MK. Pengembangan
Sosial Emosional AUD
PRODI S1 PGPAUD - FIP
DISUSUN OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sosial Emosional AUD. Dan juga
penulis berterimakasih kepada Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd. dan Bapak Anada Leo
Virganta,S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Sosial Emosional AUD
yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Saya selaku penulis sangat berharap kiranya critical book ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut
sebelum membelinya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical book yang akan saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadangkita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
informasiyang terkandung di dalamnya.Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book
Review ini untuk mempermudahpembaca dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu
faktor yang melatarbelakangipenulis mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis
dan mengetahui kelebihan dankekurangan dari sebuah buku
1. Pemenuhan salah satu tuga KKNI mata kuliah Pengembangan Sosial Emposional AUD
3. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
BAB II
ISI BUKU
A. Identitas Buku
1. Buku Utama
B. Ringkasan Buku
I. Buku Utama
Pada tahun 1920, Thorndike meletakkan dasar-dasar teori EQ saat ia bicara tentang
teori kecerdasan sosial yang didefinisikanya sebagai “kemampuan untuk berperilaku
bijaksana dalam berhubungan antara sesama manusia.
Para pakar memberikan definisi bergam pada EQ, salah satunya ialah kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-penetahuan emosional dalam
bentuk menerima, memahami dan mengelolanya.
Secara umum EQ bukanlah tema yang sama sekali baru dikarenakan hasil dari
berbagai studi dan kajian bertahun-tahun yang membahs masalah-masalah
kepribadian ,psikologi sosial, industri dan profesi. Sebagaimana kita lihat, EQ adalah
akumulasi dari beragam kecerdasan dan kemampuan yang dikaji secara parsial selama
bertahun-tahun yang khusus mangkaji masalah-masalah jiwa. Tema EQ dimungkinkan bisa
untuk membantu para individu dan lembaga-lembaga dalam upaya meningkatkan hasil
produksi dan kerja dan dalam upaya memperbaiki kesehatan dan kondisi psikologis dan
emosional para individu.
· Mampu memperkecil perasaan gelisah yang kadang-kadang terjadi pada jiwa anda
· Mampu beradaptasi saaat gelisah dan menghadapi kesulitan
· Optimis
· Konsisten
· Fleksibel
· Giat bekerja
· Cita-cita
· Semangat
· Tidak egois
· Mambaca pesan orang lain, baik yang diutarakan langsung dengan kataa-kata maupun
tidak
· Mengenali perasaan dan emosi orang lain
· Mengetahui saat yang tepat kapan harus memperlihatkan perilaku memimpin dan
kapan harus mengikuti arus
· Mampu bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif
Otak mempunyai peranan penting bagi perasaan dan emosi manusia, selain juga bagi
wacana EQ. Studi-studi membuktikan adanya dua macam memori yang dimiliki manusia,
selain memori biasa yang merekam peristiwa dan realitas. Manusia juga nerekam dengan
memori yang tersimpan dengan emosi dan perasaan yang kuat yang biasa disebut dengan
“memori emosional”. Karena itu, sebagian dari kita dengan mudah mampu mengingat
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan hidupnya. Ingatan ini menimbulkan pengaruh
besar yang melibatkan emosi seseorang. Misalnya, seseorang bisa mengingat tempat dirinya
berada saat mendengar serangan amerika dan inggris terhadap irak pada tahun 2003. Banyak
lagi peristiwa-peristiwa yang dengan mudah diingat manusia karena peristiwa tersebut sangat
mempengaruhi hidupnya.
Berdasarkan pada akhirnya, para ilmuan mengatakan bahwa manusia memiliki, akal yang
selalu sadar-berfikir dan melaksanakan, akal yang hanya merasakan masalah-masalah yang
ada disekitarnya. Maka kedua hal ini saling menyempurnakan natara satu sama lain.
Tidaklah benar pendapat yang menyatakan adanya pertentangan antara logika dan
emosi, atau akal dan hati. Maka yang benar adalah bahwa kita harus mengatakan adanya
keseimbangan antara akal dan hati, serta kebersamaan keduaanya dalam membentuk jiwa
yang sehat dan lurus. Dan pada kenyataanya, kita tidak bisa mengubah rangkaian saraf yang
telah menyambung secara alamiah-bagian otak yang satu dengan yang lain.
Saat mempelajari teori EQ, kita bisa membahas tentang “buta emosi” dan pentingnya
belajar abjad-abjad emosi. Tujuan mempelajari emosi adalah mempunyai kemampuan untuk
mengenali dengan detil emosi dan perasaan kita dan mengungkapkanya denga cara yang
benar. Orang-orang yang mengalami problem emosi dan menampakkan perilaku yang
bermusuhan sebenarnya menderita buta emosi. Mereka tidak mengetahui emosi danperasaan
mereka dengan baik. Mereka tidak mampu mengungkapkan emosi dan perasaan mereka
melalui lisan maupun tulisan. Akibatnya mereka sering tampak marah dan sangat snsitif
tanpa mengetahui sebab yang sebenarnya. Untuk menghilangkan pennykit buta emosi mereka
perlu diajari dan dilatih untuk membedakan emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Mereka harus haru diajari mengekspresikan emosi dan perasaan dengan tepat dan sesuai
dengan tuntutan.
Sisi kecerdasan dan kefasihan emosional dapat dijelaskan dengan menggunakan dengan
keterampilan-keterampilan yang saling berkaitan dan bisa dipelajari, keterampilan tersebut
adalah mengenali hakikat emosi khusus anda, mamiliki kemampuan untuk merrasakan emosi
orang lain (empati), belajar beradaptasi dengan emosi anda, dan kefasihan emosional.
3-4 minggu Bayi mulai tersenyum jika ia merasa nyaman dan tenang
8 minggu Bayi tersenyum jika melihat wajah dan suara orang-orang
disekelilingnya (keluarga)
12-15 bulan Ketergantungan bayi pada satu atau dua orang yang
merawatnya
Studi membuktikan bahwa EQ manusia akan terus berkembang sampai umur 40-50an
tahun. Artinya semakin tua umur seseorang maka akan semakin matang pula EQnya.
Ikut campur dalam urusan murid baik itu Membatasi campur tangan dalam
urusan lecil maupun besar masalah murid
Terlalu bernafsu untuk menguasai murid Guru berpartsipasi dan tidak berniat
menguasai murid
Memvonis dan menilai hasil kerja murid Mengikutsertakan mereka dalam menilai
dengan standar guru hasil kera mereka
Anak yang memiliki EQ tinggi akan lebih cerdas intelektualnya daripada anak yang
memiliki EQ rendah. Oleh karena itu, salah satu tugas guru, sekolah, dan kurikulum
pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan emosional murid sejak usia dini. Terlepas dari
apapun materi yang diajarkanya, guru harus mampu membuat inovasi dan kegiatan yang
mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak.
Dewasa ini anak-anak kurang mendapatkan jaminan kesehatan emosi dan kecerdasan
emosional. Hal ni ditandai oleh lemahnya kemampuan mereka dalam berdialog dan
bekerjasama antarteman. Sebagian anak tidak optimis dengan masa depan mereka. Kenyataan
ini menjadi tantangan bagi sekolah dan guru. Mereka harus mampu menghilangkan sikap
pesimistis di kalangan murid-muridnya. Mereka harus mampu membagun sikap percara dari
dan cita-cita murud menuju masa depan cerah nan gemilang.
Relasi emosional pasangan suami istri barangkali mendesak paling mendesak untuk diuji
dengan sendar EQ. Jika di bandingkan dengan pengaruh yang di timbulkan oleh dimensi
intelektual, barangkali dimensi emosional memberikan pengaruh lebih basar pada relasi ini.
Bahkan beberapa kalangan yakin, kecerdasaan intelektual yang tidak dilengkapi dengan
kecerdasaan emosional lebih memperbesar kemungkinan gagalnya suami istri.
Ragam Temperamen EQ
1. Temperamen Muda
Bentuk temperamen ini didapati pada anak yang mersa aman dan tentram dalan
lindungan orang tuanya. Perilakunya mudah ditebak dan di atur. Ia hidup teratur dan
menjalani kegiatan sehari-harinya secara rutin. Ia menjalani rutinitas yang brkaitan dengan
kebutuhan pokok hariannya seperti tidur, buang ait besar, dan makan.
Anak ini cenderung megisolasi diri dan enggan untuk beradaptasi dengan situasi-
situasi baru. Ia seringkali merasa gelisah dan tegang jika diharuskan beradaptasi dengan
situasi dan pengalaman baru. Misalnya, ia sulit beradaptasi dengan baby sister baru yang
menggantikan tugas ibu dalam mengasuhnya. Secara umum sulit menyelesaikan diri dengan
situasi baru. Rutinitas dasarnya seperti tidur, buang air besar, dan makan tidak berjalan
dengan tertip dan lancar sebagaimana anak dengan temperamen mudah. Dibandingkan
dengan anak yang bertemperamen mudah, anak ini lebih reaktif saat menghadapi tantangan.
3. Temperamen Susah
Ibu yang mempunyai anak temperamen susah, benar-benar mengakui apa yang kita
bicarakan ini. Anak ini mudah menagis karena suatu sebab yang sagat sepele. Ia tidak
mengikuti rutinitas harian atau aturan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan dasarnya. Ia
tidak mau tidur sebelum ayahnya mendongeng atau membuainya. Tidak mudah untuk
menenangkannya di saat sedang gelisah atau marah. Ia sangat susah beradaptasi untuk
beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.
ISBN : 979692000XB
Dalam bab ini juga berisikan Beberapa Teori Perkembangan, ada tiga teori atau pendekatan
mengenai perkembangan, yaitu pendekatan – pendekatan kognitif, belajar atau lingkungan,
dan etologis. Disamping itu dikemukakan juga memahami perkembangan anak dengan cara
berikut:
1. Masa anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadinya perubahandalam
aspek perkembangan
4. Melalui pemahaman tentang faktor– faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, dapat
diantisipasi tentang berbagai upaya untukmemfasilitisai perkembangan tersebut, baik di
lingkungan keluarga,sekolah, maupun masyarakat.
BAB II KONSEP DASAR PERKEMBANGAN. Pada babi ini berisi tentang Pengertian dan
Ciri – Ciri Perkembangan Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif
dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”. Selain
itu babi ini juga membahasa tentang prinsip – prinsip perkembangan, fase – Fase
Perkembangan.
A. Perkembangan Fisik Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompkleks
dansangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal(dalam
kandungan).
B. Perkembangan Inteligensi
2. Teori–teori inteligensi
C. Perkembangan Emosi, Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang
disertaikarakteristik kegiatan kelenjar dan motoris.
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Buku utama memiliki kelebihan, buku ini telah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan
bacaan atau referensi tambahan, pembahsan pada buku terkait tentang kecerdasan dan
emosi anak cukup detai dan mudah dipahami. Buku ini juga menyajikan suatu cerita
tentang pentingnya memiliki kecerdasan EQ, ketika pembaca telah bosan membaca teori,
pembaca bisa membaca cerita tersebut, dan buku ini membahas tentang penting mengasah
kecerdasan emosional, serta format dan sistematika penulisan buku sudah cukup bagus.
Buku pembanding memiliki kelebihan, kelebihan diantaranya adalah ilustrasi dari buku
ini sangat baik sehingga kita bisa mengerti apa yang sedan dibahas, bahasa yang
digunakan pada buku ini juga baik sehingga tidak membingungkan pembacanya. Buku ini
juga membahas tentang berbagai perkembangan anak mulai dari emosi, kognitif dan fisik
motorik anak
B. Kekurangan Buku
Pada bagan pengantar penerbit seharusnya lebih baik ditulis dengan kata pengantar saja,
dan referensi seharusnya lebih baik ditulis dengan kalimat daftar pustaka saja, beberapa
ketepatan bahasa, ketepatan ejaan, dan efektivitas penggunaan kalimat pada buku tersebut
masih kurangm terdapat juga beberapa pengulangan kalimat
ilustrasi yang digunakan pada buku pembanding kurang banyak sehingga membuat
pembaca sedikit bosan sedangkan pada buku utama memiliki kekurangan pada isi buku
karena isi dari buku tersebut kurang lengkap dibandingkan dengan buku
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam banyak masyarakat dan generasi, tekanan, paksaan, pukulan, dan ancaman
dijadikan sebagai metode mengajar. Sikap menghargai terhadap si kecil dan perasaanya
kurang begitu ditekankan. Ini menyebabkan semakin bertambah bertambahnya problem
pendidikan, psikologi dan emosi. Akibat dari metode ini, dapat kita lihat pada perilaku
pemuda dan masyarakat
Relasi emosional pasangan suami istri barangkali mendesak paling mendesak untuk diuji
dengan sendar EQ. Jika di bandingkan dengan pengaruh yang di timbulkan oleh dimensi
intelektual, barangkali dimensi emosional memberikan pengaruh lebih basar pada relasi ini.
B. Saran
Anak yang memiliki EQ tinggi akan lebih cerdas intelektualnya daripada anak yang memiliki
EQ rendah. Oleh karena itu, salah satu tugas guru, sekolah, dan kurikulum pendidikan adalah
meningkatkan kecerdasan emosional murid sejak usia dini. Terlepas dari apapun materi yang
diajarkanya, guru harus mampu membuat inovasi dan kegiatan yang mendukung
perkembangan kecerdasan emosional anak.