Anda di halaman 1dari 38

Pengembangan Media Pembelajaran

Interaktif Articulate Storyline untuk


Meningkatkan Kemampuan Spasial
Matematis Siswa.

Draf Proposal Tesis


Masdalifah Hutasuhut
Latar Belakang

Harapan yang akan dicapai


Kondisi dilapangan Melihat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran
Kurangnya penggunaan media oleh Permasalahan tersebut dapat teratasi jika pendidik berusaha
guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan
Kemampuan berpikir spasial siswa interaktif. Selain itu, diperlukan juga dukungan Information and
masih rendah Communication Technology (ICT) atau teknologi informasi dan
Guru belum memahami articulate komunikasi dalam pengembangan media pembelajaran
storyline matematika. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
Belum adanya pengembangan media teknologi memiliki pengaruh besar dalam peningkatan kualitas
media pembelajaran matematika.
Peneliti akan mengembangkan sebuah media
pembelajaran interaktif articulate storyline yang
dikhususkan untuk meningkatkan kemampuan spasial Melihat hal ini, penulis memutuskan untuk
matematis siswa. Pada media pembelajaran ini, materi membuat rancangan Pengembangan Media
matematika yang akan dibahas adalah materi Pembelajaran Interaktif Articulate Storyline
transformasi geometri untuk siswa kelas XI-2. Media untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial
pembelajaran untuk materi transformasi geometri masih Matematis Siswa.
sangat sulit ditemukan sehingga jarang digunakan di
dalam pembelajaran. Terlebih lagi media yang mampu
meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa.
Sehingga diharapkan media yang dikembangkan ini
mampu memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan spasial matematis siswa.
IDENTIFIKASI MASALAH

01 02 03 04
Guru tidak menggunakan Kemampuan spasial Belum tersedia media
Belum ada pengembangan
media pembelajaran matematis siswa pembelajaran yang bisa
media pembelajaran
dalam pembelajaran tergolong rendah meningkatkan
interaktif articulate
matematika kemampuan spasial
storyline
matematis siswa
Disebabkan berbagai keterbatasan
yang dimiliki peneliti baik dari segi
waktu, wawasan, dan kemampuan,
maka peneliti perlu membatasi
masalah yang telah dikemukakan
dalam identifikasi masalah agar

Batasan penelitian ini mendapat sasaran


yang tepat dan sesuai dengan
harapan. Maka batasan penelitian
Masalah ini adalah
pengembangan
mengarah pada
media
pembelajaran interaktif articulate
storline untuk meningkatkan
kemampuan spasial matematis
siswa pada materi Transformasi
Geometri di SMA PAB 2 Helvetia
T.A. 2020/2021.
Rumusan Masalah

Bagaimana kevalidan media Bagaimana kepraktisan media


pembelajaran interaktif pembelajaran interaktif
articulate storyline untuk articulate storyline untuk
meningkatkan kemampuan meningkatkan kemampuan
spasial matematis siswa yang spasial matematis siswa yang
dikembangkan? dikembangkan?

Bagaimana peningkatan
Bagaimana efektifitas media
kemampuan spasial matematis
pembelajaran interaktif
siswa pada materi
articulate storyline untuk
Transformasi Geometri dengan
meningkatkan kemampuan
menggunakan media
spasial matematis siswa yang
pembelajaran interaktif
dikembangkan?
articulate storyline yang
dikembangkan?
Tujuan Penelitian

Untuk mengembangkan media Untuk mengembangkan media


pembelajaran interaktif articulate pembelajaran berbasis interaktif
storyline yang valid sehingga articulate storyline yang praktis
dapat meningkatkan kemampuan sehingga dapat meningkatkan
spasial matematis siswa. kemampuan spasial matematis siswa.

Untuk mengembangkan media Untuk meningkatkan kemampuan


pembelajaran berbasis interaktif spasial siswa dengan menggunakan
articulate storyline yang efektif media pembelajaran interaktif articulate
sehingga dapat meningkatkan storyline.
kemampuan spasial matematis siswa.
Manfaat Penelitian

Siswa Pendidik
diharapkan dapat menumbuh Bagaimana mengembangkan model pembelajaran
kembangkan kemampuan spasial matematika dalam kaitannya dengan peningkatan
matematis dan ketertarikan kemampuan spasial siswa
belajar matematika.

Para peneliti
dapat menjadi referensi
bagi penelitian selanjutnya
yang lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Media Pembelajaran
Mediawati (2011) mengatakan bahwa media Musfiqon (2012) menyimpulkan definisi media pembelajaran
adalah semua alat yang bisa digunakan sebagai dengan mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat
perantara antara pengirim pesan ke penerima bantu berbentuk fisik ataupun non fisik yang digunakan sebagai
pesan. Jika media ini membawa informasi yang perantara antara guru dan siswa untuk memahami materi
memiliki tujuan instruksional atau mengandung pembelajaran dengan lebih efektif dan efisien.
maksud pembelajaran, maka media ini disebut
media pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
Prasetyo (Widodo dan Wahyudin, 2018) bahwa pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk alat
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi
alat atau peralatan untuk mengimplementasikan instruksional dari sumber, dalam hal ini adalah guru, kepada siswa
proses yang memudahkan pendidik dan siswa yang bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses
melangsungkan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran.
menurut Miarso (Musfiqon, 2012), media
pembelajaran diartikan sebagai wadah dari pesan
yang diteruskan oleh sumber atau penyalur
kepada penerima pesan atau sasaran, materi
yang disampaikan berupa pesan pembelajaran
dan tujuannya adalah terjadinya proses belajar.
Pengertian Media Pembelajaran Interaktif
Fungsi Media Pembelajaran Interaktif
Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran Interaktif
Langkah-langkah Pengembangan Media
Pengembangan media pembelajaran Dalam penelitian ini, model yang digunakan dalam
adalah suatu usaha penyusunan program mengembangkan media pembelajaran interaktifarticulate
storyline ini adalah model pengembangan ADDIE, Dimana model
berupa media pembelajaran yang tertuju
pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
pada perencanaan media (Musfiqon, Implementation, Evaluation). Menurut Aldoobie (2015), model
2012). Media yang akan digunakan dalam ADDIE adalah salah satu model yang paling umum digunakan
proses belajar mengajar harus dalam desain pembelajaran untuk menghasilkan desain yang
direncanakan dan dirancang terlebih efektif. Setiap fase dalam model ini terkait dan berinteraksi satu
dahulu sesuai dengan kebutuhan siswa. sama lain. Pertama, analyze (analisis), Kedua, design (desain).
Ketiga, development (pengembangan), keempat
Sehingga, media yang dihasikan akan
implementation, Fase terakhir evaluation
sempurna, baik dari sisi desain,
karakteristik, serta dapat mengoptimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran.
Aplikasi Articulate Storyline
Kelebihan Articulate Storyline
Kelemahan Articulate Storyline
Kemampuan Spasial
Secara umum, kemampuan spasial diartikan sebagai kemampuan Berdasarkan pengertian dari kemampuan spasial
untuk berinteraksi di lingkungan spasial dan untuk bekerja dalam sendiri dapat diketahui bahwa kemampuan spasial
gambar visual (Putri, 2017). Kemampuan spasial adalah perasaan membutuhkan high order thinking dalam mengamati
intuitif untuk bentuk dan ruang. Kemampuan ini melibatkan dunia spasial serta membayangkan bentuk-bentuk
kemampuan memvisualisasikan, mengenali, mewakili, dan geometri karena dibutuhkan daya imajinasi tinggi.
mengubah bentuk geometri. Kemampuan ini juga melibatkan Kemampuan ini juga membutuhkan pemahaman kiri-
kemampuan melihat bangun datar dan ruang dengan cara yang kanan, pemahaman perspektif, menghubungkan
kurang formal seperti menggunakan transformasi, pengubinan, konsep spasial dengan angka, kemampuan
dan proyeksi. Seseorang yang memiliki intelegensi ruang yang transformasi mental. Tentunya dalam kemampuan ini,
baik akan lebih mudah membayangkan benda dalam ruang kecerdasan logis matematis siswa juga sangat berperan
dimensi tiga. Mereka juga lebih mudah mengenal relasi benda- penting sehingga dikatakan bahwa kecerdasan logis
benda dalam ruang dan dapat memandang dari segala sudut. erat kaitannya dengan kemampuan spasial

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan


spasial adalah kemampuan visualisasi dalam konteks ruang yang
mencakup: mengenali dan mengklarifikasi suatu objek geometri,
membayangkan dan mentransformasi objek geometri
berdasarkan perspektif tertentu, dan merepresentasikan suatu
objek geometri dari pikiran ke dalam bentuk nyata.
Indikator Kemampuan Spasial
Tabel Aspek dan indikator kemampuan spasial
Penelitian Yang Relevan
Pengembangan media pembelajaran interaktif storyline ini Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lanang, Tastra, dan
menggunakan desain penelitian ADDIE. Hal ini didukung oleh Suwatra (2014) yang juga mengembangkan video
beberapa penelitian yang sejenis. Putra, Kanca, dan Suwiwa pembelajaran dengan model ADDIE. Penilaian terhadap
(2017) melakukan penelitian pengembangan media video produk media dilaksanakan berdasarkan enam aspek,
pembelajaran dengan model ADDIE pada materi passing bola voli yaitu aspek isi mata pelajaran, aspek desain pembelajaran,
di Denpasar, Bali. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan aspek media pembelajaran, aspek uji coba perorangan,
dapat disimpulkan bahwa kelayakan video pembelajaran diuji aspek uji coba kelompok kecil, dan aspek uji coba
dengan kuisioner yang diberikan kepada tiga orang ahli yang lapangan. Dengan uji-uji tersebut dapat disimpulkan
terdiri dari ahli isi, ahli desain, dan ahli media. Selain itu juga bahwa media yang dikembangkan memiliki tingkat
melakukan uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji coba validitas yang baik dan layak untuk digunakan dalam
lapangan dengan sampel 30 orang. proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil uraian penelitian di atas, terlihat bahwa


penggunaan media pembelajaran interaktif articulate storyline
mampu meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa. Di
samping itu, pengembangan media pembelajaran menggunakan
desain penelitian ADDIE juga dapat menghasilkan media
pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan
Media Pembelajaran interaktif articulate storyline untuk
Meningkatkan Kemampuan Spasial Matematis Siswa”.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan
(development research) dengan menggunakan model
pengembangan ADDIE untuk mengembangkan media
pembelajaran interaktif articulate storyline pada materi
Transformasi Geometri dan seluruh instrumen penelitian
yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan uji coba
terbatas kepada 15 orang siswa kelas XI-2 SMA PAB 2
Helvetia. Hal ini dikarenakan, Indonesia khususnya kota
Medan sedang menghadapi pandemi Covid-19,
sehingga pembelajaran di sekolah dilakukan beregu
Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI SMA PAB 2

Helvetia, yang berlokasi di Jalan Veteran Psr. IV Helvetia Kec.

Labuhan Deli, Kab. Deli Serdang.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

ajaran 2021/2022. Waktu pelaksanaan penelitian ini

direncanakan pada bulan November-Desember 2021.


Subjek dan Objek

Subjek Objek
Subjek dalam Objek dalam
penelitian ini adalah penelitian ini adalah
beberapa siswa/i media pembelajaran
kelas XI SMA PAB 2 interaktif articulate
yang berjumlah 15 storyline
orang.
Desain Pengembangan Model Pembelajaran
Prosedur Penelitian
INSTURMEN PENGUMPULAN DATA
Kisi kisi Kevalidan Model Pembelajaran/Kisi-kisi lembar validasi materi oleh tim ahli
INSTURMEN PENGUMPULAN DATA (Kepraktisan Model)
Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
INSTURMEN PENGUMPULAN DATA (Keefektifan Model)
Tes Kemampuan Spasial Matematis Siswa

Uji Validitas Tes Kemampuan


Spasial Matematis Siswa

Uji Reliabilitas Tes Kemampuan


Spasial Matematis Siswa
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Kisi-kisi angket respon guru
Kisi-kisi Angket Respon Siswa
Kriteria Keberhasilan Penelitian

Media pembelajaran interaktif articulate storyline yang Media pembelajaran yang dikembangkan
dikembangkan ini dapat digunakan dalam pembelajaran ini dikatakan praktis apabila rata-rata
Transformasi Geometri jika media memenuhi indikator keterlaksanaan minimal berada pada
keberhasilan, yaitu kevalidan (validity), kepraktisan kategori “Terlaksana dengan baik‟
(practicality), dan keefektifan (effectiveness). Kevalidan
media pembelajaran dalam penelitian ini diuji dengan Selanjutnya, media pembelajaran yang
menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman dikembangkan ini dikatakan efektif apabila: (1)
menilai produk berupa media pembelajaran, baik dari skor tes minimal kemampuan spasial siswa adalah
aspek isi dan tujuan pembelajaran, strategi 70 (kategori “Sedang‟) dan secara klasikal paling
sedikit 80% siswa memenuhi ketuntasan belajar
pembelajaran, dan desain media. Kriteria menyatakan tersebut; (2) rata-rata hasil observasi aktivitas
media pembelajaran interaktif articulate storyline siswa berada pada kategori minimal “Aktif‟;
memiliki derajat validitas yang baik jika minimal tingkat (3) rata-rata hasil observasi kemampuan guru
validitas yang dicapai adalah “Valid‟ mengelola pembelajaran berada pada kategori
minimal “Baik‟ (4) rata-rata respon guru
dan siswa berada pada kategori minimal “Tertarik‟
Thanks
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation


template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai