Anda di halaman 1dari 4

PENELITIAN TAFSIR DENGAN PENDEKATAN FILOLOGI

(Ilmu Bantu, Langkah Metodologis dan Urgensi)

Resume:
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Metodologi Penelitian Ilmu Alquran dan Tafsir

Oleh:
Ayu Safitri (E93219079)

Dosen Pengampu:
Dr. H. Abd. Kholid, M, Ag.

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
SURABAYA
2021
A. Ilmu bantu Filologi (Studi Naskah) dalam penelitian
Dalam Filologi terdapat ilmu bantu yang di gunkan dalam proses penelitiannya,
Berikut di antaranya :
1. Linguistik
Filologi memiliki teks sebagai objek kajiannya , maka dari itu diperlukan linguistik
dalam proses penelitiannya. Cabang dari ilmu linguistik yang membantu Filologi
diantaranya etimologi, sosiolinguistik, dan stylistik.
2. Pengetahuan Bahas-bahasa
Memiliki pengetahuan bahasa yang ada pada teks juga menjadi alat bantu Filologi, hal
ini di karenakan tanpa adanya pengetahuan mengenai bahasa yang di gunkana pada
naskah teks, maka akan terjadi kesulitan dalam memahami kandungan teks tersebut,
sebagai contoh untuk memahami teks tafsir kita perlu memahami bahasa arab
3. Sastra
Ilmu sastar menjadi Alat bantu Filologi saat kita meneliti teks naskah yang memiliki
unsur sastra didalamnya
4. Sejarah Kebudayaan.
Memiliki pengetahuan sejarah dan budaya yang melatar belakangi juga menjadi alat
Bantu tersendiri Pada Filologi.
5. Antropologi.
Kemudian sejalan dengan sejarah dan kebudayaan pemahaman menegnai keadaan
masyarakat di sekitar Teks naskah , ilmu Antropologi menjaadi Alat Bantu Filologi.

B. Langkah metodologis Penelitian tafsir dengan pendekatan Filologi (Studi


Naskah)
1. Inventarisasi atau pengumpulan data (naskah).
Dalam tahapan pertamanya yaitu pada pengumpulan Naskah, disini naskah yang
dikumpulkan berdasarkan kesamaan judul dan isinya. Naskah – naskah ini bisa didapat
melalui pencarian di setiap perpustakaan atau mengunjungiorang-orang yang memiliki
Naskah yang di perlukan. Bila kemudian naskah yang ditemukan berjumlah banyak,
maka perlu dilakukan perbandingan. Kemudian dilakukan resensi atau pensahihan,
yaitu penentuan arketip (naskah mula) berdasarkan perbandingan naskah yang
termasuk satu stema (silsilah), barulah dilakukan emendasi, yaitu pembentulan teks
berupa pengembalian teks kepada bentuk asli memlalui kritik teks.
2. Deskripsi Naskah
Pada tahap ini naskah yang berhasil dikumpulkan, diolah menjadi deskripsi Naskah
mengunakan metode deskriptif. Semua naskah dideskripsikan dengan pola yang sama,
yaitu nomor naskah, ukuran naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon,
dan garis besar isi cerita. Perlunya deskripsi naskah yaitu untuk memudahkan tahap
penelitian selanjutnya .
3. Pertimbangan dan pengguguran naskah
Tahapan berikutnya setelah naskah yang didapat dideskiripsikan dengan unsur yang
sama, unsur yang sama inilah yang nantinya dapat menjadi perbandingan dalam
penguguran naskah dengan mengunakan metode perbandingan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui garis besar naskah, dan mengetahui naskah mana yang tidak lengkap atau
hanya berisi sebagian.
4. Penentuan naskah yang asli (Autografi)
Kemudian pada tahapan penentuan naskah asli, tahapan ini yaitu penentuan naskah asli
(naskah autografi) atau naskah yang mendekati naskah asli (arkhetipe). Dalam
mendapatkan teks asli dilakukan dengan metode stemma yang dikembangkan oleh
Lanchmann, metode ini bertujuan untuk mencari kesalahan yang sama dalam naskah .
Tujuannya yaitu teks yang asli dan utuh kedua, tidak adanya kontaminasi, pembauran
naskah, naskah hanya diturunkan vertikal dari naskah yang merupakan induknya, dan
ketiga, kesalahan bersama yang terdapat pada naskah tertentu.
5. Transliterasi/ Transkripsi naskah
Tahap Transliterasi, pada tahap ini dilakukan pengalihan huruf asli teks ke bahasa latin.
Contohnya yaitu pengaliahan teks arab-melayu yang di tulis dengan bahasa daerah, ke
tulisan latin. Baroroh Baried dkk dalam bukunya mengemukakan, transliterasi artinya
penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain,
lepas dari pada lafal bunyi kata yang sebenarnya. Sedangkan Transkripsi adalah
pengubahan teks dari satu ejaan ke ejaan yang lain, dengan tujuan menyarankan lafal
bunyi unsur bahasa yang bersangkutan
6. Suntingan Teks
Setelah tahap Transliterasi dan Transskripsi yang merupakan bagian dari tahap
penyuntingan teks, tujuan dari penyuntingan teks yaitu agar teks dapat di baca dengan
mudah dan dipahami. Metode penyuntingan teks sendiri, dapat dibagi menjadi
penyuntingan teks naskah tunggal dan penyuntingan teks naskah jamak.

C. Urgensi Penelitian tafsir dengan pendekatan Filologi (Studi Naskah)


Kemudian setelah penjelasan sebelumnya dapat kita ketahui urgensi dari Filologi
dalam penelitian Tafsir yaitu :
1. Filologi membantu dalam penelitian teks naskah lama sehingga dalam proses
penyajian kita mengetahui proses yang benar, sehingga pada akhirnya teks dapat
tersusun dengan baik.
2. Dengan kajian filologi kita dapat mengetahui bagaimana menentukan teks asli yang
akan kita Teliti, sebelum melakukan penelitian.
3. Dalam penelitian kita dapat mengunkan Filologi untuk menegtahui kesalahan yang
terdapat pada teks naskah yang di kumpulkan.
4. Agar hasil penelitian Tafsir dapat dibaca oleh cakupan yang luas, pendekatan filologi
memeungkinkan penyebaran ilmu-ilmu lain yang terdapat dalam Teks naskah
Terungkap.

Anda mungkin juga menyukai