Anda di halaman 1dari 4

Nama : TR.

Arafah B
Nim : 1810101010096
Mk : Sosiologi Agama
Kelas : 03

AGAMA DAN STRUKTUR SOSIAL


1. Defenisi Agama
Agama adalah seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya, serta merupakan serangkain sistem
keyakinan terhadap Tuhan.
2. Karakteristik Agama
Adapun beberapa yang dapat saya jelaskan berdasarkan hasil bacaan yang ditulis para ahli
meliputi :
a. Kepercayaan
Kepercayaan terhadap segala sesuatu dalam agama merupakan permasalahan yang
berkaitan dengan disiplin ilmu teologi. Adapun konsekuensi sosial yang ditimbulkan oleh
kepercayaan tersebut baru merupakan permasalahan sosiologis. Jadi, fokus perhatian
pandagan sosiologi bukanlah melihat validitas atau kebenaran kepercayaan tersebut tapi
lebih memfokuskan perhatian pada konsekuensi sosial yang timbul sebagai akibat dari
adanya kepercayaan tersebut. Misalnya, kepercayaan akan adanya surga dan neraka
menjadi salah satu faktor yang mendorong manusia untuk melakukan serangkaiain ibadah
atau ritual tertentu secara komunal.
b. Sacred dan Profane
Menurut Durkheim, semua agama membedakan dunia kedalam dua domain besar:
sacred dan profane. Sesuatu yang disebut sacred adalah segala sesuatu yang memiliki arti
dan kualitas supernatural. Adapun yang profane adalah sesuatu yang dipandang sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari . Karena begitu luasnya cakupan definisi tersebut maka
sangatlah mungkin terjadi tumpang-tindih di masyarakat tentang penggolongan sesuatu
sebagai yang sacred atau profane. Bisa jadi dalam suatu masyarakat atau agama sesuatu
dipandang sebagai yang sacred tapi bagi masyarakat atau agama lain dipandang sebagai
sesuatu yang profane.
c. Ritual dan Seremoni
Semua agama memiliki beberapa bentuk perilaku yang rutin dilaksanakan sebagai
ekspresi dan penguat iman. Oleh karenanya semua agama memilki ritual. Bagi pemeluk
agama, ritual dan seremoni merupakan sesuatu yang penting berkaitan dengan masalah
peribadatan. Adapun bagi kalangan sosiolog, beberapa ritual dipandang membantu
mengikat orang secara bersama-sama dalam masyarakat. Pelaksanaan ritual
memungkinkan munculnya solidaritas sosial meskipun terdapat banyak perbedaan diantara
mereka.
d. Komunitas Moral
Agama merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang yang
memiliki kesamaan kepercayaan dan nilai-nilai. Adanya kesamaan nilai yang kemudian
diperkuat dengan pelembagaan sanksi-sanksi terhadap pelanggaran nilai-nilai tersebut
telah membentk suatu komunitas yang mampu bertahan dari generasi ke generasi
berikutnya.

e. Pengalaman Pribadi
Agama merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang yang
memiliki kesamaan kepercayaan dan nilai-nilai. Adanya kesamaan nilai yang kemudian
diperkuat dengan pelembagaan sanksi-sanksi terhadap pelanggaran nilai-nilai tersebut
telah membentk suatu komunitas yang mampu bertahan dari generasi ke generasi
berikutnya.
3. Agama menurut para ahli
a. Anthoni F. C. Wallace
Menurut Anthoni F. C. Wallace, pengertian agama adalah seperangkat upacara
yang diberi rasionalisasi melalui adanya mitos dan menggerakkan kekuatan supranatural
agar terjadi perubahaan keadaan pada manusia dan alam semesta.
b. Émile Durkheim
Menurut Émile Durkheim, arti agama adalah suatu sistem yang terdiri dari
kepercayaan serta praktik yang berhubungan dengan hal suci dan menyatukan para
penganutnya dalam suatu komunitas moral (umat).
c. Nicolaus Driyarkara SJ
Menurut Nicolaus Driyarkara SJ, pengertian agama adalah suatu kenyakinan
karena adanya kekuatan supranatural yang mengatur serta menciptakan alam dan seisinya.
d. Jappy Pellokila
Menurut Jappy Pellokila, pengertian agama adalah suatu keyakinan yang percaya
dengan adanya tuhan yang maha esa serta mempercayai hukum-hukumnya.
e. Damianus Hendropuspito
Menurut Damianus Hendropuspito, pengertian agama adalah suatu sistem nilai
yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta yang memiliki keterkaitan
dengan keyakinan.
4. Fungsi Agama
Kehadiran agama memiliki peran dan fungsi yang cukup banyak dalam kehidupan manusia.
Adapun beberapa fungsi agama adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu
maupun kelompok.
b. Sebagai sumber aturan tata cara hubungan manusia dengan Tuhannya, dan juga
sesama manusia.
c. Sebagai pedoman bagi manusia dalam mengungkapkan rasa kebersamaan dengan
sesama manusia.
d. Sebagai pedoman perasaan keyakinan manusia terhadap sesuatu yang luar biasa
(supranatural) di luar dirinya.
e. Sebagai cara manusia mengungkapkan estetika/ keindahan alam semesta dan segala
isinya.
f. Sebagai cara untuk memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu
agama.
5. Tujuan agama
Suatu agama tercipta karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu di dalam hidupnya,
dan agama dianggap dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Adapun beberapa tujuan agama
adalah sebagai berikut:
a. Untuk membimbing manusia dalam menjalani kehidupannya dengan cara lebih baik
melalui pengajaran dan aturan, dimana ajaran dan aturan tersebut dipercaya berasal
dari Tuhan.
b. Untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umat beragama, berupa ajaran-ajaran
kebaikan dan aturan berperilaku bagi manusia.
c. Untuk membimbing manusia menjadi individu yang berakal baik dan dapat
menemukan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
d. Untuk membuka jalan bagi manusia yang ingin bertemu dengan penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa, ketika mati kelak.
6. Sruktur Sosial
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri,
melainkan harus dengan bantuan orang lain. Bahkan bisa dibilang bahwa dari kita lahir sampai
meninggal juga membutuhkan bantuan manusia lain.
Misalnya saat kita lahir, orang lain yang mengurus kita. Saat kita mati juga orang lain yang
memandikan, memakaikan kain kafan ke jenazah kita, serta mengantar dan menguburkan kita ke
alam kubur.
Maka dapat disimpulkan bahwa Struktur sosial merupakan tatanan atau susunan sosial
yang membentuk kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan masyarakat, dimana didalamnya
terdapat hubungan timbal balik.

7. Agama dan Struktur Sosial


Sebagaimana penjelasan di atas, Agama adalah seperangkat aturan dan peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan
lingkungannya, serta merupakan serangkain sistem keyakinan terhadap Tuhan.
Sedangkan Struktur sosial merupakan tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan masyarakat, dimana didalamnya terdapat
hubungan timbal balik.
Secara umum hal yang paling mendasar tentang hubungan antara agama dengan struktur
social meliputi :
a. Membentuk dan mendukung berlakunya nilai-nilai yang ada dan mendasar dari
kebudayaan suatu masyarakat, yaitu etos dan pandangan hidup, yang antara lain terwujud
dalam penekanannya pada bentuk-bentuk kelakuan yang wajar dan tepat menurut bidang
atau arena sosial yang ada.
b. Membentuk dan mendukung berlakunya nilai-nilai yang ada dan mendasar dari
kebudayaan suatu masyarakat, yaitu etos dan pandangan hidup, yang antara lain terwujud
dalam penekanannya pada bentuk-bentuk kelakuan yang wajar dan tepat menurut bidang
atau arena sosial yang ada.
c. Membentuk dan mendukung berlakunya nilai-nilai yang ada dan mendasar dari
kebudayaan suatu masyarakat, yaitu etos dan pandangan hidup, yang antara lain terwujud
dalam penekanannya pada bentuk-bentuk kelakuan yang wajar dan tepat menurut bidang
atau arena sosial yang ada.
Sebagai akhir kata, dapatlah dikatakan bahwa untuk dapat memperoleh pemahaman
mengenai hakekat dan corak dari struktur social kita dapat mempelajari dan mengkaji agama,mitos
dan upacara sehingga dapat menemukan dan kemudian menentukan apa yang seharusnya
dijelaskan, dibenarkan, dan didukung dalam suatu masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai