Anda di halaman 1dari 3

Assesmen Pembelajaran

1. Tujuan Asesmen
Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose)
adalah “keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.
a. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam
kurun
waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memper
oleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
b. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan
penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah
dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
c. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai
pihak yang berkepentingan.

Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang


telah diberikan.
b. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta
didik terhadap program pembelajaran.
c. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta
didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
d. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan
dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih
lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan
bantuan atau bimbingan.
e. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
dengan jenis pendidikan tertentu.
f. Untuk menentukan kenaikan kelas.

2. Prinsip Asesmen Pembelajaran


a. Validitas, menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur
b. Reliabilitas, yaitu berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian.
c. Totalitas, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh
domain, peniaian harus menggunakan berbagai cara untuk menilai beragam
kompetensi peserta didik
d. Kontinuitas, penilaian harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus
menerus dalam kurun waktu tertentu
e. Objektivitas, Penilaian harus objektif sesuai apa yang dinilai
f. Membelajarkan, proses dan hasi penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi peserta didik

Asesmen Kinerja

 Asesmen kinerja merupakan suatu asesmen yang menitik beratkan kepada proses.
 Asesmen kinerja dalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian
dalam bentuk tulisan, roduk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan,
benar-salah, atau jawaban singkat
 Asesmen kinerja adalah asesmen yang memberi kesempatan siswa menunjukkan
kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan
jawaban yang sudah tersedia.
 Asesmen kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap
aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja,
tingkah laku, atau interaksi siswa (Depdiknas, 2004).

Asesmen Autentik

Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan
sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Ciri khusus penilaian autektik yaitu (1)
melibatkan kegiatan yang mencerminkan dunia nyata yang dilakukan untuk keperluan
penilaian, (2) menggunakan data yang diperoleh dengan berbagai teknik dan instrument.

Dalam Jhon Mueller (2006) penilaian Autentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para
siswanya diminta untuk menampilkan tugas. Dalam American Librabry Association asesmen
autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan
sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton
Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang
berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan
asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti
meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-prinsip umum penilaian otentik.

Asesmen portofolio

Portofolio (portfolio) bisa diartikan sebagai kumpulan (dokumen, berkas, bundel) bukti
fisik tentang aktivitas. Jadi portofolio berarti kumpulan bukti fisik aktivitas-kinerja
(individu, kelompok, atau lembaga) sebagai data otentik yang dilakukan oleh yang
bersangkutan. Asesmen portofolio merupakan salah satu cara penilaian terhadap unjuk
kerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai.
Karakteristik Asesmen portofolio adalah:
1. Dapat menggambarkan perkembangan kemajuan siswa dalam satu bidang studi secara
komperhensif
2. Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih dan melakukan self evaluation
3. Dapat digunakan sebagai bukti otentik yang mengambarkan kemampuan belajar siswa.
4. Dapat meningkatkan refleksi diri dan penilaian diri siswa
5. Berperan sebagai alat dalam proses pembelajaran yang menjembatani dan meudahkan
dialog antara guru dengan siswa.
Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan suatu portofolio adalah
tujuan dan komponen-komponen portofolio. Pemilihan dokumen untuk membangun suatu
portofolio harus mengacu pada tujuan penggunaan portofolio tersebut. Apabila seorang
guru ingin menggali informasi melalui portofolio maka terlebih dahulu ia harus
merumuskan tujuannya. Misalnya, guru ingin mengetahui bagaimana siswa mengerti
komputer serta menghayati komputer dalam aspek yang lebih luas setelah kurun waktu
tertentu. Setelah itu baru menentukan komponen-komponen yang diperlukan dalam upaya
menggapai tujuan tadi. Selanjutnya harus ditentukan pula aspek apa saja yang ingin
diketahui yang akan membentuk komponen dari portofolio. Tiap guru biasanya
menginginkan format portofolio yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai