Anda di halaman 1dari 62

Media Buku Harian

Positive Mind, Positive Vibes,


Positive Life

Sebuah tulisan untuk menciptakan kebahagiaan


dari mudahnya dalam mengungkapkan
perasaan secara nyaman. Panduan yang
membantumu untuk lebih memahamimu
menggunakan media yang praktis yang akan
merubah hidupmu menjadi lebih baik.

TALITHA AYU PRAMESTI


Catatan Penulis

Kita hanyalah manusia yang


hidup tidak abadi. Manusia
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa adalah bentuk yang paling
sempurna diantara makhluk
ciptaan lainnya. Sangat penting
bagi kita untuk lebih menghargai
kehidupan kita, selalu bersyukur
dengan apa yang kita jalani. Setiap
seorang individu memiliki proses
dan garis finish tersendiri yang
tentunya akan berbeda dengan
individu lainnya. Jangan pernah
merasa tidak bisa melalui jika
belum mencobanya.
“Jangan biarkan
seseorang untuk
menarikmu pada suatu
kesedihan, bila tanganmu
saja lebih kuat menarik
mereka ke dalam
kebahagiaan. Namun,
ketika kamu berada pada
titik lemahmu atas
keduanya. Balik lah arah
untuk melepaskan dan
pergi”

-Talitha Ayu
Pramesti-

2
Daftar Isi

Catatan Penulis…………………………… 1

Daftar Isi………………………………….. 2

Bagian 1:

Pendahuluan

Tentang Buku Ini

Tujuan…………………………………… 5

Sasaran…………………………………… 8

Bagian 2:

Media

Seputar Media Yang Digunakan

Media Buku Harian…………………… 9

Perencanaan Media ……………………. 10

GPBM………………………………… 13

Cara Penggunaan Media………………. 15


Bagian 3

Materi

Terapi Ekspresif

Pengertian………………………………………. 16

Tujuan dan Manfaat……………………………. 18

Langkah Pelaksanaan…………………………… 21

Pengungkapan Perasaan

Pengertian………………………………………. 24

Proses Komunikasi

dalam Pengungkapan Perasaa………………….. 26

Muhasabah………………………………………. 28

Akibat……………………………………………. 37

Rancangan Pelaksanaan Layanan

Desain Media………………………… 51

Daftar Pustaka…………..…….….. 52
BAGIAN 1
Pendahuluan
Tentang Buku Ini
Tujuan

Sebelumnya izinkan saya selaku


penulis buku untuk menjelaskan
sekilas tentang tujuan dibuatnya
buku ini. Buku yang berjudul Buku
Harian “Positive Mind, Positive Vibes,
Positive Life” adalah sebuah buku
panduan khusus bagi para konselor.
Buku ini akan mempermudah
jalannya proses konseling. Buku ini
menawarkan solusi yang mudah dan
juga efektif untuk menangani kasus
sulit dalam mengungkapkan
perasaan pada remaja. Media ini
punya tujuan agar remaja bisa
dengan mudah dalam
mengungkapkan perasaan.
Melalui media buku harian ini, remaja
dengan mudah mengungkapkan apa
yang sedang dirasakan tanpa adanya
rasa khawatir akan diketahui oleh
banyak orang. Di dalam buku ini juga
akan menjelaskan tentang apa itu arti
dari pengungkapkan perasaan, proses
sampai akibat pentingnya dalam
pengungkapan perasaan. Dalam media
yang saya berikan tentunya bukan
hanya memberikan sebuah media tanpa
dasar teori. Dalam hal ini saya
mengembangkan salah satu terapi yang
berhubungan dengan pengaplikasian
media
buku harian yaitu terapi
ekspresif menulis. Terapi inilah
yang dirasa paling cocok untuk
dijadikan alternatif untuk
mengatasi perilaku sulit dalam
mengungkapkan perasaan
khususnya pada remaja.
Meskipun konsep yang
dikembangkan terasa
sederhana namun saya
berusaha mengkajinya secara
menarik di dalam media ini.
Tentu saja hal menarik yang
saya tawarkan tidak berada di
halaman ini karena ini
hanyalah pembuka maka
singkat sedikit penjelasan yang
saya sampaikan.
Sasaran
Setelah itu, akan ada pertanyaan yang
muncul seperti “untuk siapa sebenarnya
media ini dibuat?”. Tentu tidak semua
permasalahan pada remaja bisa diatasi
dengan media ini. Betul sekali! Seperti yang
telah dijelaskan pada halaman sebelumnya,
buku ini dibuat sebagai panduan
penggunaan media yang nantinya akan
digunakan untuk para konselor. Jika suatu
ketika anda menemukan sebuah kasus dari
klienmu yang cocok dengan buku ini.
Tentu saja ini akan membantumu untuk
mempermudah proses konseling yang akan
engkau berikan padanya.

Apabila anda menemukan remaja yang


sedang di dalam perasaan gelisah,
khawatir, tidak mudah dalam
mengungkapkan apa yang sedang
dirasakan. Maka media ini cocok untuk
digunakan dengan usia remaja 14-16 tahun.
BAGIAN 2
Media
Media Buku Harian

“Positive Mind, Postive


Vibes, Positive Life”

Buku Harian adalah salah satu media atau


karya kreatif yang disusun untuk membantu
konseli dalam mengungkapkan perasaannya.
Buku harian ini didesain dengan elegan dan
menarik yang membuat konseli menjadi
nyaman. Penggunaan media ini adalah
dengan cara, konseli menuliskan apa yang
sedang dirasakan di hari itu. Tidak hanya itu,
di dalam buku harian tersebut juga ada
beberapa kalimat atau kata kata motivasi
yang bisa membuat konseli menjadi lebih
nyaman dalam menuliskan apa yang sedang
dirasakan.
Perencanaan Media BKI

1. Identifikasi Kebutuhan dan


Karakteristik Konseli

Dizaman modern saat ini terutama pada


usia remaja seringkali mengalami rasa
kurang bisa mengungkapkan perasaan
dengan baik. Beberapa remaja tidak bisa
mudah percaya dengan seseorang ataupun
orang baru. Di usia remaja tersebut
seringkali mengalami perasaan yang masih
labil yang membuat remaja seringkali
berdiam dan tidak berani untuk bercerita dan
mengungkapkan perasaannya. Hal tersebut
juga bisa berpengaruh akibat lingkungan
keluarga dan latar belakang masing-masing
yang dialami oleh remaja. Focus
pembahasan ini adalah meningkatkan
kemampuan mengungkap kan perasaan pada
seseorang.
2. Perumusan Tujuan

• Tahap Monitoring Diri


Pada tahap ini konseli
dibimbing Bersama oleh konselor
untuk mengungkapkan apa saja
sesuatu yang dirasakan dan menjadi
beban dalam pikirannya. Konseli
diyakinkan bahwa seluruh konseli
yang mengikuti kegiatan konseling
ini dipastikan terbuka dan menjaga
rahasia, agar tidak ada pihak yang
dirugikan. Konselor dan konseli
lebih nyaman untuk mengutarakan
sesuatu yang akan disampaikan.

• Tahap Penerimaan
Konseli diharapkan dan mampu
untuk menerima bahwa setiap
individu bisa bersikap percaya dan
dapat menyampaikan pikiran,
perasaan secara terbuka
• Rumusan Alat Pengukur Keberhasilan

o Aspek Pengukuran

Konseli mampu berkomunikasi dengan


baik dan mengungkapkan perasaan dari
dirinya yang terpendam, dapat merubah
sikap yang kurang tepat, berani dalam
mengambil keputusan dan lebih bisa
memahami dirinya.

o Indikator
▪ Konseli mampu bekomunikasi secara
terbuka
▪ Konseli mampu mengungkapkan
perasaan yang sedang
▪ Konseli mampu menceritakan dan
mengungkapkan emosional melalui
pikiran secara bebas, baik melalui
perbuatan maupun perkataan
▪ Konseli mampu mengenali dirinya
dan berusaha menjadi lebih baik
dengan memiliki tujuan hidup yang
jelas untuk kedepannya.
3. GBPM

Jenis Layanan : Layanan Bimbingan


Individu dan
Kelompok
Masalah : Meningkatkan
kemampuan
mengungkapkan
perasaan
Media Yang : Buku Harian
Dibutuhkan “Positive Mind,
Positive Vibes,
Positive Life”
Gambaran : Buku Harian
Ringkas Isi ““Positive Mind,
Media Positive Vibes,
Positive Life” adalah
suatu rancangan buku
yang berisi sekitar 50
halaman dengan desain
yang menarik. Buku ini
berfungsi untuk meng
gali informasi dan
membuat individu agar
dapat mengungkapkan
perasaan dengan
tulisan. Buku ini akan
dibawa oleh konseli
yang nantinya akan

dituliskan beberapa
perasaan yang
dirasakan melalui buku
harian tersebut. Buku
ini telah disesuaikan
untuk meningkatkan
kemampuan
mengungkapkan
Perasaan konseli.
Cara Menggunakan Media
Buku Harian
“Positive Mind, Postive
Vibes, Positive Life”
▪ Penggunaan media ini diikuti oleh 3-4
remaja yang akan memegang buku harian
masing-masing
▪ Penulisan perasaan yang sedang dirasakan di
lakukan selama 1-2 minggu
▪ Konseli menuliskan apa yang sedang
dirasakan setiap hari atau beberapa waktu
ketika konseli memiliki perasaan yang ingin
disampaikan
▪ Konseli bisa membaca buku panduan jika
memang belum memahami penjelasan yang
dijelaskan oleh konselor
▪ Selama 1-2 minggu waktu yang sudah
direncanakan Bersama. Konseli bertemu
Kembali dengan konselor untuk Kembali
melakukan proses konseling
BAGIAN 3
Materi
Terapi Ekspresif

Pengertian

Terapi ekspresif
merupakan salah satu terapi
yang menggunakan beberapa
jenis cabang seni. Salah
satunya adalah terapi menulis
ekspresif. Terapi menulis
ekspresif adalah teknik yang
digunakan dengan
mengekspresikan emosi atau
yang sedang dirasakan
melalui tulisan.
Secara ringkas, terapi
menulis ini salah satu cabang seni
dari terapi ekspresif. Dalam
penerapannya, tentunya sangat
berhubungan. Maka dari itu,
konselor dalam membantu
perrmasalahan yang dialami oleh
klien nantinya akan menekankan
pemahaman tentang pentingnya
dallam mengungkapkan perasaan
yang bisa disampaikan melalui
tulisan.
Tujuan dan Manfaat

Pennebaker dan Chung


(2007) menjelaskan
beberapa tujuan
menulis ekspresif yaitu:

a) Membantu menyalurkan
ide, perasaan, harapan
subjek ke dalam suatu
media yang bertahan lama
dan membuatnya merasa
aman
b) Membantu subjek
memberikan respon yang
sesuai dengan stimulusnya
sehingga subjek tidak
membuang waktu dan energi
untuk menekan perasaanya.
c) Membantu subjek
mengurangi tekanan yang
dirasakannya sehingga
membantu mengatasi
kecemasan.

Menurut Pennebaker dan


Chung (2007) menyatakan
bahwa terapi menulis
ekspresif memiliki beberapa
manfaat, diantaranya:
a) Merubah sikap dan perilaku,
meningkatkan kreatifitas,
memori, motivasi, dan
berbagai hubungan antara
kesehatan dan perilaku.
b) Membantu mengurangi
penggunaan obat-obatan yang
mengandung bahan kimia.
c) Mengurangi intensitas
untuk pergi ke dokter,
terapi maupun konseling.
d) Hubungan sosial semakin
baik dengan masyarakat.
Langkah Pelaksanaan

Pennebaker (2007) memberikan


langkah sederhana dalam menulis
ekspresif agar lebih maksimal yakni
sebagai berikut

a) Waktu
Pergunakan waktu
selama 20 menit per hari
selama minimal 3 hari.
b) Topik
Pilihlah topik yang
bersifat pribadi, penting
dan menjadi permasalaan
saat ini dalam diri anda.
c) Tulis secara terus menerus
Tulislah apa yang ingin
anda tulis dan ekspresikan diri
anda melalui tulisan tanpa
memikirkan aturan penelitian
maupun tata Bahasa
d) Tulis hanya untuk diri anda
Semua yang anda tulis
hanya untuk diri anda sendiri.
Jangan ragu dan malu untuk
menuliskan hal yang besifat
pribadi karena hanya anda saja
yang akan mengetahui apa yang
anda tulis.
e) Ketahui batasan anda
Ketika anda sudah
menuliskan perasaan anda, tetapi
kemudian anda merasakan
semakin terpuruk, maka
berhentilah
f) Harapkan sesuatu
Setelah selesai menulis
ekspresif anda akan merasakan
perasaan sedih atau terpuruk
tetapi satu hingga dua jam
perasaan tersebut akan hilang
dan anda akan merasa lebih
baik.
Pengungkapan Perasaan

Pengertian

Pengungkapan perasaan
merupakan kemampuan
seseorang dalam
mengendalikan perilaku
mereka dalam mencapai
tujuan. Ada dua cara
mengungkapkan perasaan,
yaitu secara verbal dan
nonverbal. Yang dimaksud
secara verbal adalah dengan
menggunakan kata-kata, baik
yang secara langsung
mendeskripsikan perasaan
yang kita alami maupun
tidak. Sedangkan yang
dimaksud secara nonverbal
adalah dengan menggunakan
isyarat lain secara kata-kata,
misalnya sorot mata, raut
muka, kepalan tinju, dan
sebagainya.
Proses Komunikasi
DalamPengungkapan
Perasaan

Ada 5 macam proses


tersebut, diantaranya:

a) Sensing, tingkah laku lawan


komunikasi kita. Dengan
alat-alat indra yang kita
miliki, kita menumpulkan
informasi tentang lawan
komunikasi kita
b) Interpreting, semua
informasi yang kita terima
dari lawan komunikasi kita
itu. Kita menentukan
makna dari kata-kata dan
perbuatannya.
c) Feeling, sebagai reaksi
spontan terhadap
penafsiran kita atas
informasi yang kita
terima dari dan tentang
lawan komunikasi kita.
d) Intending, perasaan kita
itu dalam diri kita
terbentuk intense yang
akan mendorong dan
mengarahkan kita untuk
berbuat searah dan sejalan
dengan perasaan kita .
e) Expressing, perasaan kita
itu
Muhasabah
Muhasabah adalah
sebagai perenungan diri,
melakukan intropeksi
kemudian melakukan
perbaikan dan peningkatan
semaksimal mungkin.
Perenungan disini bukanlah
hal yang hanya memikirkan
untuk memikirkan bagian dari
proses menjadi pribadi yang
unggul. Merenung disini
menjelaskan untuk melakukan
koreksi, perbaikan dan
peningkatan perilaku
terutama dalam
mengungkapkan perasaan.
Seperti kata-kata yang
diucapkan oleh sahabat Umar
bin Khatab “Hasibu
anfusakum qabla an-tuhasabu”
(koreksilah dirimu sebelum
kamu dikoreksi).

Dalam terapi muhasabah


dengan terapi menulis
ekspresif memiliki
keterkaitan yang sangat
tinggi. Dimana seorang
individu melakukan
menulis ekspresif yang
dapat meluapkan emosi
secara tidak langsung
serta mengurangi perilaku
destruktif. Selain itu,
menulis merupakan
bagian dari proses
penyembuhan diri
seseorang dari
permasalahan yang
dialami sehingga mereka
bisa berdamai dengan
dirinya sendiri. Terapi
muhasabah sendiri sangat
berhubungan karena
didalam terapi ini,
seorang individu akan
melakukan beberapa cara.
Cara tersebut membuat
remaja semakin
memahami dirinya
sendiri, lebih percaya apa
yang akan dilakukannya,
dan dapat taat dengan hal
yang terjadi pada dirinya.

Menurut Ibnu Qoyyim al-


Jauziyah, muhasabah dapat
dilakukan dengan tiga cara:
a) Membandingkan
antara nikmat dari
Allah dengan
keburukan yang
dilakukan. Dengan
membandingkan
nikmat Allah dengan
keburukan yang
dilakukan tersebut
akan tampak jelas
kesenjangan yang
sangat besar.
Sehingga hakikat jiwa
dan sifatsifatnya,
keagungan dan segala
kesempurnaan
dariNya adalah
karunia dan setiap
dari hukuman
dariNya adalah
keadilan.
b) Harus membedakan antara
hak Allah atas dirinya
berupa kewajiban ubudiyah,
melaksanakan ketataan, dan
menjauhi maksiat, dengan
apa yang menjadi hak dan
kewajiban diri sendiri.
c) Harus mengetahui
bahwa setiap orang
merasa puas terhadap
ketaatan yang
dilakukan, maka hal itu
akan merugikan
dirinya dan setiap
kemaksiatan yang
dicela, maka akan
menimpa orang itu.
Yang dimaksud
langkah-langkah
terapi
muhasabahdalam
penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Agar konseli bisa
membandingkan
nikmat dengan
perilaku buruk yang
dilakukannya.
2) Tahap kedua
penelitian ini
mengajak konseli
untuk membedakan
antara hak Allah atas
dirinya dengan
melaksanakan amar
ma‟ruf nahi munkar.
3) Maksud dari tahap
ketiga dari terapi
muhasabah adalah
mengetahui bahwa
setiap yang merasa
puas terhadap ketaatan
ataupun keberhasilan
yang dicapai, maka
akan merugikan diri
sendiri karena terdapat
rasa puas dan cukup
dalam dirinya. Jika
terdapat rasa cukup dan
puas dalam diri
seseorang maka
pengetahuan yang
dimiliki tersebut
terbatas.
Setiap kemaksitan yang
diremehkan dan dilakukan,
maka kemaksiatan yang
dilakukan tersebut akan
menimpa yang
mengerakannya.
Akibat Perasaan Tidak
Bisa Diungkapkan

Faktor Penghambat
a) Menyangkal dan menekan
perasaan dapat menciptakan
aneka masalah dalam
hubungan antar pribadi.
b) Menyangkal dan menekan
perasaan dapat menyulitkan
kita dalam memahami dan
mengatasi masalah yang
terlanjur timbul dalam
hubungan antar pribadi.
c) Menyangkal perasaan dapat
meningkatkan kecenderungan
kita untuk melakukan
perspeksi secara selektif
d) Menekan perasaan dapat
menimbulkan distorsi atau
penyimpangan dalam penilaian
kita
e) Dalam mengungkapkan perasaan
yang tidak lugas-efektif sering
justru tersirat tuntutan-tuntutan
tertentu

Mengungkapkan perasaan
secara verbal
a) Mencap dan memberikan
lebel.
b) Memerintah.
c) Bertanya.
d) Menuduh.
e) Menyindir (sarkasme).
f) Memuji.
g) Mencela.
h)Memberikan sebutan
Ada empat cara
mendeskripsikan perasaan:
a) Mengidentifikasi atau
menyebutkan nama perasaan itu
b) Menggunakan kiasan perasaan
c) Menunjukkan bentuk
Tindakan yang ingin dilakukan
tergolong oleh perasaan yang
sedang dialami
d) Menggunakan kiasan kata-
kata
Rancangan Pelaksanaan
Layanan
4. Perumusan Naskah Media

Ide Gagasan : Rendahnya


kemampuan
mengungkapkan
perasaan pada
remaja, dimana
munculnya sikap
beban pikiran
yang berlebihan,
mosi labil dan
sensitivitas.
Judul : Media Buku
Harian “Change
Changes Your
Life”
Tujuan : Membuat
individu memiliki
kemampuan
dalam
mengungkapkan
perasaan yang
40 sedang dirasakan
melalui tulisan
Sasaran : Remaja usia 15-17
Tahun
Jenis Media : Media Visual
berupa buku
harian
Pengumpulan : Mencari referensi
Informasi di literature dan
internet yang
sumbernya dapat
dipercaya,
mengumpulkan
informasi remaja.
Penulisan : Konseli
Sinopsis membawa buku
harian tersebut
untuk
menuliskan
perasaan atau
menceritakan hal
yang sedang
dirasakan ke
dalam buku
harian tersebut.
Treatment : Media Buku
Harian “Change
Changes Your 41
Life”
Bahan Media:
Ukuran: Buku
Harian A5(14,8cm
x21cm),
GuideBook
(105mm x 148mm)
Properti yang
digunakan: Buku
Harian
Tempat: Didalam
ruangan
Skenario : Materi yang
disampaikan pada
proses bertemu
dan membangun
hubungan dengan
konseli

42
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Rundown Kegiatan I

No. Kegiatan Waktu


1. Pengkodisian Konseli 10 menit

2. Pembukaan 10 menit
3. Instruksi Kegiatan 15 menit

4. Kegiatan Inti 60 menit


5. Penutup 10 menit

2. Rundown Kegiatan II

No. Kegiatan Waktu


1. Pengkodisian 10 menit
Konseli
2. Pengkoreksian 60 menit
Kegiatan Inti
3. Refleksi 20 menit
4. Penutup 10 menit 43
3. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Petunjuk
1 Pengkondisi ❖ Konselor
an Konseli mengarahkan
konseli untuk
masuk ke
dalam ruangan
❖ Konseli
diintruksikan
untuk duduk
dan mencari
tempat
nyaman
2 Pembukaan ❖ Konselor
mengucapkan
salam
pembuka
kepada konseli
❖ Konselor
memberikan
44 sapaan hangat
❖ Konselor dan
konseli saling
berkenalan
satu sama lain
❖ Konselor
membuka
proses
kegiatan
3 Intruksi ❖ Konselor
Kegiatan menjelaskan
asas-asas
dalam proses
konseling
❖ Konselor
memperkenalk
an mengenai
media buku
harian
❖ Konselor
menjelaskan
tujuan dari
media buku
harian tersebut
❖ Konselor
menjelaskan
mengenai apa
saja yang
45 harus
dilakukan
dengan media
buku harian
tersebut
❖ Tahap
relaksasi,
dimana
konselor
mengajak
konseli untuk
menggerakan
Sebagian
anggota
tubuhnya agar
menjadi lebih
rileks dan
tenang
Kegiatan Inti ❖ Konselor
memberikan
buku harian
kepada konseli
❖ Konselor
menjelaskan
penulisan dalam
media buku
harian
❖ Penulisan dalam
media buku
46 harian dilakukan
sesuai dengan
tahapan
konseling terapi
menulis
ekspresif yang
dijelaskan
konselor kepada
konseli
❖ Konselor
memberikan
waktu dalam
penulisan di
dalam media
buku harian
kepada konseli
Pengkoreksi ❖ Konselor
an Kegiatan bertemu kembali
Inti dengan konseli
sesuai waktu
yang sudah
ditentukan
❖ Konselor
membuka
Kembali
pertemuan dan
menyapa dengan
hangat konseli
❖ Konselor
47 menanyakan
perasaan konseli
saat ini dan
perasaan setelah
menuliskan
perasaan melalui
tulisan di dalam
buku harian
❖ Konselor
membuka
beberapa
pertanyaan
menyangkut
perasaan yang
masih terpendam
dan belum
disampaikan di
dalam buku
harian
❖ Konselor
memberi waktu
kepada konseli
untuk
menenangkan
diri jika
diperlukan dan
memulai
Kembali proses
konseling
48 ❖ Konseli
memberi
beberapa
pertanyaan
sesuai dengan
perasaan yang
sedang dirasakan
konseli
6 Refleksi ❖ Konselor
membuka sesi
refleksi usai
proses konseling
dengan media
❖ Konseli
menyampaikan
beberapa
tanggapan,
masukan dan
perasaan yang
dirasakan setelah
menggunakan
media buku
harian tersebut
dalam
pengungkapan
perasaan
❖ Konselor
memberikan
masukan dan
49 motivasi untuk
konseli agar bisa
lebih
meningkatkan
kemampuan
mengungkapkan
perasaan pada
konseli
7 Penutup ❖ Konselor
mengucapkan
terimakasih
kepada konseli
❖ Konselor
menutup proses
konseling

50
DESAIN MEDIA BUKU
HARIAN

51
DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur. 2009. Psikologi


Umum,.Bandung: Pustaka Setia.

Desmita. 2011. Psikologi


Perkembangan Peserta Didik;
Panduan Bagi Orang Tua Dan
Guru Dalam Memahami Psikologi
Anak Usia SD, SMP,dan SMA.
Bandung:Rosda Karya.

Hurlock, B.E,. 1990. Psikologi


Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang
Kehidupan.Jakarta : Erlangga.

52
Lubis, N. Lumongga. 2011.
Memahami Dasar Konseling,
dalam Teori dan Praktik, .
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mahardika, R. D. 2019.
Pengungkapan Diri pada
Instagram Instastory. Jurnal Studi
Komunikasi.3(1)
Sugiyono. 2009. Metode
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syambu, Yusuf. 2002. Psikologi
Perkembangan Anak dan
Remaja.Bandung: Remaja
Rosdakarya. 53
Willis, S,. 2004. Konseling
Individual Teori dan Praktek.
Bandung: Alfabeta.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika


Nurihsan. 2005. Landasan
Bimbingan dan konseling,.
Bandung :PT Remaja
Rosdakarya,

Zainal Arifin. 2012. Penelitian


Pendidikan Metode & Paradigma
Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

54
Profil
Penulis:

Talitha Ayu
Pramesti, lahir di
Sidoarjo,13 Maret
2000. Saya adalah
seorang mahasiswa
akhir yang sedang
menyelesaikan studi
di salah satu Universitas di Surabaya. Dengan
adanya buku ini, dapat membantu saya dalam
penyelesaian tugas akhir dan dapat memberikan
bantuan bagi individu yang sedang mengalami
permasalahan dalam pengungkapan perasaan.
Buku ini diharap dapat memotivasi individu dan
menjadikan cerita baru untuk dapat diambil sisi
positive dengan lebih mengenali dirinya sendiri.

“Bergerak mengikuti arus memang lebih mudah


meskipun banyak rintangan didepannya. Namun bertahan
dengan dalam juga bisa saja baik, asalkan kamu bisa
memahami situasi yang kamu hadapi.”
Dalam sebuah perjalanan setiap individu
adalah sebuah proses yang dijalanin
dengan hasil akhir yang berbeda-beda.
Manusia memang akan selalu merasa
berbeda, kurang dan memiliki
kekhawatirannya masing-masing. Tetapi
memang itulah sikap manusia yang sering
terjadi pada setiap individu. Hal tersebut
bukan lah suatu alasan dalam menuju ke
depan, sejatinya manusia akan meraih
tujuan baru, kebiasaan baru dengan
merubah rute jalan yang lama. Dengan
begitu apa yang diharapkan ataupun
sesuatu yang di

Anda mungkin juga menyukai