Anda di halaman 1dari 19

PENANGANAN ASPEK

PSIKOLOGIS TERHADAP
KORBAN BENCANA
Oleh :
Abdillah Tedjo Darmodjo, S.psi, M.psi,psikolog
Biro Konsultasi psikologi
Sukses Membangun Insan Mandiri
Malang, 29 Oktober 2018
3 elemen pendukung aspek
psikologis terhadap korban
bencana :
• Yaitu :
• kehadiran
• empati dan
• mau memahami atau mendengar
Pengamatan Wajah Gembira:
Pengamatan Wajah Menangis:
Pengertian empati menurut teori :
1. Bullmer
Bullmer berpendapat bahwa empati adalah suatu proses yang terjadi ketika
seseorang dapat merasakan perasaaan orang lain dan menangkap arti perasaan
tersebut, lalu dikomunikasikan dengan kepekaan yang sedemikian rupa sehingga
menunjukkan bahwa orang tersebut sungguh – sungguh mengerti perasaan orang
lain.

2. Adler
empati adalah penerimaan terhadap perasaan orang lain dan dapat meletakkan
diri kita pada tempat orang tersebut. Empati berarti to feel in, atau proses ketika
kita berdiri sejenak pada ‘sepatu orang lain’ agar dapat merasakan bagaimana
dalamnya perasaan orang tersebut.
Pengertian Bimbingan atau Konseling :
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri
secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi
hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.

Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Konseling :
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
(Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu


hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Kesimpulan dari Konseling :
bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu
suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-
sosial konseli adalah:
· Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak
menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif
sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Fungsi dan manfaat dari bimbingan
Konseling :
FUNGSI :
a.  Fungsi Pemahaman,
b.  Fungsi Preventif
c.  Fungsi Pengembangan,
d.  Fungsi Penyembuhan, 
e.  Fungsi Penyaluran
f.   Fungsi Adaptasi,
g.  Fungsi Penyesuaian,
h. Fungsi Perbaikan,
i.   Fungsi Fasilitasi
j.   Fungsi Pemeliharaan, 

MANFAAT :
•Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik,
merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan
konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang
ada di dalam diri kita.
Difinisi Psikoedukasi :

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


untuk meningkatkan pemahaman atau
keterampilan sebagai usaha pencegahan atau
meluasnya gangguan psikologis di suatu
kelompok, komunitas, dan masyarakat
Teknik - teknik terapi yang digunakan :
Terapi Trauma Healing .

1: Teknik Kursi Kosong


 
- Teknik ini tidak dapat dilakukan secara stand alone (berdiri sendiri)
- Teknik ini harus menjadi bagian dari proses perjumpaan pendampingan
dan konseling.
- Teknik ini hanya cocok bagi orang yang dapat berfantasi.
-Teknik ini membutuhkan waktu sama dengan sebuah sesi konseling 45-60
menit. Namun, penggunaan kursi kosong sendiri hanya membutuhkan
paling lama 10 menit.

Teknik ini berasal dari Model pendampingan dan Konseling Gestalt. Kursi
kosong ini dipakai untuk mengeluarkan atau mencurahkan segala uneg-
uneg (katarsis) yang ada dalam batin orang yang didampingi. Banyak orang
yang merendam perasaannya (unfinished business). Kursi kosong ini
merupakan media kita untuk mengekspresikan baik perasaan positif (rindu,
cinta, maupun negative(menyesal, berdosa, marah). Lakukan itu selama 5-
10 menit. Biarkan orang yang kita dampingi mengeluarkan perasaan kuat
yang ada.
Teknik - teknik terapi yang digunakan :
2: Teknik Pernafasan dan Pemijatan
1.Pernafasan Perut
•Teknik ini dipakai untuk releksasi dan menurunkan ketegangan dan menghilangkan
perasaan cemas dan gelisah.
•Teknik ini dapat dilakukan secara stand alone, misalnya kita minta orang yang kita
dampingi untuk melakukannya di rumah sendiri, sebagai pekerjaan rumah atau
menjadi bagian dari proses pendampingan kita.
•Ajak klien untuk berdiri secara rileks. Arahkan mata lurus ke depan. Tarik nafas
melalui hidung. Dan lepaskan melalui mulut. Letakkan kedua tangan secara
bersilangan di perut. Tangan harus mengikuti gerak perut. Ulangi 3 kali. Apabila
dipandang perlu, dapat melakukan satu set (3 kali). Antar set harus ada jeda.
Lakukan paling banyak sembilan kali. Teknik ini diadaptasi dari senam otak.
•Setelah melakukannya, mintalah dia untuk menceritakan pengalamannya.
•Melakukan hal yang sama. Namun memakai variasi. Mulailan dengan sikap istirahat.
Tangan secara bersilangan di bagian bawah puinggung kita. Ketika menarik nafas
melalui hidung, rapatkan kaki, dan pindahkan tangan ke bagian perut secara
bersilangan. Tahan nafas, 1 sampai bilangan 3, kemudian lepaskan nafas melalui
mulut. Sambil melepaskan nafas, kembalikan tangan ke belakang tubuh dan kaki
merenggang kembali dalam posisi istirahat.
•Lakukan 3 kali. Apabila diperlukan dapat melakukannya 3 kali. Antar paket harus ada
jeda.
•Percakapkan setelah melakukannya.
Teknik - teknik terapi yang digunakan :
1.Pemijatan Telinga
2.Teknik dapat dilakukan secara stand alone, misalnya kita minta orang
yang kita dampingi melakukan di rumah sendiri atau menjadi bagian dari
proses pendampingan kita.
3.Teknik ini dipakai untuk merilekskan indera keseimbangan, rileksasi
tubuh dan wajah, menghilangkan ketakutan, kecemasan, kegelisahan
serta kebingungan.
4. Anak yang sulit tidur, suka bermimpi, suka mengigau, suka
mengompol, keras kepala, kurang mendengarkan, dapat dibantu dengan
teknik ini.
5.Pemijatan ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan minyak kayu
putih, minyak gandapura, minyak telon, baby oli dll. Jangan gunakan
jenis balsem.
6.Caranya dengan menarik daun telinga dengan lembut, dari bawah ke
sampai atas. lakukan sebanyak 3 kali. Ulangi 3x3 kalau perlu. Beri jeda
antar paket penjeweran.
7.Percakapkan setelah melakukannya.
8.Teknik ini diadaptasi dari senam otak.
Teknik - teknik terapi yang digunakan :
1.Pemijatan Daerah Sekitar Indera Keseimbangan
•Banyak orang tidak mengerti bahwa kita memiliki indera ke enam, yakni
indera keseimbangan.
•Indera ini terletak di bagian kening. Zona ini ini bukan hanya merupakan
keseimbangan fisik melainkan juga psikologis.
•Pemijatan dapat dilakukan dengan menggunakan minyak kayu putih,
minyak gandapura, minyak telon, baby oil, VCO. Jangan gunakan sejenis
balsem,
•Cara memijatnya adalah dengan membuat lingkaran berlawanan arah
jarum jam di sekitar indera keseimbangan Anda. Terus gerakkan kedua
tangan Anda untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil di sekitar indera
keseimbangan Anda, dengan arah berlawanan dengan jarum jam.
•Pemijatan ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan minyak kayu
putih, minyak gandapura, minyak telon, baby oli, atau VCO.Jangan
gunakan jenis balsem.
•Percakapkan setelah melakukannya.
Teknik - teknik terapi yang digunakan :
1.Teknik Titik Pusat-Positif
•Teknik ini dipakai untuk membuat rileks, mengatasi ketegangan,
kecemasan, perasaan takut, panik, dan kurang bersemangat.
•Teknik ini dapat dilakukan secara stand alone, misalnya kita
minta orang yang kita dampingi melakukan di rumah sendiri atau
menjadi bagian dari proses pendampingan kita.
•Pemijatan dapat dilakukan oleh orang itu sendiri atau orang lain.
•Pemijatan ini dimulai dari dahi, di antara ke dua mata,
kemudian naik ke atas, ke kepala, bagian ubun-ubun, terus ke
kepala bagian belakang, ke bagian leher belakang, ke pundak,
terus ke tangan. Tangan kiri untuk memijat tangan kanan. Dan
sebaliknya, tangan kanan untuk memijat tangan kiri. Kemudian,
akhirnya remas-remas kedua tangan Anda.
•Ulangi yang tersebut 3 kali
Teknik - teknik terapi yang digunakan
khusus anak-anak dan lansia :
Terapi untuk anak anak menggunakan teknik Play terapi
atau dengan cara menari.

Sedangkan untuk lansia dapat menggunakan teknik


pertemanan, menjadi pendengar yang baik dan
memberikan motivasi bahwa peristiwa ini bukan akhir
dari kehidupannya.
metode life review theraphy para lansia diajak
mengenang kembali kehidupan masa lalu yang
menyenangkan sebagai salah satu cara untuk
mengajak lansia menemukan keceriaan selama tinggal
di pengungsian dan membangun kepercayaan diri
Teknik terapi Creative Trauma
Cleansing (CTC) :
Teknik terapi CTC dikembangkan pertama kali oleh Jumala Multazam
tahun 2014.
Terapi ini berbasis Neuro linguistic Programing dengan dasar pemikiran
bahwa mind and body are one systim atau pikiran dan tubuh dikelola
dalam satu sistim. Artinya pikiran mempengaruhi perasaan dan perasaan
mempengaruhi tindakan.
Atau dengan kata lain Internal representation (persepsi) mempengaruhi
state (emosi), dan state mempengaruhi psikology (mimik dan gesture).

Terapi CTC digunakan pada masalah - masalah :


- Trauma, mental block, pobhia, merasa bersalah yang berkepanjangan,
perasaan terpuruk, dendam yg terasembunyi di hati, menghilangkan rasa
minder, dan berbagai bentuk emosi negatif.
Teknik terapi Creative Trauma
Cleansing (CTC) :
Cara atau tahapan CTC :
- Individu dikondisikan dalam keadaan rileks.
- Individu menceritakan pengalaman 2 yg menurutnya menjadi hambatan
atau masalahnya.
- Pada waktu menceritakan hambatan atau masalahnya, dilakukan
penepukan tangan (clapping) di daerah leher dan dagu selama 15 menit.

-Proses ini dilakukan secara berulang ulang dan akhirnya secara


berangsur angsur masalah atau hambatan yang menjadi pemicu mereda
dan akhirnya hilang.

Anda mungkin juga menyukai