Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

KRITIK TEKS NASKAH


Artikel ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah filologi
Dosen pengampu : Istiqamatunnisak, M.A.
Disusun oleh :

Sabdiah br lembong (200503005)

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR – RANIRY
2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Naskah salah satu dokumen kebudayaan, mengemban isi yang sangat
besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya naskah yang berisi tentang berbagai
aspek kehidupan seperti aspek agama, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan,
bahasa dan sastra. Sebagai ragam kesusastraan yang memanfaatkan media
aksara sebagai alat penyampai pesan, naskah-naskah ditulis dengan
menggunakan berbagai bentuk karangan dan penggunaan bahan dalam
penulisannya. Naskah-naskah nusantara berdasarkan dari pengungkapannya
ditulis dengan menggunakan berbagai bentuk karangan, seperti prosa, prosa
berirama, dan puisi. Dalam segi penggunaan bahan, naskah naskah dibuat
dengan menggunakan berbagai bahan tulisan seperti, kertas, kulit kayu
(daluang), daun, kulit binatang dan sebagainya. Dengan demikian, naskah
sebagai peninggalan dokumen kebudayaan lama memiliki keberagaman
berdasarkan aspek fisik maupun muatan isi yang terkandung di dalammya,
(Baried 1985, Djamaris 2002, Mulyadi, 1994).1
Teks adalah kandungan naskah yang dapat dibaca. Teks mempunyai arti
yang bermacam-macam,diantaranya adalah rangkaian kata-kata yang
merupakan bacaan dengan isi tertentu, kandungan naskah, dan uraian yang
memberi informasi mengenai kebudayaan suatu bangsa pada masa lampau yang
disediakan dalam bentuk lisan atau tertulis (mulyani 2009).
Seiring berjalannya penelitian filologi, berkembang pula kritik teks.
Bila penelitian filologi bertujuan untuk mengetahui makna naskah untuk
“membuka” pengetahuan dalam naskah , masyarakat luas yang berkepentingan
terhadap ilmu dalam naskah tersebut. Kritik teks bertujuan untuk menemukan

1
Wawacan Bidayatussalik, ‘Kritik Teks Dan Telaah Fungsi Naskah’, Jurnal FEB Unpad, 5 (2002), 1–9.

1
naskah yang paling baik, paling menarik, paling bersih dari kesalahan dan
paling bagus. Kegiatan kritik teks ini muncul akibat fakta dilapangan karena
banyaknya naskah yang rusak, dan banyak naskah yang berbeda-beda, tapi
isinya sedikit berbeda atau bahkan banyak.
Perbedaan-perbedaaan ini, bisa terjadi akibat penyalinan yang
dilakukan pada masyarakat pada saat itu, untuk naskah-naskah sacral, seperti
naskah-naskah keagamaan biasanya penyalinan dilakuan dalam istana, sangat
ketat, dan diawasi oleh pemerintah. Oleh karena itu, naskah-naskah keagamaan
biasanya tidak memiliki banyak jenis. Jikapun ada berbeda dengan naskah satu
dengan naskah lain. Hampir bisa dipastikan bukan perbedaan yang signifikan.
Dari beberapa banyaknya naskah, berbeda dengan naskah keagamaan,
dimana naskah-naskah yang isinya kesusastraan yang beredar di masyarakat,
biasanya memiliki jenis yang banyak. Semakin banyak jenisnya semakin banyak
pula naskahnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian kritik teks?
2. Apa saja langkah-langkah dalam mengkritik teks
3. Apa saja metode kritik teks?
4. Apakah tujuan dan dasar kritik teks?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KRITIK TEKS


1. Secara Etimologi
Kritik berasal dari Bahasa yunani “teritikos” yang artinya “hak aku” kritik
merupakan pengkajian dan evaluasi dari berbagai sisi dan penuh pertimbangan. Tidak
hanya mencari kesalahan, kritik yang sehat hendaknya juga menyebutkan sifat-sifat
yang baik dan buruk. Kemudian meberikan penilain yang bagus.
Kritik teks adalah cabang ilmu penelitian teks, filologi, dan kristik sastra yang
mempelajari jenis teks atau bermacam-macam jenis naskah tulis tangan maupun buku
cetak. Dimana kritik teks adalah sebuah metode menafsir dengan memperhatikan
bagian-bagian suatu teks secara mendalam.2

B. LANGKAH-LANGKAH KRITIK TEKS


1. Perbandingan teks
Umumnya suatu teks diwakili oleh lebih dari satu naskah yang tidak selalu
sama bacaannya atau yang berbeda dalam berbagai hal. Untuk menentukan teks
yang paling baik sebagai dasar suntingan naskah perlu diadakan perbandingan
naskah.
Langkah-langkahnya yaitu:
a. Membaca dan menilai semua resensi yang ada
b. Penyususan teks yang dianggap tidak layak untuk diteliti
c. Memeriksa keaslian teks
d. Mengelompokkan naskah yang sejenis

2
Oman Abdurrahman, ‘Kritik Teks’, 2016, 16.

3
Setelah semua naskah dibandingkan, peneliti mengelompokkannya dalam
beberapa versi, kemudian menentukan hubungan antar kelompok teks guna
memperoleh gambaran garis keturunan setiap teks.3

2. Transliterasi
Transliterasi artinya pertukaran jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Istilah ini dipakai bersama-sama dengan istilah
transkripsi dengan pengertian yang sama pada pertukaran jenis tulisan naskah.
Pertukaran jenis tulisan pada prasasti umumnya memakai istilah transkripsi.
Apabila istilah transkripsi dibedakan dari istilah transliterasi maka transkripsi
diartikan sebagai salinan atau turunan tanpa mengganti macam tulisan (hurufnya
tetap sama).
Transliterasi teks, yaitu pengalihaksaraan teks sumber dari aksara sumber
ke aksara yang dituju, misalnya alih aksara teks yang ditulis dengan aksara Jawa
diganti dengan aksara Latin. Berdasarkan metodenya, transliterasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu transliterasi diplomatik dan transliterasi standar atau baku atau
kritis (Mulyani, 2009: 14). Transliterasi diplomatik merupakan alih tulis yang
dilakukan dengan sederhana sedangkan transliterasi standar merupakan
transliterasi yang dilakukan dengan mengadakan perbaikan pada bacaan yang
dinilai kurang sesuai dan dibetulkan dengan berpedoman pada sistem ejaan yang
berlaku.4 Dalam menerjemaahkan dapat dipakai metode harfiah apabila mungkin
dan metode bebas apabila mutlak perlu untuk menjaga kemurniannya.

3
Gio David, ‘Kritik Dan Tinjauan Kandungan Isi Teks Naskah Pribadi Rasa Pangrasa Sorangan’, 2020,
2–5.
4
Kesler, ‘No Title 162), 1985( 21.4’, ‫البنك االسالم‬.

4
C. METODE KRITIK TEKS
1. Metode stema
Naskah-naskah yang dibandingkan diberi nama dengan huruf bahsa latin contoh :
A, B, C, D, E dan seterusnya. Metode yang digunakan untuk menentukan asal-usul
naskah yang akan diteliti
2. Metode diplomatis dan kritis
Metode yang digunakan untuk menentukan jenis trasliterasi naskah
3. Metode intuitif
Metode kritik teks yang berupaya menentukan naskah dengan perbandingan yang
sehat, sejarah terjadinya teks penyalinan yang dibuat berulang kali,pada umunya
teks sangat beragam
4. Metode objektif
Pada tahun 1830 an ahli filologi jerman , lacmann dan kawan-kawan meneliti
secara sistematis hubungan kekeluargaan Antara naskah-naskah sebuah teks atas
dasar perbandingan naskah yang mengandung kekhilafan bersama. Metode kritik
teks dengan mengadakan perbandingan naskah
5. Metode gabungan
Metode gabungan digunakan jika nilai naskah tafsiran filologi semuanya hampir
sama perbedaan antar naskah tidak besar atau metode kritik teks dengan
perbandingan gabungan teks yang dianggap baku.5
Selain mempunyai metode secara teoritik , sebagai displin
ilmu tentunya filologi memiliki metode penelitian khusus yang berbeda dengan
displin ilmu lain untuk menangani objek kajiannya.6

5
Ahmad Sirfi Fatoni, ‘Pernik-Pernik Metode Dan Pendekatan Dalam Penelitian Filologi’, Jurnal
Mahasantri, 2 (2021), 346–67.
6
Dalam Teks-teks Islam Nusant and Khabibi Muhammad Luthfi, ‘Kontekstualisasi Filologi’, 14.1, 114–
28.

5
D. TUJUAN KRITIK TEKS
Tujuan kritik teks adalah menghasilkan teks yang paling mendekati aslinya.
Jika terdapat berbagai teks dari karangan yang sama, kritik teks berusaha
menentukan yang mana di antaranya yang otoriter atau yang asli. Usaha ini
dilakukan dengan makna merekonstruksi teks. Bani Sudardi (2003 : 55)
Berpendapat kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang
tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang asli, utuh, atau bila
memungkinkan berusaha mendapatkan teks yang ditulis oleh pengarang sendiri.
Hal ini dilakukan karena hampir semua naskah mengalami penyalinan, bahkan
turun temurun dan berkali-kali. Sama halnya dengan proses transliterasi, kritik teks
juga menuntut adanya pengetahuan dan daya interpretasi dari penulis.7

E. DASAR-DASAR ADANYA KRITIK TEKS


1. teks-teks yang sampai pada kita bukanlah teks asli yang ditulis pengarang.
2. teks-teks telah mengalami kerusakan oleh karena usianya dan kerentanannya
terhadap iklim.
3.dalam transmisi berkali-kali dari zaman ke zaman dapat terjadi perubahan
disengaja atau tidak disengaja.

7
Rahmana (2003:Rahmana (2003: 5) 5), ‘Bab II Kajian Teori’, BAB 2 Kajian Teori, 1, 2017, 16–72.

6
BAB III
KESIMPULAN
Langkah awal kritik teks adalah perbandingan teks. Seperti telah diuraikan
dalam bagian terdahulu, teks pada umumnya disalin-salin dengan tujuan tertentu.
Frekuensi penyalinan naskah bergantung pada sambutan masyarakat terhadap suatu
naskah. Dalam hal ini teks yang dianggap milik bersama, frekuensi tinggi penyalinan
menunjukkan bahwa naskah itu sangat disukai, sedangkan apabila terjadi sebaliknya
merupakan petunjuk kurang populernya suatu naskah.
Oleh karena studi filologi erat kaitannya dengan studi sastra, perlu dijelaskan
dalam hubungannya dengan kritik, apa pula yang dimaksud kritik sastra. Objek
penelitian kritik satra adalah karya sastra yang langsung dianalisis, dipertimbangkan
baik buruknya, bernilai seni atau tidak. Kritik sastra menunjukkan selera sastra yang
baik sehingga kesusatraannya tumbuh segar dan berkembang baik. Dengan demikin
kritik sastra membanu perkembangan kesusastraan.
Dalam menghadapi naskah dalam jumlah besar, maka langah berikut setelah
sesuai naskah dibandingkan adalah mengelompokannya dalam beberapa jenis.
Anggota dalam tiap kelompok dibandingkan. Kemudian ditentukna hubungan antara
satu kelompok dan kelompok yang lain untuk memperoleh gambaran garis keturunan
jenis-jenis dan naskah-naskah. Selanjutnya, di tentukan metode kritiks teks yang
paling sesuai dengan hasil perbandingan teks.

7
DAFTAR PUSTAKA

5), Rahmana (2003:Rahmana (2003: 5), ‘Bab II Kajian Teori’, BAB 2 Kajian Teori, 1,
2017, 16–72

Abdurrahman, Oman, ‘Kritik Teks’, 2016, 16

Bidayatussalik, Wawacan, ‘Kritik Teks Dan Telaah Fungsi Naskah’, Jurnal FEB
Unpad, 5 (2002), 1–9

David, Gio, ‘Kritik Dan Tinjauan Kandungan Isi Teks Naskah Pribadi Rasa Pangrasa
Sorangan’, 2020, 2–5

Fatoni, Ahmad Sirfi, ‘Pernik-Pernik Metode Dan Pendekatan Dalam Penelitian


Filologi’, Jurnal Mahasantri, 2 (2021), 346–67

Kesler, ‘No Title 162), 1985( 21.4’, ‫البنك االسالمي‬

Nusant, Dalam Teks-teks Islam, and Khabibi Muhammad Luthfi, ‘Kontekstualisasi


Filologi’, 14.1, 114–28

Anda mungkin juga menyukai