BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bahasa
bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam
manusiawi.1
1
Abdul Chaer, Sosiolinguistik, Perkenalan Awal, h.11
13
tingkah laku bahasa individual ini dapat berpengaruh luas pada anggota
masyarakat bahasa yang lain. Tetapi individu itu tetap terikat pada”aturan
bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial atau
2
Sumarsono, sosiolinguistik, (Yogyakarta : Sabda, 2014), cet. Ke10, h.19
3
Sumarsono, sosiolinguistik, ibid, h.20
14
lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna,
makna. Akan tetapi hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima
kamus (ejaan dan kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku. Diakses pada 20 juli 2016
5
Pendahuluan KBBI edisi ketiga
15
dialek, adalah ragam non baku. Dari sudut kebahasaan, ada perbedaan
antara baku dan non baku menyangkut semua komponen bahasa, yaitu tata
bunyi, tata bentukan, kosa kata, dan tata kalimat. Dalam hal tata bunyi
ragam baku mempunyai ragam ejaan. Dalam bahasa Indonesia, ejaan baku
a) Berasal dari dialek. Jumlah penutur asli (native speaker) bahasa baku
b) Biasanya diajarkan kepada orang lain yang bukan penutur asli bahasa
tersebut.
dipakai kelak dapat dipahami oleh masyarakat luas, lebih luas daripada
dengan ragam-ragam lain. Ciri kebahasaan itu dalam bahasa baku pasti
bahwa bahasa gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia
non standar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang
Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek Betawi
yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk
“ok” di depan fonem terakhir yang tersisa. Misalnya, kata bapak dipotong
ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para narapidana.
kata-kata dalam bahasa yang tidak resmi dan ekspresi yang bukan
merupakan standar penuturan dialek atau bahasa.8 Kata dalam bahasa gaul
berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak
7
http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/12/antara-bahasa-gaul-prokem-dan-bahasa-alay-
486171.html. Diakses pada 20 Juli 2016
8
Ponco Dewi, Modul Ilmu Komunikasi (2013), h.144
17
dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata
yang digunakan setiap komunitas atau subkultur apa saja, bahas gaul lebih
sering merujuk pada bahasa rahasia yang digunakan dalam kelompok yang
Terdapat cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul bergantung
perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa
Ciri ini tercermin pula dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat
yang hanya berlaku bagi kelompok mereka, atau kalau semua remaja
sudah tahu, bahasa ini tetap rahasia bagi kelompok anak-anak dan orang
tua. Bagi para remaja bahasa rahasia tersebut bisa juga di sebut sebagai
sebagai remaja yang gaul, sehingga bahasa rahasia tersebut biasa di sebut
sebagai bahsa gaul. Bahasa gaul yang mereka gunakan juga tidak
bokap, ibu → nyokap, cinta →cintrong, aku →gua, gue, gwa, kamu
ujan, hilang → ilang, hati → ati, hangat → anget, tahu → tau, lihat
9
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik 4, h.77
20
e) Penggantian diftong "au", "ai" dengan "o" dan "e": kalau → kalo,
→ bawain, dst.
proses nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup
rumit dihindarkan.
21
bahasa gaul apa yang paling sering para remaja gunakan sehingga kita
dapat mengerti pula apa yang mereka bicarakan. Akan tetapi bahasa gaul
menciptakan aturan bahasa gaul yang terbaru. Hal tersebut dapat kita lihat
dari semakin hari semakin banyak jenis bahasa gaul yang di gunakan.
kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh bahasa Indonesia baku
Ada pula beberapa contoh bahasa gaul yang paling sering di gunakan para
10
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik 4, h.78
22
remaja saat ini bahkan hampir semua orang pun dapat mengerti bahasa
tersebut.
Mau yang itu dong – Tentu saja saya mau yang itu.
ekspresi heran)
Nih balon yang kamu minta. -Ini (sambil menyerahkan barang). Balon
selesaikan.
h) Sih(Karena ...)
mencemooh)
Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah hasil dari
perbuatanmu.
Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu orang yang
menolongku.
kecewa)
lagi, ada yang disebut bahasa gaul kaum selebritis, kaum gay dan lesbian
a) Baronang = baru
b) Cinewinek = cewek
c) Pinergini = pergi
dengan bahasa gaul kaum gay (homoseksual) dan juga bahasa gaul
a) Cinakinep = Cakep
11
Ponco Dewi, Op. cit., h.147
25
b) Duta = Uang
c) Kemek = Makan
d) Linak = Laki-laki
e) Maharani = Mahal
f) Jinelinek = Jelek
a) Akika/ike = aku
c) Cakra = ganteng
d) Cucux = cakep/keren
e) Diana = dia
f) Inang = Iya12
umum, hal tersebut sengaja di buat rumit dan memiliki arti yang berbeda
pada kata yang sebenarnya karena para pemilik bahasa tersebut hanya di
12
Ponco Dewi, Op. cit., h.148
26
1. Pengertian Akhlak
menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
“khalkun” ( )خلقyang berarti kejadian, serta erat hubungan “Khaliq” ()خ لق
diciptakan.13
13
Zahruddin AR, Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet ke-1,
h. 1.
14
Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
Semarang, 1989), h. 960.
27
sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik
dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan
c. Prof. Dr. Ahmad Amin, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak
15
Opcit., h. 4.
16
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, h.
17
Zahruddin AR, h. 4-5.
28
a. Sumber Akhlak
dan buruk. Memberi informasi kepada umat, apa yang mestinya harus
dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau
salah.18
bertititk tolak dari aqidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi atau
pula dengan dasar dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian,
18
Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet ke-2, h. 149.
29
dasar atau sumber pokok daripada akhlak adalah al-Qur’an dan al-
Beliau bersabda :
ه
.َّللا سنهتى في م أمرين لن تضلوا بع ه كت
Artinya:
b. Macam-macam Akhlak
1) Akhlak Al-Karimah
Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi
menghargainya.20
hidup sopan dan santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt
20
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, h.49-
57.
32
terpenting dan pertama yang harus dijaga dan dipelihara dari hal-
2) Akhlak Al-Mazmumah
antaranya:
lebih hebat.
akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-
c. Tujuan Akhlak
21
Ibid, h. 57-59.
34
segala-galanya.22
22
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 115.
23
Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhani, 1988). h 2.
24
Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1979),
Cet ke-2, h.346.
35
dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh
agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama.
alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke
dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai
contohnya, dalam tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa
"bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat belajar, dan
makna tertentu.
bahasa. Hal ini dapat dilihat dari cara bertutur kata masyarakat pada saat ini.
ataupun pengembangan dari bahasa baku. Bahasa inilah yang pada saat ini
remaja.
negatif dan positif. Dampak positif dari bahasa gaul yaitu bahasa menjadi
lebih indah untuk di ucapkan dan lebih menarik untuk di dengar. Selain itu
remaja lebih kreatif dalam pengembangan bahasa. Akan tetapi bahasa gaul
baik dan benar, dan lebih parahnya lagi dapat berdampak pada lunturnya
Pada masa kini tingkah laku dan akhlak siswa semakin bermacam-
siswa yang melampaui batas kesopanan telah dianggap sebagai hal yang
lumrah, serta dianggap sebagai salah satu bentuk pola hidup yang modern.
Sesuatu yang dahulu dianggap sebagai hal yang tabu, kini dianggap sebagai
hal yang lumrah. Dan lebih parahnya lagi, orang tua siswa yang bersangkutan
memberikan teguran halus kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jera
terhadap kesalahan yang telah dilakukannya. Hal ini yang memicu siswa
terhadap orang yang lebih tua. Hal ini dapat dilihat dari segi tutur kata siswa,
lebih tua dan bahasa yang digunakan kepada teman sebaya. Siswa tidak
menyadari bahwa bertutur kata terhadap orang yang lebih tua tidak dapat
disamakan dengan teman sebaya. Siswa menganggap bahwa tutur kata yang
digunakan tersebut adalah bahasa gaul, dan siswa mengagnggap itu adalah
cara bertutur kata dan pola hidup yang modern. Bahkan beberapa siswa
merasa bangga apabila dapat berbahasa gaul terhadap orang yang lebih tua,
terlebih kepada orang tua kandung mereka sendiri. Siswa merasa bangga dan
senang ketika memiliki orang tua yang dapat berbahasa gaul, siswa merasa
38
bahwa pola hidup di keluarganya adalah pola hidup yang modern. Dan yang
lebih mengherankan, orang tua dapat menerima dengan baik bahasa yang
diucapkan siswa tersebut serta mereka merasa bangga apabila dapat berbahasa
menganggap bahwa berbahasa gaul adalah pola hidup yang modern. Mereka
tidak menyadari dampak negatif dari bertutur kata yang kurang sopan
terhadap orang yang lebih tua. Meskipun demikian beberapa orang tidak
menyukai apabila ada seorang siswa yang tidak dapat bertutur kata dengan
baik dan orang tersebut tidak memberikan sanksi, hanya memberikan teguran
halus terhadap siswa yang tidak dapat bertutur kata dengan baik tersebut. Hal
bahasa gaul merupakan pola hidup yang modern dan hal yang lumrah.
ْ فب ر ۡح ٖة من ٱَّلل لنت ل مۡۖۡ ل ۡو كنت فظه غليظ ۡٱلق ۡلب َلن ض
وا
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
dilihat dari cara bertutur kata. Sebaliknya orang yang tidak dapat bertutur kata
dengan baik, biasanya mempunyai akhlak yang kurang baik juga. Hal ini
dapat kita lihat di kehidupan kota pada jaman sekarang. Kebanyakan orang
yang tidak dapat bertutur kata dengan baik, mereka adalah orang yang tidak
berpendidikan, atau orang yang mempunyai perilaku yang kurang baik. Akan
tetapi hal ini tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur akhlak
seseorang dari cara bertuturnya, karena belum tentu seseorang yang tidak
D. Hipotesis
independent (X) dengan variabel dependent (Y) yakni adanya korelasi yang
signifikan antara bahasa gaul dengan akhlak siswa kelas XI di SMA Al-Falah
Surabaya.
variable independent (X) dengan variable dependent (Y) yakni tidak adanya
korelasi yang signifikan antara bahasa gaul dengan akhlak siswa kelas XI di
25
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 151.