http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa
Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Fi'il mazid are verbs that have affixation or fi'il which gain the addition of ziyadah charity. Ziyadah is one of
the most commonly occurring morphological processes in every word or kalimah in Arabic and involves some
elements in the process, namely the basic form, affix, and grammatical meanings produced. Sometimes this
process make difficulity for Arabic learners to understand Arabic word. Therefore, an analysis of augmentative
verb is required. The purpose of this research is to know all kinds of things about augmentative verbs with the
pattern/wazan, affixation type, verb type, and the semantic meaning contained in first section of Koran. This
research is a qualitative research with library research design. The data in this research are augmentative verbs
or fi'il mazid sourced from the first section of Koran. Technique of collecting data uses documentation technique
and technique of sampling uses purposive sampling. And the method of data analysis uses distributional
technique for the direct element. The results of this research show that in first section of Koran there are 179 fi’il
mazid. But the researchers took and analyzed 75 data samples with purposive sampling technique.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6269
Gedung B4 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ismihidayah86@gmail.com, hasanbusri@mail.unnes.ac.id, singgihkuswardono@gmail.com
45
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
46
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
47
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
peneliti hanya akan fokus membahas satu jenis e. Berdasarkan jumlah huruf dasarnya maka
kata yaitu fi’il. fi’il terbagi dalam dua jenis yaitu fi’il tsulatsi
Fi’il terbagi dalam beberapa jenis dan ruba’i. Fi’il tsulatsi yaitu fi’il yang
berdasarkan kriterianya masing-masing, di dasarnya terdiri dari tiga huruf, sedangkan
antaranya: ruba’i terdiri dari empat huruf.
a. Berdasarkan kala/aspeknya fi’il terbagi
menjadi tiga yaitu madhi, mudhari’ dan amr. Proses Morfologis
Fi’il madhiy yaitu fi’il yang menyatakan Proses morfologis yaitu pembentukan
makna perbuatan yang telah terjadi pada kata-kata dari satuan lain yang merupakan
saat dikatakan, fi’il mudhori’ yaitu fi’il yang bentuk dasarnya (Ramlan 1987:51).Chaer
menunjukkan makna perbuatan yang belum (2012:122) mengistilahkan proses morfologis
selesai pasa saat dikatakan, dan fi’il ‘amr dengan istilah proses morfemis dan memiliki
yaitu fi’il yang menunjukkan makna banyak jenis, yaitu; ziyadah, reduplikasi,
perintah. komposisi, konversi, modifikasi internal, suplesi,
b. Berdasarkan jenis konsonan radikal atau dan abreviasi/pemendekan.
jenis huruf asli maka fi’il terbagi dalam dua
macam, yaitu shachich dan mu’tal. Fi’il Ziyadah
shachich yaitu fi’il yang tidak terdiri dari Ziyadah atau dalam bahasa Arab
konsonan defektif/charf ‘illah (ي,و,)ا. Fi’il ini ziyadah/zawaid adalah proses pembubuhan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu salim, afiks/charf ziyadah pada sebuah dasar atau
mahmuz, mudho’af. Salim tidak terdiri dari bentuk dasar. Sedangkan afiks/charf ziyadah
konsonan hamzah, mahmuz terdiri dari adalah morfem terikat yang dilekatkan pada
konsonan hamzah, dan mudho’af terdiri dari morfem dasar atau akar Afiks/charf ziyadah
syiddah (ّ). Sedangkan fi’il mu’tal yaitu fi’il dalam bahasa Arab disebut sebagai charf ziyadah
yang terdiri dari konsonan defektif/charf Proses penambahan afiks/charf ziyadah dalam
‘illah (ي,و,)ا. Fi’il mu’tal dikelompokkan bahasa Arab dapat dilakukan melalui dua cara,
dalam empat jenis yaitu mitsal, ajwaf, naqish, yaitu mengulang satu huruf asli sehingga
dan lafif. Mu’tal mitsal yaitu huruf pertama menjadi tasydid (ّ) atau menambahkan salah
berupa konsonan defektif, mu’tal ajwaf huruf satu dari sepuluh huruf yang terkumpul dalam
kedua berupa konsonan defektif, mu’tal satu ucapan yaitu سألتمونيها.
naqish huruf ketiga berupa konsonan Para ahli linguistik secara umum
defektif, sedangkan mu’tal lafif yaitu fi’il membagi afiks/charf ziyadah dalam delapan
yang terdiri dari dua konsonan defektif. Jika jenis, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks,
konsonan defektif berdampingan disebut interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks.
mu’tal lafif maqrun, dan jika tidak Suatu dasar tidak hanya dapat mengalami
berdampingan disebut mu’tal lafif mafruq. satu proses ziyadah saja, namun bisa saja satu
c. Berdasarkan keberadaan objeknya fi’il dasar mengalami kombinasi/gabungan dua atau
terbagi atas lazim dan muta’adi. Fi’il lazim tiga jenis ziyadah sekaligus. Kombinasi/mamzuju
yaitu fi’il yang tidak membutuhkan objek ziyadah dalam bahasa Arab dapat terbentuk dari
untuk menyempurnakan maknanya, jenis prefiks+infiks, atau infiks+konfiks.
sedangkan muta’adi membutuhkan objek Berdasarkan beberapa uraian tersebut,
untuk menyempurnakan maknanya. terdapat empat jenis ziyadah dalam bahasa Arab
d. Berdasarkan keberadaan subjeknya fi’il dan akan menjadi kajian dalam penelitian ini,
terbagi atas ma’lum dan majhul. Fi’il ma’lum yaitu;
yaitu fi’il yang menampakkan subjeknya 1) Prefiks (sabiqah)
dalam klausa/kalimat, sedangkan majhul Yaitu afiks/charf ziyadah yang diletakkan
yaitu fi’il yang tidak menampakkan di depan kata dasar. Proses pembentukannya
subjeknya dalam klausa atau kalimat. disebut sebagai prefiksasi. Proses prefiks dalam
48
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
bahasa Arab sering dijumpai pada isim, fi’il, mengalami penambahan dua huruf ziyadah dan
maupun harf. Sedangkan contoh prefiksasi fi’il menjadi fi’il khumasi ada lima wazan, yaitu; ا ْنفعل,
dalam bahasa Arab yaitu kata ‘ حصدmemanen’ ا ْفتعل, ا ْفعل, تفعل, تفاعل. Sedangkan fi’il tsulatsi yang
yang mendapat tambahan + اdi awal menjadi mengalami penambahan tiga huruf ziyadah dan
أحْ صدsehingga maknanya berubah menjadi ‘telah menjadi fi’il khumasi ada empat wazan, yaitu;
tiba waktunya panen’. اسْت ْفعل, ا ْفع ْوعل, ا ْفعال, ا ْفعول.
2) Infiks (dakhilah)
Yaitu afiks/charf ziyadah yang diletakkan 2) Wazan Fi’il Ruba’i (fi’il quadriliteral)
di dalam bentuk dasar, dan proses imbuhannya Fi’il Ruba’i yang mengalami penambahan
disebut sebagai infiksasi. Contoh infiksasi fi’il satu huruf ziyadah dan menjadi fi’il khumasi ada
dalam bahasa Arab yaitu kata ‘ قربdekat’ yang satu wazan, yaitu تف ْعلل. Sedangkan fi’il ruba’i yang
mendapatkan tambahan اdi tengah/di dalam mengalami penambahan dua huruf ziyadah dan
sehingga menjadi قارب ‘terus-menerus menjadi fi’il sudasi ada dua wazan, yaitu ا ْفع ْنللdan
mendekat'. ا ْفعلل.
3) Konfiks
Yaitu afiks/charf ziyadah yang terdiri atas Semantik
dua unsur, yaitu di depan dan di belakang Semantik dalam arti luas diartikan sebagai
bentuk dasar, dan proses imbuhan tersebut hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang
disebut konfiksasi. Contoh konfiksasi fi’il dalam merupakan wadah penerapan tanda-tanda
bahasa Arab yaitu kata ‘ قشعرmenggigil’ yang tersebut (Tarigan 2015:3). Sedangkan (Yule
menerima tambahan afiks/charf ziyadah di depan 2015:164) mendefinisikan semantik sebagai ilmu
berupa اdan di belakang berupa syiddah menjadi yang mengkaji makna kata, frasa, dan kalimat.
kata ‘ اقشعرsangat menggigil’. Dengan demikian semantik merupakan cabang
4) Kombinasi/Mamzuju ziyadah ilmu linguistik yang fokus mengkaji tentang
Mamzuju ziyadah dapat terbentuk antara makna atau arti.
prefiks dan infiks seperti kata اِ ْشترىyang berasal Makna merupakan pertautan yang ada di
dari dasar شرىmendapatkan prefiks اdan infiks antara unsur–unsur bahasa itu sendiri (terutama
ت, atau kombinasi konfiks dan infiks seperti kata-kata) Achmad dan Abdullah (2013:90).
pada kata احضار. Makna dalam kajian semantik terbagi dalam
banyak jenis, setiap tokoh membagi jenis makna
Ziyadah dalam Fi’il Bahasa Arab berdasarkan kriteria atau sudut pandang masing-
Ziyadah pada fi’il bahasa Arab dapat masing.
dilakukan dengan dua cara yaitu menggandakan Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
huruf dengan menambahkan syaddah atau tad’if, dalam bidang morfosemantis yang akan
atau penambahan satu atau lebih huruf ziyadah mendeskripsikan tentang perubahan fi’il beserta
yang tergabung dalam ( سألتمونيهاAl-Ghaniy perubahan makna yang terjadi padanya, maka
2010:39-40). dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
Proses penambahan huruf ziyadah dalam dua jenis makna, yaitu leksikal dan gramatikal.
fi’il dapat terbentuk dari dua macam yaitu 1. Makna Leksikal
bentuk triliteral/tsulatsi dan quadriliteral/ruba’i. Chaer (2009:60) menyebutkan bahwa
Fi’il tsulatsi dapat menerima satu, dua, atau tiga makna leksikal yaitu makna yang sesuai dengan
huruf ziyadah. Sedangkan fi’il ruba’i dapat referennya, yaitu sesuai dengan observasi alat
menerima satu atau dua huruf. Dan setiap fi’il indera, atau makna yang sungguh-sungguh
tersebut memiliki wazan masing-masing. nyata dalam kehidupan kita.
1) Wazan fi’il tsulatsi (verba triliteral) Makna leksikal menjadi salah satu
Fi’il tsulatsi yang mengalami penambahan bahasan dalam penelitian ini dikarenakan
satu huruf ziyadah dan menjadi fi’il ruba’i ada tiga makna tersebut merupakan makna dasar/makna
wazan, yaitu; أ ْفعل, فاعل, فعل. Fi’il tsulatsi yang asli yang dimiliki oleh sebuah kata. Untuk
49
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
mengetahui adanya perubahan makna pada menjadikan fi’il dari dasar isim )إلتخاذ الفعل من
proses ziyadah tentunya perlu juga mengerti (اإلسم,()بمعنى المجرد, ‘bersungguh-sungguh dalam
makna asli kata tersebut seperti yang terdapat melakukan pekerjaan’ ()في طلب الفعل لإلجتهاد,
dalam kamus bahasa Arab. Contoh makna ‘sangat’ ()للمبالغة في معنى الفعل.
leksikal dalam bahasa Arab yaitu pada kata شفع 6. Wazan ا ْفعل
yang memiliki makna leksikal ‘membantu’. Memiliki dua makna, yaitu; menguatkan
2. Makna Gramatikal warna dan ‘aib ()للمبالغة في قوة اللون والعيبdan hasil
Makna gramatikal merupakan makna dari pekerjaan()للمطاوعة.
yang hadir sebagai akibat adanya proses 7. Wazan تفعل
morfologis seperti ziyadah, reduplikasi, Memiliki beberapa makna, yaitu; ‘hasil
komposisi, dan sebagainya (Chaer 2009:62). pekerjaan’ ()للمطاوعة, ‘terpengaruh sesuatu’ ( لتكلف
Contoh makna gramatikal dalam bahasa Arab )األمر, ‘menjadikan’ ()للصيرورة, menjadikan fi’il
dan menjadi bagian dalam penelitian ini yaitu dari dasar isim()إلتخاذ الفعل من اإلسم, dan
kata شفعyang memiliki makna leksikal ‘menghindar dari perbuatan yang tidak baik’
‘membantu’ mengalami ziyadah yaitu ()لإلجتناب الفعل وتحاشيه,
penambahan syaddah menjadi شفعsehingga 8. Wazan تفاعل
maknanya berubah menjadi ‘menerima Memiliki beberapa makna, yaitu;
bantuan’. ‘berpura-pura’ ()للتظاهر, ‘bertahap’ ()للتدريج,saling
bekerja sama ()لإلشتراك بين اثنين فأكثر
Makna Ziyadatu Fi’il Bahasa Arab 9. Wazan اسْت ْفعل
Setiap wazan pembentuk ziyadah fi’il baik Memiliki beberapa makna, yaitu;
itu yang berasal dari tsulatsi maupun ruba’i ‘meminta’ ()للطلب, ‘perubahan dan menjadi’
memiliki makna yang berbeda-beda, yaitu: ()للتحول والصيرورة, ‘melebih-lebihkan’ ()للمبالغة,
1. Wazan أ ْفعل ‘hasil dari pekerjaan’ ()للمطاوعة, ‘sama dengan fi’il
Memiliki beberapa makna, yaitu; ()للتعدية sebelum adanya ziyadah’ ()بمعنى المجرد,
‘mentransitifkan verba intransitif’, ()للمطاوعة ‘meringkas ungkapan’ (العبارة )الختصار,
‘akibat’, (‘ )للمصادقةpembenaran’, ()للسلب واإلزالة ‘melekatnya fi’il pada pelaku sehingga fi’il itu
‘menghilangkan’, (‘ )لإلعانةmembantu’. menjadi sifat pelaku’ ( لداللة على مالزمة الفاعل للفعل
2. Wazan فاعل )حتى صار الفعل صفة له, ‘menguatkan sifat maf’ul bih’
Memiliki beberapa makna, yaitu;()للمشاركة ()العتقاد المتكلم صفة الفعل في المفعول به,dan ‘kebetulan’
‘saling/ikut serta’,()للمواالة ‘terus ()للمصادفة.
menerus/kontinu’, (‘ )بمعنى المجردsama dengan 10. Wazan ا ْفع ْوعل
fi’il sebelum terziyadah’, (‘ )للتكثيرmemperbanyak’. Memiliki dua makna, yaitu; ‘melebih-
3. Wazan فعل lebihkan’ ( )للمبالغةdan ‘menjadi atau hasil dari
Memiliki beberapa makna, yaitu; )يتعدي فعل suatu pekerjaan’ ()للصيرورة.
(‘ للتعدية الالزمmentransitifkan verba intransitif’, 11. Wazan ا ْفعال
‘memperbanyak’ ()للتكثير, menjadikan fi’il dari Memiliki satu makna, yaitu; ‘menguatkan
dasar isim()إلتخاذ الفعل من اإلسم, ‘waktu dan tempat warna atau aib/cacat’ ()للمبالغة في قوة اللون والعيب.
peristiwa terjadi’ )للزمان والمكان اللذين أحدث فيهما الفاعل 12. Wazan ا ْفعول
(الفعل, ‘menisbatkan objek’ )لنسبة المفعول به إلى حدث Memiliki satu makna, yaitu; ‘melebih-
(الفعل الذي ضعف. lebihkan’ ()للمبالغة.
4. Wazan ا ْنفعل 13. Wazan تف ْعلل
Memiliki satu makna, yaitu;‘ للمطاوعةhasil Memiliki satu makna, yaitu; ‘hasil dari
dari suatu perbuatan’. suatu pekerjaan’ ()للمطاوعة
5. Wazan ا ْفتعل 14. Wazan ا ْفع ْنلل
Memiliki beberapa makna, yaitu;للمطاوعة Memiliki satu makna, yaitu; ‘hasil dari
‘hasil dari suatu perbuatan’, ‘menjelaskan suatu pekerjaan’ ()للمطاوعة
maksud pekerjaan’ ()إلظهار مضمون الفعل, 15. Wazan ا ْفعلل
50
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
Memiliki dua makna, yaitu; ‘hasil dari d. Penyimpulan, peneliti menerjemahkan dan
suatu pekerjaan’ ( )للمطاوعةdan ‘melebih- menganalisis data untuk selanjutnya
lebihkan’ ()للمبالغة. disimpulkan hasil penelitian tentang fi’il mazid
dalam Al-Qur’an juz 1.
51
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
(ّ،)ت, serta tidak ditemukan fi’il mazid jenis ini menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an juz 1
sabiqatu lahiqah. terdapat sekitar 179 fi’il mazid. Peneliti
mengambil 75 data sampel dengan teknik
Jenis Fi’il Mazid purposive sampling. (1) Wazan fi’il mazid terdiri
Berdasarkan penelitian yang telah atas delapan wazan, dengan rincian 25 fi’il wazan
dilakukan ditemukan beberapa jenis fi’il mazid أ ْفعل, 4 fi’il wazan فاعل, 14 fi’il wazan فعل, 10 fi’il
berdasarkan kriteria; a. Sesuai kala/aspeknya wazan ا ْفتعل, 1 fi’il wazan ا ْنفعل, 9 fi’il wazan تفعل,2
maka terdapat 33 fi’il berjenis madhiy, 34 fi’il fi’il wazan تفاعل,dan 9 fi’il wazan اِست ْفعل. (2) Jenis
jenis mudhori’, dan 8 fi’il jenis ‘amr b. Sesuai jenis ziyadah dan charf ziyadah fi’il mazid terdiri atas
konsonan radikal maka terdapat 26 fi’il jenis tiga jenis ziyadah yaitu sabiqah, dakhilah, dan
shachich salim, 5 fi’il jenis shachich mahmuz, 11 fi’il mamzuju ziyadah, dengan charf ziyadah yang
jenis shachich mudho’af, 3 fi’il jenis mu’tal mitsal, 8 bermacam-macam. (3) Jenis fi’il mazid
fi’il jenis mu’tal ajwaf, 13 fi’il jenis mu’tal naqish, 6 dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu: a.
fi’il jenis mu’tal lafif mafruq, dan 3 fi’il jenis mu’tal sesuai kala/aspek, b. Sesuai jenis konsonan
lafif maqrun, c. Sesuai keberadaan objek maka 67 radikal, c. Sesuai keberadaan objek, d. Sesuai
fi’il berjenis muta’adi, dan 8 fi’il berjenis lazim, d. keberadaan subjek, dan e. Sesuai jumlah huruf
Sesuai keberadaan subjek maka 72 fi’il berjenis dasar. (4) Peran semantis fi’il mazid terdiri atas
ma’lum (aktif), dan 3 fi’il berjenis majhul (pasif), 19 makna.
e. Sesuai jumlah huruf dasar maka 75 fi’il
berjenis tsulatsi (triliteral) dan 0 fi’il jenis ruba’i SARAN
(quadriliteral). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa
Makna Semantis Fi’il Mazid saran kepada pembaca, linguis, dan pembelajar
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan bahasa Arab agar mampu memahami dan
oleh peneliti terhadap 75 data fi’il mazid dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
Al-Qur’an juz 1 maka terdapat 19 jenis makna khususnya dalam hal penguasaan kaidah bahasa
dengan rincian sebagai berikut; 3 data bermakna Arab yang berhubungan dengan fi’il mazid,
للطلب, 24 data bermakna(للتعدية)يتعدي فعل الالزم, 3 yaitu:
data bermakna للصيرورة, 8 data bermakna للمطاوعة 1. Bagi pembelajar/mahasiswa bahasa Arab,
, 1 data bermakna لمالزمة الفاعل للفعل حتى صار الفعل hendaknya dapat meningkatkan kemauan,
صفة له, 3 data bermakna للتكثير, 1 data bermakna kemampuan, serta wawasan berpikir
العتقاد المتكلم صفة الفعل, 4 data bermakna لإلعانة, 5 tentang bahasa Arab agar mudah dalam
data bermakna بمعنى المجرد, 2 data bermakna لدخول menghadapi hal-hal yang berhubungan
في الشيء, 2 data bermakna للمصادقة, 4 data dengan linguistik Arab terutama tentang fi’il
bermakna إلتخاذ الفعل من االسم, 7 data mazid.
bermakna لإلتخاذ, 1 data bermakna إلجتناب الفعل 2. Bagi linguis, hendaknya dapat
وتحاشيه, 2 data bermakna للمشاركة)إلشتراك بين اثنين mengembangkan penelitian awal ini karena
(فأكثر, 2 data bermaknaلتكلف األمر وادعاؤه, 1 data banyak hal yang perlu digali lebih dalam
bermakna للداللة على السلب واإلزالة, 1 data bermakna lagi.
إلظهار مضمون الفعل وإبرازه, 1 data bermakna للمبالغة. 3. Bagi pembaca karya ini, hendaknya dapat
lebih kritis menghadapi fenomena
SIMPULAN kebahasaan serta lebih giat dalam
Berdasarkan penelitian yang telah melakukan penelitian-penelitian tentang
dilakukan dalam Al-Qur’an juz 1 peneliti kebahasaan/linguistik.
menemukan 179 data berupa fi’il mazid. Namun
karena jumlah data terlalu banyak, maka
peneliti hanya mengambil 75 data. Dari 75 data
tersebut peneliti menemukan (1) Hasil penelitian
52
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)
53