1. # SECARA UMUM
Ditinjau dari bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan, umumnya ada tiga
yaitu :
Kayu
Baja
Beton bertulang
Beton bertulang ini unik karena menggunakan dua jenis bahan yaitu beton dan baja
tulangan yang digunakan bersamaan,
Beton (yang memiliki kekuatan tekan tinggi tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah)
Baja tulangan (memiliki kekuatan tarik yang tinggi)
# SECARA DEFINISI
Beton adalah kesatuan campuran yang terdiri dari semen, pasir, dan kerikil (batu
pecahan) ditambah air, selanjutnya dituangkan ke dalam suatu cetakan dan
didiamkan sampai mengeras.
Beton mempunyai sifat hampir seperti batu, antara lain berat, keras, getas dan
kekuatan tariknya kecil.
Penggunaan konstruksi beton ini antara lain untuk :
a. Tiang pancang
b. Balok, lantai, kolom ataupun tangga bangunan
c. Jembatan, dinding penahan, bending, reservoir
d. Dermaga, anjungan, bahkan kapal beton
e. Pipa saluran air, tower
f. Jalan raya, landasan pesawat, bantalan kereta api dll.
Secara umum yang dipelajari dari struktur beton bertulang adalah prinsip-prinsip dasar
dalam perencanaan dan pemeriksaan unsur-unsur dari beton bertulang yang dibebani
dengan :
a. Gaya aksial (axial force)
b. Momen lentur (bending moment)
c. Geser (shear)
d. Puntir (torsion)
PENJELASAN KURVA
Dari gambar kurva tegangan regangan beton tekan terlihat bahwa beton yang
berkekuatan lebih rendah mempunyai kemampuan deformasi (daktilitas) yang lebih tinggi
dari dari beton berkekuatan tinggi
Tegangan maksimum dicapai pada regangan tekan di antara 0,002-0,0025
Regangan ultimit pada saat hancurnya beton berkisar 0,003-0,004 (SNI menetapkan
0,003)
Dalam perencanaan beton bertulang secara umum ditetapkan kekuatan beton 20-30
MPa untuk struktur tanpa prategang dan 32 sampai 42 MPa untuk beton prategang
INGAT!!!
Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapa pun besarnya
kekuatan beton, semua beton akan mencapai kekuatan puncaknya pada regangan sekitar 0,002.
Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti sebaliknya kurva beton akan tetap bergerak
mulus hingga tiba di titik kegagalan (point off rupture) pada regangan sekitar 0,003 sampai 0,004.
Dalam perhitungan-perhitungan kita akan mengasumsikan hahwa beton mengalami kegagalan
pada regangan 0,003. Para pembaca harus selalu mengingat bahwa nilai ini, yang berlaku untuk
beton dengan kekuatan normal, mungkin tidak akan berlaku untuk beton berkekuatan lebih tinggi
yaitu 8000 psi atau lebih besar lagi.
Banyak pengujian telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan-regangan untuk
silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva serupa untuk sisi balok yang mengalami
tekan.
Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebih daktail daripada
beton berkekuatan lebih tinggi artinya, beton-beton yang lebih lemah akan mengalami regangan
yang lebih besar sebelum mengalami kegagalan.