Anda di halaman 1dari 15

TUGAS T1

Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

Siti Shofiyatus Sa’diyah


PTE 2020A/20050514038/2020
Hari/Jam Kuliah: Rabu/07.00 – 08.40

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
A. Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian merupakan suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan
mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau
objek (Kusaeri dan Suprananto, 2012). Penilaian adalah suatu proses yang
dilalui untuk memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu (Sudjana, 2014). Jadi penilaian merupakan suatu cara untuk mengetahui
karakteristik dari seseorang atau objek berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Dari penilaian tersebut dapat diketahui kelemahan ataupun kelebihan
dari seseorang atau objek. Seorang guru dapat mendiagnosis kebaikan atau
kelemahan siswanya melalui penilaian (Arikunto, 2013). Penilaian sikap
merupakan suatu proses yang sistematis untuk membuat kesimpulan sikap dari
seseorang terhadap sesuatu atau objek. (Uni dan Koni, 2014) mengatakan
bahwa objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut.
1. Sikap terhadap materi pelajaran.
2. Sikap terhadap guru/pengajar.
3. Sikap terhadap proses pembelajaran.
4. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan
dengan suatu materi pelajaran.
5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang
relevan dengan mata pelajaran.
Sikap merupakan sesuatu hal yang dapat menggambarkan perasaan
seseorang. Oleh karena itu tidak mudah untuk menilai sikap seseorang. Untuk
itu diperlukan teknik-teknik yang pas dalam melakukan penilaian. Adapun
teknik yang dapat dilakukan antara lain observasi perilaku, penilaian diri, dan
penilaian antarteman.

B. Karakteristik Instrumen Penilaian Sikap


Data yang baik dan benar diperoleh dari instrumen pengumpulan data
yang baik (Sudaryono dkk, 2013). Begitupun dengan sikap, untuk memperoleh
data sikap yang baik dan benar harus menggunakan instrumen penilaian sikap
yang baik. Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel (Arikunto, 2010). Karakteristik instrumen evaluasi yang baik
adalah sebagai berikut (Arifin, 2014).
1. Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika betul-betul
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
2. Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal jika
ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent).
3. Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.
4. Representatif, artinya materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh
materi yang disampaikan.
5. Praktis, artinya mudah digunakan.
6. Deskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
7. Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek
yang dievaluasi.
8. Proporsional, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara sulit, sedang, dan mudah.

Valid sering juga disebut dengan sahih, tepat. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Misalnya angket dan lembar wawancara
penilaian sikap dapat mengukur sikap. Sedangkan reliabel sering disebut
dengan keajegan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono, 2013).

C. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap


Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan memperbaiki penyempurnaan
diri seorang siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran menuju
kehidupan yang lebih baik. Sebagai perwujudan dari pendidikan karakter, sejak
tahun 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara khusus telah
menyusun program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan Pendidikan
(Kemendikbud, 2018). Diharapkan seluruh satuan pendidikan menjalankan
program PPK berdasarkan nilai-nilai utama yang akan ditonjolkan.
Nilai-nilai utama PPK meliputi Integritas, Religius, Nasionalis,
Mandiri, dan Gotong Royong. Setiap karakter dibagi ke dalam beberapa nilai
yang mewakili. Penilaian dalam program PPK tersebut dituangkan dalam
penilaian karakter yang terintegrasi dengan penilaian sikap (Kemendikbud,
2018).

Tabel 1. Nilai-nilai dalam PPK


Integritas Religius Nasionalis Mandiri Gotong-royong
• Kesetiaan • Melindungi • Rela • Tangguh • Musyawarah
• Antikorups yang kecil berkorban • Kerja keras • Tolong-
i dan tersisih • Taat • Kreatif menolong
• Keteladana • Taat hukum • Keberanian • Kerelawanan
n beribadah • Unggul • Pembelajar • Solidaritas
• Keadilan • Menjalanka • Disiplin • Daya juang • Antidiskrimina
• Mengharga n ajaran • Berpresta • Berwawasa si
i martabat agama si n informasi
manusia • Menjauhi • Cinta dan
larangan damai teknologi
agama

Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh


informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma dan program
keahlian yang diampu. Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi selama periode satu semester oleh guru mata
pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan
konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran) yang
ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal), yang mencakup
catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental
record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya
didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK,
tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai
sumber. Pengukuran sikap dapat diakukan dengan menggunakan beberapa cara,
antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan
penggunaan skala sikap, dicatat dalam buku catatan yang khusus tentang
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di sekolah (Widoyoko,
2012).
Penilaian sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai
salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Selanjutnya,
wali kelas mengumpulkan data/informasi dari hasil penilaian sikap yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau penilaian diri dan antar
teman kemudian merangkumnya menjadi deskripsi (bukan angka atau predikat)
yang mengambarkan perilaku peserta didik.

D. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi,
rubrik penilaian sikap, dan/atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut
berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas,
dan guru BK berdasarkan hasil pengamatan dari perilaku peserta didik selama
satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal adalah
perilaku yang menonjol yang berkaitan dengan butir-butir sikap terkait
pembinaan karakter dan penguasaan kompetensi Jurnal sikap memuat deskripsi
perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku
tersebut. Penilaian sikap yang dilakukan dengan rubrik penilaian sikap
dilaksanakan secara terintegrasi pada penilaian kinerja. Pada penilaian sikap
yang diperoleh dari rubrik penilaian sikap, catatan sikap dapat diperoleh dari
deskripsi indikator sikap pada rubrik atau catatan tambahan dari guru. Catatan
sikap tersebut lebih lanjut dapat dicantumkan pada jurnal. Berdasarkan
kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu
semester. Berikut ini contoh lembar observasi selama satu semester. Sekolah
dapat menggunakan lembar observasi dengan format lain, misalnya dengan
menambahkan kolom saran tindak lanjut.

Tabel 2. Contoh Jurnal Sikap


Nama Peserta Catatan
No Tanggal Rombel Nilai PPK
Didik Perilaku
1
2
3

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi:


1. Jurnal digunakan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran, dan guru BK
selama periode satu semester;
2. jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas, oleh guru mata pelajaran
digunakan untuk seluruh peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya,
dan bagi guru BK untuk semua peserta didik di bawah bimbingannya;
3. hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali
kelas untuk diolah lebih lanjut;
4. indikator yang diamati dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
kondisi, atau ciri khas satuan pendidikan;
5. catatan dilakukan selama satu semester hanya pada peserta didik-peserta
didik yang menunjukkan perilaku yang menonjol, sehingga ada
kemungkinan dalam satu hari hanya ada beberapa orang atau bahkan tidak
ada yang menunjukkan perilaku yang menonjol sesuai dengan indikator
perilaku yang diamati;
6. butir sikap tersebut meliputi nilai-nilai yang diamati dalam PPK (Tabel 1);
7. perilaku yang menonjol dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada butir-butir
sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat
itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir nilai sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester
itu selama butir nilai sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta didik melalui
perilakunya;
8. perilaku peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan tidak perlu dicatat
dan dianggap peserta didik menunjukkan perilaku sesuai harapan.

Tabel 3. Contoh Penilaian Sikap


Nama
Catatan Nilai
No Tanggal Peserta Rombel Skor
Perilaku PPK
Didik
1 29/08/22 Tidak mengikuti Nasionalis 30
Bastian XTTL upacara bendera
di sekolah.
Mengingatkan Integritas
teman yang
Manda XTTL 90
bertugas piket
harian di kelas.
Mengingatkan Religius
teman untuk
Hida XTTL 90
sholat dzuhur di
sekolah.
2 30/08/22 Membuang Integritas
Azizan XTTL sampah di loker 40
meja kelas.
Terlambat Nasionalis
Alfatih XTTL datang ke 50
sekolah.
Makan bekal Integritas
saat pelajaran
Sofia XTTL berlangsung dan 30
ada guru di
kelas.
3 31/08/22 Mengkoordinir Gotong-
teman-teman royong
sekelas
mengumpulkan
Zahra XTTL 90
sumbangan
untuk bantuan
korban bencana
alam.
Bermain sepak Integritas
Akbar XTTL bola di dalam 20
kelas.
Bolos sekolah Nasionalis
keluar melalui
Zaikul XTTL 20
jendela belakang
sekolah.
4 1/09/22 Menyerahkan Integritas
uang yang
ditemukan di
Akbar XTTL 80
taman sekolah ke
ruang informasi
sekolah.
Memungut Nasionalis
Sofia XTTL 90
sampah yang
berserakan di
depan kelas.
Mengajari Gotong-
temannya yang royong
tidak mengerti
Anton XTTL tentang materi 90
yang baru saja
disampaikan
guru.
5 2/09/22 Menggangu Integritas
teman yang
Diyah XTTL sedang makan di 30
kelas saat jam
istirahat.
Tidur saat Integritas
Angga XTTL pembelajaran 40
berlangsung.
Selalu Religius
menjalankan
Arin XTTL 90
sholat dhuha di
jam istirahat.
6 3/09/22 Mempengaruhi Nasionalis 30
teman untuk
Dewa XTTL
bolos sekolah
bersama.
Celometan saat Integritas 20
guru
Bima XTTL menjelaskan
materi
pembelajaran.
Menggambar hal Integritas 20
Iqbal XTTL yang tidak sopan
di papan tulis.

E. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan bentuk penilaian dengan meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Penilaian persepsi diri digunakan untuk mencocokkan
persepsi diri peserta didik dengan kenyataan yang ada. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri akan diperlukan hanya
sebatas konfirmasi jika diperlukan guru.
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian
terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik
dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian diri peserta didik
juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri. Hasil penilaian persepsi
diri peserta didik juga dapat digunakan sebagai dasar bagi guru dalam memberi
bimbingan dan motivasi. Berikut contoh format penilaian diri.

Tabel 4. Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Peserta Didik


Nama : …………………………………
Kelas : …………………………………
Semester : …………………………………
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Saya beribadah tepat waktu.
3 Saya berani mengakui kesalahan saya.
4 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
5 Saya menyontek pada saat mengerjakan penilaian.
6 Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya
lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya menyalin karya oranglain tanpa menyebutkan
sumbernya.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
11 Saya tidak ikut bekerja dalam pekerjaan kelompok.
12 Saya menghargai pendapat teman saya sesuai
kesepakatan kelompok.
13 Saya tidak berani bertanya karena malu.
14 Saya mencium tangan orangtua sebelum berangkat
sekolah.
15 Saya membantu teman saya ketika mengalami
kesulitan.
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-
butir sikap yang dinilai

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh wali kelas dan guru BP/BK
dengan melakukan pembinaan terhadap peserta didik yang belum menunjukkan
sikap yang diharapkan.

F. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan
sikap atau perilaku peserta didik yang dinilai. Penilaian antar teman merupakan
bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai
terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman. Penilaian antarteman
digunakan untuk mencocokkan persepsi diri peserta didik dengan persepsi
temannya serta kenyataan yang ada dan berfungsi sebagai alat konfirmasi
terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru. Selain itu penilaian antarteman
juga dapat digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan dan
motivasi lebih lanjut, dan menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran,
tenggang rasa, apresiasi, dan objektivitas. Penilaian antarteman paling baik
dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan berkelompok.

Tabel 5. Contoh Format Penilaian Sikap Antarteman


Nama : …………………………………
Kelas : …………………………………
Semester : …………………………………
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Teman saya beribadah tepat waktu.
3 Teman saya berani mengakui kesalahan.
4 Teman saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
5 Teman saya menyontek pada saat mengerjakan
penilaian.
6 Teman saya berani menerima risiko atas tindakan yang
dilakukan.
7 Teman saya mengembalikan barang yang dia pinjam.
8 Teman saya meminta maaf jika melakukan kesalahan.
9 Teman saya menyalin karya oranglain tanpa
menyebutkan sumbernya.
10 Teman saya belajar dengan sungguh-sungguh.
11 Teman saya tidak ikut bekerja dalam pekerjaan
kelompok.
12 Teman saya menghargai pendapat teman saya sesuai
kesepakatan kelompok.
13 Teman saya tidak berani bertanya karena malu.
14 Teman saya mencium tangan orangtua sebelum
berangkat sekolah.
15 Teman saya saling tolong-menolong jika ada teman
yang mengalami kesulitan.
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan.
Seluruh catatan dari hasil penilaian sikap lebih lanjut dapat dicantumkan pada
bagian catatan pembinaan karakter yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
laporan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN

Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh


informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma dan program
keahlian yang diampu. Pengukuran sikap dapat diakukan dengan menggunakan
beberapa cara, antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi,
dan penggunaan skala sikap, dicatat dalam buku catatan yang khusus tentang
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di sekolah.
Penilaian sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah
satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Sebagai perwujudan dari pendidikan karakter, sejak tahun 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara khusus telah menyusun program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan. Diharapkan seluruh
satuan pendidikan menjalankan program PPK berdasarkan nilai-nilai utama yang
akan ditonjolkan. Nilai-nilai utama PPK meliputi Integritas, Religius, Nasionalis,
Mandiri, dan Gotong Royong. Setiap karakter dibagi ke dalam beberapa nilai yang
mewakili. Penilaian dalam program PPK tersebut dituangkan dalam penilaian
karakter yang terintegrasi dengan penilaian sikap.
DAFTAR PUSTAKA

Kusaeri dan Suprananto. (2012). Pengukuran dan penilaian pendidikan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. (2014). Penilaian hasil belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. (2014). Assesment pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. (Rev. Ed). Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. (2014). Penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryono, dkk. (2013). Pengembangan instrumen penelitian pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2013). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Kemendikbud. (2018). Panduan penilaia hasil belajar sekolah menengah kejuruan
(SMK).
Widoyoko, Eko Putro. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai