Anda di halaman 1dari 11

DERIVASI BAHASA ARAB

Dipresentasikan pada Mata Kuliah Ilm Ushul Al-Kalimah

Disusun Oleh:
Ruslan Hadi (112002100001)
Sulthan Nadhif (112002100001)
Quratul Aini (11200210000142)
Retno Rahmawati ( 11200210000137 )

Dosen pengampu:
Mugy Nugraha M.Si.

SEMESTER 6

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derivasi merupakan istilah linguistik yang sama-sama digunakan dalam kajian
morfologi dalam proses pembentukan kata.1 Dalam derivasi didaftar berbagai proses
pembentukan kata-kata baru dari kata-kata yang sudah ada seperti dari bentuk stem atau
dari bentuk dasar. Misalnya dari adjektiva menjadi nomina, seperti happy ‘bahagia’
menjadi happiness ‘kebahagiaan’, dari nomina menjadi adjektiva, seperti snow ‘salju’
menjadi snowy ‘yang bersalju’ pada frasa the snowy mountain ‘pegunungan yang
bersalju’ atau air ‘udara’ menjadi airy ‘yang berudara’ seperti pada frasa the airy space
‘ruangan yang berudara’, atau dari verba menjadi adjektiva, seperti to accept ‘menerima’
menjadi acceptable ‘dapat diterima’, dan to care ‘peduli’ menjadi careless ‘lengah’ atau
careful ‘hati-hati’.2
Adapun Bahasa menempati titik terpenting dalam kehidupan manusia, karena
sebagai alat komunikasi. Tidak ada kegiatan yang tidak memerlukan bahasa bahkan
ketika mimpi pun tidak lepas dengan bahasa. Kemampuan berbahasa inilah yang
membedakan manusia lebih dari mahluk lainnya. seringkali kita dengar bahwa manusia
adalah speaking animal. Jika dirasa begitu maka untuk betul-betul mengerti manusia kita
harus mempelajari bahasa sehingga dapat memanusiakan manusia.3
Di dunia ini terdapat begitu banyak bahasa, dan masing-masing bahasa memiliki
ciri khas tersendiri, ciri bahasa yang paling mendasar adalah mengenai kata. Kata
merupakan bagian dari morfologi. para linguist masih kabur dalam menjelaskan
mengenai kata, dan banyak persepsi yang dimunculkan oleh mereka. Harimurti
mengatakan bahwa, kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang dianggap oleh
bahasawan sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas;

1
Bickford et al. (1991:17--18),
2
Tajudin Nur, INFLEKSI DAN DERIVASI DALAM BAHASA ARAB: ANALISIS MORFOLOGI. (Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Padjadjaran, 2018). Hal .274
3
Chaedar Wasilah, Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguisttik (Bandung: Angkasa, 2011) hal. 3

2
satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. 4 Menurut Matthews yang dikutip oleh Rozelin,
kata dibagi atas tiga bagian, yakni phonological word; lexseme; dan word formation.5
Begitu pula dengan bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa fleksi, yang
biasa memiliki sejumlah bentuk kata yang sesuai dengan fungsi gramatikal atau sintaksis
kata itu.6 Abdul Chaer mengatakan bahwa, terdapat dua sifat dalam pembentukan kata,
yakni membentuk kata yang bersifat inflektif, dan yang kedua, berbentuk derivatif.
Sebuah kata akan mengalami berbagai bentuk kata. Dari verb menjadi nominal, nominal
mejadi adjektif dan lain sebagainya. Oleh karenanya, tulisan ini akan memaparkan
bagaimana bentuk derivasi (Isytiqaq) dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya :
1. Pengertian Derivasi dan Derivasi Bahasa Arab
2. Fungsi Derivasi Bahasa Arab
3. Macam-Macam Derivasi Bahasa Arab

4
Isniyatun Niswah, MZ. POLA DERIVASI DALAM BAHASA ARAB. ( Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang ). Hal. 31
5
Diana Rozelin, Derivasional dan Infleksional dalam bahasa Inggris, Media Akademika, Vol. 26, No.
24, Oktober 2011. hal. 587
6
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta, Rineka Cipta, 2007) hal. 165

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Derivasi

Derivasi secara leksikal atau secara umum, berasal dari bahasa Inggris derivation
yang mengandung arti proses pengimbuhan afiks non infleksional pada dasar untuk
membentuk kata. Seperti pada kata "ajar" diturunkan beberapa perubahan verba menjadi :
mengajar, mengajarkan, mengajari, dan belajar. Dari masing-masing verba tersebut
ditemukan beberapa nomina; pengajar, pengajaran, pelajar dan pelajaran. Nomina
pengajar dan pelajar disebut nomina penindak (orang yang melaku- kan tindakan)
sedangkan pengajaran dan pelajaran disebut nomina tindakan.7

Adapun dalam Bahasa Arab Derivasi (Isytiqaq) secara bahasa berasal dari kata
‫ يشتق – اشتق‬yang berarti mengambil, memperoleh. yang merupakan derivasi dari kata
‫ ش ق – ش ق – شق‬Abdul Hamid mengatakan ‫ق أخذ‬NN‫ئ ش‬NN‫ الش‬yang artinya : mengambil
sebagian dari sesuatu, baik sebagian atau satu sisinya saja.8

Sedangkan secara terminologi Derivasi (Isytiqaq) menurut Abdul Hamid adalah:

‫ أخذ كلمة من أخرى لمناسب بين الكلمتين فى المعنى‬yang artinya : “ mengambil kata
dari kata lain yang tetap memiliki hubungan dalam makna “9

Adapun Ghulaini mengatakan:

‫أخذ كلمة من كلمة بشرط أن يكون بين الكلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى وترتيب الحروف‬

‫مع تغاير فى الصيغة‬


Yang Atinya : “ mengambil kata dari kata lain dengan syarat tetap adanya hubungan
dalam lafadz, makna, dan susunannya. Beserta perubahan dalam bentuknya”10

7
Akhyar Hanif. SISTEM DERIVASI (‫( اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN URGENSINYA DALAM PENGAJARAN
BAHASA. (Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar) hal. 34 Ta’dib, Volume
15, No. 1 (Juni 2012)
8
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta, Rineka Cipta, 2007) hal. 170
9
Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Durus at-Tashrif (Makkah: Maktabah Ashriyah, 1995) hal. 10
10
Musthofa Ghulaini, Jami’ Durus al-Arabiyah (Beirut: Darul bayan, 2008) hal. 163

4
Selain pengertian di atas, para ahli bahasa juga memberikan definisi terkait
dengan derivasi (Isytiqaq), yakni: menurut Samsuri mengatakan bahwa, derivasi adalah
konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya dan menurut Harimurti
menjelaskan pula, derivasi merupakan proses pengimbuhan afiks non-infleksi pada dasar
untuk membentuk kata.11

Dari dua beberapa definisi yang disebutkan di atas dapat ditarik beberapa per-
syaratan derivasi dalam bahasa Arab,diantaranya adalah :

1. Harus ada kata dasar dan ada kata jadian (katayang dibentuk).
2. Ada kesamaan antara kata dasar dan kata jadian dari segi huruf asal.
3. Ada kesamaan antara keduanya dari segi makna.
4. Ada perubahan makna baru dari bentuk kata jadian.12
B. Fungsi Derivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa derivasional berfungsi mengalihkan kelas


kata bentuk dasar ke dalam kelas kata yang berbeda. Selanjutnya dijelaskan pula, bahwa
kata derivasional dapat menjadi bentuk dasar baru untuk pembentukan kata-kata lain.

Dari berbagai pengertian tentang derivasi juga, dapat dikatakan bahwa derivasi
memiliki fungsi mengubah bentuk kata, sehingga sebuah kata dapat melahirkan banyak
bentuk kata yang tetap memiliki kemiripan makna dengan kata dasarnya . Jika verba
maka dapat berubah bentuk menjadi nomina, dan sebaliknya. Misalnya: dari akar kata
‫ خرج‬atau‫ خارج‬yang berarti “orang yang keluar” dapat dibentuk kata-kataseperti: ‫” مخروج‬
yang dikeluarkan”, ‫ ” أخرج‬keluarlah” ‫ ” التخرج‬jangan keluar”. Beberapa bentuk kata
tersebut tetap berasal dari bentuk yang sama yakni kata “ keluar”.13

Adapun pemikiran tentang fungsi adanya derivasi dalam bahasa Arab yang
disarikan dari Muhammad Mubarak diantaraya sebagai berikut:

11
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta, Gramedia, 1993) hal. 40
12
Akhyar Hanif. SISTEM DERIVASI (‫( اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN URGENSINYA DALAM
PENGAJARAN BAHASA. (Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar) hal. 35
Ta’dib, Volume 15, No. 1 (Juni 2012)
13
Isniyatun Niswah, MZ. POLA DERIVASI DALAM BAHASA ARAB. ( Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang ). Hal. 33

5
1. Derivasi adalah salah satu cara untuk membentuk kosakata baru dari kata yang
lain, karena dari satu kata dasar dapat melahirkan beberapa bentuk kata baru.
Hubungan antara kata tak ubahnya seperti hubungan seketurunan (nasab) pada
manusia.
2. Derivasi sebagai Pengembangan kosakata melalui derivasi membuat bahasa
seperti tubuh yang bagian/organ tubuh itu senantiasa berkembaang dan saling
terkait antara satu dengan lainnya.
3. Derivasi dalam bahasa Arab sebagai sarana yang subur untuk mengembangkan
kata-kata baru yang mengandung makna yang baru pula.
4. Derivasi sebagai gambaran dari perkembangan pemikiran pemakai bahasa dan
sagat cocok untuk menyatukan yang terpisah dan menghubungkan bagian yang
berserakan.
5. Derivasi menerangkan orang untuk menghubungkan sebuah kata de- ngan
saudaranya atau mengelompokkannya ke dalam kelompok tertentu di samping itu
juga memudahkan jalan untuk dapat me- mahami makna dengan baik.
6. Dengan adanya derivasi dapat memudahkan untuk mngetahui mana kata-kata
yang berasal dari bahasa Arab sendiri dan mana kata-kata serapan dari bahasa
lain.14

C. Bentuk-Bentuk Derivasi

Para linguis Arab berbeda pendapat dalam pembagian bentuk-bentuk derivasi


bahasa Arab. Dan menurut kebanyakan para ulama, Derivasi (Isytiqâq) terbagi menjadi
tiga macam:

1. Isytiqaq Shaghir
Nama lain Isytiqaq Shaghir yaitu Isytiqaq Ashgor, dan Isytiqaq Amm, yaitu
pembentukan kata yang tetap memiliki hubungan makna, huruf, dan urutannya.
Isytiqaq ini diantaranya: Isim Fail, Isim Maf’ul, fi’il, dan lain sebagainya. Seperti
kata ‫ فعل‬maka polanya tetap ‫ ف‬sebagai urutan yang ada di depan,  ‫ ع‬berada di

14
Akhyar Hanif. SISTEM DERIVASI (‫ ) اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN URGENSINYA DALAM
PENGAJARAN BAHASA. (Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar) hal. 36
Ta’dib, Volume 15, No. 1 (Juni 2012)

6
tengah, dan ‫ ل‬berada di akhir. Isytiqaq Shaghir ini juga disebut dengan tashrif
Ishtilahi. Sebab bagian-bagian dari tashrif Ishtilahi merupakan contoh derivasi
atau Isytiqaq bahasa Arab.15 Sedangkan dalam susunan bagian-bagian tashrif
Ishtilahi memiliki dua pendapat yang berbeda, yakni menurut ulama Bashroh yang
pertama adalah masdar, dan menurut ulama Kuffah yang pertama adalah Fi’il.16
Dalam tashrif Ishtilahi terdapat dua hal dasar yakni tsulasi mujarrod dan tsulasi
mazid.

Contoh Tsulatsi Mujarrod (‫) فعل‬

Proses Kata Dasar/


Disebut Menjadi Arti
Pembentukan Morfem Tetap

Orang yang
‫اسم فاعل‬ ‫فاعل‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ا‬+‫ف‬ ‫ ل‬+‫ع‬+‫ف‬
melakukan

‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬ Sudah
‫فعل – فعل‬
melakukan-
‫الماضى‬ ‫ يفعل‬-‫فعل‬ +‫ع‬+‫ف‬+‫ي‬ ‫ ل‬+ ‫ ع‬+‫ف‬ sedang
N‫المضارع‬ ‫ل‬ melakukan

+‫ع‬+‫ف‬+‫م‬ Yang
‫اسم المفعول‬ ‫مفعول‬ ‫ ل‬+ ‫ ع‬+‫ف‬
‫ ل‬+‫و‬ dilakukan

+‫ع‬+‫ف‬+‫م‬ Alat untuk


‫اسم آللة‬ ‫مفعل‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬
‫ل‬ melakukan

+‫ع‬+‫ف‬+‫م‬ Tempat
‫اسم مكان‬ ‫مفعل‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬
‫ل‬ melakukan

‫فعل األمر‬ ‫افعل‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬+‫ا‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬ Lakukanlah!

‫فعل النهى‬ ‫ال تفعل‬ Jangan


+ ‫ ف‬+ ‫ ت‬+ ‫ال‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬
melakukan!
15
Emil Badi’ Ya’kub, Fiqhu al-Lughah wa Khasaaisuha (Beirut: jami huquq al-mahfudhah, 1982) hal. 188
16
Isniyatun Niswah, MZ, Pola Derivasi Dalam Bahasa Arab, ( Jombang: Universitas Hasyim Asy’ari), hal 34

7
‫ل‬+‫ع‬

‫مصدر‬ ‫فعال‬ ‫ا‬+‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬ Perilaku

Dari tabel diatas, terlihat letak morfem dalam proses pembentukan tetap sama
tanpa adanya perubahan. Sebagaimana syarat dari suatu bentuk Isytiqaq Shaghir
yakni pembentukan kata yang memiliki ketetapan dalam urutannya.

Contoh Tsulatsi Mazid

Kata Dasar/
Proses
Disebut Menjadi Morfem Arti
Pembentukan
Tetap

‫مزيد بحرف‬ ‫أفعل‬ ‫ ل‬+ ‫ ع‬+ ‫ ف‬+‫أ‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬ Melakukan

‫ ع‬+‫ ا‬+ ‫ ف‬+ ‫ت‬ Saling


‫مزيد بحرفي‬ ‫تفاعل‬ ‫ل‬+‫ع‬+‫ف‬
‫ل‬+ melakukan

‫مزيد بثالثة‬ ‫ غ‬+ ‫ ت‬+‫ س‬+ ‫ا‬


‫استغفر‬ ‫ر‬+‫ف‬+‫غ‬ Minta ampun
‫أحرف‬ ‫ر‬+‫ف‬+

2. Isytiqaq Kabir

‫هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف‬
Artinya:  “Dua  kata  yang  memiliki  persamaan  pada  lafaz  dan makna tanpa
memperhatikan susunan bunyi.”17

Menurut Ya’kub, Isytiqaq Kabir disebut juga dengan al-qalbu allughowi,


yakni dua kata yang memiliki hubungan makna dan huruf tanpa memperhatikan
urutan kata. Jenis ini berbeda dengan Isytiqaq Shaghir. Sehingga dapat dikatakan

17
H.  M.  Quraish Shihab,  Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 94 – 95

8
bahwa pola urutan huruf (morfem) dapat dibolak balik sehingga dapat
membentuk makna baru pula.
Misalnya:

‫حمد‬ ‫د‬+‫م‬+‫ح‬ Memuji

‫مدح‬ ‫ح‬+‫د‬+‫م‬ Memuji

kata ‫ حمد‬yang semula memiliki urutan ‫ ح‬berada di depan, ‫ م‬berada pada urutan
kedua, dan ‫ د‬berada pada urutan ketiga. Urutan tersebut memiliki arti “ memuji”.
Sedangkan kata ‫ مدح‬dimana huruf ‫ م‬berada di urutan depan, ‫ د‬berada pada urutan
kedua, dan ‫ ح‬terletak pada akhir. Kata ini juga memiliki arti “ memuji”.

‫سلم‬ ‫م‬+‫ل‬+‫س‬ aman

‫سمل‬ ‫ل‬+‫م‬+‫س‬ menggali

3. Isytiqaq Akbar

Ya’qub mengatakan :

،‫ارتباط بعض المجموعات الصوتية ببعض المعاني ارتباطا عاما ال يتقيد باألصوات نفسها‬
.‫ الذي تندرج تحته‬N‫بل بترتيب األصلي والنوع‬
Artinya:  “Adanya   hubungan   umum   sebagian   satuan   bunyi
dengan  sebagian  makna.  Hubungan  itu  tidak  terikat oleh   bunyi   suara,   tetapi 
terikat   dengan   susunan asalnya serta jenis  yang termasuk di dalamnya”.
Sebutan lainnya adalah ‫دال‬NN‫ اإلب‬yakni menukar huruf sebuah kata dengan
huruf yang lain dari segi makhraj atau cara mengartikulasikannya memiliki
kesamaan sehingga lebih mudah untuk diucapkan.

9
Dapat disimpulkan, Isytiqaq Akbar adalah adanya hubungan umum
sebagian dari satuan bunyi dengan sebagian makna. Hubungan itu tidak terikat
oleh bunyi suara, melainkan terikat dnegan susunan asalnya serta jenis yang
termasuk di dalamnya. Maka, Isytiqaq Akbar merupakan adanya penukaran pada
huruf yang makhrajnya hampir sama.18

Asal Kata Menjadi Proses Pergantian

‫نعق‬ ‫نهق‬ ‫ ع‬menjadi ‫ه‬

‫مدح‬ ‫مده‬ ‫ ح‬menjadi ‫ه‬

‫ثلب‬ ‫ثلم‬ ‫ ب‬menjadi ‫م‬

‫امتقع‬ ‫انتقع‬ ‫ م‬menjadi ‫ن‬

‫خامل‬ ‫خامن‬ ‫ ل‬menjadi ‫ن‬

‫هدر‬ ‫هدل‬ ‫ ر‬menjadi ‫ل‬

‫هتن‬ ‫هتل‬ ‫ ن‬menjadi ‫ل‬

18
Emil Badi’ Ya’kub, Fiqhu al-Lughah wa Khasaaisuha...hal. 205

10
DAFTAR PUSTAKA

Hanif, Akhyar. 2012. SISTEM DERIVASI (‫( اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN
URGENSINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA. (Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar). Batu Sangkar:Ta’dib
Volume 15, No. 1
Chaer , Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhyidin , Muhammad. 1995. Durus at-Tashrif . Makkah: Maktabah Ashriyah.
Ghulaini , Musthofa. 2008. Jami’ Durus al-Arabiyah . Beirut: Darul bayan.
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta, Gramedia, 1993) hal. 40
Akhyar Hanif. SISTEM DERIVASI (‫( اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN
URGENSINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA. (Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar) hal. 35 Ta’dib, Volume 15,
No. 1 (Juni 2012)
Isniyatun Niswah, MZ. POLA DERIVASI DALAM BAHASA ARAB. ( Universitas
Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang ). Hal. 33
Emil Badi’ Ya’kub, Fiqhu al-Lughah wa Khasaaisuha...hal. 205

Emil Badi’ Ya’kub, Fiqhu al-Lughah wa Khasaaisuha (Beirut: jami huquq al-
mahfudhah, 1982) hal. 188
Isniyatun Niswah, MZ, Pola Derivasi Dalam Bahasa Arab, ( Jombang: Universitas
Hasyim Asy’ari), hal 34
H.  M.  Quraish Shihab,  Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 94 –
95
Akhyar Hanif. SISTEM DERIVASI (‫ ) اإلشتقاق‬DALAM BAHASA ARAB DAN
URGENSINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA. (Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar) hal. 36 Ta’dib, Volume 15,
No. 1 (Juni 2012)
Isniyatun Niswah, MZ. POLA DERIVASI DALAM BAHASA ARAB. ( Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang ). Hal. 31
Diana Rozelin, Derivasional dan Infleksional dalam bahasa Inggris, Media Akademika, Vol. 26, No.
24, Oktober 2011. hal. 587
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta, Rineka Cipta, 2007) hal. 165
Bickford et al. (1991:17--18),
Tajudin Nur, INFLEKSI DAN DERIVASI DALAM BAHASA ARAB: ANALISIS MORFOLOGI. (Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Padjadjaran, 2018). Hal .274
Chaedar Wasilah, Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguisttik (Bandung: Angkasa, 2011) hal. 3

11

Anda mungkin juga menyukai