranan Filsafat Hukum Dalam Perlindungan Hak Anak Yang
Berkelanjutan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia, Doctrinal, Volume 1,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Ni Putu Eka Dewi, Protection of Children and Women’s Rights in
Indonesia through International Regulation Ratification, Journal of Innovation,
Creativity and Change Volume 15, Nomor 6, 2021.
Laurensius Arliman S, Gagalnya Perlindungan Anak Sebagai Salah Satu Bagian Dari Hak
Asasi Manusia Oleh Orang Tua Ditinjau Dari Mazhab Utilitarianisme, Jurnal Yuridis,
Volume 3, Nomor 2, 2016, http://dx.doi.org/10.35586/.v3i2.180.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0, Jurnal
Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020..