Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

Tahun 2013/2014 menjadi tahun awal berlakunya kurikulum baru yang dikeluarkan oleh
pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudanyaan. Kemendikbud berupaya
melakukan invoasi dalam bidang pendidikan dengan penerapan kurikulum baru yakni kurikulum
2013. Kehadiran kurikulum 2013 dijadikan salah satu harapan pemecahan masalah bangsa yang
dirasakan semakin kompleks, yaitu untuk mengatasi pembengunan sumber daya manusia dan
daya saing antar bangsa (human developmen and nation compeyitiveness). Pada awalnya,
pengimplemantasian kurikuum 2013 hanyalah pada sekolah-sekolah percobaan (pilot project),
namun kini penerapan Kurikulum 2013 hampir diseluruh sekolah yang ada di Indonesia.
Kemendikbud (Nurjanah, 2019) mengungkapkan upaya dalam pembentukan sumber daya
dan pembentukan daya saing manusia, kurikulum 2013 membentuk pembelajaran yang berbasis
aktivitas yang diharapkan mampu membentuk insan indonesia yang Inovatif, kreativ, produktif
dan efektif melalui penguatan sikap, pengetahuan serta keterampilan yang disajikan menjadi
satu.
Penilaian merupakan penggunaan metode untuk menilai kinerja peserta didik dalam
pembelajaran. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No 20 tahun 2007, tentang
standar penilaian penddikan adalah menyeluruh dan saling berkesinambungan. Penilaian dengan
cara menyeluruh berarti penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi semua aspek kompetensi
yakni aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif. Penilaian yang dilakukan pun melalui
penggunaan teknik yang sesuai. Sedangkan, berkesinambungan berarti penilaian dilakukan
dengan tujuan memantau tingkat perkembangan kemampuan siswa. Damayanti (Purwanto, 2016)
memaknai penilaian sikap sebagai suatu usaha yang dilakukan bersama dengan tujuan
menciptakan generasi penerus yang memiliki dasar sikap yang baik dalam aspek pengetahuan
(Kognitif), Perasaan (Feeling) dan tindakan (action)
Dengan penggunaan penilaian, hasil yang didapatkan setalah kegiatan penilaian ini
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menggambil dan menentukan langkah yang akan
diambil kedepannya. Lewat penggunaan hasil penilaian guru dapat memberi dorongan kepada
sisiwa untuk dapat berprestasi lebih baik di kemudian hari.

A. Penilaian Kompetensi sikap


Penilaian kompetensi sikap merupakan hubungan kegiatan yang dibentuk untuk dapat
mengukur nilai-nilai dan pendangan hidup yang diperoleh siswa sebagai hasil suatu program
pembelajaran. Penilaian sikap (Afektif) merupakan sebuah penilaian yang lebih condong pada
perilaku siswa sebagai hasil pendidikan, baik perilaku siswa di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 meliputi penilaian spiritual ( KI-1) dan penilaian sikap
sosial (KI-2).
1. Penilaian Sikap Spritual
Penanaman nilai spritual berhubungan dengan pembentukan siswa menjadi orang yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam 2013 sikap spritual mengacu pada
Kompetensi Inti (KI-1), sikap-sikap yang mencakup sikap spritual diantaranya adalah sikap
selalu menerima, menghargai, menghayat dan mengamalkan agama yang dianut. Di sekolah
dasar penilaian spiritual mencakup:
a. Ketaatan beribadah
b. Berperilaku bersyukur
c. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
d. Toleransi dalam beribadah
Penilaian sikap spiritual di sekolah menengah pertama atau SMP, dan sekolah menengah
atas atau SMA serupa dengan penilaian di SD yakni dengan indikator sebagai berikut
a. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
b. Melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya
c. Selalu mengucapkan salam pada awal dan akhir pembelajaran
d. Selalu mensyukuri nikmat dan karunia yang diberikan Tuhan
e. Bersyukur atas kemampuan dalam mengendalikan diri
f. Selalu mengucapkan syukur ketika berhasil dalam melakukan suatu kegiatan
g. Berserah diri (tawakal) setelah melakukan suatu usaha
h. Menjaga hubungan baik antara umat ciptaan Tuhan
i. Selalu menghormati kepercayaan agama orang lain
Berikut ini deskripsi contoh indikator penilaian sikap spiritual yang terkait dengan implementasi
kurikulum 2013
Tabel 1. Deskripsi indikator penilaian spritual
Sumber:
2. Penilaian Sikap Sosial
Pembentukan Sikap sosial siswa berhubungan dengan sikap berakhlak mulia, ,
demokratis, bertanggung jawab dan juga mandiri. Sikap sosial ialah kesadaran seseorang dalam
menentukan sikap yang ditunjukan secara berulang-ulang kepada objek sosial. Objek dari sikap
sosial adalah sekelampok orang, tanda dari adanya sikap sosial diantaranya:
a. Subjek orang dalam sebuah kelompok
b. Objek orang banyak atau kelompok
c. Dilakukan secara berulang-ulang
Widoyoko (Nurjannah, 2019) menyebutkan sikap sosial dalam kurikulum 2013 mengacu
pada KI-2 (kompetensi inti 2), yang didalamnya terdiri atas sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleran, gotong royong, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan siswa, seperti guru, teman, keluarga maupun
tetannganya.
1) Jujur,yakni upaya perilaku diri untuk menjadi sesorang yang dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaannya dapat dipercaya
2) Disiplin, merupakan perilaku tertib dan patuh dalam berbagai ketentuan dan
peraturan
3) Tanggung jawab, yakni perilaku siswa untuk melaksanakan kewajiban yang
harus dilakukan dalam dirinya sendiri, lingkungan, negara, serta kepada Tuhan
4) Santun, merupakan perilaku hormat yang dtujukan kepaa orang lain dengan
penggunaan tutur bahasa yang beik
5) Peduli, ialah kecendrungan tindakan memberi bantuan kepada orang lain yang
membutuhkan
6) Percaya diri, yaitu keyakianan atas kemampuan diri dalam melakukan sebua
kegiatan
Untuk tingkat SMP dan SMA/SMK beberapa aspek dapat ditambahkan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan, diantara gotong royong dan toleransi. Gotong
Royong yakni bekrja sama dengan orang lain untuk mencapai sebuah tujuan dengan saling
tolong menolong dan berbagi tugas secara suka rela. Sedangkan, toleransi merupakan tindakatan
saling menghargai keberagaman keyakinan, latar belakang, dan pandangan.

Tabel 2. Deskripsi penilaian indikator sikap sosial


Sumber:
B. Teknik Penilaian Sikap
Mulyasa (Tiara,S.K & Sari,E.Y. 2019) mengungkapkan bahwa Guru dalam melakukan
penilaian afektif dapat memulainya dengan pembuatan format penilaian terlebuh dahulu.
Pengembangan format penilaian ini dapat dilakukan sesuai dengan karakter apa yang akan
dinilai dan penggunaan jenis penilaian apa yang akan digunakan nantinya. Teknik penilaian
ataupun Instrumen penilaian sikap spritual dengan sosal sebagian besarnya hampir sama, namun
indikator pencapaian kompetensi sosial jika dibandingkan dengan indikator pencampaian sikap
spiritual, maka dapat terlihat bahwa indikator penilaian sosial lebih banyak.
Penilaian sikap dapat dilakukan pada kegiatan pembelajaran misalnya, menilai sikap
santun saat siswa berdiskusi dalam kelompok, menilai sikap bertanggung jawab saat bekerja
dalam kelompok, menilai sikap percaya diri saat siswa melakukan presentasi. penilaian juga
dapat dilakukan di luar kegiatan pembelajaran, misalnya sikap disiplin terkait dengan kehadiran
peserta didik, sikap santun dan peduli dia amati pada saat siswa bermain bersama teman. perlu
diperhatikan bahwa kegiatan penilaian sikap seharusnya dikaitkan dengan upaya untuk
mengatasi masalah sikap siswa. Oleh sebab itu, guru sebaiknya membuat catatan observasi yang
mencakup tindakan atau tindak lanjut yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan.
Teknik penilaian sikap menurut Kunandar (Nurajannah, 2019) guru dapat melakukan
penilaian sikap melalui: (1) obesrvasi, (2) penialaian diri, (3) penilaian antar teman (peer
evaluation), (4) Jurnal. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Observasi
Sudijono (Nurjannah, 2019) Observasi merupakan cara dalam mengumpulkan data-data
keterangan yang dilakukan dengan pengamatan secara tersistematis terhadap fenomena yang
menjadi sasaran pengamatan. Kunandar juga menambahkan observasi ialah sebuah penilaian
yang dalam penerapannya dilakukan dengan menggunakan indera, observasi dapat dilakukan
secara langsung maupun tak langsung dengan berpacu pada pedoman atau lembar observasi yang
berisis aspek yang daiamati.

2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan cara penilaian dengan meminta peserta didik untuk menyampaikan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencampaian kompetensi sikap, baik sikap
sosial maupun spritual terhadap lingkungan disekitarnya. Penilaian yang dilaksanakan
berdasarkan pada kriteria yang jelas dan objektif. Kunandar membagi langkah-langkahnya
sebagai berikut:

a. Menentukan aspek kemampuan apa yang akan dinilai


b. Memilih kriteria penilaian apa yang akan digunakan
c. Guru melihat hasil penilaian yang kemudian memilih tindakan agar dapat memotivasi
peserta didik untuk melakukan penilaian pada dirinya
d. Guru kemudian membuat kesimpulan atas hasil penilaian yang telah didapat
e. Guru memilih tindaklanjut tindakan yang akan dilakukan menanggapi hasil penilaian
yang telah didapat

3. Penilaian antar teman (antar peserta didik)


Penilaian antar peserta didik merupakan cara penilaian yang digunkanan dengan mengukur
tingkat pencapaian sikap melalui cara meminta peserta didik untuk menilai satu dengan yang
lainnya.Penilaian antar peserta didik ini dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menentukan kriterian penilaian apa saja yang harus dinilai siswa kepada
temannya
b. Merumuskan format penilaian, hal ini dapat berupa penskoran ataupun daftar tanda
yang kemudian diceklis oleh siswa
c. Siswa kemudian diminta melakukan penilaian secara objektif
d. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian penilaian
anatara peserta didik
e. Membuat kesimpulan dari hasil penilaian tersebut
f. Melakukan tindak lanjut langkah yang akan dilakukan berdasarkan penilaian yang telah
dilakukan antar siswa

4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan yang dibuat oleh pendidik yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kelebihan dan kelemahan peserta didik baik, pada saat siswa di dalam kelas maupun di
luar kelas yang berhubungan dengan sikap atau perilaku
Penggunaan penilaian dengan jurnal dikatakan lebih efektif karena guru dapat selalu
memberukan penilaian kepada siswanya dengan mencatat dalam catatan yang dimilikinya.
Sehingga peserta didik dapat memberikan penanganan bagi peserta didiknya.

Tabel 3. Contoh format jurnal penilaian sikap siswa


Sumber:
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan

1. Penilaian kompetensi sikap merupakan hubungan kegiatan yang dibuat guru untuk mengukur
pandangan hidup yang diperoleh siswa sebagai hasil suatu program pembelajaran. Penilaian
sikap (Afektif) merupakan sebuah penilaian yang lebih condong pada perilaku siswa sebagai
hasil pendidikan, baik perilaku siswa di dalam kelas maupun di luar kelas.
2. Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 meliputi penilaian spiritual ( KI-1) dan penilaian sikap
sosial (KI-2).
3. Sikap-sikap yang mencakup sikap spritual diantaranya adalah sikap selalu menerima,
menghayati, menghargai dan mengamalkan agama yang dianut.
4. Pembentukan Sikap sosial siswa berhubungan dengan sikap berakhlak mulia, demokratis,
bertanggung jawab, dan mandiri

Anda mungkin juga menyukai