Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab banyak dipelajari di Indonesia karena bahasa Arab berkaitan erat
dengan agama Islam yang merupakan agama bagi mayoritas penduduk Indonesia. Di
samping itu bahasa Arab juga banyak digunakan dalam kegiatan ibadah sehari-hari seperti
ibadah salat, dzikir dan berdoa. Bahasa Arab menurut Chotibul Umam (1980 : 7), bukan
saja sebagai bahasa agama dan bahasa persatuan umat Islam, tetapi juga sebagai bahasa
ilmu pengetahuan.
Secara teoritis kemampuan berbahasa Arab sebagaimana bahasa lainnya terdiri dari
kompetensi dan performansi. Kompetensi berkenaan dengan teori, sedangkan performansi
berkenaan dengan praktek penerapan kompetensi dalam kegiatan bertutur atau
berkomunikasi.
Kedua bidang kegiatan di atas mempunyai hubungan yang erat. Teori bahasa
disusun berdasarkan temuan-temuan praktis melalui pemakaian para penutur bahasa itu. Di
lain pihak para penutur menggunakan bahasa berdasarkan kaidah-kaidah yang disusun
dalam teori. Kompetensi dan permormansi dikembangkan secara simultan, karena
keduanya saling menentukan. Pengembangan ini dilakukan guna mencapai tingkat
konsistensi sebuah teori, juga untuk merumuskan kaidah-kaidah berbahasa yang dapat
dipahami oleh para pembelajar dengan mudah.
Namun demikian para pembelajar bahasa Arab di Indonesia banyak menemukan
kesulitan dalam mempelajari bahasa itu, baik yang bersifat teoritis seperti morfologi
(sharaf), maupun yang bersifat praktis berupa keterampilan berbahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
Menurut pengamatan penulis sebagai pengajar mata kuliah sharaf di Program
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung, di antara materi perkuliahan yang dianggap sulit oleh para
mahasiswa adalah pemahaman terhadap konsep jamak taksir, terutama dalam
penerapannya. Hal itu disebabkan antara lain karena banyaknya bentuk jamak taksir itu
sendiri, adanya kemiripan beberapa bentuk jamak taksir dengan bentuk-bentuk lain, seperti

mirip dengan fi’il madhi pada bentuk ‫فُ ُع ٌل‬ tanpa harakat seperti ‫ كتب‬, mirip dengan fi’il

1
modhari’, seperti bentuk ‫أَ ْف ُع ٌل‬ dengan contoh ٌ‫ أَ ْنفُس‬, dan mirip dengan bentuk mashdar,
seperti bentuk ‫فُ ْعالَ ُن‬ .

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Mengingat luasnya ruang lingkup kajian morfologis, maka pokok masalah dalam
penelitian ini akan dibatasi hanya pada morfologis jamak taksir. Di samping itu, betapa
banyaknya jamak taksir yang terdapat dalam Alquran yang berjumlah 30 juz atau 114
surah, atau 6236 ayat. Penulis dengan segala keterbatasannya merasa tidak mungkin untuk
meneliti secara keseluruhannya, untuk itu penulis membatasi lingkup Alquran di sini
dengan kasus-kasus jamak taksir dalam Alquran.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah pokok dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah proses morfologis jamak taksir
dalam Alquran?
Secara rinci penelitian ini mempermasalahkan:
1.2.1. Bagaimana proses morfologis jamak taksir ?
1.2.2. Bagaimana jenis bentuk jamak taksir yang digunakan dalam Alquran ?
1.2.3. Bagaimana karakteristik bentuk jamak taksir ?

1.3. Telaah Kepustakaan


Buku-buku gramatika bahasa Arab yang membahas jamak taksir sudah banyak, di
antaranya adalah buku yang berjudul “Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah”
karya Fuad Ni’mah (1988). Penjelasan tentang jamak taksir yang penulis temukan dalam
buku itu berkisar pada definisi jamak taksir, pembagian jamak taksir kepada jamak qillah
dan jamak katsrah, bentuk-bentuk jamak qillah, bentuk-bentuk jamak katsrah, dan bentuk-
bentuk shighah muntaha al-jumu’, kemudian diakhiri dengan catatan tentang terjadinya
penyimpangan makna jamak qillah dengan jamak katsrah. Buku lain yang penulis temukan
adalah “Jami’u al- Durus al-‘Arabiyyah” karya Al-Ghalayaini (1987). Di dalam buku ini
penulis menemukan paparan tentang jamak taksir sebagai berikut : Definisi jamak taksir,
nama-nama / benda-benda yang biasa dijamakkan dengan jamak taksir, bentuk-bentuk
jamak qillah dengan proses pembentukkannya, bentuk-bentuk jamak katsrah dengan

2
proses pembentukkannya, bentuk-bentuk shighah muntaha al-jumu’ dengan proses
pembentukkannya. Ibnu Malik pengarang buku Alfiyah (1274), memaparkan penjelasan
tentang jamak taksir berupa bentuk-bentuk jamak taksir yang terdiri dari jamak qillah dan
jamak katsrah, serta proses pembentukannya.
Namun demikian, penulis belum menemukan kajian khusus tentang proses
pembentukan jamak taksir, sehingga terkesan di kalangan para pembelajar bahasa Arab
bahwa jamak taksir itu tidak beraturan. Dengan penelitian yang berjudul ‘Studi morfologis
jamak taksir dalam Alquran dan implikasinya terhadap pengajaran sharaf’, diharapkan
tidak ada lagi ungkapan bahwa jamak taksir tidak beraturan, dan para pembelajar bahasa
Arab mengetahui seluk beluk pembentukan jamak taksir.

1.4. Tujuan Penelitian


Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ialah menemukan
proses morfologis jamak taksir dalam Alquran dan implikasinya terhadap pengajaran sharaf
dengan mengkaji validitas dan reliabilitas proses morfologis jamak taksir dalam Alquran,
jenis bentuk jamak taksir yang digunakan dalam Alquran dan karakteristik bentuk jamak
taksir dalam Alquran. Hal itu disebabkan karena para pembelajar bahasa Arab selama ini
masih beranggapan bahwa jamak taksir itu tidak beraturan
Agar dapat menjadi panduan yang lebih jelas, tujuan umum tersebut dirinci
menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut:
1.4.1. Menemukan proses morfologis jamak taksir.
1.4.2. Menemukan jenis bentuk jamak taksir yang digunakan dalam Alquran.
1.4.3. Menemukan karakteristik bentuk jamak taksir dalam Alquran.

1.5. Kontribusi Penelitian


Hasil penelitian tentang studi morfologis jamak taksir dalam Alquran dan
implikasinya terhadap pengajaran sharaf dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat mendukung atau melengkapi teori-teori
sharaf, khususnya dalam bab jamak taksir. Bagi para peneliti bahasa secara umum, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan khazanah ilmiah yang cukup
berarti, khususnya mengenai karakteristik jamak taksir yang digunakan dalam Alquran.

3
Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh para pecinta bahasa
dalam mempelajari morfologi bahasa Arab.

1.6. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik.
Metode ini menurut Abdul Hamid Jabir (1978 : 136), pada dasarnya digunakan untuk
mendeskripsikan fakta-fakta tentang suatu objek, kemudian dilakukan analisis dan
interpretasi secara memadai. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan fakta-fakta yang berhubungan dengan bentuk-bentuk jamak taksir dan
perilakunya dalam Alquran. Oleh karena itu, metode ini dalam prosesnya diarahkan untuk
mendapatkan fakta-fakta kebahasaaraban dalam Alquran.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan. Artinya data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian akan
dikumpulkan dengan cara menelaah sumber-sumber bacaan atau rujukan yang relevan.
Aplikasinya dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data dalam Alquran dengan
menelaah kitab-kitab, buku-buku, atau sumber lain yang relevan.
1.6.1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari : (a) sumber data primer yang meliputi,
buku-buku tata bahasa Arab yang memuat pembahasan dan kajian jamak taksir, kitab-kitab
tafsir Alquran. Di antara kitab tafsir yang peneliti jadikan sebagai sumber primer dalam
penelitian ini adalah tafsir al-Kasyaf dan al-Maraghi. Tafsir al-Kasyaf digunakan dengan
pertimbangan bahwa di dalamnya banyak memuat aspek-aspek kebahasaaraban. Tafsir al-
Maraghi digunakan dengan pertimbangan bahwa di dalamnya memuat uraian kata perkata
disertai dengan penjelasan. (b) sumber data sekunder yang meliputi buku-buku kebahasaan,
buku-buku yang berhubungan dengan kajian Alquran dan buku-buku lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
1.6.2. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada langkah
penelitian yang dikemukakan Lexy J. Moleong (1991 : 190), yaitu meliputi pengumpulan
(a) satuan, yaitu mengumpulkan dan menginventarisir data-data dalam Alquran, berupa
ayat-ayat Alquran yang memuat jamak taksir (b) kategorisasi, yaitu mengelompokkan data-

4
data jamak taksir menurut pengunaannya (c) penafsiran data, yaitu menganalisis dan
menafsirkan perilaku morfologfis jamak taksir yang terdapat dalam ayat-ayat Alquran.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian morfologi


Morfologi menurut Ramlan (2001 : 21), ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Henri Guntur Tarigan (1995 : 4) membagi morfologi menjadi dua tipe analisis,
yaitu :
a. Morfologi sinkronik
b. Morfologi diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem dalam satu cakupan waktu tertentu,
baik waktu lalu maupun waktu kini. Pada hakikatnya, morfologi sinkronik adalah suatu
analisis linear, yang mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan
komponen sintaktik kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut
menambahkan, mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam
konteks. Morfologi sinkronik tidak ada sangkut-pautnya atau tidak menaruh perhatian pada
sejarah atau asal-usul kata dalam bahasa.
Morfologi diakronik menelaah sejarah atau asal-usul kata, dan
mempermasalahkan mengapa misalnya pemakaian kata kini berbeda dengan pemakaian
kata pada masa lalu.
Adapun proses morfologis, pengertian yang diberikan oleh M. Ramlan ialah
proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.

2.2. Morfologi dalam bahasa Arab


Dalam bahasa Arab morfologi itu disebut ilmu al-sharf, yaitu ilmu yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata dalam bahasa Arab. Al-Ghalayaini memaparkan
definisi ilmu al-sharf sebagai ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui bentuk-

6
bentuk kata Arab dengan segala hal-ihwalnya di luar i’rab dan bina, lebih lanjut dia
berkata:

‫ فھو‬.‫علم بأصول تعرف بھا صيغ الكلمات العربية وأحوالھا التي ليست بإعراب وال بناء‬
‫علم يبحث عن الكلم من حيث ما يعرض له من تصريف وإعالل وإدغام وإبدال وبه‬
.‫نعرف ما يجب أن تكون عليه بنية الكلمة قبل انتظامھا في الجملة‬
Hassan (1979 : 82) berbeda kajiannya tentang sharaf, dia mengkaji sharaf dari
segi nizham sharfy yang melahirkan tiga kelompok kajian; yaitu kajian makna, kajian
bentuk, dan kajian hubungan antara keduanya, lebih lanjut dia berkata :
‫ مجموعة من المعاني الصرفية التي يرجع بعضھا إلى تقسيم الكلم ويعود بعضھا اآلخر إلى تصريف‬.1
.‫الصيغ‬
.‫ طائفة من المبانى بعضھا صيغ مجردة وبعضھا لواصق وبعضھا زوائد وبعضھا مبانى أدوات‬.2
‫يم‬O‫ن الق‬O‫رى م‬O‫ة أخ‬O‫وطائف‬.‫انى‬O‫ين المب‬O‫ طائفة من العالقات العضوية اإليجابية وھي وجوه اإلرتباط ب‬.3
.‫الخالفية أو المقابالت وھى وجوه اإلختالف بين ھذه المبانى‬
Berbicara mengenai bahasa Arab, maka ada sejumlah sistem kebahasaan yang
harus diperhatikan, diantaranya; sistem fonologi (‫)النظام الصوتى‬, sistem morfologi ( ‫النظام‬

‫)الصرفى‬, sistem sintaksis (‫)النظام النحوى‬, sistem semantik (‫ )النظام الداللى‬dan sistem
stilistik (‫)نظام األسلوب‬. Sistem-sistem tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh yang
membentuk bahasa, khususnya bahasa Arab. Tentu saja semua sistem ini idealnya harus
menjadi objek kajian dalam upaya memahami bahasa Arab dalam kaitannya sebagai bahasa
Alquran.
Salah satu bentuk kata yang menjadi kajian ilmu al-sharf adalah kata jamak.

Jamak dalam bahasa Arab ada yang termasuk kategori ‫الم‬OO‫س‬ (selamat dari perubahan

bentuk mufrodnya), dalam hal ini ada dua macam yaitu jamak mudzakkar dan jamak

muannats, ada pula yang termasuk dalam kategori ‫الم‬O‫س‬ ‫ر‬O‫غي‬ (tidak selamat dari perubahan

bentuk mufrodnya, dan disebut dengan ‫ير‬O‫تكس‬ (pecah, berubah dari bentuk mufrodnya). Di

samping itu ada pula yang disebut dengan ‫ع‬O‫الجم‬ ‫اسم‬ , yaitu kata yang mengandung makna

jamak akan tetapi tidak ada bentuk mufrad yang selapal dengannya, yang ada adalah

7
bentuk mufrad yang tidak selapal. Model yang begini banyak didapat dalam bahasa Arab,

antara lain ialah kata ٌ‫يْش‬O ‫َج‬ ; kata ini memiliki bentuk mufrad yang tidak selapal

dengannya yaitu kata ‫ ِد ﱞ‬O‫ ; ُج ْن‬selain dari itu adalah kata-kata ٌ‫عْب‬O‫َش‬
‫ي‬ , ٌ‫ة‬Oَ‫قَبِ ْيل‬ , ‫و ٌم‬Oْ َ‫ق‬ ,

ٌ‫ط‬O‫ َر ْھ‬, ‫ ٌر‬O‫َم ْع َش‬ , dan ٌ‫ة‬O‫ثُلﱠ‬ ; semua kata-kata ini memiliki bentuk mufrad yang tidak selapal

dengannya yaitu kata ‫ ٌل‬Oُ‫َرج‬ atau ٌ‫ َرأَة‬O‫اِ ْم‬ ; dan contoh lain adalah kata ‫ا ٌء‬O‫نِ َس‬ yang

memiliki bentuk mufrad tidak selapal dengannya yaitu kata ٌ‫ اِ ْم َرأَة‬.


Perubahan bentuk jamak mudzakkar salim tidak sekedar perubahan morfologis,
tetapi sudah masuk di dalamnya perilaku sintaksis, karena penambahan huruf waw dan nun
terkait dengan i’rab rafa, sedangkan penambahan huruf ya dan nun terkait dengan i’rab
nashab dan jarr. Perubahan bentuk jamak muannats salim dan jamak taksir semata-mata
perubahan morfologis.

2.3. Proses morfologis jamak taksir


Perubahan bentuk jamak taksir adakalanya melalui proses penambahan, adakalanya
melalui proses pengurangan, adakalanya melalui proses perubahan bunyi, adakalanya
melalui proses penambahan dan perubahan bunyi, adakalanya melalui proses pengurangan
dan perubahan bunyi, dan adakalanya melalui proses pengurangan, penambahan, dan
perubahan bunyi.
Perubahan bentuk jamak taksir dengan proses penambahan adalah seperti jamak

dari kata ‫ ْن ٌو‬O‫ص‬


ِ menjadi ٌ ‫ ْن َو‬O‫ص‬
‫ان‬ ِ , dengan proses pengurangan seperti jamak dari ٌ ‫ة‬O‫خ َم‬
ْ ُ‫ت‬
menjadi ‫ ٌم‬O‫تُ َخ‬ , dengan proses perubahan bunyi seperti jamak dari kata ‫ ٌد‬O‫أَ َس‬ menjadi

‫ ٌد‬Oُ‫اُس‬, dengan proses penambahan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata ‫ ٌل‬Oُ‫َرج‬
menjadi ‫ا ٌل‬O‫ِر َج‬ , dengan proses pengurangan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata

‫و ٌل‬Oْ O‫ َر ُس‬menjadi ‫ ٌل‬O ‫ُر ُس‬ dan dengan proses pengurangan, penambahan, dan perubahan

bunyi seperti jamak dari kata ‫ُغالَ ٌم‬ menjadi ٌ ‫ ِغ ْل َم‬.


‫ان‬

8
Jamak taksir itu ada yang mengandung makna qalil (sedikit) yaitu dari tiga sampai
sepuluh, yang disebut dengan jamak qillah. Jamak taksir model begini ada empat bentuk,
yaitu :

. ‫ أذرع‬،‫ أنفس‬: seperti , ‫ اَ ْف ُع ٌل‬.1

. ‫ أثواب‬،‫ أجداد‬: seperti , ‫ اَ ْف َعا ٌل‬.2

. ‫ أطعمة‬،‫ أعمدة‬: seperti , ٌ‫ أَ ْف ِعلَة‬.3


. ‫ فتية‬،‫ صبية‬: seperti , ٌ‫ فِ ْعلَة‬.4
Ada juga jamak taksir yang mengandung makna katsrah (banyak), yaitu dari tiga
sampai tak terhingga, dan disebut dengan jamak katsrah. Jamak taksir model begini ada
enam belas bentuk, yaitu :

‫ عمد‬،‫كتب‬ seperti , ‫ فُ ُع ٌل‬.2 ‫ عور‬،‫ حمر‬: seperti , ‫ فُع ٌل‬.1

‫ حجج‬،‫ قطع‬: seperti , ‫ فِ َع ٌل‬.4 ‫حجج‬،‫ غرف‬: seperti , ‫ فُ َع ٌل‬.3

‫ بررة‬،‫ سحرة‬: seperti , ٌ‫ فَ َعلَة‬.6 ‫ ھداة من ھدية‬: seperti , ٌ‫ فُ َعلَة‬.5

‫ دببة‬،‫ درجة‬: seperti , ٌ‫ فِ َعلَة‬.8 ‫ قتلى‬،‫ مرضى‬: seperti , ‫ فَ ْعلَى‬.7

‫ قوام‬،‫ كتاب‬: seperti , ‫ فُ َعا ٌل‬.10 ‫ سجد‬،‫ ركع‬: seperti , ‫ فُ ﱠع ٌل‬.9

‫ نمور‬،‫ قلوب‬: seperti , ‫ فُعُو ٌل‬.12 ِ ،‫ جبال‬: seperti , ‫ فِ َعا ٌل‬.11


‫صعاب‬

‫ حمالن‬،‫ قضبان‬: seperti , ‫ فُ ْعالَ ُن‬.14 ‫ غربان‬،‫ غلمان‬: seperti , ‫ فِ ْعالَ ُن‬.13

‫أشداء‬،‫ أنبياء‬: seperti , ‫ أَ ْف ِعالَ ُء‬.16 ‫ علماء‬،‫كرماء‬ seperti , ‫ فُ َعالَ ُء‬.15


Di samping itu ada lagi jamak taksir yang menunjukkan makna katsrah yang

disebut dengan ‫وع‬O‫ى الجم‬O‫يغ منتھ‬O‫ص‬ , yaitu setiap jamak taksir yang sesudah alif jamak

taksir terdapat dua huruf, atau tiga huruf yang di tengahnya ada huruf mati. Jamak model
ini ada sembilan belas bentuk, yaitu :

9
‫‪ .2‬فَ َعالِ ْي ُل ‪ : seperti ,‬دنانير‬ ‫‪ .1‬فَ َعالِ ُل ‪ : seperti ,‬دراھم‬

‫‪ .4‬أَفَ ِ‬
‫اع ْي ُل ‪ : seperti ,‬أساليب‬ ‫‪ .3‬أَفَ ِ‬
‫اع ُل ‪ : seperti ,‬أنامل‬

‫‪ .6‬تَفَ ِ‬
‫اع ْي ُل ‪ : seperti ,‬تقاسيم‬ ‫‪ .5‬تَفَ ِ‬
‫اع ُل ‪ : seperti ,‬تجارب‬

‫‪َ .8‬مفَ ِ‬
‫اع ْي ُل ‪ : seperti ,‬مصابيح‬ ‫‪َ .7‬مفَ ِ‬
‫اع ُل ‪ : seperti ,‬مساجد‬

‫‪ .10‬يَفَ ِ‬
‫اع ْي ُل ‪ : seperti ,‬ينابيع‬ ‫‪ .9‬يَفَ ِ‬
‫اع ُل ‪ : seperti ,‬يحامد‬

‫‪ .12‬فَ َوا ِع ْي ُل ‪ : seperti ,‬قوارير‬ ‫‪ .11‬فَ َو ِ‬


‫اع ُل ‪ : seperti ,‬خواتم‬

‫‪ .14‬فَيَا ِع ْي ُل ‪ : seperti ,‬دياجير‬ ‫‪ .13‬فَيَ ِ‬


‫اع ُل ‪ : seperti ,‬ھياز‬

‫‪ .16‬فَ َعالَى ‪ : seperti ,‬عذارى‬ ‫‪ .15‬فَ َعائِ ُل ‪ : seperti ,‬صحائف‬

‫‪ .18‬فُ َعالَى ‪ : seperti ,‬سكارى‬ ‫‪ .17‬فُ َعالِى ‪ : seperti ,‬تراق‬

‫‪ .19‬فَ َعالِ ﱡي ‪ : seperti ,‬كراسي‬

‫‪10‬‬
BAB III
JAMAK TAKSIR DALAM ALQURAN

3.1. Bentuk jamak taksir dalam Alquran dengan frekuensi penggunaannya.

1. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف ُع ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫أَ ْنفُس‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نَ ْفس‬ , ditemukan 119 kali.

b) ‫ ; أَ ْعي ٌُن‬bentuk mufradnya ‫َعي ٌْن‬ , ditemukan 17 kali.

c) ‫أَ ْشھُ ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ْھ ٌر‬ , ditemukan 6 kali.

d) ‫أَرْ ُج ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِرجْ ٌل‬ , ditemukan 5 kali.

e) ‫أَ ْن ُع ٌم‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نٍ ْع َمة‬ , ditemukan 2 kali.

2. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف َعا ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫أَصْ َحاب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫احب‬


ِ ‫ص‬َ , ditemukan 63 kali.

b) َ ‫أَ ْن‬
‫صا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َص ْي ٌر‬
ِ ‫ن‬ , ditemukan 9 kali.

c) ‫أَ ْز َوا ٌج‬ ; bentuk mufradnya ‫َز ْو ٌج‬ , ditemukan 41 kali.

d) ‫أَ ْنھَا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫نَ ْھ ٌر‬ , ditemukan 49 kali.

e) ‫أَ ْع َما ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َع َم ٌل‬ , ditemukan 41 kali.

3. Yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫أَ ْف ِعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫أَ ْل ِسنَة‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫لِ َس‬


‫ان‬ , ditemukan 10 kali.

b) ٌ‫أَئِ ﱠمة‬ ; bentuk mufradnya ‫إِ َما ٌم‬ , ditemukan 5 kali.

c) ٌ‫أَ ْفئِ َدة‬ ; bentuk mufradnya ‫فُ َؤا ٌد‬ , ditemukan 3 kali.

d) ٌ‫أَ ْمتِ َعة‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َمتَا‬


‫ع‬ , ditemukan 1 kali.

4. Yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فِ ْعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫إِ ْخ َوة‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ٌخ‬ , ditemukan 4 kali.

b) ٌ‫فِ ْتيَة‬ ; bentuk mufradnya ‫فَتًى‬ , ditemukan 2 kali.

11
5. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ْع ٌل‬ adalah :

a) ‫ص ﱞم‬ ُ ; bentuk mufradnya َ َ‫أ‬


‫ص ﱡم‬ , ditemukan 11 kali.

b) ‫بُ ْك ٌم‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ْب َك ُم‬ , ditemukan 5 kali.

c) ٌ ‫ُع ْم‬
‫ي‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ْع َمى‬ , ditemukan 8 kali.

6. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ُع ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫ُكتُب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِكتَاب‬ , ditemukan 6 kali.

b) ‫ُر ُس ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َرس ُْو ٌل‬ , ditemukan 71 kali.

c) ‫ُسبُ ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َسبِ ْي ٌل‬ , ditemukan 9 kali.

d) ٌ ‫صح‬
‫ُف‬ ُ ; bentuk mufradnya ٌ‫ص ِح ْيفَة‬
َ , ditemukan 8 kali.

e) ٌ ُ‫ُسق‬
‫ف‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َس ْق‬
‫ف‬ , ditemukan 1 kali.

7. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َع ٌل‬ adalah :

a) ٌ ‫ُغ َر‬
‫ف‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ُغرْ فَة‬ , ditemukan 3 kali.

b) ‫ص َو ٌر‬ ُ ; bentuk mufradnya ٌ‫ ص ُْو َرة‬, ditemukan 2 kali.


c) ‫ ; أُ َم ٌم‬bentuk mufradnya ٌ‫ أُ ﱠمة‬, ditemukan 12 kali.
d) ‫ ; قُرًى‬bentuk mufradnya ٌ‫ قَرْ يَة‬, ditemukan 19 kali.
8. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ َع ٌل‬ adalah :

a) َ ِ‫ق‬
‫ط ٌع‬ ; bentuk mufradnya ْ ِ‫ق‬
ٌ‫ط َعة‬ , ditemukan 2 kali.

b) ‫نِ َع ٌم‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نِ ْع َمة‬ , ditemukan 1 kali.

c) َ ‫ ; ِع‬bentuk mufradnya ٌ‫ ِعصْ َمة‬, ditemukan 1 kali.


‫ص ٌم‬
d) ‫ ; ِشيَ ٌع‬bentuk mufradnya ٌ‫ ِش ْي َعة‬, ditemukan 5 kali.
9. Yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فُ َعلَة‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran.

10. Yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فَ َعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫َكفَ َرة‬ ; bentuk mufradnya ‫َكافِ ٌر‬ , ditemukan 1 kali.

12
b) ٌ‫ ; فَ َج َرة‬bentuk mufradnya ‫فَا ِج ٌر‬ , ditemukan 1 kali.

c) ٌ‫ ; َس َح َرة‬bentuk mufradnya ‫اح ٌر‬


ِ ‫َس‬ , ditemukan 8 kali.

d) ٌ‫ظة‬َ َ‫ ; َحف‬bentuk mufradnya ٌ‫َحافِظ‬ , ditemukan 1 kali.

e) ٌ‫ ; بَ َر َرة‬bentuk mufradnya ‫بَا ﱞر‬ , ditemukan 1 kali.

11. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ ْعلَى‬ adalah :

a) َ ْ‫َمر‬
‫ضى‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ َم ِريْض‬, ditemukan 5 kali.
b) ‫قَ ْتلَى‬ ; bentuk mufradnya ‫ قَتِ ْي ٌل‬, ditemukan 1 kali.
c) ‫َم ْوتَى‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َمي‬
‫ﱢت‬ , ditemukan 16 kali.

12. Yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فِ َعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫قِ َر َدة‬ ; bentuk mufradnya ‫قِرْ ٌد‬ , ditemukan 3 kali.

13. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ﱠع ٌل‬ adalah :

a) ‫ُر ﱠك ٌع‬ ; bentuk mufradnya ‫َرا ِك ٌع‬ , ditemukan 3 kali.

b) ‫ُس ﱠج ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫اج ٌد‬


ِ ‫َس‬ , ditemukan 11 kali.

14. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُعﱠا ٌل‬ adalah :

a) ‫فُجﱠا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ِ َ‫ف‬


‫اج ٌر‬ , ditemukan 3 kali.

b) ‫ُكفﱠا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َكافِ ٌر‬ , ditemukan 18 kali.

c) ‫ُح ﱠكا ٌم‬ ; bentuk mufradnya ‫َحا ِك ٌم‬ , ditemukan 1 kali.

15. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ َعا ٌل‬ adalah :

a) ‫ِر َجا ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َر ُج ٌل‬ , ditemukan 23 kali.

b) ‫ِعبَا ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫َع ْب ٌد‬ , ditemukan 74 kali.

c) ‫نِ َعا ٌج‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نَ ْع َجة‬ , ditemukan 1 kali.

d) ‫ِجبَا ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َجبَ ٌل‬ , ditemukan 26 kali.

e) ‫ِريَا ٌح‬ ; bentuk mufradnya ‫ِر ْي ٌح‬ , ditemukan 10 kali.

13
16. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُع ُْو ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫ُوج ُْوه‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َوجْ ه‬ , ditemukan 34 kali.

b) ‫ظُھُوْ ٌر‬ ; bentuk mufradnya َ


‫ظ ْھ ٌر‬ , ditemukan 10 kali.

c) ‫بُطُ ْو ٌن‬ ; bentuk mufradnya ‫ط ٌن‬ْ َ‫ب‬ , ditemukan 13 kali.

d) ٌ‫قُلُ ْوب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫قَ ْلب‬ , ditemukan 107 kali.

e) ‫ُح ُد ْو ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫َح ﱞد‬ , ditemukan 13 kali.

17. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ ْعالَ ٌن‬ adalah :

a) ٌ ‫ِغ ْل َم‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫ُغالَ ٌم‬ , ditemukan 1 kali.

b) ٌ ‫ِو ْلد‬
‫َان‬ ; bentuk mufradnya ‫َولَ ٌد‬ , ditemukan 4 kali.

c) ٌ َ‫فِ ْتي‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫فَتًى‬ , ditemukan 1 kali.

d) ٌ ‫إِ ْخ َو‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ٌخ‬ , ditemukan 9 kali.

e) ٌ ‫ِح ْيت‬
‫َان‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ح ُْو‬
‫ت‬ , ditemukan 1 kali.

18. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ْعالَ ٌن‬ adalah :

a) ٌ َ‫ُر ْھب‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َرا ِھب‬ , ditemukan 3 kali.

19. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالَ ُء‬ adalah :

a) ‫ُشھَدَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ِھ ْي ٌد‬ , ditemukan 16 kali.

b) ‫ُش َر َكا ُء‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َش ِر ْي‬


‫ك‬ , ditemukan 17 kali.

c) ‫ض َعفَا ُء‬
ُ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ض ِعي‬
‫ْف‬ َ , ditemukan 4 kali.

d) ‫فُقَ َرا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫فَقِ ْي ٌر‬ , ditemukan 4 kali.

e) ‫ُسفَھَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َسفِ ْيه‬ , ditemukan 5 kali.

20. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف ِعالَ ُء‬ adalah :

a) ‫أَ ْد ِعيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َاع‬


ٍ ‫د‬ , ditemukan 1 kali.

b) ‫أَ ِش ﱠدا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ِد ْي ٌد‬ , ditemukan 1 kali.

14
c) ‫أَ ْولِيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َولِ ﱞي‬ , ditemukan 36 kali.

d) ‫أَ ْغنِيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َغنِ ﱞي‬ , ditemukan 4 kali.

21. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالِ ُل‬ adalah :

a) ‫َسنَابِ ُل‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ُس ْنبُلَة‬ , ditemukan 1 kali.

b) ُ ‫ضفَا ِد‬
‫ع‬ َ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ض ْف َد‬
‫ع‬ َ , ditemukan 1 kali.

c) ‫لَيَا ٍل‬ ; bentuk mufradnya ‫لَ ْي ٌل‬ , ditemukan 3 kali.

d) ‫ص‬
ٍ ‫صيَا‬
َ ; bentuk mufradnya ٌ‫صة‬
َ ‫ص ْي‬
ِ , ditemukan 1 kali.

22. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫ فَ َعالِ ْي ُل‬adalah :


a) ِ َ‫قَن‬
‫اط ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya َ ‫قِ ْن‬
‫طا ٌر‬ , ditemukan 1 kali.

b) ِ ‫قَ َر‬
ُ‫اطيْس‬ ; bentuk mufradnya َ ْ‫قِر‬
ٌ‫طاس‬ , ditemukan 1 kali.

c) ُ‫َجالَبِيْب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِج ْلبَاب‬ , ditemukan 1 kali.

d) ‫َس َرابِ ْي ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِسرْ بَا ٌل‬ , ditemukan 2 kali.

23. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ِ ‫أَ َس‬
‫او ُر‬ ; bentuk mufradnya ‫ِس َوا ٌر‬ , ditemukan 4 kali.

24. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ِ َ‫أَب‬
ُ ‫ار ْي‬
‫ق‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫اِب ِْر ْي‬
‫ق‬ , ditemukan 1 kali.

b) ُ ‫أَ َحا ِدي‬


‫ْث‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َح ِدي‬
‫ْث‬ , ditemukan 5 kali.

c) ِ ‫أَ َس‬
‫اط ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫أُسْطُ ْو َرة‬ , ditemukan 9 kali.

25. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫تَفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ُ‫تَ َرائِب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ت َِر ْيبَة‬ , ditemukan 1 kali.

b) ٍ ‫تَ َرا‬
‫ق‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫تَرْ قُ َوة‬ , ditemukan 1 kali.

26. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫تَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫تَ َماثِ ْي ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫تِ ْمثَا ٌل‬ , ditemukan 1 kali.

15
27. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫َمفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ‫َمقَا ِع ُد‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْق َع ٌد‬ , ditemukan 2 kali.

b) ‫َم َسا ِك ُن‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْس َك ٌن‬ , ditemukan 7 kali.

c) ‫َم َسا ِج ُد‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْس ِج ٌد‬ , ditemukan 5 kali.

d) ‫َمفَاتِ ُح‬ ; bentuk mufradnya ‫ِم ْفتَا ٌح‬ , ditemukan 3 kali.

e) ‫َمنَافِ ُع‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َم ْنفَ َعة‬ , ditemukan 5 kali.

28. Yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫َمف‬


‫اع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫َم َسا ِكي ُْن‬ ; bentuk mufradnya ‫ِم ْس ِكي ٌْن‬ , ditemukan 2 kali.

b) ‫َم َعا ِذ ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َم ْع ِذ َرة‬ , ditemukan 1 kali.

c) ‫صابِ ْي ُح‬
َ ‫َم‬ ; bentuk mufradnya ‫ِمصْ بَا ٌح‬ , ditemukan 2 kali.

d) ُ‫اريْب‬ِ ‫َم َح‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِمحْ َراب‬ , ditemukan 1 kali.

e) ُ‫ازيْن‬
ِ ‫َم َو‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ِم ْيز‬
‫َان‬ , ditemukan 7 kali.

29. Yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫يَف‬


‫اع ُل‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran

30. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫يَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫يَنَابِ ْي ُع‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫يَ ْنب ُْو‬


‫ع‬ , ditemukan 1 kali.

31. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َوا ِع ُل‬ adalah :

a) ُ‫َك َوا ِكب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َك ْو َكب‬ , ditemukan 2 kali.

b) ُ‫فَ َوا ِكه‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫فَا ِكھَة‬ , ditemukan 2 kali.

c) ِ ‫فَ َو‬
ُ‫احش‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫اح َشة‬
ِ َ‫ف‬ , ditemukan 2 kali.

d) ُ ‫ص َوا ِع‬
‫ق‬ َ ; bentuk mufradnya ٌ‫اعقَة‬
ِ ‫ص‬َ , ditemukan 2 kali.

e) ٍ ‫نَ َوا‬
‫ص‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫صيَة‬
ِ ‫نَا‬ , ditemukan 1 kali.

32. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َوا ِع ْي ُل‬ adalah:

a) ِ ‫قَ َو‬
‫ار ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫قَار ُْو َرة‬ , ditemukan 3 kali.

16
33. Yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫فَي‬
‫اع ُل‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.

34. Yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫فَي‬


‫اع ْي ُل‬ adalah :

a) ِ َ‫َشي‬
‫اطي ُْن‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫َش ْي‬ , ditemukan 15 kali.

35. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعائِ ُل‬ adalah :

a) ‫َش َمائِ ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِش َما ٌل‬ , ditemukan 1 kali.

b) ‫َش َعائِ ُر‬ ; bentuk mufradnya ‫ِش َعا ٌر‬ , ditemukan 4 kali.

c) ‫ث‬ ُ ِ‫َخبَائ‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫خَبِ ْيثَة‬ , ditemukan 2 kali.

d) ‫قَالَئِ ُد‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِقالَ َدة‬ , ditemukan 1 kali.

36. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالَى‬ adalah :

a) ‫يَتَا َمى‬ ; bentuk mufradnya ‫ يَتِ ْي ٌم‬, ditemukan 6 kali.


b) َ ‫َخ‬
‫طايَا‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ َخ ِط ْيئَة‬, ditemukan 5 kali.
37. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالِ ْي‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran.

38. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالَى‬ adalah :

a) ‫أُ َسا َرى‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ِس ْي ٌر‬ , ditemukan 1 kali.

39. Yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالِ ﱡي‬ adalah :

a) ‫أَنَا ِس ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫إِ ْن َس‬


‫ان‬ , ditemukan 1 kali.

b) ‫أَ َمانِ ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫أُ ْمنِيﱠة‬ , ditemukan 3 kali.

c) ‫َز َرابِ ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ‫زَرْ بِ ﱞي‬ , ditemukan 1 kali.

17
‫‪3.2. Pengelompokkan bentuk jamak taksir di dalam Alquran ke dalam 39 wazan/bentuk :‬‬

‫‪CONTOH‬‬ ‫‪CONTOH‬‬ ‫‪CONTOH‬‬ ‫‪CONTOH‬‬ ‫‪CONTOH‬‬ ‫‪CONTOH‬‬ ‫‪WAZAN‬‬


‫أَ ْن ُع ٌم‬ ‫أَرْ ُج ٌل‬ ‫أَ ْشھ ُ ٌر‬ ‫أَ ْعي ُنٌ‬ ‫أَ ْنفُسٌ‬ ‫أَ ْنفُسٌ‬ ‫أَ ْف ُع ٌل‬
‫أَ ْع َما ٌل‬ ‫أَ ْنھَا ٌر‬ ‫أَ ْز َوا ٌج‬ ‫أَ ْن َ‬
‫صا ٌر‬ ‫أَصْ َحابٌ‬ ‫أَجْ دَا ٌد‬ ‫أَ ْف َعا ٌل‬
‫أَ ْم ِت َعة ٌ‬ ‫أَ ْفئِ َدةٌ‬ ‫أَئِ ﱠمة ٌ‬ ‫أَ ْل ِسنَةٌ‬ ‫أَ ْ‬
‫ط ِع َمة ٌ‬ ‫أَ ْف ِعلَةٌ‬
‫فِ ْتيَةٌ‬ ‫إِ ْخ َوةٌ‬ ‫فِ ْتيَةٌ‬ ‫فِ ْعلَةٌ‬

‫ُع ْم ٌ‬
‫ي‬ ‫ب ُ ْك ٌم‬ ‫ص ﱞم‬
‫ُ‬ ‫ُح ْم ٌر‬ ‫ف ُ ْع ٌل‬
‫ُسقُفٌ‬ ‫صحُفٌ‬
‫ُ‬ ‫ُسبُ ٌل‬ ‫ُر ُس ٌل‬ ‫ُكتُبٌ‬ ‫ُكتُبٌ‬ ‫ف ُ ُع ٌل‬
‫قُرًى‬ ‫أ ُ َم ٌم‬ ‫ص َو ٌر‬
‫ُ‬ ‫ُغ َرفٌ‬ ‫ُغ َرفٌ‬ ‫ف ُ َع ٌل‬
‫نِ َع ٌم‬ ‫ِشيَ ٌع‬ ‫ص ٌم‬
‫ِع َ‬ ‫قِ َ‬
‫ط ٌع‬ ‫قِ َ‬
‫ط ٌع‬ ‫فِ َع ٌل‬
‫ھُدَاةٌ‬ ‫ف ُ َعلَةٌ‬
‫بَ َر َرة ٌ‬ ‫ظة ٌ‬
‫َحفَ َ‬ ‫َس َح َرةٌ‬ ‫فَ َج َرةٌ‬ ‫َكفَ َرة ٌ‬ ‫بَ َر َرةٌ‬ ‫فَ َعلَةٌ‬
‫َموْ تَى‬ ‫قَ ْتلَى‬ ‫َم ْر َ‬
‫ضى‬ ‫َم ْر َ‬
‫ضى‬ ‫فَ ْعلَى‬
‫قِ َر َدةٌ‬ ‫ِد َر َجة ٌ‬ ‫فِ َعلَةٌ‬
‫ُخ ﱠش ٌع‬ ‫ُس ﱠج ٌد‬ ‫ُر ﱠك ٌع‬ ‫ُر ﱠك ٌع‬ ‫ف ُ ﱠع ٌل‬
‫ُح ﱠكا ٌم‬ ‫ُكفﱠا ٌر‬ ‫فُجﱠا ٌر‬ ‫ُكتَابٌ‬ ‫ف ُ َعا ٌل‬
‫ِريَا ٌح‬ ‫ِجبَا ٌل‬ ‫نِعَا ٌ‬
‫ج‬ ‫ِعبَا ٌد‬ ‫ِرجَا ٌل‬ ‫ِجبَا ٌل‬ ‫فِعَا ٌل‬
‫ُح ُدوْ دٌ‬ ‫قُلُوْ بٌ‬ ‫بُطُوْ نٌ‬ ‫ظُھ ُوْ ٌر‬ ‫ُوجُوْ هٌ‬ ‫قُلُوْ بٌ‬ ‫فُعُوْ ٌل‬
‫ِح ْيتَانٌ‬ ‫إِ ْخ َوانٌ‬ ‫فِ ْت َيانٌ‬ ‫ِو ْل َدانٌ‬ ‫ِغ ْل َمانٌ‬ ‫ِغ ْل َمانٌ‬ ‫فِ ْعالَنٌ‬
‫ُر ْھبَانٌ‬ ‫قُضْ بَانٌ‬ ‫ف ُ ْعالَنٌ‬
‫ُسفَھَا ُء‬ ‫فُقَ َرا ٌء‬ ‫ض َعفَا ُء‬
‫ُ‬ ‫ُش َركَا ُء‬ ‫ُشھَدَا ُء‬ ‫ُك َر َما ُء‬ ‫ف ُ َعالَ ُء‬
‫أَ ْغ ِن َيا ُء‬ ‫أَوْ ِليَا ُء‬ ‫أَ ِشدﱠا ُء‬ ‫أَ ْد ِعيَا ُء‬ ‫أَ ْن ِبيَا ُء‬ ‫أَ ْف ِعالَ ُء‬
‫ص‬
‫صيَا ٍ‬
‫َ‬ ‫لَي ٍ‬
‫َال‬ ‫ضفَا ِد ُ‬
‫ع‬ ‫َ‬ ‫َسنَابِ ُل‬ ‫َدرَا ِھ ُم‬ ‫فَعَالِ ُل‬
‫َس َرابِ ْي ُل‬ ‫َجالَبِيْبُ‬ ‫قَ َرا ِطيْسُ‬ ‫قَنَا ِ‬
‫ط ْي ُر‬ ‫َدنَانِ ْي ُر‬ ‫فَ َعالِ ْي ُل‬
‫أَ َس ِ‬
‫او ُر‬ ‫أَنَا ِم ُل‬ ‫أَفَا ِع ُل‬
‫أَ َس ِ‬
‫اط ْي ُر‬ ‫أَ َحا ِدي ُ‬
‫ْث‬ ‫أَبَ ِ‬
‫ار ْي ُ‬
‫ق‬ ‫أَ َ‬
‫صابِ ْي ُر‬ ‫أَفَا ِع ْي ُل‬
‫تَ َرا ٍ‬
‫ق‬ ‫تَ َرائِبُ‬ ‫تَ َج ِ‬
‫اربُ‬ ‫تَفَا ِع ُل‬
‫تَ َماثِ ْي ُل‬ ‫تَ َسابِ ْي ُح‬ ‫تَفَا ِع ْي ُل‬
‫َمنَافِ ُع‬ ‫َمفَاتِ ُح‬ ‫َم َسا ِج ُد‬ ‫َم َسا ِكنُ‬ ‫َمقَا ِع ُد‬ ‫َم َسا ِج ُد‬ ‫َمفَا ِع ُل‬
‫ازيْنُ‬
‫َم َو ِ‬ ‫اريْبُ‬
‫َم َح ِ‬ ‫صاب ِ ْي ُح‬
‫َم َ‬ ‫َم َعا ِذ ْي ُر‬ ‫َم َسا ِكيْنُ‬ ‫صاب ِ ْي ُح‬
‫َم َ‬ ‫َمفَا ِع ْي ُل‬
‫يَ َحا ِم ُد‬ ‫يَفَا ِع ُل‬
‫يَنَابِ ْي ُع‬ ‫يَ َحا ِم ْي ُم‬ ‫يَفَا ِع ْي ُل‬
‫نَ َوا ٍ‬
‫ص‬ ‫ص َوا ِع ُ‬
‫ق‬ ‫َ‬ ‫فَ َو ِ‬
‫احشُ‬ ‫فَ َوا ِكهُ‬ ‫َك َوا ِكبُ‬ ‫َخ َواتِ ُم‬ ‫فَ َوا ِع ُل‬

‫قَ َو ِ‬
‫ار ْي ُر‬ ‫َ‬
‫ط َوا ِحيْنُ‬ ‫فَ َوا ِع ْي ُل‬
‫ارفُ‬
‫صيَ ِ‬
‫َ‬ ‫فَيَا ِع ُل‬
‫َشيَا ِطيْنُ‬ ‫َديَا ِج ْي ُر‬ ‫فَيَ ِ‬
‫اع ْي ُل‬
‫قَالَئِ ُد‬ ‫َخبَا ِئ ُ‬
‫ث‬ ‫َش َعائِ ُر‬ ‫َش َمائِ ُل‬ ‫ص َحائِفُ‬
‫َ‬ ‫فَ َعائِ ُل‬
‫َخ َ‬
‫طايَا‬ ‫يَتَا َمى‬ ‫َع َذا َرى‬ ‫فَ َعالَى‬
‫ت ُ َرا ٍ‬
‫ق‬ ‫ف ُ َعالِ ْي‬
‫أُسَارَ ى‬ ‫ُسكَارَى‬ ‫فُعَالَى‬
‫َز َرابِ ﱡي‬ ‫أَ َمانِ ﱡي‬ ‫أَنَا ِس ﱡي‬ ‫َك َرا ِسي‬ ‫فَ َعالِي‬

‫‪18‬‬
‫‪3.3. Pengelompokan jamak taksir di dalam Alquran ke dalam 6 proses pembentukannya :‬‬

‫‪Penambahan‬‬ ‫‪Pengurangan‬‬ ‫‪Perubahan‬‬ ‫‪Penambahan & rbh‬‬ ‫‪Pengurangan & rbh‬‬ ‫‪Penambahan‬‬
‫‪bunyi‬‬ ‫‪bunyi‬‬ ‫‪Bunyi‬‬ ‫‪pengurangan‬‬
‫‪& rbh bunyi‬‬
‫مفرد ‪ -‬جمع‬ ‫مفرد ‪ -‬جمع‬ ‫مفرد‪ -‬جمع‬ ‫مفرد ‪ -‬جمع‬ ‫مفرد ‪ -‬جمع‬ ‫مفرد ‪ -‬جمع‬

‫َع َم ٌل – أَ ْع َما ٌل‬ ‫ُغرْ فَة ٌ‪ُ -‬غ َرفٌ‬ ‫سقُفٌ – َس ْقفٌ‬
‫ُ‬ ‫نَ ْفسٌ ‪ -‬أَ ْنفُسٌ‬ ‫ص ْف ٌر‬
‫ُ‬ ‫أَصْ فَ ُر ‪-‬‬ ‫نِ ْع َمةٌ ‪ -‬أَ ْن ُع ٌم‬
‫‪ -‬أَ ْنھَا ٌر‬ ‫نَ ْھ ٌر‬ ‫نِ ْع َمةٌ ‪ -‬نِ َع ٌم‬ ‫َر ُج ٌل ‪ -‬أَرْ ُج ٌل‬ ‫ِكتَابٌ ‪ُ -‬كتُبٌ‬ ‫صار‬ ‫صيْر‪ -‬أَ ْن َ‬‫َن ِ‬
‫َم ْس ِج ٌد‪َ -‬م َسا ِج ُد‬ ‫‪ -‬إِ ْخ َوةٌ‬ ‫أَ ٌخ‬ ‫س ٌل‬
‫َرسُوْ ٌل ‪ُ -‬ر ُ‬ ‫لِ َسانٌ – أَ ْل ِسنَةٌ‬
‫زَرْ بِ ﱞي– َز َرا ِب ﱡي‬ ‫‪ -‬قِ َر َدة ٌ‬ ‫قِ ْر ٌد‬ ‫سبُ ٌل‬
‫‪ُ -‬‬ ‫َسبِ ْي ٌل‬ ‫فُؤَا ٌد ‪ -‬أَ ْفئِ َدة ٌ‬
‫َر ُج ٌل – ِر َجا ٌل‬ ‫ص ِح ْيفَةٌ – ُ‬
‫صحُفٌ‬ ‫َ‬ ‫ع – أَ ْمتِ َعةٌ‬
‫َمتَا ٌ‬
‫‪ِ -‬عبَا ٌد‬ ‫َع ْب ٌد‬ ‫قرْ يَةٌ ‪ -‬قُ ًرى‬ ‫كَافِ ٌر ‪َ -‬كفَ َرة ٌ‬
‫َجبَ ٌل ‪ِ -‬جبَا ٌل‬ ‫َم ِريْضٌ ‪َ -‬مرْ َ‬
‫ضى‬
‫ِر ْي ٌح ‪ِ -‬ريَا ٌح‬ ‫‪ُ -‬ر ﱠك ٌع‬ ‫َرا ِك ٌع‬
‫َوجْ هٌ ‪ُ -‬وجُوْ ه ٌ‬ ‫نَ ْع َجةٌ ‪ -‬نِ َعا ٌج‬
‫َولَ ٌد ‪ِ -‬و ْل َدانٌ‬ ‫ُغالَ ٌم ‪ِ -‬غ ْل َمانٌ‬
‫فَتًى ‪ -‬فِ ْتيَانٌ‬ ‫حُوْ ٌ‬
‫ت – ِح ْيتَانٌ‬
‫ضفَا ِد ُ‬
‫ع‬ ‫ض ْف َد ٌ‬
‫ع– َ‬ ‫َ‬ ‫َرا ِھبٌ ‪ُ -‬ر ْھبَانٌ‬

‫ق ‪ -‬أَبَ ِ‬
‫ار ْي ُ‬
‫ق‬ ‫إِب ِْر ْي ٌ‬ ‫َش ِھ ْي ٌد ‪ُ -‬‬
‫ش ھَدَا ُء‬
‫ْث ‪ -‬أَ َحا ِدي ُ‬
‫ْث‬ ‫َح ِدي ٌ‬ ‫‪ -‬أَ ْد ِع َيا ُء‬‫دَاعٍ‬
‫َم ْق َع ٌد – َمقَا ِع ُد‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬
‫ش ِد ْيد ‪ -‬أ ِشدﱠا ُء‬
‫ِم ْس ِكيْنٌ – َم َسا ِكيْنُ‬ ‫س ْنبُلَةٌ – َسنَابِ ُل‬
‫ُ‬
‫َكوْ كَبٌ – َك َوا ِكبُ‬ ‫قِ ْن َ‬
‫طا ٌر – قَنَا ِط ْي ُر‬
‫لَ ْي ٌل ‪ -‬لَ َيا ٍل‬ ‫او ُر‬‫ِس َوا ٌر ‪ -‬أَ َس ِ‬
‫ِش َما ٌل – َش َمائِ ُل‬ ‫أُسْطُوْ َرةٌ أَ َسا ِط ْي ُر‬
‫ت َِر ْيبَةٌ – تَ َرائِبُ‬
‫تَرْ ق ُ َوةٌ ‪ -‬ت ََرا ٍ‬
‫ق‬
‫تِ ْمثَا ٌل – تَ َماثِ ْي ُل‬
‫ِم ْفتَا ٌح – َمفَاتِ ُح‬
‫َم ْنفَ َعةٌ – َمنَافِ ُع‬
‫َم ْع ِذ َرةٌ – َم َعا ِذ ْي ُر‬
‫ِم ْيزَانٌ – َم َو ِ‬
‫ازيْنُ‬
‫يَ ْنبُوْ ٌ‬
‫ع ‪َ -‬ينَابِ ْي ُع‬
‫فَا ِكھَةٌ – فَ َوا ِكهُ‬
‫قَارُوْ َرة ٌ– قَ َو ِ‬
‫ار ْي ُر‬
‫ص‬
‫صيَا ٍ‬ ‫صةٌ َ‬
‫ص ْي َ‬
‫ِ‬
‫ُ‬
‫أَ ِس ْي ٌر ‪ -‬أ َسا َرى‬
‫إِ ْن َسانٌ – أَنَا ِس ﱡي‬

‫‪19‬‬
3.4. Pengelompokan bentuk jamak taksir menurut frekuensi penggunaannya di dalam
Alquran di atas 10 kali.
No Wazan / Bentuk Mauzun Frekuensi Keterangan
. Penggunaan
1 ‫أَ ْف ُع ٌل‬ ٌ‫أَ ْنفُس‬ 119 1 / 6 Besar
ٌ‫أَ ْعيُن‬ 17
2 ‫فُعُوْ ٌل‬ ٌ‫قُلُوْ ب‬ 107 2 / 6 Besar
ٌ‫ُوجُوْ ه‬ 34
‫ُح ُدوْ ٌد‬
‫بُطُوْ ٌن‬ 13
13
3 ‫ِف َعا ٌل‬ ‫ِعبَا ٌد‬ 74 3 / 6 Besar
‫ِجبَا ٌل‬ 26
‫ِر َجا ٌل‬ 23
4 ‫فُ ُع ٌل‬ ‫ُر ُس ٌل‬ 71 4 / 6 Besar
5 ‫أَ ْف َعا ٌل‬ ٌ‫أَصْ َحاب‬ 63 5 / 6 Besar
‫أَ ْنھَا ٌر‬ 49
‫أَ ْع َما ٌل‬
‫أَ ْز َوا ٌج‬ 41
41
6 ‫أَ ْف ِعالَ ُء‬ ‫أَوْ ِليَا ُء‬ 36 6 / 6 Besar
7 ‫فُ َع ٌل‬ ‫قُ ًرى‬ 19
‫أ ُ َم ٌم‬ 12
8 ‫فُعﱠا ٌل‬ ‫ُكفﱠا ٌر‬ 18
9 ‫فُ َعالَ ُء‬ ‫ُش َركَا ُء‬ 17
‫ُشھَدَا ُء‬ 16
10 ‫فَ ْعلَى‬ ‫َموْ تَى‬ 16
11 ِ َ‫فَي‬
‫اع ْي ُل‬ ِ َ‫َشي‬
ُ‫اطيْن‬ 15
12 ‫فُ ْع ٌل‬ ‫ص ﱞم‬
ُ 11
13 ‫فُ ﱠع ٌل‬ ‫ُس ﱠج ٌد‬ 11

20
3.5. Perilaku Morfologis Jamak Taksir dalam Alquran
a. Perilaku Bentuk Jamak Taksir dalam Alquran

1. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف ُع ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫أَ ْنفُس‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نَ ْفس‬


b) ‫ ; أَ ْعي ٌُن‬bentuk mufradnya ‫َعي ٌْن‬
c) ‫أَ ْشھُ ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ْھ ٌر‬
d) ‫أَرْ ُج ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِرجْ ٌل‬
e) ‫أَ ْن ُع ٌم‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نٍ ْع َمة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ٌل‬Oُ‫أَ ْفع‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ْع ٌل‬ , seperti ٌ‫ نَ ْفس‬, ‫َعي ٌْن‬ , dan ‫َش ْھ ٌر‬ .

‫فِ ْع ٌل‬ , seperti ‫ِرجْ ٌل‬ .

ٌ‫فِ ْعلَة‬ , seperti ٌ‫نِ ْع َمة‬ .

2. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف َعا ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫أَصْ َحاب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫احب‬


ِ ‫ص‬َ
b) َ ‫أَ ْن‬
‫صا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َص ْي ٌر‬
ِ ‫ن‬
c) ‫أَ ْز َوا ٌج‬ ; bentuk mufradnya ‫َز ْو ٌج‬
d) ‫أَ ْنھَا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫نَ ْھ ٌر‬
e) ‫أَ ْع َما ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َع َم ٌل‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ا ٌل‬O‫أَ ْف َع‬ berasal dari 4

macam bentuk mufrad, yaitu :

ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ , seperti ٌ‫صا ِحب‬
َ .
‫فَ ْع ٌل‬ , seperti ‫َز ْو ٌج‬ dan ‫نَ ْھ ٌر‬ .

‫فَ َع ٌل‬ , seperti ‫َع َم ٌل‬ .

21
‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ِ َ‫ن‬
‫ص ْي ٌر‬ .

3. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫أَ ْف ِعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫أَ ْل ِسنَة‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫لِ َس‬


‫ان‬
b) ٌ‫أَئِ ﱠمة‬ ; bentuk mufradnya ‫إِ َما ٌم‬
c) ٌ‫أَ ْفئِ َدة‬ ; bentuk mufradnya ‫فُؤَا ٌد‬
d) ٌ‫أَ ْمتِ َعة‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َمتَا‬
‫ع‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ٌ‫ة‬Oَ‫أَ ْف ِعل‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فِ َعا ٌل‬ , seperti ٌ ‫لِ َس‬


‫ان‬ dan ‫اِ َما ٌم‬ .

‫فُ َعا ٌل‬ , seperti ‫فُ َؤا ٌد‬ .

‫فَ َعا ٌل‬ , seperti ٌ ‫َمتَا‬


‫ع‬ .

4. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فِ ْعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫إِ ْخ َوة‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ٌخ‬


b) ٌ‫فِ ْتيَة‬ ; bentuk mufradnya ‫فَتًى‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ٌ‫ة‬Oَ‫ِف ْعل‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫فَ َع ٌل‬ , seperti ‫أَ ٌخ‬ dan ‫فَتًى‬ .

5. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ْع ٌل‬ adalah :

a) ‫ص ﱞم‬ ُ ; bentuk mufradnya ‫ص ﱡم‬ َ َ‫أ‬


b) ‫بُ ْك ٌم‬ ; bentuk mufradnya ‫ أَ ْب َك ُم‬.
c) ٌ ‫ُع ْم‬
‫ي‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ْع َمى‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ٌل‬Oْ‫فُع‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫أَ ْف َع ُل‬ , seperti َ َ‫ أ‬, ‫أَ ْب َك ُم‬
‫ص ﱡم‬ dan ‫أَ ْع َمى‬ .

6. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ُع ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫ُكتُب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِكتَاب‬

22
b) ‫ُر ُس ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َرس ُْو ٌل‬
c) ‫ُسبُ ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َسبِ ْي ٌل‬
d) ٌ ‫صح‬
‫ُف‬ ُ ; bentuk mufradnya ٌ‫ص ِح ْيفَة‬
َ
e) ٌ ُ‫ُسق‬
‫ف‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َس ْق‬
‫ف‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫فُ ُع ٌل‬ berasal dari 5 macam

bentuk mufrad, yaitu :

‫فِ َعا ٌل‬ , seperti ٌ‫ِكتَاب‬ .

‫فَع ُْو ٌل‬ , seperti ‫َرس ُْو ٌل‬ .

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ‫َسبِ ْي ٌل‬ .

ٌ‫ فَ ِع ْيلَة‬, seperti ٌ‫ص ِح ْيفَة‬


َ .

‫ فَ ْع ٌل‬, seperti ‫ف‬ ٌ ‫ َس ْق‬.


7. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َع ٌل‬ adalah :

a) ٌ ‫ُغ َر‬
‫ف‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ُغرْ فَة‬
b) ‫ص َو ٌر‬ ُ ; bentuk mufradnya ٌ‫ص ُْو َرة‬
c) ‫ ; أُ َم ٌم‬bentuk mufradnya ٌ‫أُ ﱠمة‬
d) ‫ ; قُرًى‬bentuk mufradnya ٌ‫قَرْ يَة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ٌل‬O‫فُ َع‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :


ٌ‫فُ ْعلَة‬ , seperti ٌ‫ُغرْ فَة‬ , ٌ‫صُوْ َرة‬ dan ٌ‫أُ ﱠمة‬ .

ٌ‫فَ ْعلَة‬ , seperti ٌ‫قَرْ يَة‬ .

8. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ َع ٌل‬ adalah :

a) َ ِ‫ق‬
‫ط ٌع‬ ; bentuk mufradnya ْ ِ‫ق‬
ٌ‫ط َعة‬
b) ‫نِ َع ٌم‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نِ ْع َمة‬
c) َ ‫ ; ِع‬bentuk mufradnya ٌ‫ِعصْ َمة‬
‫ص ٌم‬

23
d) ‫ِشيَ ٌع‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِش ْي َعة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ٌل‬O‫فِ َع‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ٌ ‫فِ ْعلَة‬ ْ ِ‫ ق‬, ٌ‫ نِ ْع َمة‬, ٌ‫ ِعصْ َمة‬dan ٌ‫ِش ْي َعة‬
ٌ‫ط َعة‬ , seperti .

9. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ٌ ‫ ف ُ َعلَة‬adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.

10. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فَ َعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫َكفَ َرة‬ ; bentuk mufradnya ‫َكافِ ٌر‬


b) ٌ‫ ; فَ َج َرة‬bentuk mufradnya ‫اج ٌر‬
ِ َ‫ف‬
c) ٌ‫ ; َس َح َرة‬bentuk mufradnya ‫اح ٌر‬
ِ ‫َس‬
d) َ َ‫ ; َحف‬bentuk mufradnya ٌ‫َحافِظ‬
ٌ‫ظة‬
e) ٌ‫ ; بَ َر َرة‬bentuk mufradnya ‫بَارﱞ‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ٌ‫ة‬Oَ‫فَ ْعل‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ِ َ‫ف‬


‫ ٌل‬O‫اع‬ , seperti ‫افِ ٌر‬O‫ َك‬, ‫ا ِج ٌر‬Oَ‫ ف‬, ‫ا ِح ٌر‬O‫َس‬ , ٌ‫افِظ‬O‫َح‬ dan

‫بَارﱞ‬ .

11. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ ْعلَى‬ adalah :

a) َ ْ‫َمر‬
‫ضى‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َم ِريْض‬
b) ‫قَ ْتلَى‬ ; bentuk mufradnya ‫قَتِ ْي ٌل‬
c) ‫َموْ تَى‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َمي‬
‫ﱢت‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ى‬Oَ‫فَ ْعل‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ٌ‫َم ِريْض‬ , ‫قَتِ ْي ٌل‬ dan ٌ ‫َمي‬


‫ﱢت‬ .

12. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ٌ‫فِ َعلَة‬ adalah :

a) ٌ‫قِ َر َدة‬ ; bentuk mufradnya ‫قِرْ ٌد‬

24
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ٌ‫ة‬Oَ‫فِ َعل‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫فِ ْع ٌل‬ , seperti ‫قِرْ ٌد‬ .

13. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ﱠع ٌل‬ adalah :

a) ‫ُر ﱠك ٌع‬ ; bentuk mufradnya ‫َرا ِك ٌع‬


b) ‫ُس ﱠج ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫اج ٌد‬
ِ ‫َس‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ٌل‬O‫فُعﱠ‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫فَا ِع ٌل‬ , seperti ‫َرا ِك ٌع‬ , dan ‫َسا ِج ٌد‬ .

14. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُعﱠا ٌل‬ adalah :

a) ‫فُجﱠا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ِ َ‫ف‬


‫اج ٌر‬
b) ‫ُكفﱠا ٌر‬ ; bentuk mufradnya ‫َكافِ ٌر‬
c) ‫ُح ﱠكا ٌم‬ ; bentuk mufradnya ‫َحا ِك ٌم‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ا ٌل‬O‫فُعﱠ‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫فَا ِع ٌل‬ , seperti ِ َ‫ ف‬, ‫َكافِ ٌر‬
‫اج ٌر‬ dan ‫َحا ِك ٌم‬ .

15. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ َعا ٌل‬ adalah :

a) ‫ِر َجا ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َر ُج ٌل‬


b) ‫ِعبَا ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫َع ْب ٌد‬
c) ‫نِ َعا ٌج‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫نَ ْع َجة‬
d) ‫ِجبَا ٌل‬ ; bentuk mufradnya ‫َجبَ ٌل‬
e) ‫ِريَا ٌح‬ ; bentuk mufradnya ‫ِر ْي ٌح‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ا ٌل‬O‫فِ َع‬ berasal dari 5

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ُع ٌل‬ , seperti ‫َر ُج ٌل‬ .

‫فَ ْع ٌل‬ , seperti ‫َع ْب ٌد‬ .

ٌ‫فَ ْعلَة‬ , seperti ٌ‫نَ ْع َجة‬ .

25
‫فَ َع ٌل‬ , seperti ‫َجبَ ٌل‬ .

‫فِ ْع ٌل‬ , seperti ‫ِر ْي ٌح‬ .

16. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُعُوْ ٌل‬ adalah :

a) ٌ‫ُوج ُْوه‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َوجْ ه‬


b) ‫ظُھ ُْو ٌر‬ ; bentuk mufradnya َ
‫ظ ْھ ٌر‬
c) ‫بُطُ ْو ٌن‬ ; bentuk mufradnya ْ َ‫ب‬
‫ط ٌن‬
d) ٌ‫قُلُ ْوب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫قَ ْلب‬
e) ‫ُح ُد ْو ٌد‬ ; bentuk mufradnya ‫َح ﱞد‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫و ٌل‬Oُْ ‫فُع‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫ فَ ْع ٌل‬, seperti ٌ‫َوجْ ه‬ , ‫ظ ْھ ٌر‬ ْ َ‫ ب‬, ٌ‫قَ ْلب‬
َ , ‫ط ٌن‬ dan ‫َح ﱞد‬
17. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فِ ْعالَ ٌن‬ adalah :

a) ٌ ‫ِغ ْل َم‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫ُغالَ ٌم‬
b) ٌ ‫ِو ْلد‬
‫َان‬ ; bentuk mufradnya ‫َولَ ٌد‬
c) ٌ َ‫فِ ْتي‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫فَتًى‬
d) ٌ ‫إِ ْخ َو‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ٌخ‬
e) ٌ َ‫ِح ْيت‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ح ُْو‬
‫ت‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَ ٌن‬Oْ‫فِع‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فُ َعا ٌل‬ , seperti ‫ُغالَ ٌم‬ .

‫فَ َع ٌل‬ , seperti ‫ َولَ ٌد‬, ‫فَتًى‬ dan ‫أَ ٌخ‬ .

‫فُ ْع ٌل‬ , seperti ٌ ‫ح ُْو‬


‫ت‬ .

18. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ ْعالَ ٌن‬ adalah :

a) ٌ َ‫ُر ْھب‬
‫ان‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َرا ِھب‬

26
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَ ٌن‬Oْ‫فُع‬ berasal dari

1 macam bentuk mufrad, yaitu : ِ َ‫ف‬


‫اع ٌل‬ , seperti ٌ‫َرا ِھب‬ .

19. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالَ ُء‬ adalah :

a) ‫ُشھَدَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ِھ ْي ٌد‬


b) ‫ُش َر َكا ُء‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َش ِر ْي‬
‫ك‬
c) ‫ض َعفَا ُء‬
ُ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ض ِعي‬
‫ْف‬ َ
d) ‫فُقَ َرا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫فَقِ ْي ٌر‬
e) ‫ُسفَھَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َسفِ ْيه‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَ ُء‬O‫فُ َع‬ berasal dari 1

ٌ Oْ‫فَ ِعي‬
macam bentuk mufrad, yaitu : ‫ل‬ , seperti ‫ ِھ ْي ٌد‬O‫َش‬ , ٌ ‫ر ْي‬O
‫ك‬ ِ ‫ َش‬, ‫ْف‬ َ , ‫ ٌر‬Oْ‫فَقِي‬
ٌ ‫عي‬Oِ ‫ض‬
,dan ٌ‫َسفِ ْيه‬ .

20. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَ ْف ِعالَ ُء‬ adalah :

a) ‫أَ ْد ِعيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َاع‬


ٍ ‫د‬
b) ‫أَ ِش ﱠدا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َش ِد ْي ٌد‬
c) ‫أَ ْولِيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َولِ ﱞي‬
d) ‫أَ ْغنِيَا ُء‬ ; bentuk mufradnya ‫َغنِ ﱞي‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَ ُء‬O‫أَ ْف ِع‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

ِ َ‫ف‬
‫اع ٌل‬ , seperti ‫َاع‬
ٍ ‫د‬ .

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ‫َش ِد ْي ٌد‬ .

‫فَ ْعلِ ٌل‬ , seperti ‫َولِ ﱞي‬ , dan ‫َغنِ ﱞي‬ .

21. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالِ ُل‬ adalah :

a) ‫َسنَابِ ُل‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ُس ْنبُلَة‬


b) ُ ‫ضفَا ِد‬
‫ع‬ َ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ض ْف َد‬
‫ع‬ َ

27
c) ‫لَيَا ٍل‬ ; bentuk mufradnya ‫لَ ْي ٌل‬
d) ‫ص‬
ٍ ‫صيَا‬
َ ; bentuk mufradnya ٌ‫صة‬
َ ‫ص ْي‬
ِ
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ُل‬Oِ‫فَ َعال‬ berasal dari 4
macam bentuk mufrad, yaitu :
ٌ‫فُ ْعلُلَة‬ , seperti ٌ‫ُس ْنبُلَة‬ .

‫فَ ْعلَ ٌل‬ , seperti ٌ ‫ض ْف َد‬


‫ع‬ َ .

‫فَ ْع ٌل‬ , seperti ‫لَ ْي ٌل‬ .

ٌ‫فِ ْعلَة‬ , seperti ٌ‫صة‬


َ ‫ص ْي‬
ِ .

22. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫ فَ َعالِ ْي ُل‬adalah :
a) ِ َ‫قَن‬
‫اط ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya َ ‫قِ ْن‬
‫طا ٌر‬
b) ِ ‫قَ َر‬
ُ‫اطيْس‬ ; bentuk mufradnya َ ْ‫قِر‬
ٌ‫طاس‬
c) ُ‫َجالَبِيْب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِج ْلبَاب‬
d) ‫َس َرابِ ْي ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِسرْ بَا ٌل‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ُل‬Oْ‫فَ َعالِي‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫الَ ٌل‬Oْ‫فِع‬ , seperti َ ‫قِ ْن‬


‫ا ٌر‬O‫ط‬ , َ ْ‫قِر‬
ٌ‫اس‬O‫ط‬ , ٌ‫اب‬Oَ‫ِج ْلب‬ ,

dan ‫ِسرْ بَا ٌل‬ .

23. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ‫أَ َرا ِذ ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫أَرْ َذ ُل‬


b) ‫أَ َكابِ ُر‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ْكبَ ُر‬
c) ِ ‫أَ َس‬
‫او ُر‬ ; bentuk mufradnya ‫ِس َوا ٌر‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫أَف‬
‫ ُل‬O‫اع‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫أَ ْف َع ُل‬ , seperti ‫أَرْ َذ ُل‬ dan ‫أَ ْكبَ ُر‬ .

‫فِ َعا ٌل‬ , seperti ‫ِس َوا ٌر‬ .

28
24. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫أَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫ق‬ ِ َ‫أَب‬
ُ ‫ار ْي‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫اِب ِْر ْي‬
‫ق‬
b) ُ ‫أَ َحا ِدي‬
‫ْث‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫َح ِدي‬
‫ْث‬
c) ِ ‫أَ َس‬
‫اط ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫أُ ْسطُ ْو َرة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫أَف‬
‫ ُل‬Oْ‫اعي‬ berasal dari

3 macam bentuk mufrad, yaitu :

‫اِ ْف ِع ْي ٌل‬ , seperti ٌ ‫اِب ِْر ْي‬


‫ق‬ .

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ٌ ‫َح ِدي‬


‫ْث‬ .

ٌ‫اُ ْفع ُْولَة‬ , seperti ٌ‫اُ ْسطُ ْو َرة‬ .

25. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫تَفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ُ‫تَ َرائِب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫تَ ِر ْيبَة‬


b) ٍ ‫تَ َرا‬
‫ق‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫تَرْ قُ َوة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ُل‬O‫تَفَا ِع‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :


ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ , seperti ٌ‫تَ ِر ْيبَة‬ .

ٌ‫فَ ْعلُ َوة‬ , seperti ٌ‫تَرْ قُ َوة‬ .

26. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫تَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫تَ َماثِ ْي ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫تِ ْمثَا ٌل‬


Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ُل‬Oْ‫تَفَا ِعي‬ berasal

dari 1 macam bentuk mufrad, yaitu : ‫تِ ْف َعا ٌل‬ , seperti ‫تِ ْمثَا ٌل‬ .

27. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫َمفَا ِع ُل‬ adalah :

a) ‫َمقَا ِع ُد‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْق َع ٌد‬


b) ‫َم َسا ِك ُن‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْس َك ٌن‬
c) ‫َم َسا ِج ُد‬ ; bentuk mufradnya ‫َم ْس ِج ٌد‬

29
d) ‫َمفَاتِ ُح‬ ; bentuk mufradnya ‫ِم ْفتَا ٌح‬
e) ‫َمنَافِ ُع‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َم ْنفَ َعة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫َمف‬
‫اع ُل‬ berasal dari 4
macam bentuk mufrad, yaitu :

‫َم ْف َع ٌل‬ , seperti ‫َم ْق َع ٌد‬ dan ‫َم ْس َك ٌن‬ .

‫َم ْف ِع ٌل‬ , seperti ‫َم ْس ِج ٌد‬ .

‫ِم ْف َعا ٌل‬ , seperti ‫ِم ْفتَا ٌح‬ .

ٌ‫َم ْف َعلَة‬ , seperti ٌ‫َم ْنفَ َعة‬ .

28. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫َمف‬


‫اع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫َم َسا ِكي ُْن‬ ; bentuk mufradnya ‫ِم ْس ِكي ٌْن‬


b) ‫َم َعا ِذ ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َم ْع ِذ َرة‬
c) ‫صابِ ْي ُح‬
َ ‫َم‬ ; bentuk mufradnya ‫ِمصْ بَا ٌح‬
d) ُ‫اريْب‬ِ ‫َم َح‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِمحْ َراب‬
e) ‫ازي ُْن‬
ِ ‫َم َو‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ِم ْي َز‬
‫ان‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫َمف‬
‫ ُل‬Oْ‫اعي‬ berasal dari

3 macam bentuk mufrad, yaitu :

‫ِم ْف ِع ْي ٌل‬ , seperti ‫ِم ْس ِكي ٌْن‬ .

ٌ‫َم ْف ِعلَة‬ , seperti ٌ‫َم ْع ِذ َرة‬ .

‫ِم ْف َعا ٌل‬ , seperti ‫ِمصْ بَا ٌح‬ , ٌ‫ِمحْ َراب‬ dan ٌ ‫ِم ْي َز‬
‫ان‬ .

29. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫يَف‬


‫اع ُل‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.

30. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫يَفَا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫يَنَابِ ْي ُع‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫يَ ْنب ُْو‬


‫ع‬

30
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫يَف‬
‫ ُل‬Oْ‫اعي‬ berasal dari

1 macam bentuk mufrad, yaitu : ‫يَ ْفع ُْو ٌل‬ , seperti ٌ ‫يَ ْنب ُْو‬
‫ع‬ .

31. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َوا ِع ُل‬ adalah :

a) ُ‫َك َوا ِكب‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َك ْو َكب‬


b) ُ‫فَ َوا ِكه‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫فَا ِكھَة‬
c) ِ ‫فَ َو‬
ُ‫احش‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫اح َشة‬
ِ َ‫ف‬
d) ُ ‫ص َوا ِع‬
‫ق‬ َ ; bentuk mufradnya ٌ‫اعقَة‬
ِ ‫ص‬َ
e) ٍ ‫نَ َوا‬
‫ص‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫صيَة‬
ِ ‫نَا‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ ‫فَ َو‬
‫اع ُل‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ْو َع ٌل‬ , seperti ٌ‫َك ْو َكب‬ .

ٌ‫اعلَة‬
ِ َ‫ف‬ , seperti ٌ‫فَا ِكھَة‬ , ٌ‫ فَا ِح َشة‬, ٌ‫اعقَة‬
ِ ‫ص‬َ , dan ٌ‫صيَة‬
ِ ‫نَا‬ .

32. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َوا ِع ْي ُل‬ adalah :

a) ِ ‫قَ َو‬
‫ار ْي ُر‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫قَار ُْو َرة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ ‫فَ َو‬
‫ ُل‬Oْ‫اعي‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ٌ‫فَاع ُْولَة‬ , seperti ٌ‫قَار ُْو َرة‬ .

33. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫فَي‬


‫اع ُل‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti


bentuk ini.

34. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ِ َ‫فَي‬


‫اع ْي ُل‬ adalah :

a) ‫َشيَا ِطي ُْن‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫ط‬


‫ان‬ َ ‫َش ْي‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ِ َ‫فَي‬
‫ ُل‬Oْ‫اعي‬ berasal dari 1

macam bentuk mufrad, yaitu : ‫فَ ْي َعا ٌل‬ , seperti ٌ ‫ط‬


‫ان‬ َ ‫َش ْي‬ .

31
35. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعائِ ُل‬ adalah :

a) ‫َش َمائِ ُل‬ ; bentuk mufradnya ‫ِش َما ٌل‬


b) ‫َش َعائِ ُر‬ ; bentuk mufradnya ‫ِش َعا ٌر‬
c) ‫ث‬ ُ ِ‫َخبَائ‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫خَبِ ْيثَة‬
d) ‫قَالَئِ ُد‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫ِقالَ َدة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫ ُل‬Oِ‫فَ َعائ‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فِ َعا ٌل‬ , seperti ‫ِش َما ٌل‬ dan ‫ِش َعا ٌر‬ .

ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ , seperti ٌ‫َخبِ ْيثَة‬ .

ٌ‫فِ َعالَة‬ , seperti ٌ‫قِالَ َدة‬ .

36. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالَى‬ adalah :

a) ‫يَتَا َمى‬ ; bentuk mufradnya ‫يَتِ ْي ٌم‬


b) َ ‫َخ‬
‫طايَا‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫َخ ِط ْيئَة‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَى‬O‫فَ َع‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ‫يَتِ ْي ٌم‬ .

ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ , seperti ٌ‫َخ ِط ْيئَة‬ .

37. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالِ ْي‬ adalah :

Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.

38. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فُ َعالَى‬ adalah :

a) ‫ُس َكا َرى‬ ; bentuk mufradnya ُ ‫َس ْك َر‬


‫ان‬
b) ‫ُك َسالَى‬ ; bentuk mufradnya ‫َك ْسالَ ُن‬
c) ‫أُ َسا َرى‬ ; bentuk mufradnya ‫أَ ِس ْي ٌر‬

32
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الَى‬O‫فُ َع‬ berasal dari 2

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫فَ ْعالَ ُن‬ , seperti ُ ‫َس ْك َر‬


‫ان‬ dan ‫َك ْسالَ ُن‬ .

‫فَ ِع ْي ٌل‬ , seperti ‫اَ ِس ْي ٌر‬ .

39. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk ‫فَ َعالِ ﱡي‬ adalah :

a) ‫أَنَا ِس ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ٌ ‫إِ ْن َس‬


‫ان‬
b) ‫أَ َمانِ ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ٌ‫أُ ْمنِيﱠة‬
c) ‫َز َرابِ ﱡي‬ ; bentuk mufradnya ‫زَرْ بِ ﱞي‬
Data di atas memperlihatkan bahwa wazan/bentuk ‫الِ ﱡي‬O‫فَ َع‬ berasal dari 3

macam bentuk mufrad, yaitu :

‫اِ ْف َعا ٌل‬ , seperti ٌ ‫اِ ْن َس‬


‫ان‬ .

ٌ‫اُ ْف ِعلَة‬ , seperti ٌ‫اُ ْمنِيَة‬ .

‫فَ ْعلِ ﱞي‬ , seperti ‫زَرْ بِ ﱞي‬ .

33
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN

4.1. Pengasalan jamak taksir dalam Alquran


Secara keseluruhan, dari 39 bentuk jamak taksir dalam teori/kajian pustaka, ada 4
bentuk jamak taksir yang tidak penulis temukan dalam Alquran. Keempat bentuk itu ialah:

1. ٌ‫فُ َعلَة‬ , seperti ٌ‫ھُدَاة‬ ,

2. ِ َ‫يَف‬
‫اع ُل‬ , seperti ‫يَ َحا ِم ُد‬ ,

3. ِ َ‫فَي‬
‫اع ُل‬ , seperti ُ ‫ار‬
‫ف‬ ِ َ‫صي‬
َ ,

4. ‫فُ َعالِ ْي‬ , seperti ٍ ‫تُ َرا‬


‫ق‬ .

Dari 35 bentuk jamak taksir yang terdapat dalam Alquran, penulis menemukan hal-
hal sebagai berikut :
1. Ada jamak taksir yang berasal dari 5 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 2
macam, yaitu :

a. ‫فُ ُع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فِ َعا ٌل‬, ‫ فَع ُْو ٌل‬, ‫ فَ ِع ْي ٌل‬, ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ , dan ‫فَ ْع ٌل‬ .

b. ‫فِ َعا ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فَ ُع ٌل‬, ‫ فَ ْع ٌل‬, ٌ‫ فَ ْعلَة‬, ‫فَ َع ٌل‬ , dan ‫فِ ْع ٌل‬ .

2. Ada jamak taksir yang berasal dari 4 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 2
macam, yaitu :

a. ‫فَ َعالِ ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ٌ‫ فُ ْعلُلَة‬, ‫ فَ ْعلَ ٌل‬, ‫فَ ْع ٌل‬ , dan ٌ‫فِ ْعلَة‬ .

b. ِ َ‫َمف‬
‫اع ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ َم ْف َع ٌل‬, ‫ َم ْف ِع ٌل‬, ‫ِم ْف َعا ٌل‬ , dan ٌ‫َم ْف َعلَة‬ .

3. Ada jamak taksir yang berasal dari 3 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 10
macam, yaitu :

a. ‫أَ ْف ُع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فَ ْع ٌل‬, ‫فِ ْع ٌل‬ , dan ٌ‫فِ ْعلَة‬ .

b. ‫أَ ْف َعا ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ِ َ‫ ف‬, ‫فَ ْع ٌل‬
‫اع ٌل‬ , dan ‫فَ َع ٌل‬ .

c. ٌ‫أَ ْف ِعلَة‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فِ َعا ٌل‬, ‫فُ َعا ٌل‬ , dan ‫فَ َعا ٌل‬ .

d. ٌ‫فِ ْعلَة‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فَ َع ٌل‬, ‫فَ ِع ْي ٌل‬ , dan ‫فُ ْعلِ ٌل‬ .

e. ‫فُ َع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ٌ‫ فُ ْعلَة‬, ‫فَ ِع ْي ٌل‬ , dan ٌ‫فَ ْعلَة‬ .

34
f. ‫فِ ْعالَ ٌن‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫ فُ َعا ٌل‬, ‫فَ َع ٌل‬ , dan ‫فُ ْع ٌل‬ .

g. ‫أَ ْف ِعالَ ُء‬ ِ َ‫ ف‬, ‫ فَ ِع ْي ٌل‬, dan ‫ فَ ْعلِ ٌل‬.


‫اع ٌل‬
, terdiri dari bentuk mufrad

h. ‫ل‬ ِ َ‫ َمف‬, terdiri dari bentuk mufrad ‫ ِم ْف ِع ْي ٌل‬, ٌ‫ َم ْف ِعلَة‬, dan ‫ِم ْف َعا ٌل‬
ُ ‫اع ْي‬ .

ُ ِ‫ فَ َعائ‬, terdiri dari bentuk mufrad ‫ فِ َعا ٌل‬, ٌ‫ فَ ِع ْيلَة‬, dan ٌ‫ فِ َعالَة‬.
i. ‫ل‬

j. ‫فَ َعالِ ﱡي‬ ‫ اِ ْف َعا ٌل‬, ٌ‫ اُ ْف ِعلَة‬, dan ‫ فَ ْعلِ ﱞي‬.


, terdiri dari bentuk mufrad

k. ِ َ‫ أَف‬, terdiri dari bentuk mufrad ‫ اِ ْف ِع ْي ٌل‬, ‫ فَ ِع ْي ٌل‬, dan ٌ‫اُ ْفع ُْولَة‬
‫اع ْي ُل‬ .

4. Ada jamak taksir yang berasal dari 2 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 8
macam, yaitu :

a. ‫فِ َع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ٌ‫فِ ْعلَة‬ , dan ‫فَ ْع ٌل‬ .

b. ٌ‫فِ َعلَة‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فِ ْع ٌل‬ , dan ‫فَ ْع ٌل‬ .

c. ‫فَ َعالِ ْي ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فِ ْعالَ ٌل‬ , dan ‫فِ ْعلِ ْي ٌل‬ .

d. ِ َ‫أَف‬
‫اع ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫أَ ْف َع ُل‬ , dan ‫فِ َعا ٌل‬ .

e. ِ َ‫تَف‬
‫اع ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ , dan ٌ‫فَ ْعلُ َوة‬ .

f. ‫فَ َوا ِع ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ْو َع ٌل‬ , dan ٌ‫اعلَة‬
ِ َ‫ف‬ .

g. ‫فَ َعالَى‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ِع ْي ٌل‬ , dan ٌ‫فَ ِع ْيلَة‬ .

h. ‫فُ َعالَى‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ْعالَ ُن‬ , dan ‫فَ ِع ْي ٌل‬ .

5. Ada jamak taksir yang berasal dari 1 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 12
macam, yaitu :

a. ‫فُ ْع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫أَ ْف َع ُل‬ .

b. ٌ‫فَ َعلَة‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَا ِع ٌل‬ .

c. ‫فَ ْعلَى‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ِع ْي ٌل‬ .

d. ‫فُ ﱠع ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ِ َ‫ف‬


‫اع ٌل‬ .

e. ‫فُعﱠا ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ِ َ‫ف‬


‫اع ٌل‬ .

f. ‫فُع ُْو ٌل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ْع ٌل‬ .

35
g. ‫فُ ْعالَ ٌن‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَا ِع ٌل‬ .

h. ‫فُ َعالَ ُء‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ِع ْي ٌل‬ .

e. ِ َ‫تَف‬
‫اع ْي ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫تِ ْف َعا ٌل‬ .

f. ‫يَفَا ِع ْي ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫يَ ْفع ُْو ٌل‬ .

g. ِ ‫فَ َو‬
‫اع ْي ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ٌ‫فَا ُع ْولَة‬ .

h. ِ َ‫فَي‬
‫اع ْي ُل‬ , terdiri dari bentuk mufrad ‫فَ ْي َعا ٌل‬ .

4.2. Proses pembentukan Jamak Taksir dalam Alquran


Pertama : Proses pembentukan jamak taksir melalui penambahan.
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :

‫جمع‬ - ‫مفرد‬

‫أَ ْع َما ٌل‬ – ‫َع َم ٌل‬


‫أَ ْنھَا ٌر‬ - ‫نَ ْھ ٌر‬
‫َم َسا ِج ُد‬ - ‫ْج ٌد‬
ِ ‫َمس‬
‫َز َرابِ ﱡي‬ - ‫زَرْ بِ ﱞي‬

Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke

jamak dengan menambahkan huruf tertentu. Kata ْ‫ل‬O‫َع َم‬ ‘amal misalnya dapat

dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fi’il, dan alif di antara ‘ain

fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫ ٌل‬O‫َع َم‬ menjadi ‫ا ٌل‬O‫ أَ ْع َم‬. Proses demikian berlaku pula
pada kata ‫نَ ْھ ٌر‬ .

Kata ‫ج ٌد‬Oْ
ِ ‫َمس‬ masjid dapat dijamakkan dengan menambah alif di antara ‘ain

fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫ ِج ٌد‬Oْ‫َمس‬ menjadi ‫اج ُد‬O


ِ ‫ َم َس‬. Proses demikian berlaku pula
pada kata ‫زَرْ بِ ﱞي‬ .

36
Pada empat kata jamak taksir di atas, penambahan huruf sebagai proses
pembentukkan jamak taksir terjadi dengan dua jalan; pertama dengan penambahan
hamzah sebelum fa fi’il dan alif di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il; kedua dengan hanya
menambah alif di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il.
Kedua : Proses pembentukan jamak taksir melalui pengurangan.
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :

‫جمع‬ - ‫مفرد‬
ٌ ‫ُغ َر‬
‫ف‬ - ٌ‫ُغرْ فَة‬
‫ِن َع ٌم‬ - ٌ‫نِعْ َمة‬

Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke

jamak dengan membuang huruf tertentu. Kata ٌ‫ة‬Oَ‫ُغرْ ف‬ ghurfah misalnya dapat

dijamakkan dengan membuang huruf ta marbuthah setelah lam fi’il, sehingga ٌ‫ة‬Oَ‫ُغرْ ف‬
menjadi ٌ ‫ َر‬O‫ ُغ‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ٌ‫ة‬O‫أُ ﱠم‬
‫ف‬ , ٌ‫و َرة‬Oُ
ْ ‫ص‬ , ٌ‫ة‬O‫نِ ْع َم‬ ,

ْ ِ‫ ق‬, ٌ‫ِعصْ َمة‬


ٌ‫ط َعة‬ , dan ٌ‫ِش ْي َعة‬ .

Pada tujuh kata jamak taksir di atas, pengurangan huruf sebagai proses
pembentukkan jamak taksir hanya terjadi pada ta marbuthah yang berada setelah lam
fi’il.
Ketiga : Proses pembentukan jamak taksir melalui perubahan bunyi.
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :

‫جمع‬ - ‫مفرد‬

ٌ ُ‫ُسق‬
‫ف‬ - ٌ ‫َس ْق‬
‫ف‬
‫ِح َج ٌج‬ - ‫َحجﱞ‬

37
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke

jamak dengan hanya merubah bunyi. Kata ٌ ‫ ْق‬O‫َس‬


‫ف‬ saqf misalnya dapat dijamakkan

dengan merubah bunyi, sehingga ٌ ‫ ْق‬O‫َس‬


‫ف‬ saqf menjadi ٌ ُ‫ق‬Oُ‫س‬
‫ف‬ suquf. Proses

demikian berlaku pula pada kata ‫َحجﱞ‬ hajj menjadi ‫ِح َج ٌج‬ hijaj.

Pada dua kata jamak taksir di atas, perubahan bunyi sebagai proses
pembentukkan jamak taksir terjadi pada fa fi’il dam ‘ain fi’il .
Keempat: Proses pembentukan jamak taksir melalui penambahan dan perubahan
bunyi.
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :

‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬


ُ ‫ أَ َحا ِدي‬- ‫ْث‬
‫ْث‬ ٌ ‫َح ِدي‬ ٌ ‫– ِو ْلد‬
‫َان‬ ‫َولَ ٌد‬ ‫َر ُج ٌل – ِر َجا ٌل‬ ٌ‫ أَ ْنفُس‬- ٌ‫نَ ْفس‬
ِ َ‫َم ْق َع ٌد – َمق‬
‫اع ُد‬ ٌ َ‫ فِ ْتي‬-
‫ان‬ ‫فَتًى‬ ‫ ِعبَا ٌد‬- ‫َع ْب ٌد‬ ‫ أَرْ ُج ٌل‬- ‫َر ُج ٌل‬
‫ِم ْس ِكي ٌْن– َم َسا ِكي ُْن‬ َ - ‫ض ْف َد ٌع‬
‫ضفَا ِد ُع‬ ِ ‫ ِجبَا ٌل‬- ‫َجبَ ٌل‬ ٌ‫ إِ ْخ َوة‬- ‫أَ ٌخ‬
ُ‫َك ْو َكبٌ – َك َوا ِكب‬ ‫ أَ َرا ِذ ُل‬- ‫أَرْ َذ ُل‬ ‫ ِريَا ٌح‬- ‫ِر ْي ٌح‬ ٌ‫ قِ َر َدة‬- ‫قِرْ ٌد‬
‫ َش َمائِ ُل‬- ‫ِش َما ٌل‬ ِ َ‫ أَب‬-
ُ ‫ار ْي‬
‫ق‬ ٌ ‫اِب ِْر ْي‬
‫ق‬ ٌ‫ ُوجُوْ ه‬- ٌ‫َوجْ ه‬ ٌ‫ ِخيَ َرة‬- ‫َخ ْي ٌر‬
ُ‫ِغرْ بِيْبٌ – َغ َر ِابيْب‬

Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke

jamak dengan menambahkan huruf tertentu sekali gus merubah bunyinya. Kata ٌ‫س‬O‫نَ ْف‬
nafs misalnya dapat dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fi’il,

sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il , sehingga ٌ‫س‬O‫نَ ْف‬ menjadi ٌ‫س‬Oُ‫أَ ْنف‬ .

Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ َعي ٌْن‬, ‫َش ْھ ٌر‬ , dan ‫ِرجْ ٌل‬ .

Kata ‫أَ ٌخ‬ akh dapat dijamakkan dengan menambah huruf ta marbuthah

setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ‫أَ ٌخ‬ menjadi

ٌ‫ اِ ْخ َوة‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫قِرْ ٌد‬ , dan ‫َخ ْي ٌر‬ .

38
Kata ‫ ٌل‬Oُ‫َرج‬ rajul dapat dijamakkan dengan menambah huruf alif di antara

‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ‫ ٌل‬Oُ‫َرج‬
menjadi ‫ِر َجا ٌل‬
Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ َع ْب ٌد‬, ‫َجبَ ٌل‬ , ‫ ٌح‬Oْ‫ ِري‬, ‫ ٌد‬O‫ َم ْق َع‬, ‫ ِكي ٌْن‬Oْ‫ ِمس‬, ‫أَرْ َذ ُل‬
, ٌ ‫اِب ِْر ْي‬
‫ق‬ dan ٌ‫ِغرْ بِيْب‬ .

Kata ٌ‫ه‬O ْ‫َوج‬ wajh dapat dijamakkan dengan menambah huruf waw di antara

‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il , sehingga ٌ‫ه‬O ْ‫َوج‬
menjadi ٌ‫وه‬Oُ
ْ ‫ُوج‬ Proses demikian berlaku pula pada kata ٌ ‫ط‬
‫ن‬O ْ َ‫ ب‬, ٌ‫ب‬O‫قَ ْل‬ , َ
‫ ٌر‬Oْ‫ظھ‬ , ‫ ﱞد‬O‫َح‬
dan ‫َعي ٌْن‬ .

Kata ‫ ٌد‬Oَ‫َول‬ walad dapat dijamakkan dengan menambah huruf alif dan nun

setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga

‫َولَ ٌد‬ menjadi ٌ ‫ ِو ْلد‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫فَتًى‬
‫َان‬ .

Kata ٌ ‫ ْف َد‬O‫ض‬
‫ع‬ ِ dhifda’ dapat dijamakkan dengan menambah huruf alif di

antara ‘ain fi’lal dan lam fi’lal, sekali gus merubah bunyi fa fi’lal dan ‘ain fi’lal,

sehingga ٌ ‫ ْف َد‬O‫ض‬
‫ع‬ ِ menjadi ُ ‫فَا ِد‬O‫ض‬
‫ع‬ َ . Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ ٌم‬Oَ‫ِدرْ ھ‬ ,

ٌ‫َك ْو َكب‬ dan ‫لَ ْي ٌل‬ .

Kata ‫ َما ٌل‬O‫ِش‬ syimaal dapat dijamakkan dengan menambah huruf hamzah di

antara alif fi’aal dan lam fi’aal, sekali gus merubah bunyi fa fi’aal dan ‘ain fi’aal

,sehingga ‫ِش َما ٌل‬ menjadi ‫ َش َما ِئ ُل‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ِش َعا ٌر‬ .

Pada dua puluh kata jamak taksir di atas, penambahan huruf dan perubahan
bunyi sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan hamzah, ta
marbuthah, alif, waw dan alif dan nun.
Kelima : Proses pembentukan jamak taksir melalui pengurangan dan perubahan
bunyi.

39
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :

‫جمع‬ - ‫مفرد‬
‫ص ْف ٌر‬
ُ - ‫أَصْ فَ ُر‬
ٌ‫ُكتُب‬ - ٌ‫ِكتَاب‬
‫ُر ُس ٌل‬ - ‫َرس ُْو ٌل‬
‫ُسبُ ٌل‬ - ‫َس ِب ْي ٌل‬
ٌ ‫صح‬
‫ُف‬ ُ – ٌ‫ص ِح ْيفَة‬
َ
‫ُج َد ٌد‬ - ‫َج ِد ْي ٌد‬
‫قُرًى‬ - ٌ‫قرْ يَة‬

Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke

jamak dengan membuang huruf tertentu sekali gus merubah bunyinya. Kata ‫فَ ُر‬O ْ‫أَص‬
ashfar misalnya dapat dijamakkan dengan membuang huruf hamzah sebelum fa fi’il,

sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ‫فَ ُر‬O ْ‫أَص‬ menjadi ‫ ْف ٌر‬Oُ‫ ص‬.
Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ ُم‬O‫ أَ ْب َك‬, ‫ ﱡم‬O‫ص‬
َ َ‫ أ‬, ‫ى‬O‫أَ ْع َم‬ , dan semua kata yang

menunjukkan warna dan berbentuk ‫أَ ْف َع ُل‬ .

Kata ٌ‫اب‬Oَ‫ِكت‬ kitaab dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il

,sehingga ٌ‫ِكتَاب‬ menjadi ٌ‫ ُكتُب‬.


Kata ‫و ٌل‬Oُْ ‫َرس‬ rasuul dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il

,sehingga ‫َرس ُْو ٌل‬ menjadi ‫ ُر ُس ٌل‬.

40
Kata ‫بِ ْي ٌل‬O‫َس‬ sabiil dapat dijamakkan dengan membuang huruf yaa yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il

,sehingga ‫َسبِ ْي ٌل‬ menjadi ‫ ُسبُ ٌل‬.


Kata ٌ‫ح ْيفَة‬O
ِ ‫ص‬َ shahiifah dapat dijamakkan dengan membuang huruf yaa

yang terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, juga ta marbuthah yang terletak setelah

lam fi’il sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ٌ‫ح ْيفَة‬O
ِ ‫ص‬َ menjadi

ٌ ‫صح‬
‫ُف‬ ُ .
Kata ٌ‫ة‬Oَ‫قَرْ ي‬ qaryah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta marbuthah

yang terletak setelah lam fi’il sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga
ٌ‫قَرْ يَة‬ menjadi ‫ قُرًى‬.
Pada tujuh kata jamak taksir di atas, pengurangan huruf dan perubahan bunyi
sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan membuang hamzah, alif,
waw, ya, ta marbuthah, dan ya dan ta marbuthah.
Keenam : Proses pembentukan jamak taksir melalui penambahan, pengurangan dan
perubahan bunyi.
Data dalam Alquran adalah sebagai berikut :
‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬ ‫ جمع‬- ‫مفرد‬
‫قَبِ ْيلَةٌ – قَبَائِ ُل‬ ‫ِم ْفتَا ٌح – َمفَا ِت ُح‬ ‫ أَ ْنبِيَا ُء‬- ‫ن َِب ﱞي‬ ‫ ُر ﱠك ٌع‬- ‫َرا ِك ٌع‬ ‫ أَ ْن ُع ٌم‬- ٌ‫ِن ْع َمة‬
‫ قَالَ ِئ ُد‬- ٌ‫ِقالَ َدة‬ ‫َم ْنفَ َعةٌ – َمنَا ِف ُع‬ ‫س ْنبُلَةٌ – َسنَابِ ُل‬
ُ ‫ع‬ٌ ‫ ُزرﱠا‬- ‫ع‬ٌ ‫َار‬
ِ ‫ز‬ ‫صا ٌر‬ َ ‫ص ْي ٌر – أَ ْن‬
ِ َ‫ل‬
‫ يَتَا َمى‬- ‫يَتِ ْي ٌم‬ ‫َم ْع ِذ َرةٌ– َم َعا ِذ ْي ُر‬ ِ ‫ِق ْنطَا ٌر– قَن‬
‫َاط ْي ُر‬ ‫ ِن َعا ٌج‬- ٌ‫نَ ْع َجة‬ ٌ‫ان – أَ ْل ِسنَة‬ٌ ‫لِ َس‬
‫ َخطَايَا‬- ٌ‫َخ ِط ْيئَة‬ ‫ازي ُْن‬ ٌ ‫ِم ْيز‬
ِ ‫َان– َم َو‬ ِ ‫ أَ َس‬- ‫ِس َوا ٌر‬
‫او ُر‬ ٌ ‫ ِغ ْل َم‬- ‫ُغالَا ٌم‬
‫ان‬ ٌ‫ أَ ْف ِئ َدة‬- ‫فُ َؤا ٌد‬
‫َس ْك َرانُ – ُسكَا َرى‬ ٌ ْ‫يَ ْنبُو‬
‫ يَن َِاب ْي ُع‬- ‫ع‬ ِ ‫أُسْطُوْ َرةٌ أَ َس‬
‫اط ْي ُر‬ ٌ ْ‫حُو‬
ٌ ‫ت – ِح ْيت‬
‫َان‬ ٌ‫ع – أَ ْم ِت َعة‬
ٌ ‫َمتَا‬
‫ أ ُ َسا َرى‬- ‫أَ ِس ْي ٌر‬ ُ‫فَا ِكھَةٌ – فَ َوا ِكه‬ ُ‫ت َِر ْيبَةٌ – تَ َرا ِئب‬ ٌ َ‫َرا ِھبٌ – ُر ْھب‬
‫ان‬ ٌ‫ظة‬َ ‫ ِغ ْل‬- ٌ‫َغلِيْظ‬
‫ان – أَنَا ِس ﱡي‬
ٌ ‫إِ ْن َس‬ ِ ‫قَارُوْ َرةٌ–قَ َو‬
‫ار ْي ُر‬ ٍ ‫ تَ َرا‬- ٌ‫تَرْ قُ َوة‬
‫ق‬ ‫ ُشھَدَا ُء‬- ‫َش ِھ ْي ٌد‬ ٌ‫ ِح ْليَة‬- ‫ي‬
‫ُح ِل ﱞ‬
‫ أَ َمانِ ﱡي‬- ٌ‫أُ ْمنِيﱠة‬ ‫ص‬
ٍ ‫صيَا‬ َ -ٌ‫صة‬ َ ‫ص ْي‬ِ ‫ِت ْمثَا ٌل – تَ َما ِث ْي ُل‬ ‫ أَ ْد ِعيَا ُء‬- ‫َاع‬
ٍ ‫د‬ ٌ‫ َكفَ َرة‬- ‫َكافِ ٌر‬
‫اطي ُْن‬ ٌ ‫ط‬
ِ َ‫ َشي‬-‫ان‬ َ ‫َش ْي‬ ‫ أَ ِش ﱠدا ُء‬- ‫َش ِد ْي ٌد‬ َ ْ‫ َمر‬- ٌ‫َم ِريْض‬
‫ضى‬

41
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan menambah dan membuang huruf tertentu sekali gus merubah

bunyinya. Kata ٌ‫نِ ْع َمة‬


ni’mah misalnya dapat dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fi’il,
dan membuang huruf ta marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, sekali gus

merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ٌ‫نِ ْع َمة‬ menjadi ‫ أَ ْن ُع ٌم‬.
Kata ِ َ‫ل‬
‫ ْي ٌر‬O‫ص‬ nashiir dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak setelah ‘ain fi’il dan menambah hamzah sebelum fa fi’il, dan alif di antara
‘ain fi’il dan lam

fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il ,sehingga ِ َ‫ل‬
‫ ْي ٌر‬O‫ص‬ menjadi َ ‫أَ ْن‬
‫ا ٌر‬O‫ص‬
Proses demikian berlaku pula pada kata ٌ‫صا ِحب‬
َ .

Kata ٌ ‫لِ َس‬


‫ان‬O lisaan dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah hamzah sebelum fa fi’il, dan
ta marbuthah setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il , ‘ain fi’il dan lam

fi’il ,sehingga ٌ ‫لِ َس‬


‫ان‬O menjadi ٌ‫نَة‬O‫ أَ ْل ِس‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ َؤا ٌد‬Oُ‫ ف‬,
dan ٌ ‫َمتَا‬
‫ع‬ .

Kata ٌ‫يْظ‬Oِ‫َغل‬ ghaliizh dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah ta marbuthah setelah lam

fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il , ‘ain fi’il dan lam fi’il ,sehingga ٌ‫يْظ‬Oِ‫َغل‬
menjadi َ ‫ ِغ ْل‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ُحلِ ﱞي‬
ٌ‫ظة‬ .

Kata ‫افِ ٌر‬O‫َك‬ kaafir dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il dan menambah ta marbuthah setelah lam fi’il,

sekali gus merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il ,sehingga ‫افِ ٌر‬O‫َك‬ menjadi ٌ‫ َرة‬Oَ‫ َكف‬.
Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ فَا ِج ٌر‬, ٌ‫ َحافِظ‬, ‫اح ٌر‬
ِ ‫َس‬ dan ‫بَارﱞ‬ .

Kata ٌ‫ريْض‬O
ِ ‫َم‬ mariidh dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah alif maqshurah setelah lam

42
fi’il, sekali gus merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il ,sehingga ٌ‫ريْض‬O
ِ ‫َم‬ menjadi

‫ضى‬ ٌ ‫ َمي‬, dan ‫قَتِ ْي ٌل‬


َ ْ‫ َمر‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ﱢت‬ .

Kata ‫ ٌع‬O‫َرا ِك‬ raaki’ dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang
terletak di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il dan menambah ‘ain fi’il sekali gus merubah

bunyi fa fi’il dan‘ain fi’il , sehingga ‫ ٌع‬O‫َرا ِك‬ menjadi ‫ ٌع‬O‫ ُر ﱠك‬. Proses demikian berlaku
pula pada kata ‫اج ٌد‬
ِ ‫ َس‬, dan ‫َخا ِش ٌع‬ .

Kata ٌ ‫ار‬
‫ع‬ ِ ‫َز‬ zaari’ dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il dan menambah ‘ain fi’il dan alif di antara ‘ain
fi’il penambah dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan‘ain fi’il , sehingga
ٌ ‫ار‬
‫ع‬ ِ ‫َز‬ menjadi ٌ ‫ ُزرﱠا‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫اج ٌر‬O
‫ع‬ ِ َ‫ف‬ , ‫افِ ٌر‬O‫َك‬ dan

‫َحا ِك ٌم‬ .

Kata ٌ‫ة‬O‫نَ ْع َج‬ na’jah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta marbuthah

yang terletak setelah lam fi’il dan menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il dan lam

fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫ة‬O‫نَ ْع َج‬ menjadi

‫ نِ َعا ٌج‬.
Kata ‫الَ ٌم‬O‫ُغ‬ ghulaam dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah huruf alif dan nun setelah lam

fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫الَ ٌم‬O‫ُغ‬ menjadi

ٌ ‫ ِغ ْل َم‬.
‫ان‬
Kata ٌ ‫و‬Oُ
‫ت‬ ْ ‫ح‬ huut dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw yang

terletak di antara fa fi’il dan lam fi’il dan menambah huruf ya pada tempat waw yang
dibuang, lalu menambah huruf alif dan nun setelah lam fi’il, sekali gus merubah

bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ ‫ح ُْو‬


‫ت‬ menjadi ٌ َ‫ ِح ْيت‬.
‫ان‬
Kata ٌ‫ب‬O‫َرا ِھ‬ raahib dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il dan menambah huruf alif dan nun setelah lam

43
fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫ب‬OO‫َرا ِھ‬
menjadi ٌ َ‫ ُر ْھب‬.
‫ان‬
Kata ‫ ِھ ْي ٌد‬O‫َش‬ syahiid dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang
terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah huruf alif dan hamzah setelah

lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫ ِھ ْي ٌد‬O‫َش‬
menjadi ‫ ُشھَدَا ُء‬. Proses demikian berlaku pula pada kata ‫ك‬
ٌ ‫َش ِر ْي‬ , ٌ ‫عي‬Oِ ‫ض‬
‫ْف‬ َ , ‫ ٌر‬Oْ‫فَقِي‬
dan ٌ‫ َسفِ ْيه‬.
Kata ‫َاع‬
ٍ ‫د‬ daa’ dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang terletak

di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il dan menambah huruf hamzah sebelum fa fi’il, lalu
menambah alif dan hamzah setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain

fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫َاع‬


ٍ ‫د‬ menjadi ‫ أَ ْد ِعيَا ُء‬.
Kata ‫ ِد ْي ٌد‬O‫َش‬ syadiid dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il dan menambah huruf hamzah sebelum fa fi’il,
lalu menambah alif dan hamzah setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa

fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫ ِد ْي ٌد‬O‫ش‬


َ menjadi ‫ ﱠدا ُء‬O‫ أَ ِش‬. Proses demikian berlaku
pula pada kata ‫ نَبِ ﱞي‬, ‫ َغنِ ﱞي‬, ‫َولِ ﱞي‬
Kata ٌ‫ ْنبُلَة‬O ‫ ُس‬sunbulah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il lalu menambah huruf alif di antara fa fa’lal,

sekali gus merubah bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫ ْنبُلَة‬Oُ‫س‬ menjadi

‫ َسنَابِ ُل‬.
Kata َ ‫قِ ْن‬
‫ا ٌر‬O‫ط‬ qinthaar dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara lam fa’lal awal dengan lam fa’lal tsaani, lalu menambah huruf alif
di antara ‘ain fa’lal dan lam fa’lal awal, juga menambah huruf ya di antara lam awal
dengan lam tsaani sekali gus merubah bunyi fa fa’lal,‘ain fa’lal dan lam fa’lal,

sehingga َ ‫قِ ْن‬


‫طا ٌر‬ menjadi ‫ قَنَا ِط ْي ُر‬.

44
Kata ‫ َوا ٌر‬O‫ِس‬ siwaar dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara ‘ain fi’il dengan lam fi’il, lalu menambah huruf hamzah sebelum
‘ain fi’il, dan alif di antara fa f’il dengan ‘ain fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il

dan‘ain fi’il, sehingga ‫ِس َوا ٌر‬ menjadi ِ ‫ أَ َس‬.


‫او ُر‬
Kata ٌ‫طُ ْو َرة‬Oْ‫أُس‬ usthuurah dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw

yang terletak di antara ‘ain fi’il dengan lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara
fa fi’ill dan ‘ain fi’il, juga menambah huruf ya di antara ‘ain fi’il dengan lam fi’il,
sekali gus merubah bunyi hamzah sebelum fa fi’il,fa fi’ilnya itu sendiri, ‘ain fi’il dan

lam fi’il, sehingga ٌ‫أُ ْسطُ ْو َرة‬ menjadi ِ ‫ أَ َس‬.


‫اط ْي ُر‬
Kata ٌ‫ة‬Oَ‫تَ ِر ْيب‬ tariibah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, dan huruf ta marbuthah setelah lam fi’il, lalu
menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, juga menambah huruf hamzah

sebelum lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il, dan ‘ain fi’il, sehingga ٌ‫ة‬Oَ‫تَ ِر ْيب‬
menjadi ُ‫ تَ َرائِب‬.
Kata ٌ‫ َوة‬Oُ‫تَرْ ق‬ tarquwah dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw dan

ta marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ain
fi’il dan lam fi’il dan huruf ya setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi ‘ain fi’il

dan lam fi’il, sehingga ٌ ‫تَرْ قُ َو‬


‫ى‬ menjadi ٍ ‫ تَ َرا‬.
‫ق‬
Kata ‫ا ٌل‬Oَ‫تِ ْمث‬ timtsaal dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara fa fi’il
dan ‘ain fi’il, juga menambah huruf ya di antara ‘ain fi’il dengan lam fi’il, sekali gus
merubah bunyi huruf sebelum fa fi’il, fa fi’il nya itu sendiri dan ‘ain fi’il, sehingga

‫ا ٌل‬Oَ‫تِ ْمث‬ menjadi ‫ ُل‬Oْ‫تَ َماثِي‬ . Proses morfologis model begini berlaku juga pada kata

‫ِم ْفتَا ٌح‬ .

Kata ٌ‫ة‬O ‫َم ْنفَ َع‬ manfaah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara fa fi’il

45
dan ‘ain fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga
ٌ‫َم ْنفَ َعة‬ menjadi ‫َمنَافِ ُع‬
Kata ٌ‫ ِذ َرة‬Oْ‫َمع‬ ma’dzirah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara fa fi’il
dan ‘ain fi’il, juga menambah huruf ya di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus

merubah bunyi fa fi’il, ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫َم ْع ِذ َرة‬ menjadi ‫ َم َعا ِذ ْي ُر‬.
Kata ٌ ‫ َز‬Oْ‫ِمي‬
‫ان‬ miizaan dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya sebagai

fa fi’il, kemudian alif yang terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, lalu menambah
huruf waw di tempat fa fi’il, dan alif di antara fa fi’il dan ‘ain fi’il, juga menambah
huruf ya di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fa’lal,‘ain fa’lal

dan lam fa’lal, sehingga ٌ ‫ِم ْي َز‬


‫ان‬ menjadi ‫ازي ُْن‬
ِ ‫ َم َو‬.
Kata ٌ ْ‫و‬Oُ‫يَ ْنب‬
‫ع‬ yanbuu’ dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara fa fi’il dan
‘ain fi’il, dan huruf ya di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa

fi’il dan ‘ain fi’il, sehingga ٌ ‫يَ ْنب ُْو‬


‫ع‬ menjadi ‫ يَنَابِ ْي ُع‬.
Kata ٌ‫ة‬Oَ‫فَا ِكھ‬ faakihah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf waw setelah fa fi’il,

sekali gus merubah bunyi lam fi’il, sehingga ٌ‫فَا ِكھَة‬ menjadi ُ‫ فَ َوا ِكه‬.
Kata ٌ‫ار ُْو َرة‬Oَ‫ق‬ qaaruurah dapat dijamakkan dengan membuang huruf waw di

antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, kemudian ta marbuthah yang terletak setelah lam fi’il,
lalu menambah huruf waw setelah fa fi’il, juga menambah huruf ya di antara ‘ain fi’il

dan lam fi’il, sekali gus merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫ار ُْو َرة‬Oَ‫ق‬
menjadi ِ ‫ قَ َو‬.
‫ار ْي ُر‬
Kata ٌ‫ة‬O‫ص‬
َ ‫ص ْي‬
ِ shiishah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ainfi’il
dan lam fi’il, juga menambah huruf ya setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa

fi’il, ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫صة‬


َ ‫ص ْي‬
ِ menjadi ‫ص‬
ٍ ‫صيَا‬
َ .

46
Kata ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫ ْي‬O‫َش‬ syaithaan dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif yang

terletak di antara lam fa’lal awal dan lam fa’lal tsani, lalu menambah huruf alif di
antara ‘ain fa’lal dan lam fa’lal awal, juga menambah huruf ya di antara lam awal
dengan lam tsaani sekali gus merubah bunyi‘ain fa’lal dan lam fa’lal, sehingga
ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫َش ْي‬ jadi ِ َ‫ َشي‬.
‫اطي ُْن‬
Kata ٌ‫ة‬Oَ‫قَبِ ْيل‬ qabiilah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, dan huruf ta marbuthah yang terletak setelah
lam fi’il, lalu menambah huruf alif dan hamzah di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, sekali

gus merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫قَبِ ْيلَة‬ menjadi ‫ قَبَائِ ُل‬.
Kata ٌ‫الَ َدة‬Oِ‫ق‬ qilaadah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf hamzah sebelum lam

fi’il, sekali gus merubah bunyi fa fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫قِالَ َدة‬ menjadi ‫ قَالَئِ ُد‬.
Kata ‫ ْي ٌم‬Oِ‫يَت‬ yatiim dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang

terletak di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il
dan lam fi’il, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fi’il, sekali gus

merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫يَتِ ْي ٌم‬ menjadi ‫ يَتَا َمى‬.
Kata ٌ‫ة‬Oَ‫َخ ِط ْيئ‬ khathiiah dapat dijamakkan dengan membuang huruf hamzah

dan ta marbuthah yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara
‘ain fi’il dan lam fi’il, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fi’il, sekali

gus merubah bunyi ‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ‫َخ ِط ْيئَة‬ menjadi َ ‫ َخ‬.
‫طايَا‬
Kata ُ ‫ ْك َر‬O‫َس‬
‫ان‬ sakraan dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif dan

nun yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il dan
lam fi’il, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fi’il, sekali gus merubah

bunyi fa fi’il dan‘ain fi’il, sehingga ُ ‫َس ْك َر‬


‫ان‬ menjadi ‫ ُس َكا َرى‬.
Kata ‫ ْي ٌر‬O‫أَ ِس‬ asiir dapat dijamakkan dengan membuang huruf ya yang terletak

di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il dan lam

47
fi’il, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fi’il, sekali gus merubah

bunyi fa fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ‫أَ ِس ْي ٌر‬ menjadi ‫أُ َسا َرى‬ .

Kata ٌ ‫اِ ْن َس‬


‫ان‬O insân dapat dijamakkan dengan membuang huruf alif dan nun

yang terletak setelah lam fi’il, lalu menambah huruf alif di antara ‘ain fi’il dan lam
fi’il, juga menambah dua huruf ya setelah lam fi’il, sekali gus merubah bunyi fa

fi’il,‘ain fi’il dan lam fi’il, sehingga ٌ ‫اِ ْن َس‬


‫ان‬ menjadi ِ َ‫ أَن‬.
‫اس ﱡي‬
Kata ٌ‫ة‬O‫أُ ْمنِيﱠ‬ umniyyah dapat dijamakkan dengan membuang huruf ta

marbuthah yang terletak setelah lam fa’lal tsani, lalu menambah huruf alif di antara
fa fa’lal dan ‘ain fa’lal, sekali gus merubah bunyi hamzah sebelum fa fa’lal, fa fa’lal

dan lam fa’lal, sehingga ٌ‫أُ ْمنِيﱠة‬ menjadi ‫ أَ َمانِ ﱡي‬.


Pada 43 kata jamak taksir di atas, pengurangan dan penambahan huruf serta
perubahan bunyi sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan
bervariasi. Huruf-huruf yang dibuang terdiri dari : Alif, ya, waw, ta marbuthah,
hamzah dan nun. Sedangkan huruf-huruf yang ditambahkan adalah : Hamzah, alif,
waw, ya, ta marbuthah, alif maqshurah dan tadh’iiful ‘ain.

48
4.3. Kombinasi pengurangan dan penambahan huruf adalah seperti berikut :
Buang Tambah Contoh Buang Tambah Contoh
‫ة‬ ‫ء‬ ‫ِن ْع َمةٌ – أَ ْن ُع ٌم‬ ‫ي‬ ‫ا‬،‫ء‬ َ ‫َص ْي ٌر – أَ ْن‬
‫صا ٌر‬ ِ ‫ن‬
‫ا‬ ‫ة‬،‫ء‬ ٌ‫ِل َسانٌ – أَ ْل ِسنَة‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ضى‬ َ ْ‫َم ِريْضٌ – َمر‬
‫ا‬ ‫ة‬ ٌ‫كَا ِف ٌر – َك َف َرة‬ ‫ا‬ ‫ا‬،‫عف‬ ‫ع – ُزرﱠا ٌع‬
ٌ ‫ار‬
ِ ‫َز‬
‫ا‬ ‫ع فعل‬ ‫َرا ِك ٌع – ُر ﱠك ٌع‬ ‫ا‬ ‫ن‬،‫ا‬ ٌ ‫ُغالَ ٌم – ِغ ْل َم‬
‫ان‬
‫ة‬ ‫ا‬ ‫َن ْع َجةٌ – ِن َعا ٌج‬ ‫ا‬ ‫ان‬ ٌ َ‫َرا ِھبٌ – ُر ْھب‬
‫ان‬
‫و‬ ‫ ا ن‬،‫ي‬ ‫َان‬ ٌ ْ‫حُو‬
ٌ ‫ت – ِح ْيت‬ ‫ا‬ ‫اء‬،‫ء‬ ‫َاع – أَ ْد ِعيَا ُء‬
ٍ ‫د‬
‫ي‬ ‫ء‬،‫ا‬ ‫َش ِھ ْي ٌد – ُشھَدَا ُء‬ ‫ة‬ ‫ا‬ ‫ُس ْنبُلَةٌ – َسنَا ِب ُل‬
‫ي‬ ‫اء‬،‫ء‬ ‫َش ِد ْي ٌد – أَ ِش ﱠدا ُء‬ ‫ا‬ ‫ا‬،‫ء‬ ‫او ُر‬ِ ‫ِس َوا ٌر – أَ َس‬
‫ا‬ ‫ي‬،‫ا‬ َ ‫قَ ْن‬
‫ط َرةٌ – قَنَا ِط ْي ُر‬ ‫ة‬،‫ي‬ ‫ء‬،‫ا‬ ُ‫ت َِر ْيبَةٌ – تَ َرا ِئب‬
‫و‬ ‫ي‬،‫ا‬ ِ ‫اُسْطُوْ َرةٌ – أَ َس‬
‫اط ْي ُر‬ ‫ا‬ ‫ي‬،‫ا‬ ‫ِت ْمثَا ٌل – تَ َماثِ ْي ُل‬
‫ة‬،‫و‬ ‫ي‬،‫ا‬ ٍ ‫تَرْ قُ َوةٌ – تَ َر‬
‫اق‬ ‫ة‬ ‫ي‬،‫ا‬ ‫َم ْع ِذ َرةٌ – َم َعا ِذ ْي ُر‬
‫ة‬ ‫ا‬ ‫َم ْنفَ َعةٌ – َمنَا ِف ُع‬ ‫و‬ ‫ي‬،‫ا‬ ٌ ْ‫يَ ْنبُو‬
‫ع – يَنَابِ ْي ُع‬
‫ا‬،‫ي‬ ‫ ي‬،‫ ا‬، ‫و‬ ُ‫ازيْن‬ ٌ ‫ِم ْيز‬
ِ ‫َان – َم َو‬ ‫ة‬،‫و‬ ‫ي‬،‫و‬ ِ ‫قَارُوْ َرةٌ – قَ َو‬
‫ار ْي ُر‬
‫ة‬ ‫و‬ ُ‫فَا ِكھَةٌ – فَ َوا ِكه‬ ‫ا‬ ‫ي‬،‫ا‬ ُ‫اطيْن‬ َ ‫َش ْي‬
ٌ ‫ط‬
ِ َ‫ان – َشي‬
‫ة‬ ‫ي‬،‫ا‬ ‫اص‬
ٍ َ ‫صي‬ َ – ٌ‫صة‬ َ ‫ص ْي‬
ِ ‫ة‬ ‫ء‬ ‫ِقالَ َدةٌ – قَالَ ِئ ُد‬
‫ة‬،‫ي‬ ‫ء‬،‫ا‬ ‫قَ ِب ْيلَةٌ – قَبَا ِئ ُل‬ ‫ة‬،‫ء‬ ‫ى‬،‫ا‬ َ ‫َط ْيئَةٌ – َخ‬
‫طا َيا‬ ِ ‫خ‬
‫ي‬ ‫ى‬،‫ا‬ ‫يَتِ ْي ٌم – يَتَا َمى‬ ‫ي‬ ‫ى‬،‫ا‬ ‫أَ ِس ْي ٌر – أ ُ َسا َرى‬
‫ان‬ ‫ى‬،‫ا‬ ‫َس ْك َرانُ – ُسكَا َرى‬ ‫ة‬ ‫ا‬ ‫ أَ َما ِن ﱡي‬- ٌ‫أ ُ ْم ِنيﱠة‬
‫ان‬ ‫ي‬،‫ ي‬، ‫ا‬ ِ ‫إِ ْن َسانٌ – أَن‬
‫َاس ﱡي‬

Data di atas menunjukkan adanya 6 besar dalam frekuensi penggunaan bentuk


jamak taksir di dalam Alquran. Penulis mengaitkan rahasia terjadinya dengan misi Alquran
itu sendiri, antara lain sebagai berikut :
1. Alquran sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. dalam menghadapi kaom
Quraisy yang sedang berkompetitif dalam sastra Arab dengan syi’ir-syi’irnya yang
sangat memperhatikan keindahan dalam berbagai hal, termasuk di dalamnya
keindahan bunyi kalimat, maka Alquran datang dengan menunjukkan yang lebih dari
apa yang mereka miliki. Kelebihan Alquran dalam hal ini, Alquran yang bukan syi’ir
dapat menunjukkan keindahan dalam irama.

49
2. Kata-kata dan kalimat-kalimat dalam Alquran dirasakan oleh bangsa Arab sebagai
kata-kata dan kalimat-kalimat yang sederhana, mudah dipahami, dan tidak berbelit-
belit. Tapi begitu mereka ditantang untuk membuat sepertinya, tidak ada seorangpun
yang dapat membuat seperti Alquran.
3. Penggunaan kata jamak dari kata-kata mufrad yang memiliki bentuk jamak lebih dari
satu, dipilihkan bentuk jamak yang sesuai dengan sasaran makna yang dimaksud.

Itulah sebabnya mengapa kata ٌ‫س‬Oُ‫أَ ْنف‬ digunakan di dalam al-Quran sampai 119 kali,

sedangkan kata ٌ‫وس‬Oْ Oُ‫نُف‬ digunakan hanya 2 kali saja. Dan mengapa kata ‫ي ٌُن‬O‫أَ ْع‬
digunakan sampai 17 kali, sementara kata ‫و ٌن‬Oْ ُ‫ُعي‬ digunakan hanya 2 kali saja, dan itu

pun dengan makna yang lain yaitu mata air.

4.4. Implikasi temuan terhadap pengajaran sharaf


Secara substansial pengajaran sharaf bertujuan untuk mendidik pembelajaran agar
memiliki kemampuan dalam memahami Selik beluk kata dalam bahasa arab. Secara
operasional pengajaran ini bertujuan untuk (1) membekali mahasiswa dengan pengetahuan
tentang teori tasrif ( pembentukan kata dalam bahasa arab), (2) memberi mereka
pengetahuan dalam mengaplikasikan teori,baik yang berupa tasrif dari satu kata ke dalam
seluruh kata yang terambil dari kata itu, atau tasrif dari satu kata ke dalam kata-kata
tertentu yang sesuai dengan kebutuhan, atau tasrif dalam mengasalkan macam-macam
kata. Pada gilirannya, pembelajar diharapkan memiliki keterampilan dalam mengubah
setiap kata arab ke dalam bentuk-bentuk kata kerja dan kata benda, mengasalkan setiap
kata atau mengubahnya ke dalam bentuk-bentuk lain yang dikehendaki; seperti dari bentuk
fi’il mudhari ke dalam ism fa’il dan sebagainya. Tujuan pengajaran diatas dapat dicapai
melalui empat teknik perkuliahan, yaitu (1) memudahkan pemahaman kaidah (2)
menjabarkan kaidah dengan tabel (3) memperbanyak contoh untuk pengayaan (4)
memperbanyak analisis dan sintesis.
Jika kaidah bahasa aslinya sulit dipahami, maka guru sharaf yang sudah memahami
maksud kaidah itu tidak dipersilakan untuk menyusun kaidah baru dengan bahasa
pengantarnya dalam rangka memudahkan pemahaman kaidah. Khusus dalam mengajarkan
kaidah yang terdiri atas banyak aturan seperti jamak taksir, guru sharaf dituntut

50
kreatifitasnya untuk membuet emacam tabel dan sejenisnya. Guru-guru Sharaf jangan
terpaku dengan hanya menyajikan contoh-contoh yang tersedia di dalam buku
sumber,karena Al-quran dan hadits Nabi sangat kaya dengan contoh-contoh untuk
pengajaran sharaf. Analisis dan sintesis sangat berguna untuk pemantapan materi
perkuliahan.

51
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1. Proses morfologis jamak taksir terdiri dalam 6 macam, yaitu penambahan,
penghilangan, pengubahan bunyi, penambahan dan pengubahan bunyi,
penghilangan dan pengubahan bunyi, serta penambahanpenghilangan dan
pengubahan bunyi. Huruf-huruf yang biasanya terbuang dalam pembentukan
jamak taksir terdiri atas alif, ya, waw, ta marbuthah, hamzah dan nun. Adapun
huruf-huruf yang di tambahkan adalah hamzah, alif, waw, ya, ta marbuthah, alif
makshurah dan tadh’iiful’ai.
5.1.2. Bentuk jamak taksir berjumlah 39 macam, terbagi dalam 3 jenis, yaitu jamak
qillah, jamak katsrah dan muntaha al-jumu. Adapun bentuk jamak taksir yang
digunakan dalam Al-quran hanya ditemukan 35 bentuk. Bentuk jamak taksir
yang tidak ditemukan dalam Alquran ialah bentuk ٌ‫ فُ َعلَة‬dalam kelompok jenis

ُ ‫ يَفَا ِع‬, ‫ فَيَا ِع ُل‬dan ‫ فُ َعالَى‬dalam kelompok jenis muntaha


jamak kastsrah, bentuk ‫ل‬
al-jumu’.
5.1.3. Karakteristik jamak taksir yang membedakannya dari yang lain adalah bahwa
beberapa bentuk jamak taksir tidak hanya menjamakkan sebuah bentuk
mufrad,tetapi terdapat beberapa bentuk mufrad yang dijamakkan dengan bentuk
jamak taksir lebih dari satu.

5.2. Saran-saran
Kesimpulan di atas berimplikasi pada pengajaran sharaf. Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu dikembangkan empat teknik perkuliahan, yakni :
5.2.1. Memudahkan pemahaman kaidah
5.2.2. Menjabarkan kaidah dengan tabel
5.2.3. Memperbanyak contoh untuk pengayaan
5.2.4. Memperbanyak analisis dan sintesis.

52
DAFTAR PUSTAKA
Alqurân al-Karîm
Al-Ashfahani, Raghib. Mu’jam Muyfradât Alfâzh al-Qurân, (Beirut : Dâr al-Fikr), 1985.
Al-Asmar, Jarjas Isa. Qamus al-I’râb. (Beirut : Dâr al-‘Ilm li- al-Malayin), 1986.
Al-Munjid fî al-Lughah wa al-A’lâm (Beirut : Dâr al-Masyriq), 1926, cet 28.
Abbas, Hasan, Al-Nahwu al-Wâfî , (Beirut :Dâr Ihya al-Turâs), 1986.
Abu Sa’id, Ahmad dan Husen Syararah, Dalîl al-I’râb wa al-Imlâ, (Beirut : Dâr al-Ilmi li
al-Malâyin), 1980.
Abdu al-Mujib, M. Kunci Ilmu Nahwu : Intisari Ibnu Mâlik. (Surabaya : Mahkota), 1980.
Abdul Hamid, M.M. Audhah al-Masâlik ilâ Alfîyyah ibn Mâlik, (Beirut : Dâr Ihyâ al-Turâs
al-‘Arabiy), 1966.
Abdu al-Karim, Mujahid. Al-Dalâlah al-Lughawiyyah ‘inda al-‘Arab. (Mesir : Dâr al-
Diya), tt.
Abdu al-Tawwab, Ramadhan. Fushûl fî Fiqh al-‘Arabiyyah. (Kairo : Maktabah al-Khanji),
1983.
Al-Zarkasyi, Muhammad, Al-Burhân fî’ Ulum al-Qurân (Beirut : Dâr al-Ma’ârif), 1994.
Badri, K. Bunyah al-Kalimât wa Nuzhum al-Jumlah Muthâbiqan ‘alâ al’Lughah al-
‘Arabiyyah al-Fushâ. (Jakarta : LIPIA), 1988.
Basyir, Ahmad bin Abdullah. Al-Tahlîl al-Taqâbuli baina al-Nazhariyât wa al-Tathbîq.
(Jakarta : LIPIA), 1988.
Bogdan, R.C. and Biclen, S.K. Qualitative Research for Education : An Introduction to
Theory and Methods. (Boston : Allyn and Bacon), 1982.
Chaer, A. Linguistik Umum. (Jakarta : PT Rineka Cipta), 1994.
--- Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. (Jakarta : Rineka Cipta), 2002.
Dahdah, A. Mu’jam Qawâ’id al-Lughah al-‘Arabiyyah fî Mu’jam wa Lauhât, (Beirut :
Maktabah Libnan), 1981.
Depdikbud. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka), 1992.
Al-Fadli, A.H. Dirâsât fî al-I’râb. (Jeddah : Tihamah), 1984.
Al-Ghalayaini. M. Jami’u al-Durûs al-‘Arabiyyah. (Beirut : Dâr al-Fîkr), 1990.
Hasanaen, Salahuddin. Dirâsât fî ‘Ilmi al-Lughah. (Riyad : Dâr al-‘Ulum), 1989.
Hidayat, D. Jawâhir al-Alfîyah li Ibni Mâlik. (Ciputat), 2001.

53
Ibnu Jinni. Al-Khashâish. (Kairo : Dâr al-Kutub al-Mishriyyah), 1956.
Kridalaksana, H. Kamus Linguistik, (Jakarta : Gramedia), 1993.
M.Ramlan. Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta : CV Karyono), 1987.
--- Sintaksis, (Yoyakarta. : CV. Karyono), 2001.
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah. Mu’jam Alfâzh al-Qurân al-Karîm, (Mesir), 1990.
Ni’mah, Fuad. Mulakhkhash Qawâ’id al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut : Dar al-Tsaqafah
al-Islamiyyah), 1988.
Samsuri. Morfologi dan Pembentukan Kata. (Jakarta : DIKTI), 1988.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Jakarta : Puspa Swara), 1997.
Tamam, Hasan. Al-Lughah al-‘Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ. (Mesir : Al-Haiah al-
Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab), 1979.
Tarigan, Henri Guntur. Pengajaran Morfologi, (Bandung : Angkasa), 1995.
Umam, Chatibul. Aspek-Aspek Fundamental dalam Bahasa Arab, (Bandung : Al-Ma’arif),
1980.
Verhaar, J.W.M. Asas-Asas Linguistik Umum. (Yogyakarta : Gadjahmada University
Press), 1996

54

Anda mungkin juga menyukai