Anda di halaman 1dari 23

Aspek Semantik Tarkib Fi’l Muta’addi dan Charf

‘An pada Teks Berita CNN Arabic News


Adira Syahputri
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
adira.syahputri22@mhs.uinjkt.ac.id
Zahra Febriyani
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
zahra.febriyani22@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengkaji perubahan makna fi'il
muta'addi (verba transitif) yang terkoneksi dengan preposisi (harf) 'an
terhadap transformasi penggunaan gramatikal bahasa Arab modern, (2)
Untuk mengidentifikasi pola perubahan makna fi'il muta'addi dengan 'an
dalam bahasa Arab dan padanannya dalam bahasa Indonesia, (3) Untuk
mengetahui perbedaan signifikan penggunaan fi'il muta'addi dengan 'an dan
fi’il yang tanpa bantuan harf ta’diyah. Penelitian ini dilakukan untuk
membantu para pengkaji bahasa Arab dalam memperhatikan kajian tarkib
linguistik bahasa Arab, terutama dalam melihat peranan dan perubahan makna
fi'il muta'addi yang disertai oleh preposisi 'an. Penelitian ini juga
dilatarbelakangi oleh kebiasaan umum yang sering dilakukan para
penerjemah, di mana terjemahan seringkali terasa kaku dan hanya terfokus
pada teks sumber (BSu) atau penerjemahan kata-perkata. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitative methode)
berdasarkan data penelitian kepustakaan (library research). Sumber dan
korpus data yang digunakan adalah teks berita Arabic CNN News dan
sejumlah teks berbahasa Arab yang diambil secara acak di berbagai buku
berbahasa Arab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap
koneksi verba transitif (muta’addi) dengan preposisi (harf jar) sebagai sebuah
tarkib bahasa Arab amat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman bahasa
Arab yang baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan kemampuan berbahasa Arab bagi para pengkaji, penerjemah
dan pembelajar bahasa Arab pada umumnya.

Kata Kunci: fi’il muta’addi, harfun jār ‘an, dan tarkib bahasa Arab

1
A. Pendahuluan
Sebagai salah satu bahasa yang mendunia, bahasa Arab sangat penting
dipahami dan dipelajari dengan baik oleh masyarakat pada umumnya dan para
pengkajinya secara khusus. Pada prinsipnya bahasa Arab sebagaimana bahasa
lainnya digunakan oleh para pemakainya sebagai pembawa pesan yang ingin
disampaikan kepada orang lain.1 Selain sebagai alat komunikasi internasional,
bahasa Arab juga merupakan bahasa al-Qur'an, kitab suci bagi kaum muslim.
Kitab-kitab otoritatif (mu’tabarah) dalam khazanah pengetahun Islam juga
banyak menggunakan bahasa Arab. Demikian pula di Nusantara, banyak
buku-buku (kitab) ulama yang ditulis dengan bahasa Arab. Oleh karena itu,
mempelajari bahasa Arab tidak hanya penting, tetapi harus menjadi
keniscayaan bagi para pembelajar ilmu pengetahuan dalam khazanah Islam.2
Pemahaman terhadap bahasa Arab meniscayakan pengguna atau
pengkajianya untuk memahami struktur bahasa Arab itu sendiri. Secara umum
struktur bahasa Arab terbagi atas tiga kelas kata, yaitu al-ism (kata benda
termasuk kata sifat), al-fiʻil (kata kerja) dan al-ḥarf (kata bantu). Al-harf atau
huruf merupakan bagian kelas kata dalam bahasa Arab yang akan dipahami
maknanya jika disandingkan dengan kata yang lainnya. Huruf juga termasuk
kelas kata yang memiliki makna berubah-ubah sebagaimana kata
penyusunnya. Kata penyusun tersebut yang memengaruhi makna huruf akibat
susunan gramatikalnya, yaitu makna yang senantiasa berubah karena adanya
proses gramatikal. Makna gramatikal suatu huruf dapat diketahui dengan
mengidentifikasi dengan kata apa huruf itu disandingkan, apakah disandingan
dengan al-ism atau al-fiʻil.3
Memahami bahasa Arab juga berhubungan dengan seorang
penerjemah yang hendak mengalihbahasan suatu teks ke dalam bahasa lain.
Penerjemah bahasa Arab dituntut untuk menguasai struktur bahasa Arab
karena memengaruhi terhadap makna dan maksud yang dikehendaki oleh
penulisnya. Sebab, penerjemahan merupakan proses memindahkan pesan
yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (Bsu) ke dalam bahasa yang
lain (Bsa) secara sepadan dan wajar dalam pengungkapannya sehingga tidak
menimbulkan kesalahan persepsi dan kesan asing dalam menangkap pesan

1
L.F. Aziza , & A. Muliansyah. (2020). Keterampilan Berbahasa Arab Dengan
Pendekatan Komprehensif. El-Tsaqafah: Jurnal Jurusan PBA, 19(1), h.57.
2
R. U. Baroroh, & F.N. Rahmawati, (2020). Metode-metode dalam pembelajaran
keterampilan bahasa Arab reseptif. Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan Dan
Keislaman, 9(2), h.179.
3
S Gani. (2022). Huruf Ba (‫ )ﺏ‬Jar dalam Bahasa Arab dan Maknanya dalam al-Quran
Surah al-Baqarah. A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 11(2), h.487.

2
tersebut.4 Bagi masyarakat muslim di Indonesia, mempelajari bahasa Arab
menjadi hal yang sangat penting karena dalam prakteknya masyarakat muslim
tidak bisa lepas dari teks yang berbahasa Arab, baik dalam peribadatan,
pendidikan maupun sosialnya. Ilmu sintaksis Arab (Ilmu Nahwu) dan
morfologi (shorof) menjadi pijakan penting untuk memahami teks yang
menggunakan bahasa Arab. Hal ini disebabkan kedua ilmu ini menjadi
pondasi tata bahasa Arab dan memiliki posisi yang siginifikan dalam menggali
khazanah ke-Islaman. Shorof merupakan ilmu yang membahas perubahan
sebuah kata dari bentuk satu ke yang lainnya. Sedangkan nahwu adalah ilmu
yang membahas kondisi akhir kata ataupun susunannya.5
Selain fi’il dan isim, preposisi (harf jar) berperan penting dalam
membentuk struktur kalimat dan pemaknaan dalam sebuah kalimat, karena
harf jar merupakan partikel yang menunjukkan dan menghubungkan makna
antara isim (nomina) terhadap fi’il (verba). Harf jar memiliki fungsi tersendiri
baik dalam mengembangkan dua struktur bahasa Arab maupun dalam
mengantarkan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan kata lain
perubahan struktur bahasa Arab bisa terwujud dengan penggunaan harf jar.
Begitu pula makna yang terkandung dalam struktur bahasa Arab dapat
dikembangkan dengan melibatkan harf jar. Dengan demikian harf jar
menjadi elemen penting dalam pembentukan kalimat bahasa Arab. Biasanya
harf jar berfungsi sebagai keterangan yang disandingkan dengan fi’il lazim,
seeperti pada contoh ‫ ﺟََﻠﺲَ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٌ ﻋََﻠﻰ ﺍْﻟﻜُﺮْﺳِﻲﱢ‬. Kata jalasa” termasuk fi’il lazim
yaitu tidak membutuhkan objek sehingga untuk menjadikannya sebagai fi’il
muta’addi maka disandingkan dengan preposisi ‘ala. Dengan demikian,
preposisi ‘ala tersebut berfungsi sebagai harf ta’diyah atau dengan kata lain
dapat mengubah verba intransitif (lazim) menjadi verba transitif (muta’addi).6
Sejumlah kajian tentang koneksi verba dengan preposisi pernah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Amir Mukminin dan Ahmad Bashori
menulis kajian tersebut dengan judul “Kalimat Transitif-Intransitif: Analisis
Kontrastif Antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia”. Meskipun tidak secara
spesifik mengulas teks yang terdapat hubungan verba dan preposisi, ia

4
Moch. Syarif Hidayatullah, Jembatan Kata: Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia (Jakarta: PT Grasindo, 2017),h.2
5
M. Indriana Mufid, & A. Kholid, (2023). Isim Fa’il dalam Kitab Nurul Burhan
(Analisis Shorof). Jurnal Mu’allim, 5(2), h.334.
6
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif: Analisis
Kontrastif antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Aphorisme: Journal of Arabic
Language, Literature, and Education, 3(2), h.18.

3
mengulas kajian verba transitif dan intransitif, sehingga pembahasan tersebut
cukup relevan dengan topik ini. Pasalnya, salah satu kaidah untuk mengubah
verba intransitif menjadi transitif adalah dengan cara menambahkan preposisi
dalam struktur kalimat Arab, selain penggunaan wazan-wazan tertentu.
Dalam kajian tersebut dijelaskan tentang pembagian kalimat transitif-
intransitif dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia, serta persamaan dan
perbedaan antara keduanya.7
Pembahasan dengan topik yang kurang lebih sama dilakukan oleh Al
Amin Maulana dan Rika Astari, dengan judul “Verba Transitif dan Intransitif:
Analisis Linguistik pada Syair-syair Kutipan Syekh Imam Nawawi al-Bantani
dalam Kitab Naṣā’iḥ al-‘Ibād”. Selain meneliti penggunaan verba transitif
dan intransitif dalam kumpulan Syair Imam Nawawi al-Bantani, mereka
mengupas sejumlah contoh kalimat verba yang diikuti preposisi untuk
menghubungkan verba kepada objeknya.8 Demikian juga penelitian yang
dilakukan oleh Mohamad Jamaludin yang berjudul “Aspek Semantis Tarkib
Fi’l Muta’addi dan Charf Jarr dalam al-Quran”. Kajian tersebut menjelaskan
tentang susunan kalimat yang terdiri dari fi'l muta'addi yang disertai oleh
charf jarr dalam Al-Qur'an atau sebaliknya, charf jarr yang terletak setelah fi'l
muta'addi dan perihal aspek semantisnya dalam Al-Qur'an.9 Selain itu, kajian
ini juga membahas tentang pentingnya pengkajian charf jarr dalam
pengkajian Al-Qur'an dengan pendekatan kebahasaan, guna membantu
dalam mengungkap makna yang terkandung di dalamnya.10
Tiga penelitian tersebut sama-sama membahas aspek-aspek linguistik
terkait dengan fi'il muta'addi dalam bahasa Arab. Masing-masing literatur
mengulas berbagai aspek yang berbeda, seperti pembagian kalimat transitif-
intransitif, verba transitif dan intransitif dalam syair-syair kutipan, dan aspek
semantis tarkīb fi'il muta'addi dan charf jarr dalam Al-Qur'an. Sisi distingtif
penelitian ini dibandingkan penelitian yang telah diulas di atas terletak pada
analisis yang spesifik terhadap teks Arab dan bagaimana perubahan makna fi'il
muta'addi khususnya yang terhubung dengan huruf jarr 'an dalam teks berita
Arabic CNN News. Sehingga kajian ini bisa diposisikan sebagai pelengkap

7
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.19.
8
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif: Analisis Linguistik pada Syair-
syair Kutipan Syekh Imam Nawawi al-Bantani dalam Kitab Naṣ ā’iḥ al-‘Ibā d. Maharaat:
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 2(2), h.71.
9
M. Jamaludin, (2021). Aspek Semantis Tarkib Fi'l Muta'addi dan Charf Jarr dalam
Al-Qur'an. Madaniyah, 11(1), 124.
10
M. Jamaludin. (2021). Aspek Semantis Tarkib Fi'l Muta'addi dan Charf Jarr dalam
Al-Qur'an, h.132.

4
kajian dan pengembangan dari peneliti sebelumnya. Dari segi teori, penelitian
ini merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan disiplin ilmu
bahasa, baik dalam konteks bahasa Indonesia maupun bahasa Arab. Dalam
praktiknya, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi para
pengkaji dan penerjemah bahasa Arab.

B. Metode Penelitian
Sumber data primer dan korpus data dalam penelitian ini adalah teks
berita Arabic CNN News, dengan judul “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat
tuṣdur bayānāt ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-
Sūriyyah” (Mesir Termasuk Negara-Negara Arab Yang Mengeluarkan
Pernyataan Mengenai Serangan Terhadap Akademi Militer di Homs, Suriah),
diunggah pada Jumat, 06 Oktober 2023. Selain itu, penelitian ini juga
mengambil beberapa contoh teks bahasa Arab yang diambil dari berbagai
buku bahasa Arab. Metode penerjemahan ini berfokus pada bahasa sasaran
(Bsa), yakni bahasa Indonesia, dengan mengungkapkan makna bahasa sumber
(Bsu) yang sesuai dengan konteks. Proses penerjemahan dilakukan dengan
langkah-langkah berikut; pertama, membaca seluruh teks; kedua,
menerjemahkan teks; ketiga, menganalisis teks asal. Langkah terakhir adalah
mencari terjemahan untuk fi’il muta’addi yang bersanding dengan ‘an dalam
teks asal, dengan tujuan memberikan penjelasan yang memadai kepada
pembaca agar pesan dari penulis teks asal dapat tersampaikan dengan baik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana data
dicatat dan dikumpulkan selama proses penelitian. Hasil laporan penelitian
berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran yang jelas dalam
laporan tersebut. Selain itu, pengumpulan data juga melibatkan klasifikasi fi’il
(kata kerja) berdasarkan objeknya, yang diperoleh melalui pembacaan dan
eksplorasi berbagai sumber literasi, baik dalam bentuk buku cetak maupun
artikel jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan secara daring maupun
konvensional, yang relevan dengan materi yang diteliti. Oleh karena itu,
buku-buku dan jurnal tersebut menjadi sumber data sekunder dalam
penelitian ini.

C. Hasil dan Pembahasan


Fi’il jika dilihat dari objeknya (maf’ul bih) terbagi menjadi dua yaitu
fi’il muta’addi (kata kerja transitif) dan fi’il lazim (kata kerja intransitif).11
Menurut Ibnu Aqil dalam kitab Syarḥ-nya, fi’il muta’addī adalah:

11
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.20.

5
‫ﻫُﻮَ ﺍﱠﻟﺬِﻱ َﻳﺼِﻞُ ِﺇَﻟﻰ ﻣَﻔُْﻌﻮﻟِِﻪ ِﺑﻐَْﻴﺮِ ﺣَﺮْﻑٍ ﺟَﺮّ َﻧﺤْﻮُ ﺿَﺮَْﺑﺖُ ﺯَْﻳﺪًﺍ‬
“Verba yang dapat bersambung kepada objeknya tanpa diselai huruf
jar, seperti (aku memukul Zaid)”.12

Dalam buku Al-`Arabiyah Li Al-Ḥayāt disebutkan bahwa fi’il


muta’addi adalah:
‫ﺍْﻟﻔِﻌْﻞُ ﺍْﻟﻤَُﺘﻌَﺪﱢﻯ ﻫُﻮَ ﺍْﻟﻔِﻌْﻞُ ﺍﱠﻟﺬِﻱ َﻟﺎ َﻳﻜَْﺘﻔِﻲ ِﺑﻔَﺎﻋِِﻠِﻪ‬
“Verba transitif adalah verba yang tidak cukup hanya dengan
melibatkan subjeknya saja”.13

Sedangkan fi’il lazim menurut Ibnu Malik sebagaimana diungkapkan


dalam Naẓam Alfiyyah-nya adalah:
ْ‫ﻭََﻟﺎﺯٌِﻡ ﻏَْﻴﺮُ ﺍْﻟﻤُﻌَﺪﱠﻯ ﻭَﺣُِﺘﻢْ ُﻟﺰُﻭْﻡُ َﺃْﻓﻌَﺎﻝِ ﺍﻟﺴﱠﺠَﺎَﻳﺎ ﻛََﻨﻬِﻢ‬
‫ﻛَﺬَﺍ ِﺍﻓْﻌََﻠﻞﱠ ﻭَ ﺍْﻟﻤُﻀَﺎﻫِﻲْ ِﺍﻗْﻌَﻨْﺴَﺴَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻗَْﺘﻀَﻰ َﻧﻈَﺎﻓَﺔً َﺃﻭْ ﺩََﻧﺴَﺎ‬
‫َﺃﻭْ ﻋَﺮَﺿًﺎ َﺃﻭْ ﻣُﻄَﺎﻭَﻉَ ﺍْﻟﻤُﻌَﺪﱠﻯ ِﻟﻮَﺍﺣِﺪٍ ﻛَﻤَﺪﱠﻩُ َﻓﺎﻣَْﺘﺪﱠﺍ‬
“Fi’il lāzim adalah selain fi’il muta’addī dan diwajibkan lāzim-nya
merupakan fi’il yang menunjukan arti watak, mengikuti wazan if’alalla atau
menunjukkan makna bersih atau kotor, fi’il yang menunjukkan sifat yang
baru terjadi selain tangan, fi’il yang menjadi muwāṭa’ah-nya fi’il muta’addī
pada satu maf’ūl, seperti lafaz maddahu famtadda”.14

Pengertian Fi’il lazim dalam buku Al-`Arabiyah Li Al-Ḥayāt adalah:


‫ﺍْﻟﻔِﻌْﻞُ ﺍﻟﱠﻠﺎﺯِﻡُ ﻫُﻮَ ﺍْﻟﻔِﻌْﻞُ ﺍﱠﻟﺬِﻱ َﻳﻜَْﺘﻔِﻲ ِﺑﺎْﻟﻔَﺎﻋِﻞ‬
“Verba intransitif adalah verba yang cukup dengan subjeknya”.

Sedangkan maf’ul bih secara harfiah berarti ‘yang dikenai pekerjaan’.


Maf’ul bih dalam bahasa Indonesia disebut sebagai objek.15 Seperti kalimat
‘Zaid memukul Ali’. Kata Ali berkedudukan sebagai objek yang dipukul oleh

12
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif, h.73.
13
M.A. Hamid, dkk. (2018). Al-`Arabiyah Li Al-Ḥayāt (jilid 3), (Kota Malang, Jawa
Timur: UIN Maliki Press), h.26.
14
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif, h.74.
15
Firanda Andirja, (2020). “Belajar Bahasa Arab dari Nol” (Kota Pasuruan, Jawa
Timur : Dar Al-Furqon), h.119.

6
Zaid. Dengan demikian, fi’il muta’addi adalah kata kerja yang dampaknya
tidak hanya terasa oleh subjeknya, namun juga dirasakan oleh objek. Misalnya,
Fataha Thariq al-Andalus (Thariq membebaskan Andalusia). Sedangkan fi’il
lazim adalah kata kerja yang dampaknya hanya terasa oleh subjek saja, tidak
dirasakan oleh objeknya. Misalnya, Dzahaba Sa’id (Sa’id pergi). Jadi, fi’il
muta’addi merupakan kata kerja yang membutuhkan subjek sekaligus objek.
Sedangkan fi’il lazim hanya membutuhkan subjek. Nama lain dari fi’il
muta’addi adalah fi’il waqi’ dan fi’il mujawiz. Sedangkan nama lain dari fi’il
lazim adalah fi’il qashir atau fi’il ghair mujawiz.16 Tanda-tanda fi’il muta’addi
menurut Ibnu Malik tampak pada nazam yang ditulisnya, yakni:

ْ‫ﻋََﻠﺎﻣَُﺔ ﺍْﻟﻔِﻌْﻞِ ﺍﻟْﻤُﻌَﺪَّﻯ َﺃﻥْ َﺗﺼِﻞْ ﻫَﺎ ﻏَْﻴﺮَ ﻣَﺼْﺪَﺭٍ ِﺑِﻪ َﻧﺤْﻮُ ﻋَﻤِﻞ‬
ْ‫ﻓَﺎﻧْﺼِﺐْ ﺑِﻪِ ﻣَﻔْﻌُﻮﻟَﻪُ ﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻨُﺐْ ﻋَﻦْ ﻓَﺎﻋِﻞٍ ﻧَﺤْﻮُ ﺗَﺪَﺑﱠﺮْﺕُ ﺍﻟْﻜُﺘُﺐ‬
“Apabila fi’il muta’addī dapat disambungkan dengan huruf ha’
dhomir yang merujuk tidak pada maṣdar fi’il-nya seperti “’amila”, maka
nashab-kanlah mafʽūl bih (objeknya) apabila fi’il muta’addī-nya tidak
menjadi fi’il majhūl (kata kerja pasif) seperti, “aku memikirkan (isi) kitab
itu”.17

Fi’il muta’addī terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan jumlah objek


yang dibutuhkan.18 Pertama, fi’il muta’addī yang membutuhkan satu objek.
Fi’il muta’addi yang berobjek atau ber-maf’ul satu sangat banyak jumlahnya,
beberapa kata seperti ‫ﺼَﺮ‬
َ ‫َﻧ‬ , ‫ َﺃْﻛَﺮَﻡ‬, ‫ َﻋَﻔَﺮ‬, ‫ َﺃَﺧَﺬ‬, ‫ﺐ‬
َ ‫(َﻛَﺘ‬menulis, mengambil,
mengampuni, menghormati, menolong) adalah beberapa contoh kalimah
(kata) dalam bahasa Arab yang membutuhkan satu objek. Kedua, fi’il
muta’addī yang membutuhkan dua objek. Kategori ini terbagi pula menjadi
dua jenis, yaitu fi’il muta’addi berobjek dua yang keduanya bukan berasal dari
mubtada` dan khabar, serta fi’il muta’addi berobjek dua yang keduanya
berasal dari mubtada` dan khabar. Jenis pertama misalnya َ‫ﻣََﻨﻊ‬, َ‫ﻣََﻨﺢ‬, َ‫ﺳََﺄﻝ‬, ‫َﺃﻋْﻄَﻰ‬

16
Mustafa Purwasandy, & Syafe'i, (2020). Kata Kerja Transitif dan Intransitif dalam
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Studi Linguistik Kontrastif). Studi Arab, 11(1), h.7.
17
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif, h.73.
18
Mustafa Purwasandy, & Syafe'i, (2020). Kata Kerja Transitif dan Intransitif dalam
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, h.8.

7
َ‫ﻋََّﻠﻢ‬, َ‫َﺃْﻟَﺒﺲ‬, ‫ﻛَﺴَﺎ‬,(memberi, meminta, memberi, menghentikan, memakaikan,
memakaikan, dan mengajarkan). Contoh dalam kalimat misalnya:
‫َﺃﻋْﻄَْﻴُﺘﻚَ ﻛَِﺘﺎًﺑﺎ‬
(Aku memberimu kitab)
َ‫ﻋََّﻠﻤْﺖُ ﺍﻟِّﺘْﻠﻤِْﻴﺬَ ﺍْﻟَﺄﺩَﺏ‬
(Aku mengajarkan murid (kepada) sastra)

Fi’il muta’addi jenis kedua ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu (1)
Af’al al-qulub, yaitu kata kerja transitif berobjek dua yang berkaitan dengan
kesadaran atau indera batin. Af’al al-Qulub berjumlah 14, di antaranya
adalah َ‫ﺯَﻋَﻢ‬, َّ‫ﻋَﺪ‬, ‫ﺣَﺠَﺎ‬, َ‫ﺟَﻌَﻞ‬, َ‫ﺣَﺴِﺐ‬, َ‫ﺧَﺎﻝ‬, َّ‫ﻇَﻦ‬, ْ‫َﺗﻌََّﻠﻢ‬, ‫َﺃْﻟﻔَﻰ‬, َ‫ﻭَﺟَﺪ‬, ‫ﺩَﺭَﻯ‬, َ‫ﻋَِﻠﻢ‬, ‫ﺭََﺃﻯ‬
ْ‫ﻫَﺐ‬,(berpendapat, mengetahui, mengetahui, mendapati, mendapati,
ketahuilah, anggaplah, mengira, mengira, menjadikan, membantah,
menghitung, mengklaim, dan berikanlah). (2) Af’al at-tahwil, yaitu kata kerja
transitif berobjek dua yang berarti ‘menjadikan’. Adapun jumlah fi’il-nya ada
tujuh, yakni َ‫ ﻭَﻫَﺐ‬,َ‫ ﺟَﻌَﻞ‬,َ‫ ِﺍَّﺗﺨَﺬ‬, َ‫ ﺗَﺨِﺬ‬, َ‫ ﺗَﺮَﻙ‬, َّ‫ ﺭَﺩ‬, َ‫ﺻَﻴَّﺮ‬. Ketiga, fi’il muta’addī yang
membutuhkan tiga objek, seperti َ‫ ﺣَﺪَّﺙ‬, َ‫ ﺧََّﺒﺮ‬, َ‫ َﺃﺧَْﺒﺮ‬, ‫ َﻧَّﺒَﺄ‬, ‫ َﺃْﻧَﺒَﺄ‬, َ‫َﺃﻋَْﻠﻢ‬,
(memperlihatkan, memberitahu, memberitahu, memberitahu, memberitahu,
memberitahu, dan memberitahu). Contoh dalam kalimat:
‫َﺃﺭَْﻳﺖُ ﺳَﻌِْﻴﺪًﺍ ﺍْﻟَﺄﻣْﺮَ ﻭَﺍﺿِﺤًﺎ‬
(Aku memberitahu Sa’id bahwa perkara itu jelas).

Menurut Al-Hasyimi, verba transitif yang membutuhkan dua objek


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:19 (1) Verba yang bermakna memastikan
terjadinya sesuatu yang diceritakan ; (2) Verba yang mengandung makna besar
kemungkinan terjadinya sesuatu yang diceritakan; (3) Verba yang
mengindikasikan adanya keyakinan; (4) Verba yang dapat dipergunakan
untuk meyakinkan (tapi masih berupa hipotesis). Dari segi berdampak
langsung atau tidak terhadap objeknya, fi’il muta’addi terbagi menjadi dua
jenis, yaitu; (a) muta’addi bi nafsih adalah kata kerja yang langsung
berdampak pada objeknya, tanpa bantuan harf jar (preposisi). Misalnya,
Baraytu al-qalam (Saya menyerut pensil), (b) fi’il muta’addi bi ghairih adalah

19
Syarif Hidayatullah, (2013). Verba Transitif dan Intransitif dalam Bahasa Arab
(Vols. 1 No. 1 mei 2017 ISSN: 2339-2882). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. h.31.

8
kata kerja yang membutuhkan bantuan harf jar untuk sampai kepada
objeknya. Misalnya, Addu al-amanah ila ahliha (Sampaikanlah amanah
kepada pemiliknya).20
Berbeda dengan fi’il muta’addi, jika fi’il muta’addi mempunyai tanda
bisa ditemukan dengan ha’ dhomir yang merujuk pada selain masdar-nya fi’il,
dan bisa terbentuk isim maf’ul yang tidak membutuhkan huruf jar, maka fi’il
lazim kebalikanya, yaitu “tidak bisa ditemukan dengan ha’ dhamir yang
merujuk pada selain masdar fi’il-nya, dan isim maf’ul-nya tidak membutuhkan
huruf jar”.21 Menurut Antoni Dahdah, beberapa verba intransitif dapat
dikategorikan sebagai berikut: (1) verba yang maknanya berhubungan dengan
tabiat atau yang sejenisnya; (2) verba yang maknanya berhubungan dengan
ukuran; (3) verba yang maknanya berhubungan dengan warna; (4) verba yang
maknanya berhubungan dengan cacat fisik; (5) verba yang maknanya
berhubungan dengan keistimewaan fisik; (6) Verba yang maknanya
berhubungan dengan masalah kebersihan; (7) Verba yang maknanya
berhubungan dengan masalah kotor; (8) verba yang maknanya berhubungan
kosong atau penuhnya; (9) verba yang maknanya berhubungan dengan faktor-
faktor emosi.
Selain dilihat dari ciri-ciri yang berkaitan dengan makna, verba
intransitif juga dapat dilihat dari pola verba. Adapun pola-pola yang
menjadikan verba intransitif adalah (1) infa’ala dengan prefiks in; (2) tafa’lala
dengan prefiks ta; (3) if’alla dengan prefiks i- dan infiks berupa geminasi
konsonan; (4) if’alalla dengan prefiks i- dan infiks berupa geminasi konsonan;
(5) if’anlala dengan prefiks i- dan infiks -n; (6) if’ālla dengan prefiks i-, infiks
berupa length vokal dan geminasi konsonan.22

1. Dari Intransitif ke Transitif


Meskipun terjadi perbedaa antara fi’il muta’addi (transitif) dan fi’il
lazim (intransitif), tidak berarti kedua kategori verba tersebut sepenuhnya
berbeda. Sebab, verba intransitif dapat menjadi transitif atau mempunyai
objek (maf’ul) bila beberapa cara berikut dilakukan. Dalam buku “Nahwu
Shorof Tadrijy: step by step of gramatical Arabic” Asep Muhidin menjelaskan

20
Mustafa Purwasandy, & Syafe'i, (2020). Kata Kerja Transitif dan Intransitif dalam
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, h.7.
21
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.23.
22
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif, h.74.

9
beberapa Langkah yang dapat mengubah fi’il lazim menjadi fi’il muta’addi.23
(1) Menambahkan alif atau hamza sebelum fa’ fi’il, contoh: َ‫( ﺧَﺮَﺝ‬keluar)
menjadi َ‫( َﺃﺧْﺮَﺝ‬mengeluarkan); (2) Menambahkan tasydid pada lam fi’ilnya
contoh: َ‫( َﻧﺰَﻝ‬turun) menjadi َ‫( َﻧﺰﱠﻝ‬menurunkan); dan (3) menggunakan huruf
jar (preposisi), contoh: َ‫( ﺟَﺎء‬datang) menjadi ‫( ﺟَﺎءَ ِﺑـــــ‬mendatangkan).
Secara lebih rinci Alkhatib, beliau menjelaskan cara me-muta’addi-
kan fi’il lazim, yaitu 24 (1) Penambahan huruf hamzah sebelum fāˋ fi’il . Kata
َ‫ ﻛَﺮَﻡ‬berarti “mulia”, sehingga termasuk dalam kategori verba intransitif.
Verba tersebut dapat diubah menjadi verba transitif dengan menambahkan
hamzah pada fāˋ fi’il–nya sehingga menjadi ُ‫ َﺃﻛْﺮَﻡ‬yang bermakna
“memuliakan”. Contoh penerapan pada sebuah kalimat adalah sebagai
berikut: ٌ‫ ﻛَﺮَﻡَ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ‬artinya “Muhammad mulia” ‫ َﺃﻛْﺮَﻣْﺖُ ﻣُﺤَﻤﱠﺪًﺍ‬artinya “Aku
memuliakan Muhammad.” (2) Penambahan ‘ain fi’il dengan huruf yang sama.
Misalnya ‫ ﻋَﻈْﻢٌ ﺍْﻟﻌَﺎِﻟﻢ‬artinya “orang yang alim itu agung.” Kemudian kata ٌ‫ﻋَﻈْﻢ‬
diberi tambahan huruf yang sama pada ‘ain fi’il-nya yaitu huruf ‫ﻅ‬, maka
menjadi ُ‫ﻋَﻈَﻈَﻢ‬. Kemudian, menurut ilmu Shorof, huruf tersebut dialihkan
menjadi tasydid sehingga menjadi ُ‫ ﻋَﻈﱠﻢ‬yang berarti “mengagungkan”. Oleh
karenanya, jika kata kerja tersebut diletakkan pada suatu kalimat akan menjadi
sebagaimana berikut: ‫ ﻋَﻈﱠﻤَﺖُ ﺍْﻟﻌَﺎِﻟﻢ‬artinya “aku mengagungkan orang yang alim
itu”.25
(3) Penambahan huruf alif mufā’alah, yaitu alif yang berfungsi untuk
menunjukkan makna saling. Huruf alif mufā’alah ini ditambahkan setelah fāˋ
fi’il. Misalnya adalah sebagai berikut: ‫ ﺟََﻠﺲَ ﺍْﻟﻌَﺎِﻟﻢ‬artinya “orang yang alim itu
duduk.” Verba َ‫ ﺟََﻠﺲ‬diberikan tambahan alif mufā’alah pada fāˋ fi’il sehingga
menjadi ٌ‫ ﺟَﺎِﻟﺲ‬yang berarti “mendudukan” atau “mengajak duduk”. Contoh
dari kata kerja tersebut bila digunakan dalam sebuah kalimat adalah seperti

23
Asep Muhidin,. (2017). Nahwu Shorof Tadrijy: step by step of gramatical Arabic.
(Depok: PT. Khazanah Mimbar Plus), h.31.
24
A.L. bin Muhammad Alkhatib, (2016). Al-Khathib: ensiklopedia komplit
menguasai shorof tashrif. Mitra Pustaka. h.17.
25
R. Astari, (2020). Verba Transitif dan Intransitif, h.75.

10
َ‫“ ﺟَﺎَﻟﺴْﺖُ ﺍْﻟﻌَﺎِﻟﻢ‬aku mengajak duduk orang yang alim itu.” (4) Penambahan
huruf jar setelah kata kerja, yaitu dengan cara meletakannya setelah kata
kerjanya, sebagaimanaٍ‫“ﻣَﺮَﺭْﺕُ ِﺑﺰَْﻳﺪ‬Aku melewati Zaid” ِ‫“ ﺫَﻫَْﺒﺖُ ِﺇَﻟﻰ ﺍﳌﺴْﺠِﺪ‬Saya
pergi ke masjid”.
Selain itu, terdapat juga cara me-muta’addi-kan fi’il lazim dari tsulatsi
mujarrad, yaitu dengan:26
a. Tad’if (dobel huruf) ‘ain fi’il-nya

Contoh Asalnya
‫ﻓَﺮﱠﺣْﺖُ ﻣُﺤَﻤﱠﺪًﺍ‬ ٌ‫ﻓَﺮِﺡَ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ‬
Saya telah membahagiakan Muhammad bahagia
Muhammad

b. Ditambah hamzah

Contoh Asalnya
ُ‫َﺃﺟِْﻠﺴَﻪ‬ ٌ‫ﺟََﻠﺲَ ﺯَْﻳﺪ‬
Saya telah mendudukan dia Zaid duduk
َ‫َﺃﻛْﺮَﻡَ َﺑﻜْﺮٍ َﺍﺣْﻤَﺪ‬ َ‫ﻛَﺮﱠﻡَ َﺍﺣْﻤَﺪ‬
Bakar telah memuliakan
Ahmad mulia
Ahmad

c. Ditambah huruf jar

ٍ‫ﺫَﻫَْﺒﺖُ ِﺑﺰَْﻳﺪ‬
Saya telah memberangkatkan Zaid

Selain tiga macam diatas, masih ada tiga hal lagi, yaitu: (a)
Menunjukkan arti sama-sama berbuat, contoh: َ‫( ﺟَﺎَﻟﺴْﺖُ ﺍْﻟﻌَُﻠﻤَﺎء‬Aku duduk
berdampingan dengan para Ulama), yang jadi contohnya ٌ‫ ﺟَﺎِﻟﺲ‬asalnya َ‫ﺟََﻠﺲ‬
(duduk). (b) ber-wazan َ‫ ِﺍﺳَْﺘﻔْﻌَﻞ‬dan menunjukan arti menuntut atau
hubungan/pandangan, contoh َ‫( ِﺍﺳَْﺘﺨْﺮَﺟْﺖُ ﺍْﻟﻤَﺎﻝ‬Aku berusaha mengeluarkan

26
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.26.

11
harta) َ‫( ِﺍﺳَْﺘﻘَْﺒﺤْﺖُ ﺍﻟﻈﱡﻠْﻢ‬Aku memandang buruk penganiayaan). Yang jadi
contoh: َ‫ ِﺍﺳَْﺘﺨْﺮَﺝ‬asalnya َ‫( ﺧَﺮَﺝ‬keluar), dan َ‫ ِﺍﺳَْﺘﻘَْﺒﺢ‬asalnya ٌ‫( ﻗَﺒِﺢ‬buruk). (c) Gugur
bersamanya harf jar, dan tidak terjadi melainkan beserta ‫ ﺍﻥ‬atau ‫ﻥ‬
ّ َ‫ ﺍ‬, contoh
‫( ﺷَﻬِﺪَ ﺍﻟّﻠٰﻪُ َﺍﱠﻧﻪُ َﻟﺎ ِﺍﻟٰﻪَ ِﺍﱠﻟﺎ ﻫُﻮ‬Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Dia) (QS.
Ali Imran: 18), yang jadi contoh dan asalnya َ‫ﺷَﻬِﺪ‬.27
Sebagian ulama berpendapat bahwa dalam mengatahui fi’il muta’addi
dan fi’il lazim ada suatu batasan tertentu yaitu:
a. Semua lafaz yang menunjukkan suatu makna yang dilakukan
seluruh anggota badan, maka hukumnya lazim. Contoh:
Berdiri ‫ﻗﺎﻡ‬
Pergi ‫ﺫﻫﺐ‬
Masuk ‫ﺩﺧ ﻞ‬
Keluar ‫ﺧ ﺮﺝ‬

b. Semua lafaz yang menunjukkan makna yang dilakukan satu


anggota badan, dilakukan hati atau dilakukan oleh panca indera
maka hukumnya muta’addi. Contoh:28

Memanjangkan ّ‫ﻣﺪ‬
Melihat ‫ﺭ ﺃﻯ‬
Menyangka ّ‫ﻇﻦ‬

2. Tarkib fi’il Muta’addi dan Charf ‘An pada CNN Arabic News
Dalam kalimat Arab, seringkali kata ‘an (harf jar) berfungsi sebagai
harf ta’diyah, yakni kata yang di-jar-kan sesudah ‘an berkedudukan sebagai
objek, sedangkan kata ‘an tidak diterjemahkan.29 Pada pembahasan ini akan
diuraikan beberapa contoh yang mendukung tesis tersebut dengan

27
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.26-27.
28
A. Mukminin, & A. Bashori, (2022). Kalimat Transitif-Intransitif, h.27-28.
29
Rofi’I, (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia,
(Jakarta Selatan: Persada Kemala), h.41.

12
mengambil beberapa tarkib (susunan) teks Bahasa Arab di dalam teks berita
CNN Arabic News. Berikut analisisnya:

Tabel 1
ِ‫َﺃﻋْﺮََﺑﺖْ ﺩُﻭَﻝٌ ﻋَﺮَِﺑﱠﻴﺔٌ ﻋَﻦْ َﺗﻀَﺎﻣُِﻨﻬَﺎ ﻣَﻊَ ﺳُﻮﺭَﻳﺎ َﺑﻌْﺪَ ﺍﺳِْﺘﻬْﺪَﺍﻑ‬
Kalimat 30
َ‫ﺣَﻔْﻞِ َﺗﺨْﺮِﻳﺞِ ﺍْﻟﻜُﱢﻠﱠﻴﺔِ ﺍْﻟﺤَﺮِْﺑﱠﻴﺔِ ِﻓﻲ ﻣَﺪِﻳَﻨﺔِ ﺣِﻤْﺺ‬
Negara-negara Arab menyatakan solidaritas
mereka terhadap Suriah setelah serangan
Terjemahan
terhadap upacara wisuda akademi militer di
kota Homs.

Pada kalimat di atas, ‘an digunakan untuk menghubungkan tindakan


atau ekspresi ْ‫( َﺃﻋْﺮََﺑﺖ‬menyatakan) yang dilakukan oleh negara-negara Arab
dengan objek yang menjadi tujuan solidaritas mereka, yaitu ‫( ﺳُﻮﺭَﻳﺎ‬Suriah).
Dengan kata lain, ‘an mengindikasikan subjek yang mengekspresikan
solidaritas atau dukungan terhadap Suriah, dan kata ‫ ﺩُﻭَﻝٌ ﻋَﺮَِﺑﱠﻴٌﺔ‬berkedudukan
sebagai fa’il atau subjek. Kalimat diatas juga mencantumkan penyebab
solidaritas, yaitu (setelah terjadinya serangan terhadap upacara kelulusan
Akademi Militer di kota Homs). Dengan demikian, ‘an dalam kalimat ini
digunakan untuk menunjukkan bahwa solidaritas negara-negara Arab muncul
sebagai respons terhadap serangan tersebut.

Tabel 2
ُ‫ﻣِﺼْﺮُ ُﺗﺪِﻳﻦُ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡَ ﺍْﻟِﺈﺭْﻫَﺎِﺑﻲﱠ ﺍﱠﻟﺬِﻱ َﺗﻌَﺮﱠﺿَﺖْ َﻟﻪُ ﺍْﻟﻜُﱢﻠﱠﻴﺔ‬
Kalimat 31
‫ﺍْﻟﻌَﺴْﻜَﺮِﱠﻳﺔُ ِﺑﺤِﻤْﺺَ ﻭَُﺗﻌَﱢﺒﺮُ ﻋَﻦْ َﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ِﻟﺴُﻮْﺭَِﻳﺎ‬
Mesir mengutuk serangan teroris yang
Terjemahan menimpa akademi militer di Homs dan
menyampaikan belasungkawa kepada Suriah

Contoh penggunaan ‘an pada kalimat diatas digunakan dalam dua konteks
yang berbeda:

30
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”
31
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt ḥaula
al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”

13
• ‫ ُﺗﻌَﱢﺒﺮُ ﻋَﻦْ َﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ِﻟﺴُﻮْﺭَِﻳﺎ‬Di sini ‘an digunakan untuk menghubungkan
tindakan atau ekspresi ُ‫( ُﺗﻌَﱢﺒﺮ‬mengekespresikan) dengan objek yang
mereka tunjukkan belasungkawa kepada ‫( ﺳُﻮْﺭَِﻳﺎ‬Suriah). Dengan kata
lain, ‘an menghubungkan tindakan atau ekspresi Mesir dalam
menyatakan belasungkawa dan solidaritas dengan Suriah.
• ‫ ُﺗﺪِﻳﻦُ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡَ ﺍْﻟِﺈﺭْﻫَﺎِﺑﻲﱠ‬Pada kalimat ini ‘an tidak digunakan secara
langsung, tetapi Mesir mengutarakannya sebagai ُ‫( ُﺗﺪِﻳﻦ‬mengutuk)
terhadap ‫( ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡَ ﺍْﻟِﺈﺭْﻫَﺎِﺑﻲﱠ‬serangan teroris). Meskipun tidak ada kata
‘an dalam ungkapan ini, tetapi konsep ekspresi solidaritas dan
dukungan yang ada dalam kalimat ini secara umum terkait dengan
tindakan atau sikap negatif terhadap serangan teroris tersebut.

Tabel 3
ِ‫ﻭََﺗَﺘﻘَﺪﱠﻡُ ﻣِﺼْﺮُ ِﺑﺼَﺎﺩِﻕِ َﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ﻭَﻣُﻮَﺍﺳَﺎِﺗﻬَﺎ ِﺇَﻟﻰ ﺣُﻜُﻮﻣَﺔ‬
ْ‫ ﺩَﺍﻋَِﻴﺔً ﺍﻟﱠﻠﻪِ َﺃﻥ‬،‫ﻭَﺷَﻌْﺐِ ﺩَﻭَْﻟﺔِ ﺳُﻮﺭَْﻳﺎ ﺍﻟﺸﱠﻘِﻴﻘَﺔِ ﻭَُﺃﺳَﺮِ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬
Kalimat
ِ‫ ﻣُﻌْﺮَِﺑﺔً ﻋَﻦْ َﺗﻤَﱢﻨَﻴﺎِﺗﻬَﺎ ِﺑﺎﻟﺸﱢﻔَﺎءِ ﺍْﻟﻌَﺎﺟِﻞ‬،ِ‫َﻳَﺘﻐَﻤﱠﺪَﻫُﻢْ ِﺑﺮَﺣْﻤَِﺘﻪ‬
32
‫ِﻟْﻠﺠَﺮْﺣَﻰ‬
Mesir mengirimkan dukacita dan simpati yang
tulus kepada pemerintah dan rakyat Suriah,
serta keluarga korban, berdoa agar Allah
Terjemahan
melimpahkan rahmat-Nya pada mereka. Mesir
juga mengungkapkan harapan agar para
korban luka segera sembuh.

Pada kalimat di atas ‘an digunakan untuk menghubungkan tindakan


atau ekspresi ‫( َﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ﻭَﻣُﻮَﺍﺳَﺎِﺗﻬَﺎ‬belasungkawa dan simpati mereka) dengan
subjek atau objek yang mendapatkan belasungkawa dan simpati, yaitu ِ‫ﺣُﻜُﻮﻣَﺔ‬
‫( ﻭَﺷَﻌْﺐِ ﺩَﻭَْﻟﺔِ ﺳُﻮﺭَْﻳﺎ ﺍﻟﺸﱠﻘِﻴﻘَﺔِ ﻭَُﺃﺳَﺮِ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬pemerintah, rakyat, dan keluarga korban).
Dengan kata lain ‘an menghubungkan tindakan belasungkawa dan simpati
yang dinyatakan oleh Mesir dengan subjek dan objek yang menjadi tujuan

32
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”

14
belasungkawa mereka. Preposisi ‘an tidak perlu dimaknai ‘tentang’, ‘dar’,
atau makna-makna yang lain, sebab preposisi tersebut adalah menghubungan
verba terhadap objeknya.

Tabel 4
ِ‫ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡُ ِﺑﺎْﻟﻤَﺴِﲑَﺍﺕِ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﺍﺳَْﺘﻬْﺪَﻑَ ﺣَﻔْﻞَ َﺗﺨْﺮِﻳﺞِ ﺿُﱠﺒﺎﻁ‬
ِ‫ﺍْﻟﻜُﱢﻠﱠﻴﺔِ ﺍْﻟﺤَﺮِْﺑﱠﻴﺔِ ِﻓﻲ ﻣَﺪِﻳَﻨﺔِ ﺣِﻤْﺺَ ِﺑﺎْﻟﺠُﻤْﻬُﻮﺭِﱠﻳﺔِ ﺍْﻟﻌَﺮَِﺑﱠﻴﺔ‬
Kalimat
ْ‫ ﻭََﺃﺳْﻔَﺮَ ﻋَﻦْ ﻭُُﻗﻮﻉِ ﻋَﺪَﺩٍ ﻣِﻦ‬،ِ‫ َﻳﻮْﻡ َﺃﻣْﺲ‬،ِ‫ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳﺔِ ﺍﻟﺸﱠﻘِﻴﻘَﺔ‬
33
َ‫ ﻭَﻣِﻦْ ﺿِﻤِْﻨﻬِﻢْ ﻣَﺪَِﻧﱢﻴﲔ‬،ِ‫ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ ﻭَﺍْﻟِﺈﺻَﺎَﺑﺎﺕ‬
Serangan dengan menggunakan pesawat tak
berawak yang menargetkan upacara wisuda
perwira akademi militer di kota Homs,
Terjemahan
Republik Arab Suriah, kemarin,
mengakibatkan sejumlah korban tewas dan
luka-luka termasuk warga sipil

Pada contoh kalimat di atas, harf jar ‘an digunakan untuk


menghubungkan peristiwa atau tindakan yang dijelaskan sebelumnya, yaitu
ِ‫( ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡُ ِﺑﺎْﻟﻤَﺴِﲑَﺍﺕ‬serangan dengan pesawat-pesawat udara tanpa awak), dengan
hasil atau konsekuensi dari serangan tersebut, yaitu ‫ﻭُُﻗﻮﻉِ ﻋَﺪَﺩٍ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬
ِ‫( ﻭَﺍْﻟِﺈﺻَﺎَﺑﺎﺕ‬terjadinya sejumlah korban dan luka-luka). Dalam konteks ini ‘an
mengindikasikan hubungan antara serangan dengan konsekuensi yang
mencakup korban dan luka-luka, termasuk di antaranya beberapa warga sipil
(َ‫)ﻣَﺪَِﻧﱢﻴﲔ‬.

Tabel 5
‫َﺃﻋْﺮََﺑﺖْ ﻭِﺯَﺍﺭَُﺓ ﺍْﻟﺨَﺎﺭِﺟِﱠﻴﺔِ ﺍْﻟﻌِﺮَﺍِﻗﱠﻴُﺔ ﻋَﻦْ ﺧَﺎِﻟﺺِ ﺍﻟﱠﺘﻌَﺎﺯِﻱ‬
Kalimat 34
‫ﻭَﺍْﻟﻤُﻮَﺍﺳَﺎِﺓ ِﻟْﻠﺠُﻤْﻬُﻮﺭَِّﻳﺔِ ﺍْﻟﻌَﺮَِﺑَّﻴﺔِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭَِّﻳﺔِ ﻭَِﻟﺬَﻭِﻱ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬

33
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”
34
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”

15
Kementerian Luar Negeri Irak menyampaikan
Terjemahan belasungkawa dan simpati yang tulus kepada
Republik Arab Suriah dan keluarga korban.

Dalam kalimat ini, ‘an digunakan dalam dua konteks yang berbeda:
• ‫ ﻋَﻦْ ﺧَﺎِﻟﺺِ ﺍﻟﱠﺘﻌَﺎﺯِﻱ ﻭَﺍﻟْﻤُﻮَﺍﺳَﺎِﺓ ِﻟْﻠﺠُﻤْﻬُﻮﺭَِّﻳِﺔ ﺍْﻟﻌَﺮَِﺑَّﻴِﺔ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭَِّﻳِﺔ‬di sini ‘an
digunakan untuk menghubungkan tindakan ِ‫ﺧَﺎِﻟﺺِ ﺍﻟﱠﺘﻌَﺎﺯِﻱ ﻭَﺍْﻟﻤُﻮَﺍﺳَﺎﺓ‬
(belasungkawa yang tulus dan simpati) dengan objek yang
diberikan belasungkawa kepada ِ‫( ِﻟْﻠﺠُﻤْﻬُﻮﺭَِّﻳﺔِ ﺍْﻟﻌَﺮَِﺑَّﻴﺔِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭَِّﻳﺔ‬Republik
Arab Suriah). Dengan kata lain, ‘an menghubungkan tindakan
belasungkawa yang dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri
dengan Republik Arab Suriah
• ‫ ِﻟﺬَﻭِﻱ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬di sini, ‘an digunakan untuk menghubungkan
tindakan belasungkawa yang dinyatakan dengan objek yang
mereka tunjukkan belasungkawa kepada ‫( ﺫَﻭِﻱ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ‬keluarga
korban). Jadi, ‘an menghubungkan tindakan belasungkawa yang
dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri Irak dengan keluarga
korban. Sebagaimana kata ‘an digunakan dalam kalimat ini untuk
mengindikasikan hubungan antara tindakan belasungkawa yang
tulus dan simpati yang dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri
Irak dengan subjek dan objek yang menjadi tujuan belasungkawa
mereka, yaitu Republik Arab Suriah dan keluarga korban
serangan tersebut. Dalam proses penerjemahannya ‘an tidak
perlu diartikel karena berfungsi sebagai harfu ta’diyah.

Tabel 6
َ‫ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡُ ﺍْﻟِﺈﺭْﻫَﺎِﺑﻲﱡ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﺍﺳُْﺘﻬْﺪِﻑَ َﻳﻮْﻡَ ﺍْﻟﺨَﻤِﻴﺲِ ﻣَﺮَﺍﺳِﻢ‬
ِ‫َﺗﺨْﺮُﺝُ ِﺑﺎْﻟَﺄﻛَﺎﺩِﳝِﱠﻴﺔِ ﺍْﻟﻌَﺴْﻜَﺮِﱠﻳﺔِ ِﻓﻲ ﻣَﺪِﻳَﻨﺔِ ﺣِﻤْﺺَ ِﺑﺎْﻟﺠُﻤْﻬُﻮﺭِﱠﻳﺔ‬
Kalimat
ِ‫ﺍْﻟﻌَﺮَِﺑﱠﻴﺔِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳﺔِ ﺍﻟﺸﱠﻘِﻴﻘَﺔِ ﻣِﻤﱠﺎ َﺃﺳْﻔَﺮَ ﻋَﻦْ ﻣَﻘَْﺘﻞِ ﻭَِﺇﺻَﺎَﺑﺔ‬
35
ٍ‫ﺍْﻟﻌَﺸَﺮَﺍﺕِ ﻣِﻦْ ﻣَﺪَِﻧﱢﻴﲔَ ﻭَﺿُﱠﺒﺎﻁِ ﻃُﱠﻠﺎﺏ‬
Serangan teroris yang mengincar upacara
Terjemahan
wisuda akademi militer di kota Homs, Repulik

35
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”

16
Arab Suriah, pada hari Kamis telah
mengakibatkan kematian dan luka-luka
puluhan warga sipil dan siswa perwira

Pada kalimat di atas ‘an digunakan untuk menghubungkan peristiwa


atau tindakan yang dijelaskan sebelumnya yaitu ‫( ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡُ ﺍْﻟِﺈﺭْﻫَﺎِﺑﻲﱡ‬serangan
teroris), dengan konsekuensi dari serangan tersebut yaitu ِ‫ﻣَﻘَْﺘﻞِ ﻭَِﺇﺻَﺎَﺑﺔِ ﺍْﻟﻌَﺸَﺮَﺍﺕ‬
ٍ‫( ﻣِﻦْ ﻣَﺪَِﻧﱢﻴﲔَ ﻭَﺿُﱠﺒﺎﻁِ ﻃُﱠﻠﺎﺏ‬kematian dan luka-luka puluhan warga sipil dan perwira
siswa). Jadi, ‘an dalam kalimat ini memberikan informasi tentang penyebab
atau hasil dari serangan teroris yang dijelaskan sebelumnya, dan
menghubungkan serangan tersebut dengan konsekuensinya yang melibatkan
kematian dan luka-luka bagi puluhan warga sipil dan perwira siswa.

Tabel 7
ِ‫ﻭََﺃﻋْﺮََﺑﺖْ ﺍْﻟﺠَﺰَﺍِﺋﺮُ ﻋَﻦْ َﺗﻀَﺎﻣُِﻨﻬَﺎ ﻣَﻊَ ﺍْﻟﺤُﻜُﻮﻣَﺔِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳﺔ‬
Kalimat 36
ِ‫ﻭََﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ِﻟﺬَﻭِﻱ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻦَ ﺳَﻘَﻄُﻮﺍ ِﻓﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡ‬
Aljazair menyatakan solidaritasnya dengan
pemerintah Suriah dan menyampaikan
Terjemahan
belasungkawa kepada keluarga korban yang
jatuh dalam serangan ini.

Dalam konteks diatas ‘an digunakan dalam dua konteks yang berbeda:
• ‫ ﻋَﻦْ َﺗﻀَﺎُﻣِﻨﻬَﺎ ﻣَﻊَ ﺍْﻟﺤُﻜُﻮﻣَِﺔ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳِﺔ‬pada kalimat ini ‘an digunakan untuk
menghubungkan tindakan ‫( َﺗﻀَﺎﻣُِﻨﻬَﺎ‬solidaritas mereka) dengan
subjek yang mereka tunjukkan solidaritas kepada, ِ‫ﺍْﻟﺤُﻜُﻮﻣَﺔِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳﺔ‬
(pemerintah Suriah). Jadi, ‘an mengindikasikan subjek yang
mendukung atau mengekspresikan solidaritas.
• ِ‫ َﺗﻌَﺎﺯِﻳﻬَﺎ ِﻟﺬَﻭِﻱ ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻦَ ﺳَﻘَﻄُﻮﺍ ِﻓﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡ‬di sini ‘an digunakan
untuk menghubungkan tindakan ‫( ﺗََﻌﺎﺯِﻳﻬَﺎ‬belasungkawa mereka)
dengan objek yang mereka berikan belasungkawa kepada ‫ﺫَﻭِﻱ‬

36
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”

17
ِ‫( ﺍﻟﻀﱠﺤَﺎَﻳﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻦَ ﺳَﻘَﻄُﻮﺍ ِﻓﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡ‬keluarga korban yang jatuh dalam
serangan ini). Jadi, ‘an mengindikasikan objek yang mendapatkan
belasungkawa.

Tabel 8
ِ‫ُﻳﺬْﻛَﺮُ َﺃﻥﱠ ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡَ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﺍﺳَْﺘﻬْﺪَﻑَ ﺍْﻟﻜُﱢﻠﱠﻴﺔَ ﺍْﻟﺤَﺮِْﺑﱠﻴﺔَ ِﺑﻄَﺎِﺋﺮَﺍﺕ‬
5َ‫ ﺳَﱢﻴﺪَﺓً ﻭ‬31 ْ‫ ﺷَﺨْﺼًﺎ ِﺑﻤَﻦْ ِﻓﻴﻬِﻢ‬89 ِ‫ﻣَﺴِﲑَﺓٍ َﺃﺳْﻔَﺮَ ﻋَﻦْ ﻣَﻘَْﺘﻞ‬
Kalimat
ِ‫ ﻭَﻓْﻘًﺎ ِﻟﻮِﻛَﺎَﻟﺔِ ﺍﻟْﺄَﻧَْﺒﺎءِ ﺍﻟﺴﱡﻮﺭِﱠﻳﺔ‬،َ‫ ﺁﺧَﺮِﻳﻦ‬277 ِ‫ ﻭَﺟَﺮْﺡ‬،ٍ‫َﺃﻃْﻔَﺎﻝ‬
37(
‫ﺍﻟﺮﱠﺳْﻤِﱠﻴﺔِ )ﺳَﺎَﻧﺎ‬
Diketahui bahwa serangan yang dilakukan
dengan pesawat tak berawak terhadap akademi
militer telah menyebakan 89 kematian,
Terjemahan
termasuk 31 wanita dan 5 anak-anak, serta
melukai 277 orang lainnya, menurut laporan
resmi dari agensi berita Suriah, (SANA).

Dalam konteks contoh di atas, ‘an digunakan untuk menghubungkan


peristiwa atau tindakan yang dijelaskan sebelumnya, yaitu َ‫ﺍْﻟﻬُﺠُﻮﻡَ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﺍﺳَْﺘﻬْﺪَﻑ‬
ِ‫( ﺍْﻟﻜُﱢﻠﱠﻴﺔَ ﺍْﻟﺤَﺮِْﺑﱠﻴﺔَ ِﺑﻄَﺎِﺋﺮَﺍﺕ‬serangan yang menargetkan akademi militer dengan
pesawat tanpa awak), dengan hasil konsekuensi dari serangan tersebut, yaitu
،ٍ‫ َﺃﻃْﻔَﺎﻝ‬5َ‫ ﺳَﱢﻴﺪَﺓً ﻭ‬31 ْ‫ ﺷَﺨْﺼًﺎ ِﺑﻤَﻦْ ِﻓﻴﻬِﻢ‬89 ِ‫ ﺁﺧَﺮِﻳﻦَ ﻣَﻘَْﺘﻞ‬277 ِ‫( ﻭَﺟَﺮْﺡ‬kematian 89
orang, termasuk 31 wanita dan 5 anak-anak, serta luka 277 lainnya). Jadi, ‘an
sebagai harfu ta’diyah dalam kalimat ini memberikan informasi tentang
penyebab atau hasil dari serangan yang dijelaskan sebelumnya, dan itu
menghubungkan serangan tersebut dengan konsekuensinya yang tragis.

Tabel 9
38
Kalimat ْ‫َﺃﻋْﺮَﺏَ ﺍْﻟﻤُﺠَﺎﻫِﺪُﻭﻥَ ﻋَﻦ ﺍﻣِﻠﻬِﻢ‬
Terjemahan Para pejuang mengungkapkan cita-citanya

37
CNN News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt ḥaula
al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”
38
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.41.

18
Pada contoh kalimat di atas, kata ‫ ﺍﻋﺮﺏ‬yang disandingkan dengan harf
jar ‘an digunakan untuk menghubungkan tindakan dan menyatakan subjek
kalimat yang dilakukan oleh para pejuang yaitu ‫( ﺍﻣِﻠﻬِﻢ‬harapan/cita-cita).
Meskipun preposisi ‘an berada setelah fi’il, kalimat itu bukanlah kolokasi yang
dapat memberikan makna baru atau bahkan bertentangan dengan makna
leksikal verbanya. Harf ‘an di atas berlaku sebagai harf ta’diyah yang
menghubungkan antara verba dan objeknya. Pada lain kasus, terdapat
sejumlah kalimat Arab yang kadangkala ‘an juga menjadi harfu ma’ani, yaitu
harf yang dapat memberikan makna bagi verba yang menyandingnya.

Tabel 10
39
Kalimat ِ‫َﻧﻬَﻰ ﺍْﻟﻮَﺯِﻳﺮُ ﻋَﻦْ َﺗﻮْﺭِﻳﺪِ ﺍْﻟﻤُﺨَﺪﱢﺭَﺍﺕ‬
Terjemahan Seorang Menteri melarang impor narkotika

Pada contoh kalimat di atas, ‘an digunakan untuk menghubungkan


tindakan ‫( ‘ﻰ‬melarang) yang dilakukan oleh Menteri dengan apa yang
dilarang, yaitu ‫( ﺗﻮﺭﻳﺪ ﺍﳌﺨﺪﺭﺍﺕ‬pengiriman narkotika). Jadi, ‘an dalam kalimat
ini, selain menghubungkan verba kepaa objeknya, juga memberikan informasi
tentang apa yang dilarang oleh Menteri, dalam konteks ini harf jar ‘an
mengindikasikan hubungan antara larangan yang diberikan oleh subjek
kalimat dan tindakan yang dilarang.

Tabel 11
40
Kalimat ْ‫ِﺍﻣَْﺘَﻨﻊَ ﺍْﻟﻤُﻬَﺮﱢُﺑﻮﻥَ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِ َﺃﺳْﻤَﺎِﺋﻬِﻢْ ﻭَﺟِْﻨﺴِﱠﻴﺎِﺗﻬِﻢ‬
Para penyelundup itu tidak mau menyebutkan
Terjemahan
nama dan kebangsaannya

Pada contoh kalimat di atas, kata yang َ‫ ِﺍﻣَْﺘَﻨﻊ‬disandingkan dengan harf


jar ‘an digunakan untuk memberikan informasi tentang objek atau tindakan
yang ditolak oleh subjek kalimat, dan apa yang mereka tolak itu ialah ِ‫ﺫِﻛْﺮ‬
ْ‫( َﺃﺳْﻤَﺎِﺋﻬِﻢْ ﻭَﺟِْﻨﺴِﱠﻴﺎِﺗﻬِﻢ‬mengungkapkan nama-nama dan kewarganegaraan

39
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.41.
40
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.42.

19
mereka). Secara leksikal, kata َ‫ ِﺍﻣَْﺘَﻨﻊ‬dapat dimaknai berpantang, menahan diri,
berhenti, meninggalkan dan menyerah. Namun demikian, dalam konteks
kalimat ini, makna ‘tidak mau’ lebih lugas dan berterima dalam bahasa sasaran
(Indonesia).

Tabel 12
َ‫َﺃﻋَْﻠﻦَ َﺃﻫْﻞُ َﻗﺮَْﻳِﺘﻰ ﻋَﻦْ ﺭَﻏَْﺒِﺘﻬِﻢْ ِﻓﻰ ِﺑَﻨﺎءِ ﻣَﺴْﺠِﺪٍ ﺟَﺪِﻳﺪٍ َﺃﻋْﺮَﺏ‬
Kalimat 41
ْ‫ﺍْﻟَﺄﻏِْﻨَﻴﺎءُ ﻋَﻦْ ﺍﺳِْﺘﻌْﺪَﺍﺩِﻫِﻢْ ِﻟﻠَﺘَﺒﺮﱡﻉِ ِﺑﺎﻣَﻮَﺍِﻟﻬِﻢ‬
Penduduk desa kami telah mengumumkan
keingan mereka untuk membangun sebuah
Terjemahan masjid baru, dan orang-orang kaya telah
menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan
donasi

Pada kalimat pertama di atas, ‘an digunakan untuk mengubungkan


tindakan َ‫( َﺃﻋَْﻠﻦ‬mengumumkan) yang dilakukan oleh penduduk desa dengan
apa yang diumumkan, yaitu keingan mereka ْ‫ ﺭَﻏَْﺒِﺘﻬِﻢ‬untuk membangun masjid
baru. Dengan demikian, ‘an dalam kalimat ini memberikan informasi tentang
topik atau subjek pengumuman yang dilakukan oleh penduduk desa. Dalam
kalimat kedua, kata ‘an juga sebuah harf jar yang digunakan untuk
menyatakan subjek kalimat, yaitu ُ‫(ﺍْﻟَﺄﻏِْﻨَﻴﺎء‬orang-orang kaya), yang menyatakan
kesiapan untuk melakukan sesuatu yaitu, ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻉ ﺑِﺎَﻣَﻮﺍﻟِِﻬ‬
ِ ‫( ﻟِﻠﺘَﺒَﱡﺮ‬untuk mendonasikan
uang mereka). Kedua preposisi ‘an di atas berlaku sebagai harfu ta’diyah
untuk menghubungkan dan menunjukkan bahwa kedua verba di atas adalah
transitif atau membutuhkan objek.

Tabel 13
‫ﺍْﻟَﺄﻣِْﺘَﻨﺎﻉُ ﻋَﻦْ َﺗَﻨﺎﻭُﻝِ ﺍْﻟﻤَﺸْﺮُﻭَﺑﺎﺕِ ﺍْﻟﻜُﺤُﻮِﻟﱠﻴﺔِ ﻭَﺍَﻟﺎ َﻓﻘَﺪُﻭﺍ‬
Kalimat 42
ْ‫ﻣََﻨﺎﺻَِﺒﻬُﻢ‬
Penolakan mengonsumsi minuman beralkohol
Terjemahan telah menyebabkan mereka kehilangan
pekerjaan mereka

41
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.41.
42
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.44.

20
Pada kalimat di atas, harf jar ‘an digunakan untuk tindakan ُ‫ﺍﻷﻣﺘﻨﺎﻉ‬
(penolakan/menahan diri) dari melakukan sesuatu, yaitu tindakan ِ‫َﺗَﻨﺎﻭُﻝ‬
ِ‫( ﺍْﻟﻤَﺸْﺮُﻭَﺑﺎﺕِ ﺍْﻟﻜُﺤُﻮِﻟﱠﻴﺔ‬mengonsumsi minuman beralkohol) dan kalimat
selanjutnya menyatakan konsekuensi dari tindakan tersebut ْ‫ﻓَﻘَﺪُﻭﺍ ﻣَﻨَﺎﺻِﺒَﻬُﻢ‬ ‫ﻭﺍﻟَﺎ‬
(atau mereka akan kehilangan pekerjaan). Jadi ‘an dalam kalimat ini
memberikan informasi tentang tindakan yang dihindari atau ditahan dan
hubungannya dengan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Tabel 14
Kalimat 43
ِ‫َﺗﺤَﺪﱠﺙَ ﻭَﺯِﻳﺮُ ﺍِﻟﺎْﻗِﺘﺼَﺎﺩِ ﻋَﻦْ ﺍْﻟَﺄﺯْﻣَﺔِ ﺍِﻟﺎْﻗِﺘﺼَﺎﺩِﱠﻳﺔ‬
Menteri perekonomian berbicara krisis
Terjemahan
ekonomi

Pada contoh kalimat di atas, harf jar ‘an digunakan untuk menyatakan
suatu subjek kalimat yaitu ِ‫( ﻭَﺯِﻳﺮُ ﺍِﻟﺎْﻗِﺘﺼَﺎﺩ‬Menteri Ekonomi), sedang berbicara
atau mengungkapkan sesuatu yaitu ِ‫( ﺍْﻟَﺄﺯْﻣَﺔِ ﺍِﻟﺎْﻗِﺘﺼَﺎﺩِﱠﻳﺔ‬krisis ekonomi). Jadi harf
jar ‘an dalam kalimat ini memberikan infromasi tentang topik atau subjek
pembicaraan Menteri Ekonomi. Bila harf ‘an di atas hendak diterjemahkan
dengan ‘tentang’ sehingga maknanya menjadi ‘Menteri perekonomian
berbicara tentang krisis ekonomi’, maka tidak menjadi hal yang problematik.
Hanya saja sebagai harf ta’diyah, padanan makna yang paling dekat dan
mengutamakan keefektifan kalimat, harf ‘an tersebut tidak perlu
diterjemahkan.

D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa fi’il
muta’addi membutuhkan maf’ul, sedangkan fi’il lazim tidak. Fi’il muta’addi
dengan ‘an adalah kata kerja yang diikuti oleh harfn jar ‘an, dan huruf jar ‘an
di sini maknanya tidak diartikan secara leksikal. Ini merupakan struktur
gramatikal yang digunakan untuk menyatakan tindakan atau perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang atau sesuatu terhadap subjek yang berbeda. Dalam

43
Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah, h.41.

21
analisis teks berita di atas, ‘an digunakan untuk menghubungkan tindakan
yang dinyatakan oleh kata kerja dengan subjek yang berbeda atau objek dari
tindakan tersebut. Selain itu, penting untuk diingat bahwa tidak selalu suatu
fi’il hanya dapat disandingkan dengan satu harf jar saja. Temuan pada
penelitian ini menyiratkan bahwa, beberapa kata kerja mengalami perubahan
makna saat digabungkan dengan partikel ‘an, sehingga menghasilkan
terjemahan yang berbeda dalam bahasa Indonesia. Namun, terdapat juga kata
kerja yang, ketika bergabung dengan ‘an membentuk suatu idiom tanpa
mengubah makna keseluruhan kalimat. Sebagian besar dari partikel ‘an
tersebut juga tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena
maknanya sudah dapat dipahami oleh masyarakat umum. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa sejumlah fi’il muta’addi dengan ‘an juga diterapkan
dalam teks Arab modern sebagaimana ditemukan dalam teks berita Arabic
CNN News.

Daftar Pustaka
Baroroh, R. U., & Rahmawati, F. N. (2020). Metode-metode dalam
pembelajaran keterampilan bahasa Arab reseptif. Urwatul Wutsqo:
Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman.
Aziza, L. F., & Muliansyah, A. (2020). Keterampilan Berbahasa Arab Dengan
Pendekatan Komprehensif. El-Tsaqafah: Jurnal Jurusan PBA.
Moch. Syarif Hidayatullah, Jembatan Kata: Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia (Jakarta: PT Grasindo, 2017)
Mufid, M., Indriana, N., & Kholid, A. A. (2023). Isim Fa’il dalam Kitab Nurul
Burhan (Analisis Shorof). Jurnal Mu’allim.
Gani, S. (2022). Huruf Ba (‫ )ﺏ‬Jar dalam Bahasa Arab dan Maknanya dalam al-
Quran Surah al-Baqarah. A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab.
Mukminin, A., & Bashori, A. (2022). Kalimat Transitif-Intransitif: Analisis
Kontrastif antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Aphorisme:
Journal of Arabic Language, Literature, and Education.
Astari, R. (2020). Verba Transitif dan Intransitif: Analisis Linguistik pada
Syair-syair Kutipan Syekh Imam Nawawi al-Bantani dalam Kitab
Naṣ ā’iḥ al-‘Ibā d. Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab.
Andirja, DR. Firanda. (2020). “Belajar Bahasa Arab dari Nol” (Kota
Pasuruan, Jawa Timur : Dar Al-Furqon).
Jamaludin, M. (2021). Aspek Semantis Tarkib Fi'l Muta'addi dan Charf Jarr
dalam Al-Qur'an. Madaniyah.

22
Hidayatullah, S. (2013). Verba Transitif dan Intransitif dalam Bahasa Arab
(Vols. 1 No. 1 mei 2017 ISSN: 2339-2882). Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
DR. H. Rofi’i. (1989). Dalīlun fī Al-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-
Indonesia, (Jakarta Selatan: Persada Kemala).
Mustafa, I., Purwasandy, T. K., & Syafe'i, I. (2020). Kata Kerja Transitif dan
Intransitif dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Studi Linguistik
Kontrastif). Studi Arab.
Hamid, M. A., dkk. (2018). Al-`Arabiyah Li Al-Ḥayāt (jilid 3), (Kota Malang,
Jawa Timur: UIN Maliki Press).
Muhidin, H. Asep, Lc. (2017). Nahwu Shorof Tadrijy: step by step of
gramatical Arabic. (Depok: PT. Khazanah Mimbar Plus).
Bin Muhammad Alkhatib, A. L. (2016). Al-Khathib: ensiklopedia komplit
menguasai shorof tashrif. Mitra Pustaka.
CNN, News Arabic (2023). “Minhā Miṣr duwal `Arabiyyat tuṣdur bayānāt
ḥaula al-hujūm `alā al-kulliyyat al-ḥarbiyyat fī Ḥimṣ al-Sūriyyah”.

23

Anda mungkin juga menyukai