Disusun Oleh:
Siti Salsabila
2. Sistem Bahasa Sembarang. Sistem itu mewujudkan suatu bahasa tidaklah logis dan
tidak tunduk pada pembenaran. Sebagai contoh, beberapa bahasa biasanya memiliki
kalimat dalam namanya seperti Bahasa Inggris, dan beberapa bahasa biasanya
memulai kalimat dengan kata kerja biasa. Seseorang tidak dapat mempertahankan
yang pertama atau kedua. Masalahnya tidak tunduk pada pembenaran atau logika.
3. Bahasa asas suara. Orang-orang telah berbicara bahasa sebelum menulisnya, sama
seperti anak berbicara bahasa sebelum dia dapat menulisnya. Sama seperti banyak
orang di dunia berbicara bahasa yang mereka tidak ingin menulisnya. Bahasa
merupakan kegiatan lisan atau ucapan. Adapun menulis, itu adalah bentuk bahasa
sekunder. Dengan kata lain, bahasa adalah ucapan dan tulisan apa yang merupakan
representasi sebagian dari ucapan.
4. Bahasa adalah simbol. Bahwa kata-kata simbol untuk apa yg di tunjukkan nya dan
bukan yang ditunjukkannya, kata-kata (rumahku) melambangkan hal yang merupakan
rumah. Tapi itu bukan rumah itu sendiri. Jadi bahasa adalah sistem simbol. Pendengar
atau pembaca harus memecahkan sistem simbol-simbol ini untuk memahami maksud
dari simbol-simbol ini.
Keistimewaan Bahasa :
Bahasa umumnya memiliki karakteristik yang di sebutkan sebagai berikut :
1. Bahasa memiliki dialek sosial yang mencirikan tingkat ekonomi, dan budaya penutur
bahasa. Dialek yang di ucapkan oleh kaum intelektual berbeda dari yang buta huruf.
Nada mahasiswa berbeda dengan nada para petani. Nada profesor universitas berbeda
dari nada pekerja.
2. Bahasa memiliki dialek geografis yang bervariasi dari satu wilayah geografis ke
wilayah lainnya. Dialek Arab di Aljazair berbeda dari dialek Arab Sudan, Suriah, dan
Irak. Aksen bahasa Inggris di Inggris berbeda dengan aksen di Skotlandia dan
berbeda dengan di Amerika.
3. Ada variasi dalam bahasa itu, ada dialek lancar dan dialek sehari-hari. Bahasa dapat
diekspresikan dengan cara lisan, yaitu, dengan ucapan, dan dengan cara tertulis yaitu
menulis.
Ilmu Linguistik:
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Ilmu ini dibagi menjadi dua cabang:
1. Linguistik teoritis. Cabang ini mencakup beberapa ilmu, termasuk fonologi, fonologi,
linguistik historis, makna, morfologi, dan tata bahasa.
2. Linguistik terapan. Cabang ini mencakup beberapa ilmu, termasuk bahasa asing,
terjemahan, psikolinguistik dan linguistik sosial
Jika kita ingin mengetahui masing-masing ilmu di atas itu dapat didefinisikan secara
singkat sebagai berikut:
1. Ilmu Fonologi. Ilmu ini membahas tentang pengucapan suara bahasa,
perpindahannya, dan mendapatkan nya. Ilmu ini terbagi kedalam 3 cabang: Ilmu
suara yang di ucapkan, Ilmu suara yang di praktekan dan ilmu suara yang di
dengarkan. Dan seluruh Ilmu itu membahas tentang pengucapan suara,
perpindahannya, dan mendapatkan nya secara berturut-turut.
2. Ilmu fonem. Yaitu ilmu yang membahas tentang posisi / fungsi suara, menyusunnya
kepada fonem dan distribusi, fonem ini berfungsi untuk menggunakan fi’il.
3. Ilmu sejarah bahasa. Yaitu ilmu yang membahas tentang perkembangan bahasa lewat
masa-masa yang berbeda dan sesuatu yang bertentangan dengan pengaruh perubahan
dengan bahasa lain.
4. Ilmu morfologi (sorof). Yaitu ilmu yang mempelajari tentang pembagiannya kalimat.
Maksud Pembagian disini yaitu bahasa yang kecil yang mempunyai satu arti.
5. Ilmu Sintaksis (Nahwu). Yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan kalimat .
Sebagian ulama mengatakannya cara menyusun. Akan tetapi ulama morfologi
menyebutkan bahwasanya ilmu sorof dan nahwu merupakan ilmu tentang qowaid.
6. Ilmu Ma’ani (arti). Yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat makna dan hubungan
kosa kata yang sebagiannyamerupakan bagian dari segi makna. Sebagian ulama
mengatakan bahasa yaitu ilmu Dalalah.
7. Ilmu linguistik kejiwaan. Ilmu bahasa ini mempelajari tentang fenomena perjalanan
akal diri dari segi bahasa. Dan pengaruh bagi dirinya yang terjadi sebelum berbicara
sebagian bahkan setelahnya.
8. Ilmu Bahasa Sosial. Ilmu bahasa ini mempelajari tentang fenomena sosial dari segi
dialeg geografi , dialek sosial, peranan sosial dan pengaruh politik yang muncul dari
bahasa.
Dan manfaat dari urgensi pada kesempatan kali ini yaitu mengambil manfaat dalam
mempelajari bahasa asing contohnya:
1. Dikemukakan pada kita semua bahwasanya fonologi logis memiliki deskripsi yang
baik tentang output fonem bahasa yang diketahui adalah ahasa yang ingin kita ajarkan
sebagai bahasa asing. Ilmu ini juga memberi kita gambaran tentang keluarnya suara
bahasa ibu. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan antara sistem suara dari bahasa yang diinginkan dan padanannya dalam
bahasa ibu.
2. Tata bahasa memberi kita deskripsi yang berguna tentang sintesis kata (yang biasanya
berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan suatu
hasil baru) dalam bahasa ibu dan bahasa yang diinginkan.
3. Tata bahasa/ metode memberi kita deskripsi yang berguna tentang struktur kalimat
dan sistem kata dalam bahasa ibu dan bahasa yang diinginkan.
4. Tata bahasa/ metode memberi kita informasi yang berguna tentang faktor-faktor
psikologis yang memengaruhi pengajaran bahasa asing dan yang memengaruhi
pembelajarannya.
5. Tata bahasa/ metode memberikan kita informasi yang berguna tentang cara terbaik
untuk mengajar bahasa asing dengan mempersingkat waktu dan upaya dan
memberikan hasil pembelajaran terbaik
2. Bahasa sholat (doa). Setiap Muslim ingin melakukan shalat, ia harus melakukannya
dalam bahasa Arab. Oleh karena itu Bahasa arab itu berkaitan dengan pokok rukun
islam. Maka belajar Bahasa arab wajib untuk setiap muslim
3. Bahasa hadist, setiap hadist rasululloh SAW adalah dengan Bahasa arab. Maka setiap
muslim yang ingi membaca hadist secara mendalam bisa diketahui dengan Bahasa
arab.
4. Posisi ekonomi orang arab, orang orang arab sekarang berkembang pesat dalam hal
ekonomi brkat minyak dan sumber daya mineral yang mereka miliki, yang membuat
mereka secara ekonomi lebih kuat dan politis. Bahasa arab berdiri tegak bersama
kepentingan ekonomi dan politik.
5. Jumlah penutur Bahasa arab, bhasa arab digunakan sebagai Bahasa pertama di 22
negara arab dan digunakan sebagai bhasa kedua dibanyaknya negara islam. Ini berarti
bahwa 7 negara di dunia berbicara Bahasa arab sebagai Bahasa pertama. Banyak
orang di negara-negara islam memiliki kesiapan psikologis dan bahkan menyambut
dengan mempelajari Bahasa arab untuk menghubungkan Bahasa dengan agama
bangsa ini.
2. Metode ini menggunakan bahasa ibu pembelajar sebagai metode utama untuk
mengajar bahasa yang diinginkan. Dengan kata lain, metode ini menggunakan
terjemahan sebagai metode pengajaran utama.
3. Metode ini berkaitan dengan aturan tata bahasa, yaitu generalisasi, sebagai sarana
untuk mengajar dan mengendalikan bahasa asing.
4. Guru yang menggunakan metode ini sering menggunakan analisis tata bahasa dari
kalimat bahasa yang diinginkan dan mengharuskan siswa untuk melakukan analisis
ini.
Tata bahasa dan metode penerjemahan menghadapi banyak kritik, di antaranya sebagai
berikut:
1. Metode ini mengabaikan keterampilan berbicara yang merupakan keterampilan utama
yang tidak boleh diabaikan
2. Metode ini menggunakan bahasa ibu yang berlimpah dengan cara menjadikan bahasa
yang diinginkan kurang digunakan dalam pelajaran bahasa, sehingga peserta didik
tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk berlatih bahasa yang diinginkan.
3. Metode ini lebih mementingkan pengajaran tentang bahasa yang diinginkan daripada
mengajar bahasa itu sendiri. Analisis komentar sintaksis dan hukum-hukum sintaksis
adalah bagian dari analisis ilmiah bahasa, dan tidak berkumpul didalamnya bahasa
skill (keterampilan).
Tetapi kritik ini belum selesai. Karena sesungguhnya Pendukung tata bahasa dan
terjemahan juga memiliki tanggapan terhadap penentang metode mereka.
2. Metode Langsung :
Menanggapi metode tata bahasa dan terjemah, metode langsung ditandai dengan hal-hal
sebagai berikut:
1. Metode langsung lebih memprioritaskan keterampilan berbicara dibanding
keterampilan membaca, menulis dan menerjemahkan, dengan dasar bahwa bahasa
adalah ucapan.
2. Metode ini menghindari penggunaan tanah dalam belajar bahasa asing dan
menganggapnya tidak berguna, tetapi lebih berbahaya untuk pengajaran dan
pembelajaran bahasa yang diinginkan.
3. Metode dibawah ini, bahwasanya bahasa ibu tidak memiliki tempat dalam mengajar
bahasa asing.
4. Metode ini menggunakan hubungan langsung antara kata dan apa yang
ditunjukannya. Sama seperti penggunaan hubungan langsung antara kalimat dan
posisi yang digunakan didalamnya. Dan metode ini dinamakan dengan metode
langsung.
5. Metode ini tidak menggunakan hukum tata bahasa, karena pendukung metode ini
melihat bahwa hukum ini tidak berguna dalam memperoleh keterampilan berbahasa
yang diperlukan.
6. Metode ini menggunakan metode (taqlid dan hafalan), dimana siswa menghafal
kalimat dengan bahasa asing, lagu2 dan percakapan yang membantu mereka untuk
bisa menguasai bahasa yang diinginkan.
Metode ini tidak luput dari kritik para pemetode dan ahli bahasa. Dan diantara kritik yang
diarahkan pada metode ini yaitu sebagai berikut:
1. Metode ini berkaitan dengan keterampilan berbicara dengan mengorbankan
keterampilan berbahasa lainnya.
2. Metode ini tidak mengggunakan bahasa ibu dalam mempelajari bahasa asing, karena
banyak yang kesusahan dan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Jika kamu
menggunakan metode ini dengan bahasa ibu maka harus dengan cara yang
menyenangkan untuk menghemat banyak usaha dan banyak waktu.Dan sesungguhnya
para tokoh menggunakan metode ini karena terus terang mereka tidak puas dengan
adanya metode langsung.
3. Metode ini tidak termasuk untuk mempelajari ketentuan nahwu , metode ini
membebaskan pelajar dari pengenalan tata bahasa yang di dalamnya mengatur
kalimat bahasa agar menjadi bagus.
3. Metode berbicara bahasa asing mirip seperti seorang anak memperoleh bahasa ibu.
Dia mendengarkan terlebih dahulu, kemudian meniru apa yang dia dengar, kemudian
dia pergi ke sekolah untuk belajar membaca dan menulis.
4. Cara terbaik untuk mendapatkan bahasa asing adalah dengan membentuk kebiasaan
linguistik dengan mempraktikkan templat.
5. Pelajar perlu belajar bahasa asing, bukan mempelajarinya. Ini berarti bahwa dia perlu
mempraktikkan pernyataannya dan tidak berguna baginya untuk mengetahui kata-
katanya dan analisis linguistic
6. Setiap bahasa unik dalam sistem linguistiknya, untuk mendapat manfaat dari
perbandingan dan wawancara
8. 8. Guru bahasa asing terbaik adalah instruktur penutur asli" Seperti biasa, anggapan-
anggapan ini tidak luput dari kritik, dan terkadang malah penolakan.
2. Metode lisan berfokus pada berbicara, sesuai dengan keterampilan bahasa lain yang
tidak kalah pentingnya daripada berbicara
5. Akusisi bahasa asing dengan pengulangan adalah mungkin. Tetapi akusisi ini tidak
lebih cepat jika pengulangan disertai dengan kesadaran tentang apa bahasa itu dan
apa struktur hubungannya. Ini tidak menjadi aturan tata bahasa sebagai peran yang
dimainkannya.
6. Memang benar setiap bahasa dianggap sebagai fenomena unik dan bahwa setiap
bahasa berbeda dengan yang lain. Tetapi juga benar bahwa ada kesamaan antara
bahasa. Karena itu berguna dalam mempelajari bahasa asing untuk mendapat manfaat
dan pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu dan bahasa yang
diiginkan.
4.Metode Elektik :
Metode elektik datang sebagai tanggapan / reaksi terhadap 3 metode sebelumnya, dan
asumsi yang mendasari metode ini adalah :
1. Setiap metode mempunyai kelebihan-kelebihan tesendiri, dan kelebihan-kelebihan
tersebut mungkin bisa dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa asing.
2. Tidak ada satu metode pun yang sempurna, sebagaimana halnya tidak ada satu
metode pun yang salah total. Tiap-tiap metode mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
3. Pandangan bahwa suatu metode dapat melengkapi metode lainnya lebih baik
daripada pandangan bahwa terdapat pertentangan antara satu metode dengan metode
lainnya.
4. Tidak ada satu metode pun yang relevan untuk semua tujuan, semua pelajar, semua
guru, dan semua program pengajaran bahasa asing.
5. Prinsip utama dalam pengajaran terpusat pada pelajar dan kebutuhannya. Bukan pada
metode tertentu tanpa memperhitungkan kebutuhan pelajar.
6. Seorang guru hendaklah merasa bebas dalam memilih metode yang akan
digunakannya sesuai dengan kondisi pelajar, dengan tidak menutup mata dari
berbagai penemuan baru dalam metodologi pengajaran. Seorang guru mungkin dapat
memilih satu atau beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan situasi
pembelajaran.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi metode pengajaran bahasa asing, dan itu berguna
bagi seorang guru untuk terbiasa dengan faktor-faktor ini.
Pengetahuan tentang faktor-faktor ini juga membantu dalam desain dan evaluasi metode.
Di antara faktor-faktor ini adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan guru . Jika guru tidak menerima pelatihan sebelum pembelajaran tentang
metode pengajaran bahasa asing. maka akan sulit baginya untuk menerima dan
menerapkan metode tersebut.
2. Beban guru. Jika guru di bebani dengan jam mengajar yang padat dan kegiatan
sekolah lainnya . lebih baik menggunakan metode pembelajaran yang tidak
membutuhkan banyak usaha. kebanyakan, dia memilih metode yang sedikit efessien
ntuk menyediakan sesuatu bagidirinya untuk dapat beristirahat.
3. Motivasi guru. Jika guru tidak antusias dengan pekerjaannya karena suatu alasan,
maka kemahiran mengajarnya akan sangat menurun. keinginannya untuk menggnakan
metode pengajaran baru telah berkurang.
4. Kebiasaan guru. jika guru terbiasa menggunakan metode pengajaran tertentu untuk
waktu yang lama . maka akan sulit baginya untuk menggunakan metode yang baru.
bahkan ia akan menolak pembaruan dalam metode ini. karena itu dapat dianggap
sebagai ancaman tertentu bagi dirinya.
5. Kepribadian guru, beberapa guru cocok dengan beberapa metode pembelajaran dan
ada juga yang lain tidak cocok bagi mereka. maka dari itu guru harus segera
menemukan bahwa ada metode yang lebih cocok untuknya daripada yang lain. dan
ada juga metode yang tidak cocok untuk kepribadiannya. oleh karena itu guru sering
kali harus memiliki metode tertentu dan menyangkal metode tertentu dengan
kesadaran tertentu . secara sadar atau tidak sadar. misalnya. guru itu pemalu lebih
suka metode pembelajaran yang tidak memerlukan banyak gesekan antara dia dan
murid muridnya ..
7. Kecenderungan siswa. jika siswa bersemangat untuk belajar . guru akan lebih bisa
mendifersifikasi metode pembelajaran . karena mereka di sambut dan di dukung.
siswa mungkin akan antusias dalam belajar bahasa. dalam hal ini posisi guru lebih
sulit dan tugasnya lebih sulit.
9. Usia siswa. metode pengajaran dipengaruhi oleh usia pelajar. metode yg menarik bagi
anak mungkin tidak menarik bagi orang dewasa. begitupun sebaliknya. anak itu lebih
suka dan mengulang sedangkan untuk remaja dan dewasa, lebih baik untuk
menambahkan beberapa penjelasan fenomena linguistik dan pola tata bahasa.
10. Harapan siswa. Siswa datang ke program pendidikan bahasa asing dan memiliki
harapan tertentu tentang bagaimana mereka akan mengajar Tidak ada keraguan bahwa
harapan-harapan ini mempengaruhi tingkat metode pengajaran para siswa ini.
Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman masa lalu dari program serupa. Dan
mengingat kebutuhan nyata mereka, dan dalam terang kebiasaan belajar mereka
secara umum, Mengingat strategi pembelajaran umum mereka. Guru dapat mengubah
harapan murid-muridnya, Tetapi mungkin kadang-kadang mereka terpaksa untuk
beradaptasi dengan harapan ini. Misalnya, guru mungkin terpaksa menggunakan
bahasa ibu, sebab para mahasiswanya keliru dan terpaksa harus menggunakannya.
11. Hubungan bahasa induk dan bahasa asing. jika kedua bahasa berbeda, yaitu bahasa
asing dalam berbagai hal. masalah dalam mengajar bahasa asing berbeda dari situasi
di mana kedua bahasa berbeda dalam beberapa hal Perbedaan parsial memungkinkan
guru untuk fokus pada beberapa hal dengan dasar bahwa siswa tahu wajah yang sama,
seperti beberapa kosakata atau simbol penulisan.
12. Durasi program. kalau itu program pendidikan bahasa asing lebih sedikit dalam hal
waktu, ini berarti bahwa ruang lingkup dan tujuannya terbatas dan hanya dapat fokus
pda bberapa bahasa bukan yg lainnya. misalnya jika program diperpanjang untuk
jangka waktu 6 bulan, mungkin berguna untuk fokus pada satu atau dua keterampilan
bahasa. tetapi jika program ini berlangsung selama bberapa tahun, ini menunjukan
luasnya cakupan dan tujuan. dengan demikian banyak keterampilan bahasa yang
diusahakan oleh program ini. Dengan skill satu bahasa atau dua bahasa, adapun
apabila program ini diperpanjang untuk jangla beberapa tahun, hal ini memberikan
untuk memperluas peran dan tujuan program dan secara berturut-turut jumlah skill
bahasa yang dicari oleh program untuk mendukung pendidikannya.Dengan skill satu
bahasa atau dua bahasa, adapun apabila program ini diperpanjang untuk jangla
beberapa tahun, hal ini memberikan untuk memperluas peran dan tujuan program dan
secara berturut-turut jumlah skill bahasa yang dicari oleh program untuk mendukung
pendidikannya.
13. Fasilitas, Tidak dapat dihindari ada perbedaan antara program pembelajaran bahasa
asing yang memiliki kaset, film, gambar, laboratorium, kartu, dan lukisan, dan
program lain yang tidak memilikinya. Ketersediaan fasilitas mempengaruhi kualitas
metode pembelajaran yang dapat diikuti.
14. Tujuan, Tujuan dari program pendidikan mempengaruhi metode pengajaran yang
digunakan. Jika program ini bertujuan untuk mengajarkan menulis, membaca,
berbicara, atau menerjemahkan bahasa asing dari dan ke dalamnya, maka metode
yang digunakan akan konsisten dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan.
15. Tes, Pengajar dan pelajar cenderung memperhatikan tes apa yang berkaitan, terutama
ujian penutup umum (uas) . Maka ia akan terbiasa dengan mengabaikan aspek bahasa
tertentu, pengajar dan pelajar akan segera menemukan ini dan mengabaikan aspek ini
juga. Ini akan tercermin dalam cara pengajar mengajar dan pelajar belajar.Kualitas
tes memiliki efek yang serupa. Tes produktif mempengaruhi metode pengajaran
secara berbeda dari tes hiburan. Efek ini disebut tes retrospektif.
16. Ukuran baris. Ada metode pengajaran yang bekerja di kelas kecil. Namun, metode
ini mungkin tidak berfungsi dengan baik di kelas besar. Ada juga metode yang
terpaksa digunakan guru ketika kelasnya besar, dan kebutuhan ini menghilang ketika
kelasnya kecil. Contohnya adalah pengulangan kelompok versus pengulangan
individu.
Pada ntinya adalah bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi metode
pembelajaran bahasa asing. Pengajar harus menyadari faktor-faktor ini, siap untuk mereka,
dapat mengubah gayanya sesuai dengan situasi
Pendidik yang menemukan didalam dirinya. Akan sangat melelahkan atau berbahaya
untuk menggunakan metode ini dalam semua kasus, keadaan, Dan tujuan.
Faktor-faktor ini juga penting bagi perancang dan penilai metode. Jadi mereka harus
mempertimbangkannya saat merancang atau mengevaluasi, karena keadaan praktis dalam
suatu situasi dapat membuat metode tidak memenuhi syarat.
Jenis program:
Ada dua jenis program pendidikan bahasa asing. Yang pertama adalah program
sekolah tempat anda belajar bahasa asing sebagai Salah satu dari beberapa mata pelajaran
sekolah. Misalnya, belajar bahasa inggris di negara-negara arab selama enam tahun atau
delapan tahun dengan rata-rata empat puluh menit perhari sebagai subjek dengan subjek lain.
Yang kedua adalah program intensif. Dan didalamnya siswa belajar bahasa asing
untuk jangka waktu terbatas mulai satu minggu hingga dua tahun dengan rata-rata antara
empat dan enam jam perhari.
Ada perbedaan yang jelas antara kedua program ini, diantara perbedaan-perbedaan
nya sebagai berikut:
1. Jam mengajar. Lebih banyak jam pengajaran dalam program intensif dari pada dalam
program sekolah ditingkat hari sekolah. Mungkin untuk program intensif enam jam
perhari untuk belajar bahasa asing selama satu jam perhari diberikan oleh program
sekolah. Bahkan, program sekolah dapat menghabiskan dua jam per minggu
dibandingkan dengan tiga puluh tujuh hari, yang memberikan program intensif. Jadi,
setahun dalam program intensif seperti itu. Dalam jumlah jam pendidikannya, lima
belas tahun program sekolah setara dengan jumlah pengajaran bahasa asing.
2. Tujuan Program sekolah biasanya berkaitan dengan berbagai tujuan untuk mengajar
bahasa asing. Sasaran-sasaran ini seringkali mencakup keterampilan bahasa yang
berbeda. Ini mudah mengingat periode waktu yang lama. Sebaliknya, program
intensif berada di bawah tekanan waktu, yang dapat menyebabkan fokus pada
beberapa keterampilan bahasa, tetapi tidak pada yang lain. Program intensif mungkin
berkaitan dengan keterampilan verbal atau keterampilan balistik. Tentu saja
tergantung pada jumlah jam program intensif. Jika jumlah yang cukup tersedia, itu
dapat mengarah pada perluasan tujuan dan fokus pada semua keterampilan bahasa.
3. Addafi’iyah, dalam beberapa kasus, siswa adalah galaksi pendidikan bahasa asing
dalam program sekolah. Itu memaksanya sebagai subjek studi untuk pilihannya di
dalamnya. Dalam beberapa kasus, program guru memungkinkan siswa untuk
memilih bahasa asing dan alat dari dua atau lebih bahasa. Dalam situasi kedua,
beberapa siswa termotivasi untuk belajar bahasa asing di peringkat terendahnya.
Dalam situasi kedua, kumpulan umumnya lebih baik, karena siswa memiliki
kesempatan untuk memilih bahasa yang ia sukai atau merasa perlu belajar. Adapun
program intensif, adalah pembelajar sendiri yang memilih untuk belajar di program,
atau dia sudah tahu bahwa program intensif ini diperlukan. Oleh karena itu, ada
kemungkinan bahwa motivasi pelajar dalam program intensif lebih kuat daripada
motivasi pelajar dalam program pendidikan.
4. Umur: Usia pelajar dalam program sekolah terkait dengan usia pelajar pada
umumnya, dan satu tahun tergantung pada tingkat sekolah yang ia latih. Itu berkisar
antara enam dan delapan belas tahun. Adapun program intensif, para siswanya
biasanya orang dewasa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah dan sedang
bersiap untuk masuk universitas atau sedang bersiap untuk mengambil tugas atau
memiliki keinginan untuk belajar bahasa untuk suatu tujuan.
2. Pendidikan yang efektif tidak hanya diperlukan untuk guru, tetapi juga diperlukan
untuk siswa, karena tanpa pendidikan yang efektif pembelajaran siswa biasanya tidak
lengkap.
3. Pendidikan yang efektif menghemat waktu dan upaya dari pihak guru dan siswa
bersama, karena ketidakefisienan Pendidikan sering mengarah pada kepulangannya
untuk mengakses pendidikan. Replay melibatkan upaya ganda dan waktu ganda.
Seorang guru yang sukses memilih metode pengajaran yang memberikan hasil yang
sangat baik dalam waktu dan upaya sesedikit mungkin.
4. Pembelajaran yang efektif tidak hanya disertai dengan pembelajaran yang memadai,
tetapi juga oleh pembelajaran yang bahagia.Pelajaran yang efektif dengan deskripsi
yang kami sebutkan sebelumnya melibatkan ketegangan kepada siswa, diversifikasi
metode, perlakuan adil, kehangatan sosial di ruang bersih, dan metode pengajaran
tertentu yang menjadikan belajar pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.