Anda di halaman 1dari 7

Penilaian Authentik : Sikap, Perilaku, dan Karakter

Pani Aulia Rukmana, Azzahra Nursamsyiah, Neng Sri Wahyuni Nurul Bariah
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP, Universitas Siliwangi

Abstrak
Penilaian merupakan salah satu bagian penting dan utama dari proses pembelajaran. Penilaian
merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses pembelajaran dan hasil
belajar, dengan adanya penilaian guru dapat melihat sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran, apakah proses pembelajaran yang telah dilakukan itu
berhasil atau tidak. Secara umum karakter dapat diartikan sebagai suatu kualitas moral dan
perilaku pribadi seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain (homiak, 2007).
Penilaian terhadap aspek sikap dan keterampilan belum dilakukan secara optimal. Dalam
taksonomi belajar afektif Krathwohl, ranah tertinggi adalah internalisasi atau karakterisasi
yaitu menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.
Pembentukan karakter inilah yang diharapkan dalam UU Sisdiknas melalui penerapan
Kurikulum 2013.yang meliputi olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah raga,
merupakan seluruh komponen keterampilan hidup manusia, yang meliputi hard skill maupun
soft skill.
Kata kunci : penilaian, karakter, penilaian terhadap aspek sikap dan keterampilan.

Abstract
Assessment is one important and main part of the learning process. Assessment is an
important factor in the success of the learning process and learning outcomes, with the
assessment the teacher can see the extent to which students are able to understand the
learning material, whether the learning process that has been carried out is successful or not.
In general, character can be interpreted as a moral quality and personal behavior of a person
who differentiates himself from other people (Homiak, 2007). Assessment of aspects of
attitudes and skills has not been done optimally. In Krathwohl's taxonomy of affective
learning, the highest domain is internalization or characterization, namely making values a
part of the person in everyday behavior. It is this character building that is expected in the
National Education System Law through the implementation of the 2013 Curriculum, which
includes thought, heart, taste and intention and exercise, which are all components of human
life skills, which include both hard skills and soft skills.
Keywords: assessment, character, assessment of attitude and skill aspects.

1
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran guru akan merancang sebuah rancangan pembelajaran,
kemudian guru melakukan proses pembelajaran, setelah proses pembelajaran dilakukan maka
akan dilakukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa maka dilakuan
penilaian. Penilaian sangat penting karena dapat menentukan apakah proses pembelajaran
yang telah dilakukan berhasil atau tidak.
Penilaian di dapatkan dari proses tes yang dilakukan, bentuk tes yang dilakukan bisa
berupa tes dan nontes. Selain menilai aspek kognitif siswa seorang guru juga harus bisa
menilai aspek afektifnya. Aspek afektif ini berkaitan dengan sikap, prilaku dan kepribadian
peserta didik. Ketiga aspek ini memiliki pengertian yang berbeda tetapi saling berhubungan
satu sama lainnya.
KAJIAN TEORI
Tujuan memahami penilaian authentik sikap, perilaku, dan karakter yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi sikap dan implementasi penilaian sikap
2. Untuk menegtahui definisi perilaku dan implementasi penilaian perilaku
3. Untuk mengetahui definisi karakter dan implementasi penilaian karakter

PEMBAHASAN
A. Definisi sikap dan implementasi penilaian sikap
a. LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau
secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimulus sosial yang telah
terkondisikan (Sugiyono, 2016)
b. Allport mendefinisikan sikap sebagai kesiapan mental, yaitu suatu proses yang
berlangsung dalam diri seseora.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan, sikap merupakan
suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik,
dan pola tertentu terhadap lingkungan sekitarnya.
Sikap mengacu pada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua
perbuatan identik dengan sikap.
Dalam mengukur sikap, guru hendaknya memperhatikan tiga komponen sikap, yaitu :
1. Kognisi, yaitu berkaitan dengan pengetahuan peserta didik tentang objek
2. Afeksi, yaitu berkaitan dengan perasaan peserta didik terhadap objek
3. Konasi, yaitu berkaitan dengan kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap
objek.

2
B. Definisi perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Dalam ilmu psikologi, perilaku adalah
segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari
perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai yang
tidak dirasakan. Bila dikaitkan dengan belajar dan pendidikan, perilaku bergeser mengalami
sebuah perubahan. Misalnya, perilaku buruk menjadi baik, dari tidak terampil menjadi
terampil, dari tidak tahu menjadi tahu, dan lain sebagainya.
Mayers (2012:171) mengemukakan bahwa perilaku merupakan unsur terpenting dari
kehidupan manusia, dimana perilaku dapat berubah sewaktu-waktu baik secara paksaan
maupun secara alamiah. Secara umum, perilaku merupakan suatu tindakan seseorang yang
dapat diamati, digambarkan, dicatat, diukur oleh orang lain atau pelakunya sendiri.

C. Definisi karakter
Definisi karakter menurut Homiak, 2007 mengatakan bahwa secara umum ‘karakter’
dapat diartikan sebagai suatu kualitas moral dan perilaku pribadi seseorang yang
membedakan dirinya dengan orang lain.sedangkan menurut Kevin Ryan dan Karen Bohlin
(2000) memandang karakter sebagai kebiasaan atau kecenderungan seseorang ketika
memberi respon perilaku terhadap keinginan,tantangan, dan kesempatan yang dihadapi.
Adapun penilaian Karakter adalah penilaian untuk memperoleh informasi mengenai
perkembangan karakter peserta didik sehingga usaha untuk pengembangan atau penguatan
karakter peserta didik dapat dilakukan dengan tepat. Perkembangan karakter dapat dilihat dari
beberapa perilaku yaitu :
a. Ucapan, penilaian karakter dapat dilakukan tatkala peserta didik menggunakan kata
kata dan kalimat ( baik berupa lisan maupun tertulis) yang mencerminkannaspek atau
sikap tertentu,
b. Cara berfikir, penilaian ini dilihat pada cara berfikir peserta didik yang dapat diamati
tatkala peserta didik berbicara dalam komunikasi biasa, dalam menjawab pertanyaan,
atau ketika menulis jawaban atas suatu pertanyaan.
c. Perbuatan, penilaian ini dapat dilakukan atau diamati tatkala peserta didik berbicara,
gerakan ketika melakukan sesuatu, dan dalam tindakan ketika berkomunikasi atau
bekerja sama dengan teman dan unsur lain dalam satuan Pendidikan.

D. Implementasi Penilaian Sikap, Perilaku, dan Karakter


Tertulis dalam lampiran Permendikbud nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada beberapa cara
yang yang dapat digunakan untuk menilai sikap siswa, yaitu observasi, penilaian diri,
penilaian antar peserta didik, penilaian jurnal, dan wawancara.
3
1. Observasi
Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati dan mencatat terhadap kemunculan
sikap yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati.
Keunggulan penilaian sikap, perilaku, dan karakter dengan menggunakan instrumen
observasi atau pengamatan yaitu; data yang diperoleh relatif objektif, karena diperoleh
melalui pengamatan langsung dari guru, hubungan guru dan peserta didik lebih dekat, karena
dalam pengamatan tentu guru harus berinteraksi dengan peserta didik dan guru memiliki
keleluasan dalam menentukan aspek-aspek apa saja yang akan diamati dalam pembelajaran.
Sedangkan kelemahan penilaian sikap dengan menggunakan instrumen observasi atau
pengamatan yaitu; pencatatan data sangat tergantung pada kecermatan guru dalam
pengamatan, keterampilan, dan daya ingatan dari observer (guru). Dari keunggulan dan
kelemahan penilaian sikap tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan observasi,
harus mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang akan diobservasi agar tingkat pencapaian
kompetensi sikap, perilaku, dan karakter dapat dipantau dengan baik berdasarkan data
empiris.
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi
sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Instrument yang digunakan berupa lembar
penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain, dapat
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk
menilai dirinya sendiri, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena
ketika melakukan penilaian, mereka harus melakukan instropeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik
untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.
Sedangkan kelemahan dari penilaian diri adalah cenderung subjektif, data mungkin ada
yang pengisiannya tidak jujur, dapat terjadi kemungkinan peserta didik menilai dengan skor
tinggi, membutuhkan persiapan dan alat ukur yang cermat, pada saat penilaian dapat terjadi
peserta didik melaksanakan sebaik-baiknya, tetapi di luar penilaian ada peserta didik yang
tidak konsisten, hasilnya kurang akurat dan kurang terbuka.
3. Penilaian Antar Peserta Didik
Penilaian antar peserta didik dapat dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai satu sama lain. Instrument yang digunakan bisa berupa lembar penilaian antar
siswa dalam bentuk angket dan kuesioner. Penilaian dengan teknik ini menuntut keobjektifan
4
dan rasa tanggung jawab dari siswa, sehingga akan menghasilkan data yang akurat.
Keunggulan dari penilaian antar peserta didik adalah; melatih peserta didik untuk berlaku
objektif, karena mereka dituntut objektif terhadap apa yang dilihat dan dirasakan berkaitan
dengan sikap dan perilaku temannya, dan melatih peserta didik untuk memiliki rasa tanggung
jawab dengan diberikan kepercayaan untuk menilai sikap temannya.
Sedangkan kelemahan dari penilaian antar peserta didik adalah; data yang diperoleh dari
penilaian antar peserta didik perlu diverifikasi kembali oleh guru, karena dikhawatirkan
mereka merasa tidak enak ketika diminta menilai teman sejawatnya, diperlukan petunjuk
yang jelas dan rinci tentang penggunaan instrument penilaian antar peserta didik untuk
menghindari salah tafsir terhadap pernyataan dalam instrument.
4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidikan di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelamahan peserta didik yang berkaiatan dengan
sikap dan perilaku. Catatan-catatan tersebut dibuat secara tertulis dan dijadikan dokumen bagi
guru untuk melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap peserta didik, dengan harapan
akan terjadi perubahan sikap dan perilaku dari peserta didik secara bertahap.
Keunggulan dari penilaian sikap dengan menggunakan jurnal adalah; dapat memantau
perkembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dari peserta didik secara periodik,
relatif lebih objektif, karena pemantauan perkembangan kompetensi sikap, perilaku, dan
karakter dapat dilakukan dari waktu ke waktu secara terus menerus, dan peserta didik akan
merasa mendapat perhatian dari guru, sebab segala sikap dan tindakannya diamati dan
dicatat.
Sedangkan kelemahan dari penilaian sikap menggunakan jurnal adalah;
menambah beban guru, karena harus mencatat kekuatan dan kelemahan peserta didik secara
tertulis, membutuhkan kecermatan dari guru, sehingga jika kurang teliti dapat menyebabkan
catatan-catatan tersebut kurang dan harus ditindaklanjuti oleh guru, karena jika tidak
ditindaklanjuti, maka informasi atau catatan-catatan tersebut tidak ada manfaatnya bagi
peserta didik.
5. Wawancara
Wawancara merupakan teknik penilaian dengan cara guru melakukan wawancara
terhadap peserta didik menggunakan pedoman atau panduan wawancara yang berkaitan
dengan sikap spiritual dan sikap social tertentu yang ingin digali dari peserta didik. Guru juga
dapat menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik berkaitan dengan
pembelajaran. Dalam melakukan wawancara, guru terlebih dahulu membuat pedoman atau
panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan ditanyakan ke peserta didik.
Pertanyaan bisa diajukan ketika pembelajaran berlangsung atau setelah selesai pembelajaran.
Hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Keunggulan dari penilaian sikap dengan menggunakan instrumen wawancara adalah;
guru dapat berinteraksi langsung dengan peserta didik karena data diperoleh secara langsung
5
dari peserta didik, dan menunjukkan kedekatan emosional antara guru dengan peserta didik,
sehingga dapat menjalin hubungan yang akrab untuk kepentingan pembelajaran. Sedangkan
kelemahan dari penilaian kompetensi sikap dengan menggunakan instrumen wawancara
adalah; perlu dilakukan manajemen waktu yang tepat agar tidak mengganggu proses belajar
mengajar, dan wawancara tidak bisa menjangkau seluruh peserta didik dalam satu kelas
karena membutuhkan waktu yang cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA

6
Yani. Ahmad dan Mamat Ruhimat. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018).
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015). E. Mulyasa.
Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013).
Endah Loeloek Poerwati. Panduan Memahami Kurikulum 2013. (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya, 2013).
Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010).
Forum Mangunwijaya VII. Menyambut Kurikulum 2013. (Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara, 2013).
Hadiana, Deni dan Arsijanty (Eds).(2019). Model Penilaian Karakter. Jakarta : Pusat
Penilaian Pendidikan.
Blogdope.com. Prinsip Penilaian Karakter dan Pelaksanaannya. (blog informasi
pendidikan). Diakses pada 22 Februari 2023 melalui
https://blogdope.com/prinsip-penilaian-karakter-dan-pelaksanaannya
Hanifah, Hani. 2020. Perilaku dan Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Tujuan
Pembelajaran. Manazhim: Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai