Anda di halaman 1dari 41

Sumber dan kelimpahan

A. Lantanida

Semua lantanoid kecuali Pm terjadi secara alami. Isotop promethium yang paling
stabil adalah Pm-147. Penelitian di Laboratori Nazionali del Gran Sasso
menunjukkan bahwa europium-151 meluruh secara eksperimental menjadi
promethium-147 dengan waktu paruh 5 × 1018 tahun. Telah terbukti bahwa
europium bertanggung jawab atas sekitar 12 gram promethium dalam kerak bumi.
Promethium juga dapat dibentuk di alam sebagai produk fisi uranium-238 yang
spontan . Karena itu, Uranium bertanggung jawab atas 560 g promethium dalam
kerak bumi. Ada lebih dari 100 mineral yang diketahui mengandung lantanida,tetapi
hanya dua yang penting secara komersial yaitu monasit (campuran La, Th, Ln
fosfat) dan bastanit, bastanit (campuran La-Lnt fluorokarbonat, MIIICO3F).
Kelimpahannya pun cukup besar serium (Ce) kelimpahannya sebesar 66 ppm di
kerak bumi setara dengan setengah kelimpahan klorida (Cl) atau lima kali
kelimpahan timbal (Pb).
Lanthanum adalah yang paling melimpah ketiga dari semua lantanida, yang
membentuk 39 ppm kerak bumi. Ini hampir tiga kali lebih banyak dari timbal di
kerak bumi. Keberadaanya di alam semesta dan di matahari sebesar 2.10 -7 %,di
lautan sebesar 3,4.10-10%, di kerak bumi sebesar 0,0034% dan di meteorit sebesar
0,000028%. Cerium adalah yang paling banyak dari semua lantanida, yang
membentuk 66 ppm kerak bumi; nilai ini tepat di belakang tembaga (68 ppm), dan
cerium bahkan lebih banyak daripada logam biasa seperti timbal (13 ppm)
dan timah(2,1 ppm). Kandungan serium dalam tanah bervariasi antara 2 dan 150
ppm, dengan rata-rata 50 ppm; air laut mengandung 1,5 bagian per triliun
cerium. Keberadaannya di matahari sebesar 4.10-7%,di lautan sebesar 1,2.10-10%, di
kerak bumi sebesar 0,006% ,dan di meteorit sebesar 0,000075%. Praseodymium
tidak terlalu langka, membentuk 9,1 mg / kg kerak bumi,dan menjadikan
praseodymium sebagai lantanida yang paling banyak keempat. Keberadaannya di

1
matahari sebesar 1.10-7%, di lautan sebesar 6.10-11%, di kerak bumi sebesar
0,00086%,dan di meteorit sebesar 9,8.10-6%. Neodimium,kelimpahannya di kerak
bumi adalah sekitar 41,5 ppm, yang merupakan tertinggi kedua di antara unsur-
unsur tanah jarang, setelah serium. Keberadaannya di matahari sebesar 3.10-7%, di
lautan sebesar 2,8.10-10%, di kerak bumi sebesar 0,0033%, dan di meteorit sebesar
0,00005%. Samarium dengan konsentrasi rata-rata sekitar 8 bagian per juta (ppm),
samarium adalah unsur ke-40 paling berlimpah di kerak bumi. Ini adalah lantanida
paling banyak kelima dan lebih umum daripada unsur-unsur seperti timah.
Konsentrasi samarium dalam tanah bervariasi antara 2 dan 23 ppm, dan lautan
mengandung sekitar 0,5-0,8 ppm. Keberadaannya di matahari sebesar 1.10-7%, di
lautan sebesar 4,5.10-11%, di kerak bumi sebesar 0,0006%,dan di meteorit sebesar
0,000017%. Europium,kelimpahan rata - rata europium di kerak bumi adalah 2-2,2
ppm. Keberadaanya di matahari sebesar 5.10-8%, di lautan sebesar 1,3.10-11%,di
kerak bumi sebesar 0,00018%,dan di meteorit sebesar 5,9.10 -6%.
Gadolinium,kelimpahan di kerak bumi adalah sekitar 6,2 mg / kg. Keberadaanya di
matahari sebesar 2.10-7%,di lautan sebesar 7.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,00052%
dan di meteorit sebesar 0,000023%. Terbium terkandung bersama dengan unsur-
unsur tanah jarang lainnya di banyak mineral, termasuk monasit : 0,03% terbium),
xenotime dan euxenite : 1% atau lebih terbium). Kelimpahan terbium di kerak bumi
diperkirakan 1,2 mg / kg. Keberadaannya di matahari sebesar 1.10-8%,di lautan
sebesar 1,4.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,000093% dan di meteorit sebesar 3,9.10-
6
%. Disprosium,kelimpahan Dy dalam kerak bumi adalah sekitar 5,2 mg / kg dan
dalam air laut 0,9 ng / L. Keberadaannya di matahari sebesar 2.10-7%,di lautan
sebesar 9,1.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,00062% dan di meteorit sebesar
0,000027%. Holmium membentuk 1,4 bagian per juta kerak bumi berdasarkan
massa. Ini membuatnya menjadi elemen ke-56 paling berlimpah di kerak bumi.
Holmium membentuk 1 bagian per juta dari tanah , 400 bagian per kuadriliun air
laut , dan hampir tidak ada di atmosfer bumi . Holmium jarang untuk lantanida.
Jumlahnya mencapai 500 bagian per triliun dari alam semesta . Keberadaannya di

2
lautan sebesar 2,2.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,00012%,dan di meteorit sebesar
5,9.10-6%. Erbium,kelimpahan erbium di kerak bumi adalah sekitar 2,8 mg / kg dan
di air laut 0,9 ng/L. Keberadaannya di matahari sebesar 1.10-7%,di lautan sebesar
9.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,0003%,dan di meteorit sebesar 0,000018%.
Thulium,kelimpahan di kerak bumi adalah 0,5 mg / kg berat dan 50 bagian per
miliar mol . Thulium membentuk sekitar 0,5 bagian per juta tanah , meskipun nilai
ini dapat berkisar 0,4 hingga 0,8 bagian per juta. Thulium membuat 250 bagian per
kuadriliun air laut. Di tata surya , thulium ada dalam konsentrasi 200 bagian per
triliun berat dan 1 bagian per triliun mol. Keberadaannya di matahari sebesar 2.10-
8
%,di lautan sebesar 2.10-11%,di kerak bumi sebesar 0,000045%,dan di meteorit
sebesar 2,9.10-6%. Iterbium ditemukan dengan unsur tanah jarang lainnya di
beberapa mineral langka. Paling sering diperoleh secara komersial dari pasir
monasit (0,03% iterbium). Unsur ini juga ditemukan dalam euxenite dan xenotime .
Kelimpahan ytterbium di kerak bumi adalah sekitar 3 mg / kg. Keberadaan di
matahari sebesae 1.10-7%,di lautan sebesar 8.10-11%,di kerak bumi sebesar
0,00028%, dan di meteorit sebesar 0,000018%. Lutesium ,sumber komersial
utamanya adalah sebagai produk sampingan dari pemrosesan monasit mineral fosfat
tanah jarang ( Ce , La , ...)PO4 , yang memiliki konsentrasi hanya 0,0001% unsur,
tidak jauh lebih tinggi dari banyaknya lutesium di kerak bumi sekitar 0,5 mg / kg.
Keberadaan di matahari sebesar 1.10-7%,di lautan sebesar 1,5.10-11%,di kerak bumi
sebesar 0,000057%,dan di meteorit sebesar 2,9.10-6%.

B. Aktinida
Torium tersebar secara luas namun sumber utama dari torium adalah mineral
monasit dan mineral ontario. Torium dulunya banyak ditemukan di India, Afrika
Selatan, Brazil, Australia dan Malaysia. Kelimpahan torium di kerak bumi adalah
sebesar 8,1 ppm hampir sama dengan kelimpahan boron. Keberadaan Thorium di
matahari sebesar 3.10-8%,di lautan sebesar 4.10-12%, di kerak bumi sebesar
0,0006%,dan di meteorit sebesar 3,9.10-6%. Uranium juga tersebar secara luas di

3
bumi, sumber utama dari Uranium adalah bijih uranium (pitchblende) uraninit,
U3O8, dan karnotit, K2(UO2)2(VO4)2.3H2O. Kelimpahan uranium di kerak bumi
sebesar 2,3 ppm, kelimpahan ini lebih besar dibandingkan dengan timah. Dan
negara yang menjadi sumber utama dari uranium adalah canada, Afrika dan negara-
negara bekas Uni Soviet. Keberadaan Uranium di matahari sebesar 1.10-7%,di
lautan sebesar 3,3.10-7%,di tubuh sebesar 1.10-7%,di kerak bumi sebesar 0,00018%,
dan di meteorit sebesar 9,8.10-7%. Isotop U dan Th alami (238U, 99.275%, t1/2 = 4.46
x 109 tahun; U, 0.720%, t1/2 = 7,04 x 108 tahun;
235 234
U, 0.005%, t1/2 = 2.45 x 105
tahun; 232
Th, 100%, t1/2 = 1.4 x 1010 tahun) yang terjadi secara alami semuanya
radioaktif dan rantai pembusukannya menimbulkan isotop aktinium dan
protaktinium. Karena Pa dan Ac hanya terbentuk sebagai zat antara radioaktif dalam
rantai peluruhan, jumlah yang terjadi secara alami sangat kecil sehingga mereka,
bersama dengan actinoid yang tersisa, secara buatan diproduksi oleh reaksi nuklir.
Keberadaan protoaktinium di lautan sebesar 2.10-23% dan di kerak bumi sebesar
9,9.10-23%.

Isolasi dan/atau produksi unsur-unsur tersebut dari sumbernya


A. Lantanida
Mineral monasit di hancurkan(grinding) lalu dilanjutkan dengan crushing sehingga
diperoleh pecahan yang lebih halus, lalu dilakukan flotation. Setelah proses itu
bubuk monastit dilarutkan dengan NaOH 73% pada suhu 140 oC lalu diekstraksi
dengan H2O atau PO43- sehingga diperoleh bubur tidak murni yang terdiri dari
oksida hidro dari La,Ln,Th. Kemudian oksida hidro ditambahkan larutan HCl panas
hingga Phnya 3,5 dan diperoleh residu berupa ThO 2 mentah dan larutan LnCl3 tidak
murni. Lalu larutan LnCl3 tidak murni ini ditambahkan BaCl2 dan Ln2(SO4)3
sehingga BaSO4 presipitasi turun ke radioaktif RaSO4, dan juga terbentuk larutan
LnCl3. Dimana laruutan ini dapat dimurnikan lagi dengan dua metode.
Dua metode yang dapat dipakai untuk memproduksi logam lantanida antara lain:
1. Elektrolisis Dengan Garam.

4
Campuran dari LnCl 3 dengan NaCl atau CaC1 2 dielektrolisis dalam grafit dan sel
baja tahan api yang berfungsi sebagai katoda, dengan batang grafit sebagai anoda.
Metode ini digunakan terutama untuk produksi mischmetall, logam Ce ringan,
logam yang lebih rendah- mudah mencair, dan untuk Sm, serta Eu dan Yb yang
menggunakan metode 2.

2. Reduksi Logam Panas


Logam-logam lantanida dapat diproduksi dengan reduksi halida anhidrat dengan
logam kalsium. Halida Fluorida lebih sering digunakan karena fluorida merupakan
non-higroskopis dan menghasilkan CaF2 yang stabil. LnF3 + Ca dipanaskan di
tantalum (sebuah wadah) hingga suhunya 500 di atas titik leleh dari Ln di bawah
tekanan Argon. Setelah reaksi selesai, dilakukan pendinginan dan terbentuk
endapan logam (dengan kemurnian 97-99%) dan terak yang pecah. Pengotor
utamanya adalah Ca yang mana hilang dengan meleleh dibawah vakum.
2LnX3(aq) + 3M(s) 2Ln(s) + 3MX2(aq)
keterangan :
Ln : unsur-unsur lantanida
X : klorin atau fluorin
M : logam alkali/alkali tanah

B. Aktinida
logam-logam golongan aktinida ini sebagian besar merupakan unsur radio aktif.
Adapun unsur yang terdapat bebas di alam yaitu torium dan uranium.
1. Torium
RE yang lebih murni dapat diperoleh dari pengotor U dan Th dari larutan RECl3
diendapkan kembali untuk mengambil U dan Th sebagai endapan hidroksida. Th
dengan NH4OH, pelarutan kembali Th dengan HNO3, pengendapan Th dengan

5
asam oksalat dan yang terakhir adalah dekomposisi termal dengan menghasilkan
ThO2. Selama pengambilan/pemisahan Th terjadi reaksi kimia sebagai berikut:
1. Pelarutan (RE,U,Th)OH dengan HNO3
Th(OH)4 + 4HNO3 → Th(NO3)4 + 4H2O
RE(OH)3 + HNO3 → RE(NO3) + H2O
2. Ekstraksi Th dengan menggunakan campuran solvent (pelarut organik) dengan
simbol R.
Th(NO3)4 + 2H2O Th2(OH)2(NO3)6 + 2HNO3
2RNO3 + ½ Th2(OH)2(NO3)6 + HNO3 R2Th(NO3)6 + H2O
3. Stripping Th dengan HCl
R2Th(NO3)6 + 4HCl → ThCl4 + 4HNO3 + 2RNO3
4. Pengendapan Th dengan NH4OH
ThCl4 + 4 NH4OH → Th(OH)4 + NH4Cl
5. Pelarutan kembali Th dengan HNO3
Th(OH)4 + HNO3 → Th(NO3)4 + H2O
6. Pengendapan Th dengan asam oksalat
Th(NO3)4 + 2H2C2O4 + 6H2O → Th(C2O4)2.6H2O + 4HNO3
7. Dekomposisi termal dari thorium oksalat
Th(C2O4)2.6H2O → ThO2 + 2CO2 + 2 CO + 6 H2O
Torium dapat diproduksi dengan mereduksi ThO2 dengan Ca atau mereduksi ThCl 4 dengan
Ca atau Mg di bawah atmosfer Argon.
Reaksi reduksi ThO2 dengan Ca di atmosfer argon
ThO2(aq) + Ca(s) Th(s) + CaO2(aq)

8. Uranium
Uranium merupakan salah satu unsure aktinoida yang banyak dibutuhkan berkaitan dengan
penggunaannya dalam reactor inti. Uranium terdapat sebagai bijih deposit diseluruh dunia.
Pada saat ini, metode ektraksi termurah menggunakn bahan tambang uranium (IV) oksida,

6
UO2, pitchblende. Tahapan-tahapan proses kimiawi yang terpenting dalam ekstraksi
diurikan berikut ini.
Bijih uranium (IV) oksida pertama-tama dioksidasi dengan oksidator seperti ion besi (III)
untuk menghasilkan uranium (IV) oksida, UO3:

UO2(s) + 2Fe3+(aq)+3H2O(l) UO3(s) + 2Fe2+(aq) + 2H3O+(aq)

Penambahan asam sulfat menghasilkan uranil sulfat yang mengandung kation uranil,
UO22+.

UO2(s) + H2SO4(aq) UO2SO4(aq) + H2O(l)

Setelah kotoran-kotoran dibuang, ammonia ditambahkan untuk menghasilkan endapan


kuning cemerlang ammonium diuranat, (NH4)2U2O7:

2UO2SO4(aq) +6NH3(aq) +3H2O(l) (NH4)2U2O7(s) + 2(NH4)2SO4(aq)

Endapan ini (NH4)2U2O7 sering disebut “yellow cake” dan merupakan bentuk uranium
yang diperdagangkan

Untuk penggunaan rector inti dan pembuatan bom, kedua isotop yang umum U-235 dan U-
238 harus dipisahkan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pengubahan menjadi gas uranium
(VI) fluoride yang difusikan melalui membrane massa yang lebih rendah U=235 biasanya
melewati lebih cepat. Untuk itu dapat dilakukan berbagai cara pembuatan UF6. Salah satu
tahap adalah pemanasan “yellow cake” untuk menghasilkan campuran oksida uranium
(IV)-Uranium (VI), U3O8 :

9(NH4)2U2O7(s) 6U3O8(s) + 14NH3(g) + 15H2O(g) + 9N2(g)

7
Campuran oksida uranium ini kemudian direduksi dengan hydrogen menjadi uranium (IV)
menurut persamaan reaksi:

U3O8(s) + 2H2(g) 3UO2(s) + 2H2O(g)

Uranium (IV) oksida kemudian direaksikan dengan HF untuk memperoleh padatan hijau
UF4 yang kemudian dioksidasi dengan Fluorin menjadi gas UF6.

UO2(s) + 4HF(g) UF4(s) + 2H2O(l)

UF4(s) + F2(g) UF6(g)

Perbedaan yang cukup kontras antara UF4 dengan UF6 adalah sifat fisiknya, misalnya UF4
meleleh pada 9600C sedangkan UF6 menyublim pada 560C perbedaan ini dapat
diasosiasikan dengan perbedaan densitas muatan yang cukup signifikan antara U4+ (140
cmm-3) dengan U6+ 348 cmm-3 yang menyarankan UF4 lebih berkarakter ionic atau UF6
lebih berkarakter kovalen.

8
9
10
11
Kecenderungan Unsur golongan Lantanida

Kecenderungan jari-jari atom dan ion lantanoid menurun dengan kenaikan nomor atom, dan
fenomena ini disebut “kontraksi lantanoida”. Namun ada keanomalian pada jari-jari atom
di Eu dan Yb,dimana jari-jari atom Eu dan Yb mengalami kenaikkan yang signifikan.

Oleh karena bentuk orbital f paling kompleks maka elektron-elektron orbital 4f hanya
mampu menopang dirinya sendiri tetapi tidak mampu menopang secara efektif elektron-
elektron yang lebih luar (5s2 dan 5p6).Dengan demikian, kenaikan muatan inti
mengakibatkan penurunan jari-jari ionnya secara kentinu. Akibat lain adalah bahwa orbital
f tidak mampu berperan dalam pembentukan valensi, bahkan terlindungi oleh kulit yang
lebih luar sehingga tidak menunjukkan karakteristik dalam reaksi kimia.

12
Titik leleh unsur-unsur golongan lantanida cenderung meningkat, namun terjadi penurunan
titik leleh yang signifikan pada unsur Eu dan Yb. Karena, Eu dan Yb mengadopsi struktur
ccp sedangkan logam lantanida yang lain mengadopsi struktur hcp. Dimana stuktur hcp
lebih rapat dibandingkan dengan struktur hcp.

Kecenderungan titik didih unsur golongan lantanida cenderung menurun , namun terjadi
kenaikan titik didih yang signifikan pada unsure Gd dan Lu.

Densitas unsur-unsur golongan lantanida cenderung naik,namun pada Eu dan Yb


densitasnya turun. Hal ini dikarenakan Yb mengadopsi struktur ccp sedangkan logam
lantanida yang lain mengadopsi struktur hcp. Dimana stuktur hcp lebih rapat dibandingkan
dengan struktur hcp.

Kestabilan unsur-unsur ini adalah +3, baik dalam larutan maupun padatan. Kestabilan
tingkat oksidasi +3 bagi lantanoida tidak harus didasarkan pada konfigurasi elektron atom
yang bersangkutan; ukuran atom lantanoida relatif besar sehingga energi ionisasinya relatif
rendah. Tingkat oksidari +3 bagi spesi ini distabilkan oleh energi solvasi dalam larutannya,
dan oleh energi kisi dalam kristalnya.

Namun demikian, Eu dan Yb logam terutama terdiri dari ion Ln " yang lebih besar dengan
konfigurasi 4fn-1 dan hanya 2 elektron dalam pita konduksi. Ketidakteraturan yang lebih
kecil dan berlawanan untuk logam Ce adalah karena adanya ion dalam keadaan oksidasi
agak di atas +3. Diskontinuitas serupa ditemukan pada sifat-sifat lain dari logam,khususnya
di Eu dan Yb. Kontraksi yang dihasilkan dari pengisian kulit elektron 4f tentu saja tidak
luar biasa. Kontraksi serupa terjadi di setiap baris tabel periodik dan, di blok d misalnya,
jari-jari ionik berkurang 20,5pm dari Sc”’ ke C’’’, dan pada 15 pm dari Y '" ke Ag"'.
Pentingnya kontraksi lantanida muncul dari konsekuensinya:

1. Pengurangan ukuran dari satu Ln "'ke yang berikutnya memungkinkan pemisahan


mereka, tetapi kecilnya dan keter aturan pengurangan membuat pemisahan sulit.

13
2. Pada saat Ho tercapai, jari-jari Ln’’’ telah direduksi secukupnya hingga hampir
identik dengan Y"’ itulah sebabnya elemen yang jauh lebih ringan ini selalu
dikaitkan dengan lantanida yang lebih berat.
3. Kontraksi total lantanida adalah besarnya mirip dengan ekspansi ditemukan secara
sepintas dari yang pertama ke yang seri transisi kedua, dan yang karenanya
mungkin diharapkan terjadi juga secara sepintas dari kedua ke ketiga. Interpolasi
lantanida sebenarnya hampir persis membatalkan peningkatan yang diantisipasi ini
dengan hasilnya, yang dicatat dalam bab-bab sebelumnya, bahwa pada setiap
kelompok elemen transisi anggota kedua dan ketiga memiliki ukuran dan properti
yang sangat mirip.
Proses redoks, yang tentu saja memerlukan perubahan dalam hunian orbital 4f, bervariasi
dalam cara yang sangat tidak teratur di seluruh seri. Data kuantitatif dari pengukuran
langsung masih jauh dari lengkap untuk proses tersebut, tetapi penggunaan siklus
termodinamika (Born-Haber) sangat meningkatkan situasi. Energi atomisasi (AHf) dan
ionisasi diberikan pada Tabel 30.2 dan variasi I3 dan ∑Z. I3 mengacu pada perubahan 1-
elektron, 4fn+1(Ln2+) 4fn+1(Ln3+) dan kesamaan dekat dari dua kurva menunjukkan
bahwa perubahan ini adalah faktor dominan dalam menentukan bentuk kurva ∑Z. Variasi I3
di seluruh seri sebenarnya khas dari variasi energi dari setiap proses (mis.-AHf yang pada
dasarnya merujuk pada 4fn+16s2 4fn5d16s2) yang melibatkan pengurangan Ln3+
menjadi Ln2+. Hal ini ditandai dengan peningkatan energi, pertama karena masing-masing
orbital 4f dari ion Ln "ditempati secara tunggal dan stabilitas orbital 4f terus meningkat
karena peningkatan yang sesuai dalam muatan nuklir (La - Eu); kemudian lagi karena
masing-masing orbital 4f ditempati dua kali lipat (Gd-Lu). Turunnya tiba-tiba di Gd dan Lu
mencerminkan kemudahan yang memungkinkan untuk melepaskan elektron tunggal yang
melebihi konfigurasi 4f7 dan 4f14 yang stabil. Penjelasan telah diberikan untuk
penyimpangan yang lebih kecil pada tahap kuartal dan tiga kuartal, tetapi membutuhkan
pertimbangan yang hati-hati dari tolakan antarelektronik, serta pertukaran energi.

14
Problem pertama pada kelompok unsur-unsur nomor 57(La) hingga 70(Yb) adalah
terminologi, kelompok unsur ini La-Yb dikenal sebagai Lantanoida dan unsur-unsur ini
mempunyai konfigurasi elektronik yang sesuai dengan pengisisan elektron 4f (menurut
aturan aufbau) sebutan lain terhadap kelompok unsur-unsur ini sebagai unsur-unsur tanah
jarang sesungguhnya tidak sesuai, sebab beberapa anggota ternyata banyak dijumpai,
misalnya kelimpahan Cerium (Ce) sebanyak kelimpahan tembaga.
Problem kedua adalah adanya perbedaan pandangan perihal anggota pertama dan anggota
terakhir kelompok unsur Lantanoida. Beberapa ahli kimia mengelompokkan (I) 58Ce -
71Lu dan yang lain (II) 57La-70Yb. Problem ini menjadi jelas berdasarkan konfigurasi
elektronik atom unsur maupun ion M3+ yang bersangkutan (tabel 5.4). Konsenkuensinya
anggota golongan 3 juga ada dua kemungkinan yaitu (I) Sc-Y-La dengan konfigurasi
elektronik [Ar]3d14s2 – [Kr] 4d15s2 – [Xe] 5d16s2 , dan yang lain (II) Sc-Y-Lu dengan
konfigurasi elektronik [Ar]3d14s2 – [Kr] 4d15s2 – [Xe] 4f145d16s2.

Pengelompokan (II) nampaknya lebih tepat, paling tidak dalam hal:


(1) Konfigurasi elektronik atom-atom lantanoida dan aktinoida tetap mengikuti pola
umum konfigurasi [gas mulia] (n-2)f(x-1) (n-1)d1ns2, kecuali thorium
(2) Konfigurasi elektronik anggota golongan transisi d periode 6 selalu mencakup
4f145d(1-10)6s(1-2), lantanum mempunyai konfigurasi elektronik yang berbeda,
[Xe]5d16s2, jadi kurang tepat jika dikelompokka menjadi anggota pertama golongan
transisi d periode 6, meskipun juga tanpa elektron f (4f0).
(3) Pola kecendrungan Sc-Y-Lu (Golongan transisi 3) dalam hal jari-jari atomik,
enenrgi ionisasi, titik leleh, dan elektronrgativitas ternyata paralel dengan pola
kecendrungan golongan transisi lainnya (golongan 4-12), sedangkan pola kecendrungan Sc-
Y-La lebih menyimpang sebaaimana ditunjukkan pada tabel 5.4. Sebagai konsekuensi
kontroversi kedua pengelompokkan tersebut, struktur tabel periodik bentuk sangat panjang
dapat dilukiskan sebagaimana gambar 5.5 yang menunjukkan bahwa pengelompokkan (II)
lebih “teratur”. Pada tabel periodik ini, menurut pengelompokkan (I) unsur-unsur transisi d

15
terbelah oleh kelompok f, sedangkan menurut pengelompokkan (II) unsur-unsur f dan d
terkelompok secara berurutan.

16
17
18
19
20
Sifat Fisik dan Kecendrungan unsur-unsur logam golongan aktinida

Keragaman struktural dicerminkan oleh penyimpangan dalam jari-jari logam yang jauh
lebih besar daripada yang ditemukan dalam lantanida dan mungkin timbul dari variabilitas
dalam jumlah elektron dalam pita logam dari unsur-unsur aktinida. Dari Ac ke U, karena
keadaan oksidasi yang paling stabil meningkat dari +3 menjadi +6, Sepertinya penurunan
tajam dalam jari-jari logam disebabkan oleh meningkatnya jumlah elektron yang terlibat
dalam ikatan logam. Neptunium dan pu hampir sama dengan u, tetapi setelah itu
peningkatan jari-jari logam mungkin merupakan hasil dari lebih sedikit elektron yang
terlibat dalam ikatan logam sejak saat itu. kira-kira sejajar dengan preferensi terhadap
preferensi lantanidelik untuk prevalensi aktinida yang lebih berat. Sebaliknya, jari-jari ionik
dalam keadaan oksidasi tertentu turun dengan mantap dan, meskipun data yang tersedia
kurang luas, jelas bahwa “kontraksi aktinida” ada, terutama untuk keadaan +3, yang mirip
dengan “kontraksi lantanida ”

21
Kecenderungan Unsur golongan Aktinida

a. Titik didih
Unsur-unsur golongan aktinida cenderung mengalami penurunan, kecuali pada
unsur Np yang mengalami kenaikan.

b. Titik leleh
Kecenderungan titik leleh unsur golongan aktinida cenderung menurun, namun
terjadi kenaikan titik leleh yang signifikan pada unsure Am, Fm, dan Lr.

c. Kecenderungan jari-jari atom


Jari-jari atom cenderung mengalami penurunan , namun terjadi kenaikan pada unsur
Am dan Cf. Penurunan ukuran jari-jari atom dan ion bagi kelompok unsure dalam
satu periode dengan kenaikan nomor atom merupakan gejala umum seperti pada
unsure-unsur kelompok d. Namun, penurunan untuk kelompok d tidak mulus dan
tidak terlalu besar, berbeda dengan unsure-unsur kelompok f yang menunjukkan
penurunan ukuran secara berkelanjutan dan sangat signifikan bagi ion trivalent,
hingga mencapai perbedaan ~17 pm. Penyusutan inilah yang terkenal dengan istilah
kontraksi lantanoida dan aktinoida.

Nomor atom dalam masing-masing seri ini akan menaikkan inti efektif secara
kontinu. Tetapi, orbital f memberikan tameng yang nyata terhadap elektron-elektron
dalam orbital yang sama sebagai akibat bentuknya yang tidak terkonsentrasi
(dengan delapan cuping), oleh karena itu jari-jari atom/ion akan menyusut
berkelanjutan. Kontraksi lantanoida dan aktinoida menunjukkan bahwa, jari-jari ion
Ho3+ ternyata sama dengan Y3+, ~104 pm

22
.
Perbedaan sifat yang memang ada diantara lantanida timbul terutama dari kontraksi
lantanida. Kontraksi ini paling baik diilustrasikan dalam jari-jari ion Ln3+ . jari-jari
ini turun secra teratur sekitar 1-2 pm untuk setiap kenaikan satu nomor atom, dari
jari-jari 106 pm untuk La3+ sampai 85 pm untuk Lu3+.

Berdasarkan elektron pada orbital 4f dan 5f dengan naiknya nomor atom dalam
masing-masing seri in akan menaikan muataan inti efektif secara kontinyu. Tetapi,
orbital f tidak memberikan efek tameng yang nyata terhadap elektron-elektron
dalam orbital yang sama sebagai akibat bentuknya yang tidak terkonsentrasi
(dengan delpan cuping) ; oleh karena itu ukuran jari-jari atom atau ion akan
menyusut berkelanjutan. Efek ini yang sangat jelas untuk ion Ln3+ ditunjukan oleh
gambar diatas. Kontraksi lantanida ini menunjukan misalnya bahwa, jari-jari ion
Ho3+ ternyata sama dengan Y3+ (dengan konfigursi elektronik [36Kr]) sama

23
dengan ukuran ion 67Ho (dengan konfigurasi elektron-elektron [36Kr] 4d10 4f10
5s2 5p6, atau [54Xe] 4f10).

Bertambahnya elektron pada orbital 4f dan 5f dengan naiknya nomor atom dalam
masing-masing unsur akan menaikkan muatan inti efektif pula secara kontinu.
Tetapi, seperti yang kita ketahui bahwa orbital f merupakan efek perisai yang sangat
buruk bagi elektron-elektron dalam orbital tersebut yang mengakibatkan elektron-
elektronnya akan tertarik lebih mudah ke inti dan menyebabkan ukuran jari-jari
atom akan menyusut berkelanjutan. Kontraksi ini juga berpengaruh terhadap
kekerasan sutau unsur, kerapatan, dan titik lebur.Artinya penurunan jari-jari atom
menjadikam unsur golongan ini lebih rapat, padat dan titik leburnya
tinggi.Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan pada golongan Lantanida unsur
Lutesium yang memiliki kerapatan besar, padat, dan memiliki titik lebur paling
tinggi dibanding unsur-unsur lain segolongannya.Hal inikarena Lutesium memiliki
jari-jari atom terpendek dibanding unsur-unsur lainnya. Lantanoida dan aktinoida
adalah unsur-unsur transisi blokf yang memiliki sifat-sifat yang berbeda secara
signifikan dengan unsur-unsur transisi blokd. Unsur-unsur ini ditempatkan terpisah
dalam tabel periodik untuk menunjukkan bahwa keperiodikan struktur
elektroniknya berbeda dengan unsur lain.

Orbital 4f dan 5f tidak berbeda dalam hal bangun sudut gelombang (angular part of
wafe function), melainkan hanya pada bagian radialnya saja. Oleh karena itu,
perbedaan utamanya yaitu energy relative dan distribusi spatialnya. Dalam
lantanoida, orbital 4f cukup rendah energinya sehingga electron-elektronnya sukar
terlibat dalam ionisasi ataupun berbagi untuk ikatan kovalen. Orbital ini lebih
terbenam ke dalam atom sehingga electron-elektronnya tidak terpengaruh dari atom
lain.
Berbeda dari orbital 4f, orbital 5f unsure-unsur dalam deret aktanoida dari awal
sampai pertengahan yaitu Th-Bk membentuk ikatan, sebagaimana ditunjukkan oleh

24
variasi tingkat oksidasinya yang mencapai harga tertinggi +7. Dalam hal ini
electron-elektron 5f mirip dengan electron-elektron d pada logam transisi.
Kemempuan mencapai tingkat oksidasi tinggi dan kemiripannya dengan kelompok
transisi d bagi unsure-unsur awal-pertengahan deret aktinoida ini sangat berguna
untuk elusidasi sifat-sifat unsur-unsur yang lebih berat dari aktinoida.

Uraikan terkait sifat kimia/reaktivitas unsur-unsur logam golongan lantanoida dan


aktinoida terhadap:

Lantanoida :

a. Oksigen
Pada reaksi dengan oksigen atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
Ltn (III)oksida
4La(s) + 3O2(g) 2Ltn2O3(s)

Pengecualian yaitu pada Ce, logam cerium dengan lambat memudar di udara dan
terbakar dengan cepat pada150°C  membentuk cerium(IV) oksida :
Ce(s) + O2(g) CeO2(s)
Dan untuk unsur Pm tidak bereaksi dengan oksigen.

b. Nitrogen

Golongan Lantanida bereaksi dengan nitrogen:


2Ltn(s) + N2(g) 2LtnN(s)
Kecuali pada unsur Prometium (Pm), Samarium (Sm),Tulium (Tm),dan Iterbium
(Yb) tidak bereaksi dengan nitrogen.

c. Hidrogen

25
Lantanida dapat bereaksi dengan Hidrogen:
2Ltn(s) + H2(g) ∆ 2LtnH2 (s)
Kecuali unsur Holmium (Ho), Tulium (Tm), Iterbium (Yb), Lutesium
(Lu),Praseodimium (Pr),Neodimium (Nd), Prometium (Pm),Samarium (Sm),dan
Terbium (Tb) tidak bereaksi dengan gas hidrogen.

d. Halogen
Logam golongan lantanida bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk Ltn
( III) halida
2Ltn(s) + 3F2(g) 2LtnF3(s)
2Ltn(s) + 3Cl2(g) 2LtnCl3(s)
2Ltn(s) + 3Br2(g) 2LtnBr3(s)
2Ltn(s) + 3I2(g) 2LtnI3(s)

e. Air
Logam golongan lantanida dapat bereaksi dengan air membentuk lantanida
hidroksida dan gas hidrogen.
2Ltn(s) + 6H2O(g) 2Ltn(OH)3(aq) + 3H2(g)

f. Asam/Basa
Reaksi dengan asam

3Ltn(s) + 3H2SO4(aq) 2Ltn3+(aq) + 3SO4-2(aq) + 3H2(g)

(Ltn : La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu)

26
Aktinoida :

a. Oksigen
Bilangan oksidasi +6 :
2U(s) + 3O2(g) 2UO3

Bilangan oksidasi +5 :
4An(s) + 5O2(g) 2An2O5 (An = Pa, U, Np )

Bilangan oksidasi +4 :
An(s) + O2(g) AnO2 (An = Th, Pa, U, Np, Pu, Am, Cm, Bk, Cf )

Bilangan oksidasi +3 :
4An(s) + 3O2(g) 2An2O3 (An = Pu, Am, Cm, Bk, Cf, Es )

b. Nitrogen
2 An (s) + N2(g) 2AnN(s) (An = Th, U, Pu)
c. Hidrogen
2An(s) + 3H2(g) ∆ 2AnH3 (s) (Pa, U)
d. Halogen
An(s) + 2F2(g) AnX4 (An = Th, Pa, U, Np, Pu, Am, Cm, Bk, Cf)
An(s) + 2Cl2(g) AnCl 4(s) (An = Th, Pa, U, Np)
An(s) + 2Br2(g) AnBr 4(s) (An = Th, Pa, U, Np)
An(s) + 2I2(g) AnI4(s) (An = Th, Pa, U)
e. Air
Logam aktinoida tidak sereaktif logam Lantanoida, misalnya Logam aktinoida
bereaksi dengan air panas (bukan air dingin) dengan menghasilkan hidroksida
dan gas hydrogen.
2An(s) + 6H2O(l) An(OH)3(aq) + 3H2(g)

27
f. Asam/Basa
Tidak dapat bereaksi dengan asam basa
Uraikan terkait senyawaan unsur-unsur logam lantanoida dan aktinoida
1. Senyawa lantanoida

a. Halida

Halida dari Lantanoida adalah LnX4 , LnX3 dan LnX2. Tidak mengejutkan LnX4
terjadi hanya sebagai fluorida dari CeIV , PeIV Dan TbIV. CeF4 relatif stabil dan dapat
dibuat baik secara langsung dari unsur-unsur atau oleh aksi F - pada larutan CeIV
ketika mengkristal sebagai monohydrat.

Tetrafluorida lain secara termal tidak stabil , karena mereka mengoksidasi air, dan
hanya terdapat dalam senyawa yang kering ; TbF 4 dari TbF3 + F2 di 320oC dan PrF4
oleh prosedur yang agak rumit dari fluoronasi campuran NaF dan PrF 3 dengan F2
(Na2PrF6) dan kemudian ekstraksi NaF dari campuran reaksi dengan HF cair .
Ln4+ + F- LnF4

Prometium terpisah , semua trihalides (52) mungkin diketahui. Trifluorida, yang


sangat tidak larut, dapat diendapkan sebagai LnF3 ½ H2O oleh aksi HF pada larutan
encer Ln(NO3)3 .

HF + Ln(NO3)3 LnF3 ½ H2O + NO2

Larutan air dari trihalida lainnya diperoleh hanya dengan melarutkan oksida atau
karbonat di HX cair.
Ln2O3 + 6HX 2LnX3 + 3H2O

28
SmI2 dan YbI2 dapat dengan mudah disiapkan dalam hasil kuantitatif dengan
mereaksikan logam dengan 1,2 - diiodoetana di tetrahidrofuran anhidrat pada suhu
kamar, dengan pengecualian EuX2, semua dihalida yang sangat mudah teroksidasi
dan akan membebaskan hidrogen dari air .
Ln + ICH2CHC2Cl LnI2 + CH2 = CH2

b. Oksida dan khalkogenida

Ln2O3 memiliki karakter yang baik.Dengan tiga pengecualian, mereka adalah


produk akhir dari pembakaran logam atau pengapian dari hidrida, karbonat, nitrat,
dll. Pengecualiannya adalah untuk unsur Ce, Pr dan Tb, produk yang paling
teroksidasi yang merupakan dioksida , dari seskuioksida dapat diperoleh dengan
reduksi kontrol dengan H2. Berikut contoh reaksinya:
2LnH2 + 2O2 Ln2O3 + H2O

Ln2O3 mengadopsi tiga jenis struktur konvensional diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Tipe A
Terdiri dari unit LnO7 dengan geometri oktahedral; dan disukai oleh Lantanoida
ringan.
2. Tipe B
Juga terdiri dari unit LnO7 tapi sekarang dari tiga jenis, dua diantaranya prisma
trigonal dan satu dibatasi segi delapan; disukai oleh Lantanoida tengah.
3. Tipe C
Berkaitan dengan struktur fluorit tetapi dengan seperempat dari anion dihapus
sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah koordinasi logam 8-6 (tapi tidak
oktahedral); disukai oleh Lantanoida menengah dan berat.

29
Dalam hal ini Ln2O3 yang sangat dasar dan ringan, yang lebih mendasar, yang
menyerupai oksida kelompok 2.semua tidak larut dalam air tetapi menyerap untuk
membentuk hidroksida. Mereka dilarutkan dalam asam encer untuk menghasilkan
padatan yang menyediakan mereka disimpan di sisi asam pada pH 5untuk
menghindari hidrolisis, mengandung ion [ Ln(H2O)x]3+.

CeO2 (kuning pucat) adalah bahan yang agak lembam bila disiapkan dengan
pengapian, tetapi dalam bentuk hidro yang baru diendapkan larut kembali dengan
mudah dalam asam. PrO2 dan TbO2 berwarna gelap yang analog dapat diperoleh
dengan pemanasan tetapi membutuhkan kondisi yang lebih ekstrim (CeO 2 pada 282
bar dan 400 °C untuk PrO2, dan oksigen pada 450 °C untuk TbO2).

Ce(s) + O2(g) ∆ CeO2(s)


Pr(s) + O2(g) ∆ PrO2(s)
Tb(s) + O2(g) ∆ TbO2(s)

Klaim untuk keberadaan beberapa oksida rendah, LnO, telah dibuat tetapi sebagian
besar telah ditolak, dan tampaknya hanya NdO, SmO (keduanya berkilau kuning
keemasan), EuO (merah tua) dan YbO (putih keabu-abuan) adalah asli. Mereka
diperoleh dengan mereduksi Ln2O dengan logam pada suhu tinggi dan, kecuali untuk
EuO, pada tekanan tinggi. Mereka memiliki struktur NaCl tetapi pada EuO dan YbO
terdiri dari LnII dan merupakan isolator atau semikonduktor, NdO dan SmO seperti
dihydrides pada dasarnya terdiri dari ion Lnt dengan elektron ekstra yang membentuk
pita konduksi.
Semua lantanida membentuk Ln2Q3 (Q = S, Se, Te). Sesquisulfida dapat diproduksi
melalui reaksi unsur-unsur atau (dengan pengecualian Eu2S3) sulfidasi oksida (Ln2O3)
dengan H2S. The sesquisulfida, Ln2S3 umumnya kehilangan belerang ketika
dipanaskan dan dapat membentuk berbagai komposisi antara Ln2S3 dan Ln3S4 .
Sesquisulfida adalah isolator tetapi beberapa Ln3S4 adalah konduktor logam (misalnya

30
Ce3S4) yang diformulasikan (Ln 3+
)3 (S2− )4 (e-), sementara yang lain (misalnya Eu3S4
dan Sm3S4) adalah semikonduktor. Secara struktural sesquisulfida mengadopsi
struktur yang bervariasi sesuai dengan ukuran logam Ln. Lantanida yang lebih ringan
dan lebih besar mendukung atom logam 7-koordinat, lantanida terberat dan terkecil
(Yb dan Lu) mendukung 6 koordinasi dan struktur lainnya dengan campuran 6 dan 7
koordinasi. Polimorfisme umum terjadi di antara sesquisulfida. Warna sesquisulfida
bervariasi dari logam ke logam dan tergantung pada bentuk polimorfiknya. Warna γ-
sesquisulfida adalah La2S3 , putih / kuning; Ce2S3 , merah tua; Pr2S3 ,hijau; Nd2S3,
hijau muda; Gd2 S3, pasir; Tb2S3, kuning muda dan Dy2S3, oranye. Warna γ-Ce2S3
dapat bervariasi dengan doping dengan Na atau Ca dengan rona mulai dari merah
gelap hingga kuning, dan pigmen berbasis Ce2S3 digunakan secara komersial dan
dipandang sebagai pengganti toksisitas rendah untuk pigmen berbasis kadmium.

Monochalcogenides, LnZ (Z = S, Se, Te), telah disiapkan untuk semua lantanida


kecuali Pm, sebagian besar dengan kombinasi langsung. Mereka hampir hitam dan,
seperti monoksida, memiliki struktur NaCl. Namun, dengan pengecualian SmZ, EuZ,
YbZ, TmSe dan TmTe, mereka memiliki konduktivitas logam dan jelas terdiri dari
ion LnIII + Z 2-
dengan 1 elektron dari setiap kation yang didelokalisasi dalam pita
konduksi. EuZ dan YbZ, sebaliknya, adalah semikonduktor atau isolator dengan
kation yang benar-benar berbeda, tetapi SmZ tampaknya bersifat menengah dan
mungkin melibatkan kesetimbangan:
SmII + Z 2- ⇄ SmIII + Z 2- + e-

Kalsogenogen trivalen, Ln2Z3, dapat diperoleh dengan berbagai metode yang meliputi
kombinasi langsung dan, dalam kasus sulfida, aksi H2S pada klorida atau oksida.
Seperti halnya Ln2O3, berbagai modifikasi kristal terjadi. Ketika Ln2Z3 dipanaskan
dengan kelebihan chalcogen dalam tabung tertutup pada 600 °C, produk dengan
komposisi sampai atau mendekati LnZ2 diperoleh. Mereka tampaknya
polychalcogenides, dengan logam seragam di +3; Chalcogenides LnIV tidak diketahui.

31
c. Senyawa kompleks

Keadaan oksidasi +4 ini ditemukan di LnO 2, LnF4 dari oksidasi terner M12LnO3, dan
Li8LnO6 (Ln = Ce, Pr. Tb), dan di fluorida terner M 13LnF7 (Ln = Ce, Pr, Tb, Nd, Dy).
M1 TblO6.xH2O telah lebih tinggi diperoleh dari larutan alkali. Tetapi Ce adalah satu-
satunya lantanida dengan yang signifikan dari larutan kimia atau koordinasi dalam
keadaan oksidasi orbital ini.

Larutan "ceric" banyak digunakan sebagai oksidan dalam analisis kuantitatif; mereka
dapat dibuat dengan oksidasi larutan Ce"' (" cerous ") dengan zat pengoksidasi kuat
seperti peroxodisulfate, S2O82-, atau bismuthate, BiO3-. Kompleksasi dan hidrolisis
bergabung menjadi E (Ce 4+
/ Ce ) sangat tergantung pada anion dan konsentrasi
3+

asam .Dalam asam perklorat yang relatif kuat ion aquo hadir tetapi dalam asam lain
koordinasi anion mungkin juga. Jika pH meningkat, hidrolisis menjadi Ce(OH) 3+
terjadi diikuti dengan polimerisasi dan akhirnya, sebagai solusi menjadi basa, oleh
presipitasi kuning, agar-agar CeO2.XH2O.

Dari berbagai garam yang dapat diisolasi dari larutan, mungkin yang paling penting
adalah double nitrate yang larut dalam air, (NH4)2[Ce (NO3) 6], yang merupakan
senyawa yang umumnya digunakan dalam oksidasi Ce IV. Anion melibatkan 12-
terkoordinasi Ce [Ce(NO3)6]2-.Dua trans-nitrat kompleks ini dapat digantikan oleh
Ph3PO untuk menghasilkan kompleks netral koordinasi 10 orange [Ce(NO3)4
(OPPh3)2]. Sulfat Ce (SO4)2.nH20 (n = 0, 4, 8, 12) dan (NH4)2Ce(SO4)3, dan iodate juga
dikenal. Juga dapat diperoleh dari larutan yang kompleks dengan ligan donor O
lainnya. seperti B-diketonat, dan kompleks fluoro seperti [CeF8]4- dan [CeF6]2-.

Keadaan oksidasi III

Untuk Ln = La- Gd produk yang paling stabil secara termal dengan rasio Ln: mahkota
eter = 4: 3, tetapi lebih besar dari lantanida ini ( La, Ce, Pr dan Nd) juga membentuk
kompleks 1: 1. Ini adalah [Ln (NO3)3L] di mana LnIII adalah 12-koordinasi. Kompleks

32
4: 3, di sisi lain, mungkin [Ln (NO3)2L ]3[Ln(NO3)6] di mana, dibandingkan dengan
kompleks 1: 1, LnIII di kation kompleks telah kehilangan satu NO 3-, jadi kurangi
bilangan koordinasi menjadi 10. Lahan yang tersisa, masih lebih kecil daripada (Tb-
Lu) menemukan rongga ligan ini terlalu besar dan membentuk [Ln(NO3)3(H2O)3] L di
mana ligan tidak terkoordinasi.

Donor O tak dikenal seperti piridin-N-oksida dan trifenilfosfin oksida juga


membentuk banyak kompleks, seperti halnya alkoksida. Upaya untuk menyiapkan
Ln(OR)3 biasanya menghasilkan gugus polinuklir. . Dua contoh akan cukup:
[Nd6(OPri)17C1], terdiri dari atom 6 Nd yang disatukan di sekitar atom C1 pusat
dengan cara menjembatani kelompok OCHMe2. [Yb5O (OPri)13] yang terdiri dari
piramida persegi atom Yb yang mengandung µ 5-O. Kelompok empat µ2- OPri
menutupi wajah piramida persegi. Alkoksida terminal tunggal melengkapi bidang
koordinasi oktahedral terdistorsi untuk setiap atom logam.

Kompleks dengan ligan donor-O lebih banyak daripada kompleks dengan donor N,
mungkin karena ligan sebelumnya lebih sering bermuatan negatif, keuntungan yang
jelas ketika membentuk ikatan ionik. Namun, dengan menggunakan pelarut organik
polar seperti etanol, aseton atau asetonitril untuk menghindari koordinasi yang
kompetitif dengan air, kompleks dengan ligan pengelat seperti en, dien, bipy dan
terpy dapat disiapkan. Jumlah koordinasi 8, 9 dan 10 seperti pada [Ln(en)4]3+,
[Ln(terpy)3]3 +
dan [Ln (dien)4(NO3)]2+ adalah tipikal. Kompleks kompleks seperti
[Ln(edta)(H2O)3]- yang terkenal tidak menunjukkan destabilisasi karena atom donor N
(edta memiliki 4 atom oksigen dan 2 atom donor nitrogen). Lebih tepatnya,
sedangkan kompleks 18-mahkota-6-eter yang disebutkan di atas langsung terdisosiasi
dalam air, kompleks analog donor-N cukup stabil untuk tetap tidak berubah.

Seperti elemen transisi lainnya, lantanida dapat diinduksi untuk membentuk kompleks
dengan bilangan koordinasi yang sangat rendah dengan menggunakan ligan yang
sangat besar, N(SiMe3)2-:

33
3LiN(SiMe3)2 + LnC13 [Ln{N(SiMe3)2}3] + 3LiCl

Produk yang mudah menguap, tetapi peka udara, dan sangat mudah terhidrolisis
memiliki angka koordinasi 3, terendah ditemukan untuk lantanida, mereka tampaknya
planar dalam larutan (momen nol dipol) tetapi piramidal dalam keadaan padat.
Dengan Ph3PO, tetrahedral 4-koordinat yang terdistorsi [Ln{N(SiMe3)2}3(OPPh3)]
diperoleh. Begitu sulitnya untuk memperluas lingkup koordinasi yang berupaya
menyiapkan (Ph3PO) adduksi menghasilkan alih-alih kompleks jembatan dimerik
peroxo, [(Ph3 PO) {(Me3Si)2N}2LnO2- Ln{N(SiMe3)2}2(OPPh3)].

2.Senyawa Aktinoida

a. Halida
Halida Aktinoida, hexahalida terbatas pada hexafluorida untuk U, Np dan Pu
( yang mudah menguap pada padatan yang diperoleh dari fluorinasi AnF4) dan
heksakhlorida dari U, yang diperoleh oleh reaksi AlC13 dan UF6. Semua yang
oksidator kuat dan sangat sensitif terhadap kelembaban :
AnX6 + 2H2O AnO2X2 + 4HX

AnF4 tidak larut dalam air dan, untuk Th, U dan Pu setidaknya, diendapkan
sebagai AnF4.2H2O hidrat ketika F- ditambahkan untuk setiap larutan Sebuah AnIV.
AnCl4, AnBr4 dan AnI4 agak higroskopis, dan mudah larut dalam air dan pelarut
polar lainnya.

34
Untuk NpF3 dan PuF3 penambahan H2 untuk reaksi mencukupi, tapi UF3 yang
terbaik diperoleh dengan pengurangan UF4 dengan logam U atau Al. Triklorida
dan tribromida Aktinoida ini ringan dapat diperoleh dengan memanaskan hidrida
Aktinoida dengan HX, dan triiodida dengan memanaskan logam dengan 12 (U,
Np) atau HI (Pu). PaI3 dikatakan diperoleh dengan memanaskan PAI5 dalam ruang
hampa .
2AnH3 + 6HX + 3O2 2AnX3 + 6H2O

b.Oksida dan kalkogenida


Oksida Aktinoida adalah bahan tahan api dan , faktanya ThO 2 memiliki titik leleh
tertinggi oksida apapun. Mereka telah dipelajari secara ekstensif karena
pentingnya mereka sebagai bahan bakar nuklir. Namun, mereka sangat rumit
karena prevalensi polimorfisme, nonstoikiometri dan fase menengah.

Satu-satunya trioksida anhidrat adalah UO3, bentuk umum dari yang (ɤ-UO3)
diperoleh dengan pemanasan UO2 (NO3) .6H2O di udara pada 400oC; enam bentuk
lain juga dikenal. pemanasan salah satu, atau memang ada oksida lain dari
uranium, di udara pada 800-900oC menghasilkan U3O8 yang berisi pentagonal unit
UO7 bipiramidal dan dapat digunakan dalam penentuan gravimetri dari uranium.
3UO3 Δ U3O8 + ½ O2

Aktinida kalkogenida dapat diperoleh misalnya dengan reaksi elemen, dan


stabilitas termal menurun S> Se> Te. Orang-orang dari suatu aktinida yang
diberikan berbeda dari yang lain sama seperti halnya oksida. Nonstoikiometri
sekali lagi lazim dan, di mana aktinida tampaknya memiliki tingkat oksidasi yang
sangat rendah, perilaku semimetalik biasanya diamati

c. Senyawa kompleks
Keadaan oksidasi VI1

35
Ini telah ditetapkan hanya untuk larutan Np dan Pu, alkali An VI yang dapat
dioksidasi secara elektrolitik untuk menghasilkan larutan hijau gelap yang
mungkin mengandung spesies seperti [AnO4 (OH)2]3-. Larutan pengoksidasi kuat
yang serupa (lebih-lebih jika dibuat bersifat asam) diperoleh ketika campuran
oksida Li5AnO6 dilarutkan dalam air.

Keadaan oksidasi VI
Dalam larutan air, hidrolisis ion aktinil penting dan larutan tersebut bersifat
asam. Reaksi-reaksi ini rumit tetapi, paling tidak dalam kasus UO 22+, tampak
bahwa hilangnya H+ dari H2O terkoordinasi diikuti oleh polifikasi yang
melibatkan -OH- jembatan dan menghasilkan spesies seperti [(UO2)(OH)]+,
[(UO2)2 (OH)2]2+ dan [(UO2)3(OH)5]+.

Ion aktinil tampaknya berperilaku agak seperti divalen, kelas-a, ion logam
dengan ukuran lebih kecil (atau ion logam dengan ukuran yang sama tetapi
dengan muatan lebih tinggi) dan, karenanya, mereka dengan mudah membentuk
kompleks dengan ligan donor F- dan O seperti OH- , SO42-, NO3- dan
karboksilat. Kelompok O = An = O dalam semua kasus linier, dan koordinasi
ligan 4, 5 atau 6 selanjutnya dimungkinkan dalam bidang ekuator. Oktahedral,
bipyramidal pentagonal, dan geometri bipyramidal heksagonal menghasilkan
beberapa contoh seperti Anion oktahedral dalam Cs 2[UO2Cl4]. Koordinasi
bipyramidal Pentagonal U dalam dinuclear [UO2(O2CMe)2L]2 (L = OPPh3,
OAsPh3). Koordinasi bipyramidal heksagonal U dalam uranyl nitrate,
UO2(NO3)2. 6H2O. Ligan-ligan yang terletak di dalam bidang ini bisa berupa
molekul netral seperti H2O, OPR3, OAsR3, py atau anion yang disebutkan di
atas, banyak di antaranya adalah bidentat.

Keadaan oksidasi IV

36
Isolasi garam AnIV dengan oksoanion dibatasi oleh hidrolisis dan kompatibilitas
redoks. Dengan demikian, dengan kemungkinan pengecualian Pu(CO3)2, ion
karbonat hanya menghasilkan karbonat dasar atau kompleks carbonato seperti
[An(CO3)5]6- ( An = Th, U, Pu). Tetranitable yang stabil hanya dapat diisolasi
untuk Th dan Pu, tetapi Th (NO 3)4.5H2O adalah garam paling umum dari Th dan
terkenal sebagai contoh pertama yang terkonfirmasi dari koordinasi 11. Pu
(NO3) 4.5H2O adalah isomorf, dan stabilisasi Pu IV oleh larutan asam nitrat yang
kuat sangat penting dalam pemulihan Pu dengan ekstraksi pelarut. Ligan O-
donor seperti bentuk dmso, Ph3PO dan C5H5NO, dimana [Th(NO3)4(OPPh3)2]
diketahui memiliki struktur 10-koordinat seperti analog Ce IV
nya dan
[Th(C5H5NO)6 (NO3) 2]2+ memiliki 10-koordinat struktur antiprismatik bicapped
terdistorsi.

Beberapa karboksilat, baik garam sederhana maupun anion kompleks, telah


sering disiapkan sebagai sarana untuk mengendapkan ion AnIV dari larutan atau,
seperti dalam kasus oksalat sederhana, untuk menyiapkan dioksida dengan
dekomposisi termal. Dalam K4[Th(C2O4)4].4H2O anion diketahui memiliki
struktur antiprismatik persegi 10-koordinat, bicapped. B-diketonat diendapkan
dari larutan AnIV dan ligan dengan penambahan alkali, dan hampir semua dapat
disublimasikan di bawah vakum. [An(acac) 4], (An = Th, U, Np, Pu) tampaknya
dimorfik tetapi kedua struktur didasarkan pada antiprisme persegi 8-koordinat,
terdistorsi.

Kompleks dengan ligan S-donor umumnya kurang stabil dan lebih mungkin
mengalami hidrolisis dibandingkan ligan dengan O- donor tetapi dapat diperoleh
jika ligan bersifat anionik dan chelating. Diethyldithiocbbates [An(S 2CNEt2)4]
(An = Th, U, Np, Pu) adalah yang paling dikenal dan memiliki struktur
dodecahedral yang hampir ideal.

37
A. Kegunaan Lantanoida
1. La (Lantanium): bahan untuk kaca optik yang nilai pembiasannya tinggi dan
nilai dispersinya kecil. LaNi5 menyerap dan menyimpan hidrogen 300 kali
volume sendiri. Kapasitor keramik. Pengukuran zaman batu besar (cara La-Ce)
2. Ce (Serium): kaca atau plastik penyerap UV. Bahan pendar fluor warna biru.
Mesin Pembersih asap mobil.
3. Pr (Prasieodinium): Kaca untuk pekerja pengelasan. Bahan permukaan hijau
kuning(warna pastel) untuk keramik. Warna kaca (hijau-kuning)
4. Nd(Neodium) : Magnet neodium yang terkuat Nd-Fe-B(motor didalam mobil
Hybrid atau Hard Disk, Magnet MRI, Pengeras Suara dalam HP, dll). Laser
YAG mengandung Nd(untuk pisau operasi laser)
5. Pm(Prometium): Unsur buatan Radioaktif (dibuat dalam tabung reaksi atom)
digunakan untuk baterai tenaga atom(sumber listrik di angkasa luar.
6. Sm (Samarium): Magnet Samarium kobalt yang kuat. Pisau cukur Sm
(pemotong baja, refleksi permukaan bulan). Cara pengukuran waktu
purbakala(menggunakan isotop radioaktif yang punya umur paruh 10,8 miliyar
tahun
7. Eu (Europium): Bahan pendar klor warna merah pada layar TV warna. Bahan
tanda pendar untuk reaksi kekebalan. Lampu tabung pendar fluor Highlight.
8. Gd(Gadolinium): Piringan Mo (Magnet Optik). Memori busa kemagnetan.
Penekan gambar MRI untuk pemeriksaan Medis. Kulkas kemagnetan.
9. Tb(Terbium): Mulut mikro tinta jet printer. Untuk mencetak huruf
(pengembangan dan penyusutan dengan gaya magnet). Bahan pendar hijau
televisi berwarna. Rekaman MO(Magnet optik, logam campuran Tb-Fe-Co).

38
10.Dy (Disprosium): Bahan cta yang bisa menyimpan sinar. Lampu logam
hidrogen. Logam campuran yang memanjang-memendek karena kemagnetan.
Piringan magnet optik (memori cahaya).
11.Ho (Holmium): Laser pengobatan katarak. Pewarna kaca (kuning muda).
12.Er (Erbium): Fiber sinar untuk jarak jauh(efek pertambahan cahaya). Pisau
laser untuk pengobatan. Pewarna kaca (merah muda). Kacamata untuk
pengelasan(menyerap sinar inframerah).
13. Tm (Tulium): Alat pengukur individu dengan radiasi dosis rendah. Bahan
yang berpendar biru(Tm yang diberi dope dengan sulfat). Sumber sinar X
yang mudah dibawa(Pm yang ditembaki Neutron)
14. Yb (Iterbium): memperkuat baja anti karat. Pewarna kaca (hijau kuning).
15. Lu (Lutesium): pengukuran waktu (caraLu-Hf). Ada kemungkinan bisa
digunakan untuk pengobatan dengan sinar beta. Lu adalah logam yang paling
mahal yang ditemukan di alam.

B. Kegunaan Aktinoida
1. Aktinoida digunakan sebagai tenaga listri panas dan sumber nuklir.
2. Oksida Thorium digunakan sebagai katalisator untuk konversi amonia asam
nitrat, dan pembuatan asam sulfat.
3. Uranium sebagai bahan bakar inti. Dalam dunia kesehatan, untuk info
diagnosik anatomi dan fungsi organ, selain itu dapat digunakan untuk
mendeteksi kebocoran pipa.
4. Neptunium -237 dapat juga digunakan untuk membuat plutonium -238
(dengan penyerapan suatu neutron).
5. Neptunium untuk membuat bahan peledak berbahan nuklir.
6. Plutonium digunakan untuk bahan bakar reaktor, selain itu untuk navigasi,
dan bahan pembuatan senjata nuklir.
7. Amerisium sebagai sumber sinar ɤ.

39
8. Kurium : digunakan sebagai sumber tenaga termoelektrik, juga sebagai
sumber partikel alfa untuk spektrometer X-Ray proton alpha I Mars.
9. Califormium : digunakan sebagai sumber neutron portabel untuk penemuan
logam seperti emas atau perak dengan on the spot analisis aktivasi.

40
Daftar Pustaka

Greenwood, N. N and Earnshaw,A.1986. Chemistry of Elements.Oxford L: Pergamon


Press.

Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2008). Inorganic Chemistry Edition Third. England:
Pearson Education Limited.

Sugiyarto, Kristian. H dan Retno D. Suyanti. 2012. Dasar-DasarKimia Anorganik Transisi.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

41

Anda mungkin juga menyukai