Anda di halaman 1dari 9

LISANUL ARAB 7 (1) (2018)

Journal of Arabic Learning and Teaching

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa

FI’IL MAZID DALAM AL-QUR’AN JUZ 1 (TINJAUAN MORFOSEMANTIS)

Nur Hidayah , Hasan Busri, Singgih Kuswardono 

Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Fi’il mazid merupakan fi’il yang mengalami ziyadah atau fi’il yang mendapatkan penambahan
Diterima Januari 2018 charf ziyadah. Ziyadah merupakan salah satu proses morfologis yang paling sering terjadi dalam
Disetujui Februari 2018 setiap kalimah/kata dalam bahasa Arab dan melibatkan beberapa unsur dalam prosesnya, yaitu
Dipublikasikan Juni 2018 berupa bentuk dasar, afiks/charf ziyadah, dan makna gramatikal yang dihasilkan. Terkadang hal
________________ inilah yang menyulitkan para pembelajar bahasa Arab dalam memahami kalimah Arab. Oleh
Keywords: sebab itu, diperlukan suatu analisis tentang fi’il mazid. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
Fi’il Mazid, Morfologi, mengetahui bentuk fi’il mazid dalam Al-Qur’an juz 1 beserta wazan, jenis ziyadah, afiks/charf
Semantis, Al-Qur’an. ziyadah, jenis fi’il, dan peran semantisnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
____________________ desain studi pustaka (library research). Data dalam penelitian ini yaitu berupa fi’il mazid/ fi’il
mazid yang bersumber dari Al-Qur’an juz 1 dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi
serta instrumen penelitian berupa kartu data dan lembar rekapitulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an juz 1 terdapat 179 fi’il mazid. Namun peneliti mengambil
dan menganalisis 75 sampel data dengan teknik purposive sampling.

Abstract
___________________________________________________________________
Fi'il mazid are verbs that have affixation or fi'il which gain the addition of ziyadah charity. Ziyadah is one of
the most commonly occurring morphological processes in every word or kalimah in Arabic and involves some
elements in the process, namely the basic form, affix, and grammatical meanings produced. Sometimes this
process make difficulity for Arabic learners to understand Arabic word. Therefore, an analysis of augmentative
verb is required. The purpose of this research is to know all kinds of things about augmentative verbs with the
pattern/wazan, affixation type, verb type, and the semantic meaning contained in first section of Koran. This
research is a qualitative research with library research design. The data in this research are augmentative verbs
or fi'il mazid sourced from the first section of Koran. Technique of collecting data uses documentation technique
and technique of sampling uses purposive sampling. And the method of data analysis uses distributional
technique for the direct element. The results of this research show that in first section of Koran there are 179 fi’il
mazid. But the researchers took and analyzed 75 data samples with purposive sampling technique.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6269
Gedung B4 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ismihidayah86@gmail.com, hasanbusri@mail.unnes.ac.id, singgihkuswardono@gmail.com

45
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

PENDAHULUAN Nomina (isim) yaitu kata yang menunjukkan


arti sesuatu tanpa terkait dengan kala atau
Bahasa merupakan alat sistem lambang waktu. Fi’il merupakan kata kerja atau fi’il yang
bunyi yang arbitrer dan digunakan oleh para menunjukkan arti terjadinya sesuatu pekerjaan
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, pada masa lampau, sekarang, atau yang akan
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri datang. Sedangkan partikel (charf) adalah kata
(Achmad dan Abdullah 2012:3). Bahasa yang yang tidak tampak artinya dengan jelas kecuali
digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi apabila tersusun dengan kata lain (Irawati
dan berekspresi dengan sesama sangatlah 2013:110).
beragam, salah satunya yaitu bahasa Arab. Para tata bahasawan tradisional tidak
Bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci mengenal istilah dan konsep morfem, namun
Al-Quran seperti firman Allah “Sesungguhnya yang dikenal yaitu kata (Chaer 2007:162).
Kami telah menjadikan Al-Quran dalam bahasa Menurut mereka kata adalah satuan bahasa
Arab, supaya kalian memahaminya” (QS. Az- yang memiliki satu pengertian atau deretan
Zukhruf:3). Selain itu bahasa Arab juga huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan
merupakan bahasa agama Islam yang memiliki memiliki satu arti (Achmad dan Abdullah
jumlah pemeluk terbanyak di dunia. Segala 2013:61). Dengan demikian maka antara kata
bentuk hukum agama tertulis dalam bahasa dengan morfem memiliki keterkaitan yang erat
Arab. Sehingga orang yang mempelajari agama dan bahkan hampir tidak bisa dibedakan.
Islam akan merasa tertuntut untuk mempelajari Namun sebuah kata dapat terbentuk dari
bahasa Arab. Sehingga sekarang ini terdapat beberapa morfem dasar melalui proses
banyak pondok pesantren, sekolah Islam, morfologis.
bahkan perguruan tinggi yang memasukkan Proses morfologis secara umum terbagi
bahasa Arab sebagai salah jurusannya (Gazzawi dalam beberapa jenis, salah satunya yaitu
dalam Arsyad 1997:1). ziyadah. Ziyadah atau az-zawāid adalah proses
Pembahasan tentang bahasa tidak terlepas pembubuhan afiks/charf ziyadah pada sebuah
dari ilmu yang mengkajinya yaitu linguistik. dasar atau bentuk dasar, dapat berupa akar,
Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan kompleks, atau frase. Afiks/charf ziyadah
dengan bahasa atau induk ilmu bahasa yang biasanya berupa morfem terikat yang
objek kajiannya meliputi fonologi, morfologi, diimbuhkan pada suatu dasar. Ditinjau dari
sintaksis, dan semantik (Suhardi 2013:13-28). posisi melekatnya pada bentuk dasar, secara
Morfologi dalam bahasa Arab dikenal umum afiks/charf ziyadah dibedakan atas
sebagai ilmu sharaf. Yaitu ilmu yang membahas beberapa jenis, diantaranya; prefiks, infiks,
kaidah/aturan pembentukan kata dalam bahasa sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks (Chaer
Arab dan tidak membahas tentang i’rab (jabatan 2012:178). Namun dalam bahasa Arab hanya
kata dalam kalimat) dan bina’ dan objek ada tiga afiks/charf ziyadah saja yang dapat
kajiannya yaitu berupa isim-isim mu’rab dan masuk dalam suatu dasar, yaitu prefiks, infiks,
fi’il-fi’il mutasharif (Rifa’i 2012:15). Dengan dan konfiks.
demikian, ilmu sharaf sangatlah penting dalam Suatu dasar tidak hanya dapat mengalami
bahasa Arab yang membicarakan seluk-beluk satu proses ziyadah saja, namun bisa saja satu
morfem dan kata serta tidak sampai pada dasar mengalami kombinasi/gabungan dua atau
tataran kalimat. tiga jenis ziyadah sekaligus. Kombinasi ziyadah
Morfem merupakan satuan gramatikal dalam bahasa Arab dapat terbentuk dari jenis
terkecil yang memiliki makna dan tidak dapat prefiks+infiks, atau infiks+konfiks. Sehingga
lagi dibagi menjadi satuan yang lebih kecil secara keseluruhan jenis afiks/charf ziyadah
(Achmad dan Abdullah 2012:55). Terdapat tiga dalam bahasa Arab dan sekaligus menjadi kajian
jenis morfem dalam kajian bahasa Arab, yaitu penelitian ini ada empat macam, yaitu; prefiks,
nomina (isim), verba (fi’il), serta partikel (charf). infiks, konfiks, dan kombinasi.

46
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

Terlibat beberapa unsur dalam proses Wafi (2008:128) menyatakan bahwa


ziyadah, yaitu; (1) dasar atau bentuk dasar, (2) unsur-unsur bahasa Arab secara umum terbagi
afiks/charf ziyadah, dan (3) makna gramatikal atas dua jenis, yaitu aswat/fonologi dan
yang dihasilkan (Chaer 2007:117). Sehingga dilalah/semantik. Namun berbeda dengan
pembahasan mengenai ziyadah fi’il juga aswat/fonologi, dilalah/semantik yang
berkaitan dengan disiplin ilmu semantik. mempelajari tentang makna ini meliputi empat
Fi’il mazid/fi’il yang mengalami bidang kajian, yaitu; mufrodat/ leksikologi,
ziyadah/ fi’il mazid dipilih oleh peneliti sebagai nahwu/ sintaksis, sharf/ morfologi, dan balaghah/
pokok kajian dalam penelitian ini dikarenakan stilistik. Jadi secara keseluruhan unsur-unsur
ziyadah merupakan salah satu proses morfologis bahasa Arab terbagi atas lima bidang kajian,
bahasa Arab yang paling sering terjadi dalam yaitu; aswat/ fonologi, mufrodat/ leksikologi,
setiap kalimah/kata dalam bahasa Arab. nahwu/ sintaksis, sharf/ morfologi, dan balaghah/
Sehingga para pembelajar bahasa Arab harus stilistik.
benar-benar mengetahui dan memahami proses
tersebut beserta wazan, huruf tambahan, jenis Morfologi
proses ziyadah, jenis fi’il mazid, serta perubahan Alwasilah (2011:115) mengartikan
makna yang menyertai fi’il mazid tersebut. morfologi sebagai studi tentang struktur
Namun berdasarkan pengamatan peneliti gramatik kata atau bentuk kata. Morfologi
terhadap para mahasiswa bahasa Arab selama dalam bahasa Arab dikenal dengan ilmu sharfiy
proses pembelajaran, pemahaman tentang fi’il atau ilmu isytiqaq. Yaitu ilmu yang membahas
mazid masih kurang. tentang pembentukan kata beserta syighat-nya
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang dengan menerangkan proses pembentukan
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW hurufnya baik melalui penambahan (ziyadah),
sebagai penerang, petunjuk, pedoman, serta penghapusan (chadf), pertukaran (ibdal), dan lain
rahmat yang kekal abadi sekaligus sebagai sebagainya. Objek kajian morfologi Arab adalah
mukjizat Rasulullah Muhammad SAW. Al- kata yang terlepas dari unsur sintaksisnya,
Qur’an juga merupakan kitab yang banyak sedangkan fokus kajiannya adalah asmaul
mengandung keajaiban robbani luar biasa, baik mutamakkinah (compatible noun) dan af’a>l al
itu keindahan susunan kata dan kalimatnya mutasharrifah (variable verb) (Al-Ghaniy 2010:19).
maupun gaya bahasanya sehingga tak ada yang
mampu menandinginya Satuan Morfologi
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, seluruhnya Satuan morfologi berupa morfem dan
terdiri dari 114 surat dan 6236 ayat. Juz 1 dipilih kata. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil
sebagai objek peneliti dalam penelitian ini yang bermakna, dapat berupa akar (dasar) dan
dikarenakan di dalamnya banyak mengandung dapat berupa afiks/charf ziyadah (Ramlan
unsur fi’il mazid. Selain itu keterbatasan waktu 1987:37). Sedangkan kata merupakan satuan
dan kemampuan peneliti yang belum mampu terbesar dalam tataran morfologis dan hasil dari
menganalisis seluruh isi Al-Qur’an sebanyak 30 proses morfologis.
juz menjadi alasan peneliti menganalisis Al- Yazid dan Hubeis (2011:1) menyatakan
Qur’an Juz 1 saja. bahwa kata atau dalam bahasa Arab disebut
Berdasarkan beberapa uraian di atas, kalimah dibagi dalam tiga jenis, yaitu; fi’il, isim,
peneliti tertarik untuk meneliti tentang analisis dan charf. Fi’il yaitu kata yang menunjukkan
morfosemantis secara mendalam mengenai fi’il suatu makna dan menyatakan arti waktu
mazid/kata kerja terziyadah/fi’il mazid yang (zaman). Isim yaitu kata yang menunjukkan
terdapat dalam Al-Qur’an Juz 1. suatu makna serta tidak berkaitan dengan
waktu. Sedangkan charf yaitu suatu kata yang
LANDASAN TEORETIS tidak menunjukkan suatu makna nyata tanpa
Unsur-unsur Bahasa Arab kata yang lain. Namun dalam penelitian ini

47
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

peneliti hanya akan fokus membahas satu jenis e. Berdasarkan jumlah huruf dasarnya maka
kata yaitu fi’il. fi’il terbagi dalam dua jenis yaitu fi’il tsulatsi
Fi’il terbagi dalam beberapa jenis dan ruba’i. Fi’il tsulatsi yaitu fi’il yang
berdasarkan kriterianya masing-masing, di dasarnya terdiri dari tiga huruf, sedangkan
antaranya: ruba’i terdiri dari empat huruf.
a. Berdasarkan kala/aspeknya fi’il terbagi
menjadi tiga yaitu madhi, mudhari’ dan amr. Proses Morfologis
Fi’il madhiy yaitu fi’il yang menyatakan Proses morfologis yaitu pembentukan
makna perbuatan yang telah terjadi pada kata-kata dari satuan lain yang merupakan
saat dikatakan, fi’il mudhori’ yaitu fi’il yang bentuk dasarnya (Ramlan 1987:51).Chaer
menunjukkan makna perbuatan yang belum (2012:122) mengistilahkan proses morfologis
selesai pasa saat dikatakan, dan fi’il ‘amr dengan istilah proses morfemis dan memiliki
yaitu fi’il yang menunjukkan makna banyak jenis, yaitu; ziyadah, reduplikasi,
perintah. komposisi, konversi, modifikasi internal, suplesi,
b. Berdasarkan jenis konsonan radikal atau dan abreviasi/pemendekan.
jenis huruf asli maka fi’il terbagi dalam dua
macam, yaitu shachich dan mu’tal. Fi’il Ziyadah
shachich yaitu fi’il yang tidak terdiri dari Ziyadah atau dalam bahasa Arab
konsonan defektif/charf ‘illah (‫ي‬,‫و‬,‫)ا‬. Fi’il ini ziyadah/zawaid adalah proses pembubuhan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu salim, afiks/charf ziyadah pada sebuah dasar atau
mahmuz, mudho’af. Salim tidak terdiri dari bentuk dasar. Sedangkan afiks/charf ziyadah
konsonan hamzah, mahmuz terdiri dari adalah morfem terikat yang dilekatkan pada
konsonan hamzah, dan mudho’af terdiri dari morfem dasar atau akar Afiks/charf ziyadah
syiddah (ّ). Sedangkan fi’il mu’tal yaitu fi’il dalam bahasa Arab disebut sebagai charf ziyadah
yang terdiri dari konsonan defektif/charf Proses penambahan afiks/charf ziyadah dalam
‘illah (‫ي‬,‫و‬,‫)ا‬. Fi’il mu’tal dikelompokkan bahasa Arab dapat dilakukan melalui dua cara,
dalam empat jenis yaitu mitsal, ajwaf, naqish, yaitu mengulang satu huruf asli sehingga
dan lafif. Mu’tal mitsal yaitu huruf pertama menjadi tasydid (ّ) atau menambahkan salah
berupa konsonan defektif, mu’tal ajwaf huruf satu dari sepuluh huruf yang terkumpul dalam
kedua berupa konsonan defektif, mu’tal satu ucapan yaitu ‫سألتمونيها‬.
naqish huruf ketiga berupa konsonan Para ahli linguistik secara umum
defektif, sedangkan mu’tal lafif yaitu fi’il membagi afiks/charf ziyadah dalam delapan
yang terdiri dari dua konsonan defektif. Jika jenis, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks,
konsonan defektif berdampingan disebut interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks.
mu’tal lafif maqrun, dan jika tidak Suatu dasar tidak hanya dapat mengalami
berdampingan disebut mu’tal lafif mafruq. satu proses ziyadah saja, namun bisa saja satu
c. Berdasarkan keberadaan objeknya fi’il dasar mengalami kombinasi/gabungan dua atau
terbagi atas lazim dan muta’adi. Fi’il lazim tiga jenis ziyadah sekaligus. Kombinasi/mamzuju
yaitu fi’il yang tidak membutuhkan objek ziyadah dalam bahasa Arab dapat terbentuk dari
untuk menyempurnakan maknanya, jenis prefiks+infiks, atau infiks+konfiks.
sedangkan muta’adi membutuhkan objek Berdasarkan beberapa uraian tersebut,
untuk menyempurnakan maknanya. terdapat empat jenis ziyadah dalam bahasa Arab
d. Berdasarkan keberadaan subjeknya fi’il dan akan menjadi kajian dalam penelitian ini,
terbagi atas ma’lum dan majhul. Fi’il ma’lum yaitu;
yaitu fi’il yang menampakkan subjeknya 1) Prefiks (sabiqah)
dalam klausa/kalimat, sedangkan majhul Yaitu afiks/charf ziyadah yang diletakkan
yaitu fi’il yang tidak menampakkan di depan kata dasar. Proses pembentukannya
subjeknya dalam klausa atau kalimat. disebut sebagai prefiksasi. Proses prefiks dalam

48
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

bahasa Arab sering dijumpai pada isim, fi’il, mengalami penambahan dua huruf ziyadah dan
maupun harf. Sedangkan contoh prefiksasi fi’il menjadi fi’il khumasi ada lima wazan, yaitu; ‫ا ْنفعل‬,
dalam bahasa Arab yaitu kata ‫‘ حصد‬memanen’ ‫ا ْفتعل‬,‫ ا ْفعل‬,‫ تفعل‬,‫ تفاعل‬. Sedangkan fi’il tsulatsi yang
yang mendapat tambahan +‫ ا‬di awal menjadi mengalami penambahan tiga huruf ziyadah dan
‫ أحْ صد‬sehingga maknanya berubah menjadi ‘telah menjadi fi’il khumasi ada empat wazan, yaitu;
tiba waktunya panen’. ‫اسْت ْفعل‬,‫ ا ْفع ْوعل‬,‫ ا ْفعال‬,‫ ا ْفعول‬.
2) Infiks (dakhilah)
Yaitu afiks/charf ziyadah yang diletakkan 2) Wazan Fi’il Ruba’i (fi’il quadriliteral)
di dalam bentuk dasar, dan proses imbuhannya Fi’il Ruba’i yang mengalami penambahan
disebut sebagai infiksasi. Contoh infiksasi fi’il satu huruf ziyadah dan menjadi fi’il khumasi ada
dalam bahasa Arab yaitu kata ‫‘ قرب‬dekat’ yang satu wazan, yaitu ‫تف ْعلل‬. Sedangkan fi’il ruba’i yang
mendapatkan tambahan ‫ ا‬di tengah/di dalam mengalami penambahan dua huruf ziyadah dan
sehingga menjadi ‫قارب‬ ‘terus-menerus menjadi fi’il sudasi ada dua wazan, yaitu ‫ ا ْفع ْنلل‬dan
mendekat'. ‫ا ْفعلل‬.
3) Konfiks
Yaitu afiks/charf ziyadah yang terdiri atas Semantik
dua unsur, yaitu di depan dan di belakang Semantik dalam arti luas diartikan sebagai
bentuk dasar, dan proses imbuhan tersebut hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang
disebut konfiksasi. Contoh konfiksasi fi’il dalam merupakan wadah penerapan tanda-tanda
bahasa Arab yaitu kata ‫‘ قشعر‬menggigil’ yang tersebut (Tarigan 2015:3). Sedangkan (Yule
menerima tambahan afiks/charf ziyadah di depan 2015:164) mendefinisikan semantik sebagai ilmu
berupa ‫ ا‬dan di belakang berupa syiddah menjadi yang mengkaji makna kata, frasa, dan kalimat.
kata ‫‘ اقشعر‬sangat menggigil’. Dengan demikian semantik merupakan cabang
4) Kombinasi/Mamzuju ziyadah ilmu linguistik yang fokus mengkaji tentang
Mamzuju ziyadah dapat terbentuk antara makna atau arti.
prefiks dan infiks seperti kata ‫اِ ْشترى‬yang berasal Makna merupakan pertautan yang ada di
dari dasar ‫ شرى‬mendapatkan prefiks ‫ ا‬dan infiks antara unsur–unsur bahasa itu sendiri (terutama
‫ت‬, atau kombinasi konfiks dan infiks seperti kata-kata) Achmad dan Abdullah (2013:90).
pada kata ‫احضار‬. Makna dalam kajian semantik terbagi dalam
banyak jenis, setiap tokoh membagi jenis makna
Ziyadah dalam Fi’il Bahasa Arab berdasarkan kriteria atau sudut pandang masing-
Ziyadah pada fi’il bahasa Arab dapat masing.
dilakukan dengan dua cara yaitu menggandakan Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
huruf dengan menambahkan syaddah atau tad’if, dalam bidang morfosemantis yang akan
atau penambahan satu atau lebih huruf ziyadah mendeskripsikan tentang perubahan fi’il beserta
yang tergabung dalam ‫( سألتمونيها‬Al-Ghaniy perubahan makna yang terjadi padanya, maka
2010:39-40). dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
Proses penambahan huruf ziyadah dalam dua jenis makna, yaitu leksikal dan gramatikal.
fi’il dapat terbentuk dari dua macam yaitu 1. Makna Leksikal
bentuk triliteral/tsulatsi dan quadriliteral/ruba’i. Chaer (2009:60) menyebutkan bahwa
Fi’il tsulatsi dapat menerima satu, dua, atau tiga makna leksikal yaitu makna yang sesuai dengan
huruf ziyadah. Sedangkan fi’il ruba’i dapat referennya, yaitu sesuai dengan observasi alat
menerima satu atau dua huruf. Dan setiap fi’il indera, atau makna yang sungguh-sungguh
tersebut memiliki wazan masing-masing. nyata dalam kehidupan kita.
1) Wazan fi’il tsulatsi (verba triliteral) Makna leksikal menjadi salah satu
Fi’il tsulatsi yang mengalami penambahan bahasan dalam penelitian ini dikarenakan
satu huruf ziyadah dan menjadi fi’il ruba’i ada tiga makna tersebut merupakan makna dasar/makna
wazan, yaitu; ‫أ ْفعل‬,‫ فاعل‬,‫ فعل‬. Fi’il tsulatsi yang asli yang dimiliki oleh sebuah kata. Untuk

49
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

mengetahui adanya perubahan makna pada menjadikan fi’il dari dasar isim ‫)إلتخاذ الفعل من‬
proses ziyadah tentunya perlu juga mengerti (‫اإلسم‬,(‫)بمعنى المجرد‬, ‘bersungguh-sungguh dalam
makna asli kata tersebut seperti yang terdapat melakukan pekerjaan’ (‫)في طلب الفعل لإلجتهاد‬,
dalam kamus bahasa Arab. Contoh makna ‘sangat’ (‫)للمبالغة في معنى الفعل‬.
leksikal dalam bahasa Arab yaitu pada kata ‫شفع‬ 6. Wazan ‫ا ْفعل‬
yang memiliki makna leksikal ‘membantu’. Memiliki dua makna, yaitu; menguatkan
2. Makna Gramatikal warna dan ‘aib (‫)للمبالغة في قوة اللون والعيب‬dan hasil
Makna gramatikal merupakan makna dari pekerjaan(‫)للمطاوعة‬.
yang hadir sebagai akibat adanya proses 7. Wazan ‫تفعل‬
morfologis seperti ziyadah, reduplikasi, Memiliki beberapa makna, yaitu; ‘hasil
komposisi, dan sebagainya (Chaer 2009:62). pekerjaan’ (‫)للمطاوعة‬, ‘terpengaruh sesuatu’ ( ‫لتكلف‬
Contoh makna gramatikal dalam bahasa Arab ‫)األمر‬, ‘menjadikan’ (‫)للصيرورة‬, menjadikan fi’il
dan menjadi bagian dalam penelitian ini yaitu dari dasar isim(‫)إلتخاذ الفعل من اإلسم‬, dan
kata ‫ شفع‬yang memiliki makna leksikal ‘menghindar dari perbuatan yang tidak baik’
‘membantu’ mengalami ziyadah yaitu (‫)لإلجتناب الفعل وتحاشيه‬,
penambahan syaddah menjadi ‫ شفع‬sehingga 8. Wazan ‫تفاعل‬
maknanya berubah menjadi ‘menerima Memiliki beberapa makna, yaitu;
bantuan’. ‘berpura-pura’ (‫)للتظاهر‬, ‘bertahap’ (‫)للتدريج‬,saling
bekerja sama (‫)لإلشتراك بين اثنين فأكثر‬
Makna Ziyadatu Fi’il Bahasa Arab 9. Wazan ‫اسْت ْفعل‬
Setiap wazan pembentuk ziyadah fi’il baik Memiliki beberapa makna, yaitu;
itu yang berasal dari tsulatsi maupun ruba’i ‘meminta’ (‫)للطلب‬, ‘perubahan dan menjadi’
memiliki makna yang berbeda-beda, yaitu: (‫)للتحول والصيرورة‬, ‘melebih-lebihkan’ (‫)للمبالغة‬,
1. Wazan ‫أ ْفعل‬ ‘hasil dari pekerjaan’ (‫)للمطاوعة‬, ‘sama dengan fi’il
Memiliki beberapa makna, yaitu; (‫)للتعدية‬ sebelum adanya ziyadah’ (‫)بمعنى المجرد‬,
‘mentransitifkan verba intransitif’, (‫)للمطاوعة‬ ‘meringkas ungkapan’ (‫العبارة‬ ‫)الختصار‬,
‘akibat’, (‫‘ )للمصادقة‬pembenaran’, (‫)للسلب واإلزالة‬ ‘melekatnya fi’il pada pelaku sehingga fi’il itu
‘menghilangkan’, (‫‘ )لإلعانة‬membantu’. menjadi sifat pelaku’ ( ‫لداللة على مالزمة الفاعل للفعل‬
2. Wazan ‫فاعل‬ ‫)حتى صار الفعل صفة له‬, ‘menguatkan sifat maf’ul bih’
Memiliki beberapa makna, yaitu;(‫)للمشاركة‬ (‫)العتقاد المتكلم صفة الفعل في المفعول به‬,dan ‘kebetulan’
‘saling/ikut serta’,(‫)للمواالة‬ ‘terus (‫)للمصادفة‬.
menerus/kontinu’, (‫‘ )بمعنى المجرد‬sama dengan 10. Wazan ‫ا ْفع ْوعل‬
fi’il sebelum terziyadah’, (‫‘ )للتكثير‬memperbanyak’. Memiliki dua makna, yaitu; ‘melebih-
3. Wazan ‫فعل‬ lebihkan’ (‫ )للمبالغة‬dan ‘menjadi atau hasil dari
Memiliki beberapa makna, yaitu; ‫)يتعدي فعل‬ suatu pekerjaan’ (‫)للصيرورة‬.
(‫‘ للتعدية الالزم‬mentransitifkan verba intransitif’, 11. Wazan ‫ا ْفعال‬
‘memperbanyak’ (‫)للتكثير‬, menjadikan fi’il dari Memiliki satu makna, yaitu; ‘menguatkan
dasar isim(‫)إلتخاذ الفعل من اإلسم‬, ‘waktu dan tempat warna atau aib/cacat’ (‫)للمبالغة في قوة اللون والعيب‬.
peristiwa terjadi’ ‫)للزمان والمكان اللذين أحدث فيهما الفاعل‬ 12. Wazan ‫ا ْفعول‬
(‫الفعل‬, ‘menisbatkan objek’ ‫)لنسبة المفعول به إلى حدث‬ Memiliki satu makna, yaitu; ‘melebih-
(‫الفعل الذي ضعف‬. lebihkan’ (‫)للمبالغة‬.
4. Wazan ‫ا ْنفعل‬ 13. Wazan ‫تف ْعلل‬
Memiliki satu makna, yaitu;‫‘ للمطاوعة‬hasil Memiliki satu makna, yaitu; ‘hasil dari
dari suatu perbuatan’. suatu pekerjaan’ (‫)للمطاوعة‬
5. Wazan ‫ا ْفتعل‬ 14. Wazan ‫ا ْفع ْنلل‬
Memiliki beberapa makna, yaitu;‫للمطاوعة‬ Memiliki satu makna, yaitu; ‘hasil dari
‘hasil dari suatu perbuatan’, ‘menjelaskan suatu pekerjaan’ (‫)للمطاوعة‬
maksud pekerjaan’ (‫)إلظهار مضمون الفعل‬, 15. Wazan ‫ا ْفعلل‬

50
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

Memiliki dua makna, yaitu; ‘hasil dari d. Penyimpulan, peneliti menerjemahkan dan
suatu pekerjaan’ (‫ )للمطاوعة‬dan ‘melebih- menganalisis data untuk selanjutnya
lebihkan’ (‫)للمبالغة‬. disimpulkan hasil penelitian tentang fi’il mazid
dalam Al-Qur’an juz 1.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian yang dipaparkan dalam
kualitatif dengan desain studi pustaka (library penelitian ini meliputi lima hal, yaitu:
research). Data dalam penelitian ini adalah fi’il Fi’il Mazid dalam Al-Qur’an juz 1
mazid yang bersumber dari Al-Qur’an juz 1. Berdasarkan penelitian yang telah
Instrumen yang digunakan yaitu berupa kartu dilakukan di dalam Al-Qur’an Juz 1, peneliti
data dan lembar rekapitulasi data, teknik menemukan data berupa fi’il mazid secara
pengumpulan data yaitu dokumentasi, keseluruhan berjumlah 179 data. Karena jumlah
sedangkan teknik pengambilan sampel data dalam penelitian ini terlalu banyak, maka
menggunakan teknik pertimbangan/ purposive peneliti mengambil sampel data dalam
sampling. mengolah data tersebut. Peneliti menggunakan
Ainin (2010:134) menyimpulkan bahwa teknik purposive sampling/sampel pertimbangan.
langkah-langkah analisis data yang harus Sehingga berdasarkan beberapa
ditempuh dalam sebuah penelitian adalah; pertimbagan, yaitu; wazan, jenis ziyadah dan
a. Pengumpulan dan pengecekan data afiks/charf ziyadah, jenis fi’il, serta peran
(pemeriksaan kembali) semantisnya maka peneliti mengambil sejumlah
b. Reduksi data, yaitu peneliti memilih dan 75 data yang dianalisis secara mendalam.
memilah data yang relevan dan kurang relevan
tidak dianalisis Wazan Fi’il Mazid
c. Penyajian data, yaitu identifikasi, klarifikasi, Dari 75 data yang telah dianalisis, peneliti
penyusunan, dan penjelasan data secara menemukan 25 fi’il mazid dari wazan ‫أ ْفعل‬, 5 fi’il
sistematis, objektif, dan pemaknaan. wazan ‫فاعل‬, 14 fi’il wazan ‫فعل‬, 10 fi’il wazan ‫ا ْفتعل‬, 1
d. Penyimpulan, peneliti menyimpulkan hasil fi’il wazan ‫اِ ْنفعل‬, 9 fi’il wazan ‫تفعل‬, 1 fi’il wazan ‫تفاعل‬,
penelitian berdasarkan kategori dan makna 1 fi’il wazan ‫إ ْفعل‬, dan 9 fi’il wazan ‫اِست ْفعل‬. Serta
temuan tidak ditemukan data dalam beberapa wazan
Sedangkan dalam analisis data peneliti yaitu: ‫اِ ْفع ْوعل اِ ْفعال‬,, ‫ ِا ْفعلل‬,‫ ِا ْفع ْنلل‬,‫تف ْعلل‬
melakukan beberapa tahap berikut ini:
a. Pengumpulan dan pengecekan data, peneliti Jenis Ziyadah dan Charf Ziyadah pada Fi’il
mengumpulkan fi’il yang mengalami ziyadah Mazid
dalam Al-Qur’an juz 1 serta mengecek kembali Dari data yang diperoleh, peneliti
apakah fi’il tersebut memang mengalami menemukan 35 fi’il jenis sabiqah, 20 fi’il jenis
ziyadah atau tidak. dakhilah, 20 fi’il jenis mamzuju sabiqah wa
b. Reduksi data, dari keseluruhan fi’il yang telah dakhilah, dan tidak terdapat fi’il jenis sabiqatu
dikumpulkan, peneliti memilih beberapa fi’il lahiqah. Dengan rincian 25 fi’il mazid dari jenis
yang relevan dengan penelitian, peneliti sabiqah dengan satu charf ziyadah yaitu (‫)أ‬, 1 fi’il
mengambil sampel berdasarkan wazan/ serta dari jenis sabiqah dengan dua charf ziyadah (‫ن‬،‫)ا‬, 9
keragaman jenis fi’ilnya. fi’il dari jenis sabiqah dengan tiga charf ziyadah
c. Penyajian data, peneliti mengidentifikasi kata (‫ت‬،‫س‬،‫)أ‬, 4 fi’il dari jenis dakhilah, dengan satu
tersebut sesuai wazan pembentuknya, jenis charf ziyadah (‫)ا‬, 14 fi’il dari jenis dakhilah,
ziyadah, huruf tambahan, serta peran dengan satu charf ziyadah (ّ), 13 fi’il dari jenis
semantisnya. Kemudian memasukkan setiap mamzuju sabiqah wa dakhilah dengan dua charf
kategori tersebut ke dalam instrumen penelitian ziyadah (‫ت‬،‫)ا‬, dan 9 fi’il dari jenis mamzuju
berupa kartu data dan lembar rekapitulasi data. sabiqah wa dakhilah dengan dua charf ziyadah

51
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

(ّ،‫)ت‬, serta tidak ditemukan fi’il mazid jenis ini menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an juz 1
sabiqatu lahiqah. terdapat sekitar 179 fi’il mazid. Peneliti
mengambil 75 data sampel dengan teknik
Jenis Fi’il Mazid purposive sampling. (1) Wazan fi’il mazid terdiri
Berdasarkan penelitian yang telah atas delapan wazan, dengan rincian 25 fi’il wazan
dilakukan ditemukan beberapa jenis fi’il mazid ‫أ ْفعل‬, 4 fi’il wazan ‫فاعل‬, 14 fi’il wazan ‫فعل‬, 10 fi’il
berdasarkan kriteria; a. Sesuai kala/aspeknya wazan ‫ا ْفتعل‬, 1 fi’il wazan ‫ا ْنفعل‬, 9 fi’il wazan ‫تفعل‬,2
maka terdapat 33 fi’il berjenis madhiy, 34 fi’il fi’il wazan ‫تفاعل‬,dan 9 fi’il wazan ‫اِست ْفعل‬. (2) Jenis
jenis mudhori’, dan 8 fi’il jenis ‘amr b. Sesuai jenis ziyadah dan charf ziyadah fi’il mazid terdiri atas
konsonan radikal maka terdapat 26 fi’il jenis tiga jenis ziyadah yaitu sabiqah, dakhilah, dan
shachich salim, 5 fi’il jenis shachich mahmuz, 11 fi’il mamzuju ziyadah, dengan charf ziyadah yang
jenis shachich mudho’af, 3 fi’il jenis mu’tal mitsal, 8 bermacam-macam. (3) Jenis fi’il mazid
fi’il jenis mu’tal ajwaf, 13 fi’il jenis mu’tal naqish, 6 dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu: a.
fi’il jenis mu’tal lafif mafruq, dan 3 fi’il jenis mu’tal sesuai kala/aspek, b. Sesuai jenis konsonan
lafif maqrun, c. Sesuai keberadaan objek maka 67 radikal, c. Sesuai keberadaan objek, d. Sesuai
fi’il berjenis muta’adi, dan 8 fi’il berjenis lazim, d. keberadaan subjek, dan e. Sesuai jumlah huruf
Sesuai keberadaan subjek maka 72 fi’il berjenis dasar. (4) Peran semantis fi’il mazid terdiri atas
ma’lum (aktif), dan 3 fi’il berjenis majhul (pasif), 19 makna.
e. Sesuai jumlah huruf dasar maka 75 fi’il
berjenis tsulatsi (triliteral) dan 0 fi’il jenis ruba’i SARAN
(quadriliteral). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa
Makna Semantis Fi’il Mazid saran kepada pembaca, linguis, dan pembelajar
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan bahasa Arab agar mampu memahami dan
oleh peneliti terhadap 75 data fi’il mazid dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
Al-Qur’an juz 1 maka terdapat 19 jenis makna khususnya dalam hal penguasaan kaidah bahasa
dengan rincian sebagai berikut; 3 data bermakna Arab yang berhubungan dengan fi’il mazid,
‫للطلب‬, 24 data bermakna(‫للتعدية)يتعدي فعل الالزم‬, 3 yaitu:
data bermakna ‫للصيرورة‬, 8 data bermakna ‫للمطاوعة‬ 1. Bagi pembelajar/mahasiswa bahasa Arab,
, 1 data bermakna ‫لمالزمة الفاعل للفعل حتى صار الفعل‬ hendaknya dapat meningkatkan kemauan,
‫صفة له‬, 3 data bermakna ‫للتكثير‬, 1 data bermakna kemampuan, serta wawasan berpikir
‫العتقاد المتكلم صفة الفعل‬, 4 data bermakna ‫لإلعانة‬, 5 tentang bahasa Arab agar mudah dalam
data bermakna ‫بمعنى المجرد‬, 2 data bermakna ‫لدخول‬ menghadapi hal-hal yang berhubungan
‫في الشيء‬, 2 data bermakna ‫للمصادقة‬, 4 data dengan linguistik Arab terutama tentang fi’il
bermakna ‫إلتخاذ الفعل من االسم‬, 7 data mazid.
bermakna ‫لإلتخاذ‬, 1 data bermakna ‫إلجتناب الفعل‬ 2. Bagi linguis, hendaknya dapat
‫وتحاشيه‬, 2 data bermakna ‫للمشاركة)إلشتراك بين اثنين‬ mengembangkan penelitian awal ini karena
(‫فأكثر‬, 2 data bermakna‫لتكلف األمر وادعاؤه‬, 1 data banyak hal yang perlu digali lebih dalam
bermakna ‫للداللة على السلب واإلزالة‬, 1 data bermakna lagi.
‫إلظهار مضمون الفعل وإبرازه‬, 1 data bermakna ‫للمبالغة‬. 3. Bagi pembaca karya ini, hendaknya dapat
lebih kritis menghadapi fenomena
SIMPULAN kebahasaan serta lebih giat dalam
Berdasarkan penelitian yang telah melakukan penelitian-penelitian tentang
dilakukan dalam Al-Qur’an juz 1 peneliti kebahasaan/linguistik.
menemukan 179 data berupa fi’il mazid. Namun
karena jumlah data terlalu banyak, maka
peneliti hanya mengambil 75 data. Dari 75 data
tersebut peneliti menemukan (1) Hasil penelitian

52
Nur Hidayah / Journal of Arabic Learning and Teaching 7 (1) (2018)

DAFTAR PUSTAKA Irawati, Retno Purnama. 2013. Pengantar Memahami


Achmad dan Alek Abdullah. 2013. Linguistik Umum. Linguistik. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Jakarta: Erlangga. Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.
Ainin, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Yogyakarta: CV. Karyono.
Surabaya: Hilal Pustaka. Rifa’i, H. Ilyas. 2012. Pokok-pokok Ilmu Sharaf.
Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Linguistik: Suatu Bandung: Fajar Media.
Pengantar. Bandung: Angkasa. Suhardi. 2013. Pengantar Linguistik Umum.
Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa Arab dan Metode Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Semantik.
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Bandung: Angkasa.
Cipta. Yule, George. 2015. Kajian Bahasa. Yogyakarta:
. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Pustaka Pelajar.
Jakarta: Rineka Cipta. .‫ نهضة مصر‬:‫ القاهرة‬.‫ فقه اللغة‬.2008 .‫ علي عبد الواحد‬,‫وافي‬
. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka ‫ دار‬:‫ القاهرة‬. ‫ الصرف الكافي‬.2٠١٠ .‫أيمن أيمن عبد‬،‫الغني‬
Cipta. .‫التوفيقية للتراث‬

53

Anda mungkin juga menyukai