PENDAHULUAN
Bahasa diperlukan untuk bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di
dalam hati (Murti, 2015: 177). Melalui bahasa seseorang dapat melakukan interaksi
ataupun komunikasi dengan yang lainnya, baik untuk menyampaikan keinginan,
perasaan, pendapat, gagasan, pengalaman, maupun pengetahuannya. Bahasa juga dapat
membantu untuk memperoleh informasi, menambah ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Selain itu, fungsi hakiki bahasa sebagai alat bekerja sama dalam setiap komunikasi
(Annisa, 2016). Sesuai dengan tempat tinggal masyarakat Indonesia, maka bahasa yang
digunakan masyarakat Indonesia adalah bahasa Indonesia. Menurut (Suminar,
2016:116) Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu masyarakat Indonesia. Selain itu,
bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan sehari-hari dan berperan sebagai
bahasa resmi bagi negara Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia tidak bisa digunakan
Jurnal REDOKS 1
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
secara asal begitu saja. Terdapat aturan dan kaidah yang harus ditaati agar menjadikan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu bahasa Indonesia dapat membantu
mengembangkan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi (Marsudi,
2009: 133).
Bahasa dapat dijelaskan sebagai sistem simbolik atau akustik yang berfungsi
sebagaialat untuk komunikasi satu orang dengan yang lainnya. Individu dalam suatu
masyarakat menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga
bahasa mempunyai peran yang penting dalam kehidupan bersosialisasi. Seiring
berjalannya waktu, bahasa mengalami perkembangan dan penyesuaian dengan
lingkungan sosial. Dalam konteks yang lebih kecil, seperti keluarga dan komunitas,
kami menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi, tetapi dalam konteks yang
lebih besar dan formal, bahasa Indonesia sering digunakan dalam situasi publik (Adibah
Dewi Satriani et al., 2023).
Meluasnya bahasa asing sebenarnya bukan menjadi hal yang buruk selagi kita
dapat menempatkannya didalam situasi dan kondisi yang tepat. Maksudnya adalah
penggunaan kosakata dalam bahasa asing tidak harus dipermasalahkan selama
penggunannya sesuai dengan kaidah penggunaan istilah didalam bahasa
Indonesia.Menurut Alwi, masuknya kosakata bahasa asing ke bahasa Indonesia
merupakan suatu hal yang wajar dan tidak perlu dicemaskan selagi kitatidak
menyalahgunakan kosakata tersebut( Dindin Samsudin: 2015). Namundisayangkan,
banyak sekali orang yang salah menempatkan pemakaian kosakata asing. Kemajuan
teknologi informasi melahirkan berbagai aplikasi yang dapat dijadikan sebagai media
komunikasi. Hal itu menjadi salah satu faktor meluasnya kosakata asing di Indonesia
(Jadidah et al., 2023).
Di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar
250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian
bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama
ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua
papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara
pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia)
telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu
menggunakan bahasa Rusia (Hsia et al., 2015).
Jurnal REDOKS 2
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Saat seseorang
melakukan adaptasi di lingkungan sosial, maka seseorang tersebut akan menggunakan
bahasa yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Penggunaan lebih dari satu bahasa
secara bergantian dilatarbelakangi dan ditentukan oleh situasi dan kondisi yang dihadapi
oleh penutur dalam tindakan bertutur. Menurut Saddhono (2014) kedwibahasaan
merupakan salah satu fenomena dua bahasa dalam suatu tindak tutur.
Menurut Rahayu (2015: 12) bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi.
Berikut beberapa hakikat bahasa:
1. Bahasa itu sebuah sistem. Artinya bahasa bukan unsur yang terkumpul secara
tak beraturan tetapi diatur secara sistematis dan sistemis, yaitu tersusun dari
beberapa sistem diantaranya fonologi, gramatika, dan leksikon.
2. Bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
3. Bahasa itu arbitrer. Artinya mana suka atau tidak ada hubungan wajib antara
lambang bahasa dengan yang dilambangkannya.
4. Bahasa itu bermakna.
5. Bahasa itu konvensional. Penggunaan suatu lambang untuk suatu konsep
tertentu bersifat konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat
penuturnya.
6. Bahasa itu bersifat unik. Artinya bahasa mempunyai ciri khas yang unik dan
spesifik yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain.
7. Bahasa itu universal. Artinya terdapat ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh
setiap bahasa.
8. Bahasa itu bersifat dinamis. Artinya bahasa megalami perubahan seiring dengan
perkembangan zaman.
9. Bahasa sebagai alat interaksi sosial, bahasa dijadikan alat untuk berinteraksi,
berkomunikasi, dan bekerja sama antar sesama manusia.
10. Bahasa merupakan identitas penuturnya, artinya bahasa merupakan penanda jati
diri penuturnya.
Jurnal REDOKS 3
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
Jurnal REDOKS 4
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia sejagat. Pengaruh itu, antara lain akan terlihat dalam bidang
pendidikan dan kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi duia pendidikan adalah
masalah identitas bangsa (Muslich, 2010: 18). Arus globalisasi selalau mengalir seiring
dengan perubahan terhadap berbagai bidang.
Terdapat beberapa usaha untuk melestarikan bahasa Indonesia. Wijana (2018:
92-95) terdapat usaha-usaha untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia
diantaranya:
1. Memupuk kebanggaan berbahasa Indonesia
2. Memberdayakan potensi bahasa daerah sebagai sumber pengayaan kosa kata
bahasa Indonesia
3. Memiliki kesadaran untuk bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia
merupakan salah satu cara mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia.
Kebanggaan dalam berbahasa Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini. Pengaruh
bahasa asing begitu besar terhadap bahasa-bahasa lain. Hal ini perlu diwaspadai
agar bahasa Indonesia maupun bahasa daerah tidak semakin tersingkirkan.
Kedudukan Bahasa Indonesia di Era Global
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting. Arus globalisasi
akan memberi dampak pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa yang digunakan
sebagai sarana dalam mendukung perkembangan budaya maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi. Menurut Makhmudah (2018: 205) ilmu bukan sekedar pengetahuan
(knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan atau hasil
pengetahuan dan fakta berdasarkan teori-teori yang disepakati/berlaku umum, diperoleh
melalui serangkaian prosedur sistemik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu.
Bahasa Indonesia sebagai sarana pendukung dalam perkembangan maupun
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena tanpa adanya bahasa maka ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) tidak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini,
peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
Pada era globalisasi saat ini bahasa Indonesia juga digunakan sebagai penghela
ilmu pengetahuan dan digunakan oleh penutur asing. Seperti penggunaan bahasa
Jurnal REDOKS 5
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa asing. Bahasa yang paling dominan adalah
bahasa Indonesia (BIN) oleh karena dalam pembelajaran BIPA diwajibkan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar (Saddhono, 2012: 179).
Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi semua ketentuan yang ada
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan termasuk menujudkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Oleh karena itu, semua urusan negara yang
resmi, seperti urusan tata usaha negara, peradilan, penyelenggaraan politik selalu
menggunakan bahasa Indonesia.
Disamping itu, bahasa Indonesia juga digunakan dalam hubungan internasional;
bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan, pemerintahan, dan pelaksanaan pembangunan; bahasa
Indonesia digunakan sebagai prasyarat kecakapan untuk menduduki suaatu jabatan,
menjadi pegawai negeri dan BUMN. Bahasa Indonesia harus digunakan pula pada
papan nama berbagai perusahaan pemerintah dan swasta di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Disamping itu, sampai tahun pelajaran 2008/2009 pemerintah masih
mengevaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia secara nasional sebagai syarat mutlak
bagi siswa untuk mendapatkan STK dan STTB (Daimun, 2013: 34)
Bahasa Indonesia pada kenyataannya sangatlah berperan penting dalam segala
aspek kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi
bahasa Indonesia. Namun memasuki era globalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan pada
masalah-masalah tertentu misalnya saja bahasa Inggris berpotensi mengancam
kedudukan bahasa Indonesia.
Semakin penting bahasa Inggris di mata orang Indonesia pada umumnya, maka
dapat mengurangi rasa cinta pada bahasa Indonesia, karena apabila diamati bahasa
Inggris saat ini menduduki posisi sangat penting. Hal tersebut selaras dengan pendapat
Agustin (2011: 355) “Pemerintah Indonesia memasukkan bahasa Inggris ke dalam
bahasa asing pertama yang dipergunakan di Indonesia.Bahasa Inggris dimasukkan ke
dalam kurikulum dan merupakan mata pelajaran yang penting di SD, SLTP, dan SLTA
hingga berpeluang besar dijadikan sebagai bahasa pengantar pendidikan di beberapa
sekolah yang ada di Indonesia”. Pada penilitian Unesco (dalam Budiarti, 2013:10)
“lebih kurang 71% penulisan ilmiah dilakukan dalam bahasa Perancis, Jerman, dan
Inggris, dengan bahasa Inggris menduduki 62% dari output.
Jurnal REDOKS 6
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
SIMPULAN
Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa asing, maka bahasa
Indonesia atau bahasa daerah akan lebih dikesampingkan. Bahasa asing berdampak
positif dan negatif terhadap bahasa Indonesia. Dampak positifnya, bangsa Indonesia
dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar. Dan dampak negatifnya,
bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser dengan bahasa Inggris.
Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu
dengan tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta
terhadap bahasa Indonesia, dan sebagainya.
ayat pada kedua sumber tersebut maka akan mengantarkan seorang muslim menuju
kesesatan.
Jurnal REDOKS 7
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
DAFTAR PUSTAKA
Adibah Dewi Satriani, Arantxa, A. C., Rizki W, N. A., Qoriatul Khoiriyah, & Eni
Nurhayati. (2023). Dampak Dan Transformasi Perkembangan Bahasa Gaul Dalam
Bahasa Indonesia Modern. Jurnal Pengabdian West Science, 2(6), 421–426.
https://doi.org/10.58812/jpws.v2i6.399
Annisa, P. (2016). Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia di Tengah Arus
Globalisasi. In Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue
August, p. 128).
Hsia, K.-C. C., Stavropoulos, P., Blobel, G., Hoelz, A., Sudha, G., Nussinov, R.,
Srinivasan, N., Taylor, P., Sawhney, B., Chopra, K., Saito, S., Yokokawa, T.,
Iizuka, G., Cigdem, S., Belgareh, N., Rabut, G., Baï, S. W., Van Overbeek, M.,
Beaudouin, J., … Gupta, M. R. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢
者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 3(1), 1–10. http://scholar.google.com/scholar?
hl=en&btnG=Search&q=intitle:EM+Demystified:+An+Expectation-
Maximization+Tutorial#0%0Ahttps://www2.ee.washington.edu/techsite/papers/
documents/UWEETR-2010-0002.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/
srep22311%0Ahttp://www.life.um
Jadidah, I. T., Canavallia, B. G., Anggraini, E. A., Anjani, A. P., & Awaliyah, A. N.
(2023). ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
PENGETAHUAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DAN KOSAKATA BAHASA
ASING DI KALANGAN SISWA SEKOLAH DASAR JIMR : Journal Of
International Multidisciplinary Research bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia ( Rina. 02, 74–83.
Medan, K., & Utara, S. (n.d.). 4 1,2,3.
Marsudi. (2009). Jati Diri Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Teknologi Informasi.
Jurnal Sosial Humaniora, 2(2): 133-148.
Rahayu, A. P. (2015). Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam
Pendidikan dan Pengajaran. Jurnal Paradigma, 2 (1): 1-15.
Saddhono, K. (2012). Kajian Sosiolinguistik Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di
Universitas Sebelas Maret. Kajian Linguistik dan Sastra, 24(2): 176-186.
Saddhono, K. 2014. Pengantar Sosiolingistik Teori dan Konsep Dasar. Surakarta: UNS
Press.
Suminar, R. P. (2016). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
Mahasiswa Unswagati. Jurnal Logika, 18 (3): 114-119.
Wijana, I. D. P. (2018). Pemertahanan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.
Widyaparwa, 46(1): 91-98.
Zulaeha. (2022). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Pada
Jurnal REDOKS 8
SSN: 2614-6754 (print) Halaman xxx-xxx
ISSN: 2614-3097(online) Volume x Nomor x Tahun xxxx
Jurnal REDOKS 9