Anda di halaman 1dari 5

Fonologis dan Morfologis dalam Lagu

Al Hilm Haan oleh Aseel: Studi Dialektologi*


Moh Zawawi Ifi Erwhintiana Ihza Sabila Rasyada
Fakultas Humaniora Fakultas Humaniora Fakultas Humaniora
UIN Maulana Malik Ibrahim UIN Maulana Malik Ibrahim UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, Indonesia Malang, Indonesia Malang, Indonesia
zawawi@bsa.uin-malang.ac.id 15310094@student.uin-malang.ac.id ihzasabila75@student.uin-malang.ac.id

Abstrak-penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “asal Imran‟ dari Mesir. Lagu al hilm al han ini menjadi
bentuk tataran fonologis dan morfologis dalam lagu Al Hilm Al favorit di youtube, sudah di lihat kurang lebih 13 juta
Han, serta menjelaskan dampak penggunaan dialek Mesir bagi
penonton Menurut pengamatan peneliti, banyak sekali
penutur asing. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Sumber data diambil dari lagu Al Hilm Al Han dan beberapa masyarakat yang menganggap bahwa lirik lagu tersebut
literatur, seta jurnal yang berkaitan kajian dialektologi. adalah bahasa arab fusha.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi,
simak dan catat. Teknik validitas data yang digunakan ialah Senada dengan fenomena diatas, banyak kajian dan teori
trianggulasi sumber, dan diskusi dengan sejawat. Selain itu terkait fonologi. Dari berbagai definisi tentang fonologi,
teknik analisis data berlandaskan pada model Miles dan para linguis menetapkan secara konvensional bahwa
Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan fonologi mempelajari bunyi linguistik dan menjadi cabang
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan tataran fonologis
dalam lagu berupa pertama, pergantian bunyi yang terdiri dari linguistik, meskipun berfokus pada studi fonetik, bukan
dari pergantian konsonan dengan konsonan sebanyak 7 yang lain, akan tetapi hal tersebut merupakan ilmu yang
bentuk, pergantian konsonan dengan vocal panjang sebanyak cukup luas dimana banyak cabang berbeda dan bertentangan
1 bentuk, pergantian vocal dengan vocal sebanyak 4 bentuk, diantara mereka baik dari segi tujuan, bidang dan
pegantian konsonan dengan vokal panjang sebanyak 1 bentuk, metodologi [1]. Oleh karena itu, fonologi menjadikan
pergantian vocal rangkap dengan vocal sebanyak 1 bentuk.
Kedua, penambahan bunyi yang terdiri dari epitensis bahasa sebagai sasaran utamanya. Sedangkan bahasa
sebanyak 2 bentuk, paragog sebanyak 1 bentuk. Ketiga, memiliki beragam sistem atau subsistem didalamnyaa. Salah
pelepasan bunyi yang terdapat pada nomine feminine satunya ialah variasi bahasa atau dialek, sehingga muncullah
sebanyak 1 bentuk, dan pada isim isyaroh sebanyak 4 bentuk. cabang ilmu linguistik lain yakni dialketologi [2].
Keempat, metatesis sebanyak 4 bentuk. Sedangkan bentuk
morfolgis dalam lirik lagu al hilm al han ini cukuplah sedikit Dialektogi merupakan ilmu yang mempelajari dialek [3].
dengan rincian; pertama afiksasi pada objek sejumlah 1 Menurut Keraf dengan istilah geografi dialek menyatakan
bentuk dan pada verba dhommu-dhommin sebanyak 1 bentuk.
bahwa sebuah cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajrai
variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dari
semua aspeknya baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis,
Kata kunci-dialek mesir, fonologi, lagu, morfologi.
leksikon, bahkan semantik [4].

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menemukan


I. INTRODUCTION
keterkaitan antara fonologi dengan dialektologi dimana
Perhelatan asian games sudah selesai, namun theme song memiliki kesamaaan dalam mengkaji fonetik. Selain itu,
Asian games yang diantaranya adalah meraih bintang telah karateristik yang mencirikan dialek terbatas pada suara dan
sukses membius para musisi baik lokal maupun dunia. Hal alam, dan bagaimana mengeluarkannya, serta pembeda
ini dibuktikan dengan diterjemahkanya lagu tersebut ke antara nada dan lainnya ialah beberapa perbedaan vokal
beberapa bahasa internasional seperti bahasa arab, bahasa dalam banyak kasus [5]. Oleh karena itu, teori ini sangat
mandarin, bahasa inggris dan bahasa india dengan cocok dengan subjek penelitian ini yakni lagu al hilm al han
aransement yang sama.
Dalam bahasa Arab, terdapat tiga klasifikasi bunyi,
Lagu al hilm al han adalah salah satu official theme song yaitu; konsonan, vokal, dan semi vokal. Menurut Michael
di Asian games yang menggunakan dialek mesir. Kenstowicz, konsonan merupakan bunyi yang dihasilkan
Terjemahan dari lagu meraih bintang yang dinyanyikan oleh oleh penyempitan dalam pusat melalui rongga mulut [6].
via valen. Sedangkan lagu al hilm al han dinyanyikan oleh Dalam bahasa Arab fushah terdapat 26 konsonan,

*Makalah ini dipresentasikan di ICOLLITE 2018 – UPI BANDUNG


sedangkan dalam dialek Mesir ada beberapa konsonan yang Pelepasan bunyi hanya terjadi pada vokal dan konsonan.
tidak terdapat pada bahasa fushah seperti bunyi bilabial, Pelepasan ini terjadi pada 4 tempat. Pertama, awal kata
bunyi labioden, bunyi interdental, bunyi palatal, bunyi seperti[fi+aina] menjadi [fin]. Kedua, di tegah kata yang
konsonan velar plosif, bunyi uvular, bunyi farigal, dan bunyi terjadi ppada nominal dua muannats seperti [madrasataini]
glottal. Sedangkan Vokal ialah bunyi yang terjadi menjadi [madrasatayn]. Ketiga di akhir kata seperti
disebabkan adanya udara yang datang dari paru-paru tidak pelepasan /h/ pada penanda muannats [al-iskandariyyah]
mendapatkan hambatan di kerongkongan dan rongga mulut, menjadi [al-iskindiriyya]. Keempat, ditengah dan akhir kata
dan tidak mendapatkan penyempitan di saluran udara [7]. yang terjadi pada muannats seperti [katibah] menjadi
Berbeda dengan bahasa fushah, dalam dialek Mesir terdapat [katba]. Metatesis ialah pertukaran tempat bunyi yang
lima vokal pendek dan tida vokal panjang. Adapun semi terjadi antar vokal dan konsonan. Ibnu al-hajib menjelaskan
vokal dalam bahasa Arab ada dua yaitu /wau/ dan /ya/ [8]. bahwa tujuan dari metatesis tersebut ialah memudahkan
Semi vocal ay (_ ‫)ي‬ ْْ disimbolkan dengan /ê/ yang pelafalan [10]. Biasanya ini terjadi pada kata yang terdiri
dinamakan hifẓah yaitu bunyi di antara kasrah dan fathah, dari illat dan mahmuz [11].
sedangkan aw (‫ )و‬disimbolkan dengan /ô/ yang dinamakan
raf‟ah [9] yakni bunyi diantara fathah dan dhammah. Selain memiliki ragam fonologis, dialek Mesir juga
memiliki ragam morfologis yang menitikberatkan pada
Berdasarkan penjelasan diatas, dialek mesir merupakan verba seperti triliteral verba, non triliteral verba. Dalam
salah satu ragam bahasa Arab lisan yang digunakan dalam dialek Mesir Triliteral verba tidak hanya terdiri dari vocal
keseharian. Akan tetapi, beberapa perbedaan baik secara /a/ pada sistem pertama layaknya fushah, misalnya tafa’ala
fonologis maupun morfologis yang jauh dari bahasa fushah, menjadi itfa’il dimana verba perfek ditambah sufiks berupa
pronoun /t/. Sedangkan, verba imperfek diawali dengan
sehingga tidak sedikit orang non Arab sulit memahaminya.
prefiks /y/ dan /t/ sebagai penanda gender. Selain itu
Sebagaimana yang dikatakan Kholisin dalam jurnalnya
pengunaan dalam verba imperfek ditandai dengan
bahwa antara bahasa baku dan amiyah memiliki perbedaan pergantian vocal setelah huruf mudharaah yang terdiri dari
dialek geografis, misalnya dalam dialek Mesir pelafalan /j/ dua vocal yakni /i/ dan /u/. Adapun pergantian ini terjadi
dilafalkan dengan/g/, sedangkan daerah Saudi Arab saudi pada pola verba fathatani, fathu-kasrin, kasru-fathin, fathu
mengucapkan /g/ dengan /q/ (Kholisin,). dhommin, dhammu-dhammin, kasratani, misalnya yakburu
menjadi yikbar dan yadkhulu menjadi yidkhul.
Berkenaaan dengan penjelasan diatas, maka dialek Mesir
memiliki variasi fonologis yang dikelompokkan menjadi Sedangkan, dalam dialek Mesir non triliteral verb seperti
empat macam, diantaranya; pergantian bunyi, penambahan tafaala, tafaham identik dengan awalan vocal /i/ setelah
bunyi, pelepasan bunyi, dan metatesis (penukaran tempat). subjek marker/huruf mudhraah menjadi yitfa’il, yif’all.
Pergantian bunyi biasa disebut colluqial Arabic baik berupa Selain triliteral dan non triliteral ver juga terdapat fi’il ajwaf
vokal dengan vokal misalnya pergantian vocal /u/ ke /i/ [hollow verb]. Pola ini jika diberi sufik berupa konsonan
dalam lafadz shobahul khair menjadi shobahil khair. maka pola tersebut berubah dari CaaC menjadi CiC, akan
tetapi jika sufiks berupa vokal maka tidak terjadi perubahan,
Pergantian monoftongnisasi yaitu pergantian diftong dengan
seperti raah+t menjadi riht. Tidak ada pola baku terkait
vokal yang sesuai dengan harakat sebelumnya seperti “‫ْ”لى‬. rumus tentang pergantian ini, namun hanya bisa
diftong /aw/ diganti dengan /o/ dan seperti mengucapkan diidentefikasi mealui hollw verb. Selain iyu bentuk
/u/. Pergantian antar konsonan dan pergantian dengan semi imperfek dari tiga fi‟il tersebut yaitu CaCaaC, CaCuuC,
vokal. Seperti /‫د‬/ pada lafadz “tsalatah” atau /dza/ pada CaCiiC seperti yashumu, yanamu, dan yabi‟u. Selain itu,
lafadz “hadza”. Pergantian vokal panjang dengan vokal ciri lainnya adalah tiap hollow verb konsonan kedua itu wau
pendek, begitu pula sebaliknya. Pergantian konsonan maka bentuk verba imperfeknya berpola CiCuuC.
dengan vokal, serts pergantian sukun dengan vokal. Selain Disamping itu dalam dialek Mesir yang menunjukkan
itu terdapat penambahan bunyi yang terdiri dari protesis, subjek dual maka menggunakan subjek hum dan antum
epentsis dan paragog. Pertama, protesis ialah penambahan seperti tanamani menjadi tinamu.
vokal atau kononan pada awal kata seperti mata menjadi Selanjutnya ialah mu‟tal akhir [finall weak verb] dimana
imta, begitu juga konsonan serta penambahan /ba/ pada fiil huruf akhir verba berupa vokal seperti nasiya menjadi nisi,
mudhori’. Kedua, epentesis ialah penyisipan bunyi yang sehingga verba perfek dapat dirumuskan dengan CaCaa
terjadii pada vokal dan hanya berlaku pada kosakata asing, menjadi CaCa, dan jika diberi intial subject consonant
geminasi (tashdid), dan kata ganti subjek dengan tujuan seperti /ta/ pada muannats maka vokal terakhir menjadi
menyesuaikan pola fonologis Arab. Ketiga, paragog ialah panjang dan vokal /a/ menjadi /e/, dan jika huruf akhir huruf
penambahan bunyi di akhir kata, dan terjadi pada kalimat akhir berupa /a/ maka dirubah menjadi long mid vowel
negasi dengan penambahan sufiks /sh/ dan prefiks /ma/ /e/.sedangkan untuk verba imperfek dalam dialek Mesir
seperti [ma+tarjama+sh]. maka vokali setelah subject marker alah /i/ dan silabel
terakhir menjadi pendek seperti yamshii menjadi yimshi.
Terakhir ialah geminate verb atau fiil mudhaaf dimana
konsonan kedua dan ketiga itu sama. Jika diberi sufiks maka Adapun data yang terkumpul akan divalidasi
vokal tetap /a/ dan consonant ketiga tidak diberi harakat, menggunakan teknik trianggulasi sumber, serta diskusi
sedangkan jika diberi initial consonant maka diberi vokal dengan expert, lalu dianalisis berdasarkan model Mahsun
panjang sebelum initial consonan seperti radadti menjadi dimana kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek dan
raddiiti. Disamping itu dalam dialek Mesir, verba imperfek hasilnya merupakan inti dari aktivitas ilmiah. Adapun teknik
pada geminate verb CiCiG dan CiCuG seperti yarudd analsis yang digunakan ialah metode padan intralingual
menjadi yirudd namun paling banyak ditemukan dalam dengan cara menghubung-bandingkan pada makna unsur-
bentuk yishimm, yi‟idd [12]. unsur yang berada dalam bahasa [20]. Setelah data
terkumpul, maka peneliti merangkum data yang telah
Dari pemaparan diatas, peneliti berusaha untuk diperoleh, menghubung bandingkan unsur bahasa yang
membuktikan bahwa lirik lagu al hilm al han tidak bersifat lingual dengan cara teknik hubung banding
menggunakan bahasa arab fusha, oleh karena itu kajian menyamakan antara lirik lagu hilm han fushah dengan lirik
dalam penelitian ini menggunakan kajian dialektologi. dialek mesir, teknik hubung membedakan baik secara
Kajian ini bukanlah kajian yang baru, melainkan terdapat fonologis, maupun morfologis, serta teknik hubung banding
beberapa kajian terdahulu yang telah meneliti kajian ini menyamakan hal pokok antara kedua dialek tersebut.
sebelumnya. Berlandaskan pada situs
http://garuda.ristekdikti.go.id/, peneliti menemukan III. RESULT AND DISCUSSION
beberapa penelitian terkait dialektologi baik dari aspek
fonologis atau morfologis, diantaranya; Variasi Leksikal A. Bentuk Fonologis Dialek Mesir
Tiga Isolek Dalam Keluarga Bahasa Melayu Riau oleh
Elvina Syahrir pada Januari 2018 yang mendiskripsikan Sebagaimana penjelasan terkait fonologi dialek Mesir,
perhitungan prosentase variasi kebahasaan dalam bahasa maka peneliti akan memaparkan data yang terkait dengan
Melayu Riau di tiga isolek dengan pendekatan kuantitatif fonologi dialek Mesir dalam lagu al-hilm al han, sebagai
yang berfokus pada prosentasenya dan kualitatif berfokus berikut:
pada variasi bahasanya berdasarkan pada dialektometri [13].
Dari sini peneliti menemukan kesamaan pada kajian TABLE I. BENTUK FONOLOGI DIALEK MESIR
fonologi sebagai variasi bahasa dengan metode yang
berbeda. Selain tu juga terdapat interferensi morfologis Jenis Fonologi Dialek Mesir Jumlah Fonologi
bahasa Simeulue dalam pembelajaran menulis karangan Pergantian Bunyi 14 bentuk
narasi pada siswa kelas V SD Negeri 10 oleh Gio dan Penambahan Bunyi 3 bentuk
Rindawati pada Januari 2018 yang mengungkap interferensi
bahasa oleh siswa sekolah dasar dengan pendekatan Pelepasan Bunyi 5 bentuk
kualitatif dimana hasil penelitian menemukan interferensi Metatesis 4 bentuk
tersebut pada karangan nasrasi mereka [14]. Hal tersebut
merupakan salah satu faktor pendukung peneliti untuk
mengkaji linguistik dari sisi morfologisnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini  Pergantian Konsonan dengan Konsonan
bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tataran fonologis Dalam ‫ كل ثانية كل لحظة‬bunyi konsonan zha (‫ ْ)ظ‬tidak
dan morfologis dalam lagu Al Hilm Al Han, serta selamanya dibaca menjadi z, tapi juga ada yang
menjelaskan dampak pengunaan dialek Mesir bagi penutur dituturkan menjadi ‫ض‬. Huruf tsaْ (‫ )د‬di ganti
asing. menjadi ta (‫)ث‬.
 Pergantian Konsonan dengan Vokal Panjang
II. METHOD Pada kata ‫ حعب‬dalam lirik “‫ ”كل تعب يهىن علي‬terdapat
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang pergantian Konsonan yaitu huruf „ain (‫ )ع‬dituturkan
memposisikan peneliti sebagai instrumen kunci [15] dengan menjadi vocal panjang berupa huruf aa menjadi taabi
pendekatan linguistik sinkronis dimana peneliti mengkaji (ً‫)حاب‬.
sistem bahasa pada kurun waktu tertentu [16].  Pergantian Vokal dengan Vokal
Pada kata ‫ ٌهىن‬dalam lirirk “‫”كل تعب يهىن علي‬terdapat
Penelitian ini dilakukan pada lagu al-hilm al-han sebagai pergantian vocal dengan vocal, bunyi (ya) dituturkan
sumber data primer, serta beberapa buku dan jurnal yang menjadi (ye).
terkait dan mendukung teori [17]. Adapun beberapa teknik
Pada kata marra (‫ )مز‬dalam lirik “‫”هي دي الفرصة هي‬
dalam penelitian ini ialah teknik pengmpulan data, teknik
validitas data dan teknik analisis data. Dalam memperoleh terdapat pergantian vocal dengan vocal, bunyi (ra)
data yang valid dan sesuai dengan yang diharapkan dari dituturkan menjadi (re).
penelitan ini [18], maka teknik pengumpulan data yang Pada kata anta (‫ )إوج‬dalam lirik “‫"إنته وانا غير السما‬
digunakan ialah teknik dokumentasi dan teknik simak dan terdapat pergantian vocal dengan vocal, bunyi alif
catat [19].
yang seharusnya berharakat fathah (ْ‫ )أ‬dituturkan  Pada kata qalbak (‫ )قلبل‬terdapat afiksasi pada objek
menjadi imalah (en). yaitu huruf kaf (‫)ك‬, yang dituturkan (ak).
 Pergantian Konsonan dengan Konsonan  Pada kata helmina (‫ )حلمىا‬yang terdiri dari 2 kata
Pada kata (‫ )على‬dalam lirik “ًْ ّ ‫”مل ْحعب ٌْهىن ْعل‬ yaitu haluma dan naa (‫ْوا‬+ْ‫ )حْلُم‬berbentuk dhammu
terdapat pergantian konsonan „ain (‫ )ع‬dituturkan dhammin, maka ketika bersambung dengan domir
hamzah menjadi alayya (ً‫)أل‬. Pada kata aktsar (‫)أمثز‬ ْ
naa (‫ )وا‬menjadi helminaْ(‫ْ)حلمِ ىا‬ bukan halumnaْ
Huruf tsaْ (‫ )د‬dituturkan menjadi ta (‫ )ث‬dalam lirik (‫ )حل ْمىا‬. Karena jika dituturkan halumnaْ(‫)حلُ ْمىا‬
ُ
“‫”أمثز ْمه ْمجد ْوأمثز‬. Adapun bentuk lain ialah Pada terasa berat.
kata (‫ )عىدي‬terdapat pergantian konsonan “ْ ‫واوا ْعىدي‬
‫ )ع( ”أمل ْوبقدر‬dengan konsonan (‫)أ‬. Pada kata (‫)بقدر‬ IV. CONCLUSION
terdapat pergantian konsonan dengan konsonan,
bunyi qaf (‫ )ق‬dituturkan menjadi hamzah (‫)ء‬. Pada Berdasarkan pembahsan dalam penelitian ini, maka
kataْ al waqtu (‫ ”دي ْالىقج ْدا“ )الىقج‬terdapat peneleliti menemukan tataran fonologis dan morfologis
pergantian konsonan dengan konsonan, bunyi qaf dalam lirik lagu al-hilm al hann yang dibawakan oleh Aseel
(‫ )ق‬dituturkan menjadi hamzah (‫)ء‬. Pada kata qalbak dalam bahasa Arab. Adapun tataran fonologis dalam lagu
(‫ْ)قلبل‬ terdapat pergantian konsonan dengan berupa pertama, pergantian bunyi yang terdiri dari
konsonan, bunyi qaf (‫ )ق‬dituturkan menjadi hamzah pergantian konsonan dengan konsonan sebanyak 7 bentuk,
(‫)أ‬, maka menjadi albak (‫)ئلبل‬ pergantian konsonan dengan vocal panjang sebanyak 1
 Epentesis bentuk, pergantian vocal dengan vocal sebanyak 4 bentuk,
Pada kata (ً‫ )ب‬dalam lirirk “ًْ pegantian konsonan dengan vokal panjang sebanyak 1
ّ ‫ ”ملْصبزيْمزْب‬terdapat
geminasi tasdid, maka dituturkan menjadi hiyya (ًْ bentuk, pergantian vocal rangkap dengan vocal sebanyak 1
ّ ‫)ب‬.
Fenomena ini disebut dengan Epentesis. Selian itu bentuk. Kedua, penambahan bunyi yang terdiri dari
juga terdapat Pada kata ganti subjek hiya (ً‫)ه‬ epitensis sebanyak 2 bentuk, paragog sebanyak 1 bentuk.
terdapat geminasi tasdid, maka dituturkan menjadi Ketiga, pelepasan bunyi yang terdapat pada nomine
hiyya (ًْ feminine sebanyak 1 bentuk, dan pada isim isyaroh
ّ ‫ )ه‬dalam lirik “ً‫ ”هًْديْالفزصتْه‬terdapat
geminasi tasdid, maka dituturkan menjadi hiyya (ًْ sebanyak 4 bentuk. Keempat, metatesis sebanyak 4 bentuk.
ّ ‫)ه‬.
Fenomena ini disebut dengan Epentesis. Sedangkan bentuk morfolgis dalam lirik lagu al hilm
 Pelesapan (Deletion) Bunyi al han ini cukuplah sedikit dengan rincian; pertama afiksasi
Pada kata da (‫ )دا‬dalam lirik “ ‫ “كل دا من تعب اديا‬terdapat pada objek sejumlah 1 bentuk dan pada verba dhommu-
pelesapan bunyi di awal kata isim isyarah haadza dhommin sebanyak 1 bentuk.
(‫)هذا‬, dituturkan menjadi da (‫)دا‬. Selain itu, pada kata
Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa lagu al
syahidah (‫ )شاهدة‬dalam lirik “‫ "وكل تعب تمر بي‬terjadi hilm al han bukanlah lagu yang berbahasa fushah melainkan
pelesapan di tengah kata, yaitu pada bentuk nomina bahasa Arab dalam dialek Mesir. Meski mudah dihafal dan
feminine (mutsanna). Maka kata syahidah (‫)شاهدة‬ dingear oleh penikmat lagu, akan tetapi lirik lagu ini cukup
dituturkan menjadi syahdah (‫)ش ْهدة‬. susah dipahami dalam waktu pendek, sehingga seorang
pendengar lagu akan memerlukan perhatian lebih saat
 Paragog mendengarkan lagu ini agar ia tepat dalam memahami
Pada kata (‫ ”الىقت دا دا حلمنا “ )إوج‬juga terdapat dalam setiap bait dalam lirik lagu tersebut.
penambahan bunyi pada akhir kata, istilah ini di ACKNOWLEDGMENT
sebut dengan paragog. penambahan huruf ha (‫)هـ‬
setelah huruf ta (‫)ث‬, dituturkan menjadi entah (‫)اوخه‬. Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh
 Pergantian Vocal Rangkap Dengan Vocal cicitas akademika fakultas Humaniora yang turut
Pada kata „ayn (‫ )عٍه‬terdapat diftong ay, dituturkan mendukung kajian-kajian linguistik termasuk dialektologi.
menjadi € dalam “‫”كل عين تشىف النصر‬.
 Metatesis REFERENCES
Kemudian pada kata yuwshal (‫ )ٌىصل‬terdapat
metatesis di dalamnya, pergantian vocal /a/ dengan [1] Johar, Nasruddin Idris. Cet.3. ilmu al-ashwat lidaarisi al lughoh al
vocal /i/ , dan pertukaran vocal /i. dituturkan menjadi arabiyyah min al indonisyyin. tanpa tahun. p. 21.
[2] Zulaeha, Ida. Dialektologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. P.1.
yiwshal. Hal ini bertujuan untuk mempermudah [3] Zulaeha, Ida. Dialektologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. P.1.
pelafalan. [4] Zulaeha, Ida. Dialektologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. P.2.
[5] Anis, Ibrahim. Fi al lahjaat al arabiyyah. Misriyyah: Maktabah al
B. Bentuk Morfologis dialek dalam lagu anjlow. Cet.8. 1996. p. 17.
[6] Kenstowicz, michael. Phonology in Gnerative Grammar. Cambridge.
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera Oxford. Blackwell. 1994. P 453.
sebelumnya, maka peneliti memaparkan bentuk [7] Hasan, Tamam. Manahij al bahtsi fi al luhoh. Kairo: Maktabah Anglo.
fonologis sebagai berikut: 1990.
[8] Naution, A. Sayuti Anshari. Bunyi Bahasa. Jakarta: Amzah. 2010. p.65
[9] Hasan, Tamam. Manahij al bahtsi fi al luhoh. Kairo. Maktabah Anglo.
1990. p. 137.
[10] Mufrodi. Fonolgi dan Morfologi Bahasa Arab Ammiyah Mesir. dalam
jurnal Arabiyyat UIN Syarih Hidayatullah. V0l. 02. No 2. 2015. pp.
200-204.
[11] Khalil, Ibrahim. Madkhal ila Ilmi Al-Lughoh. Oman: Dar al-Masirah.
2010. p. 165.
[12] Mufrodi. Fonolgi dan Morfologi Bahasa Arab Ammiyah Mesir. dalam
jurnal Arabiyyat UIN Syarih Hidayatullah. V0l. 02. No 2. 2015. pp.
209.
[13] Syahrir, Elvina. Variasi Leksikal Tiga Isolek dalam Keluarga Bahasa
Melayu Riau. Riau: Balai Bahasa. 2018. pp. 195.
[14] Johan, Mohammad Gio. Interferensi Morfologis Bahasa Simeulue
dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 10. Dalam Jurnal Metamorfosa. Vol.6. no. 1. 2018. pp. 27.
[15] Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.
[16] Victorius Aries Siswanto. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012. p. 56.
[17] Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta2008. p. 308.
[18] Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. 2008. p. 372.
[19] Mahsun. Metode Penelitian Bahasa Tahapan,Strategi,Metode, dan
Tekniknya. Depok: Raja Grafindo. 2017. p.91.
[20] Mahsun. Metode Penelitian Bahasa Tahapan,Strategi,Metode, dan
Tekniknya. Depok: Raja Grafindo. 2017. p.120.

Anda mungkin juga menyukai