Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN KECEMASAN

Ketenangan adalah separuh obat, kesabaran adalah awal dari kesembuhan


dan kecemasan adalah separuh penyakit (Ibnu Sina). Secara umum cemas
dipahami sebagai sebuah serangan yang muncul akibat adanya rasa takut yang
luar biasa. Rasa takut tersebut dapat muncul karena adanya bahaya yang
mengancam atau hanya karena memiliki pikiran negatif atau berpikir terlalu buruk
dan tidak rasional alias mengkhayal. Rasa takut ini merupakan suatu emosi yang
wajar terjadi pada setiap individu, dan memicu adanya reaksi fight or flight dari
tubuh. Panik atau kecemasan itu merupakan bagian dari masalah kejiwaan yang
dapat berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik. Ketika seseorang
merasa cemas disertai dengan perasaan takut, orang tersebut akan lebih waspada
akan kemungkinan adanya bahaya atau ancaman.

Gangguan kecemasan atau Generalized Anxiety Disorder (GAD)


merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang digambarkan dengan
kegelisahan atau ketegangan dan tanda-tanda hemodinamik yang abnormal
sebagai konsekuensi dari stimulasi simpatik, parasimpatik, dan endokrin
(Zakariah, 2015). Gangguan kecemasan berlangsung secara terus menerus serta
cenderung tidak terkontrol dan terjadi tanpa adanya provokasi atau tindakan yang
memberontak. Gangguan ini merupakan suatu perasaan yang tidak dapat
dihindari. Orang dengan GAD menyadari bahwa dirinya menderita gangguan
tersebut, mereka cenderung tidak defensif ketika mengkonsultasikan gejala yang
mereka rasakan kepada dokter. Mereka bisa sangat gelisah meski tidak berada
pada situasi yang berbahaya. Rasa khawatir dan tegang yang berlebihan tersebut
disertai juga dengan gejala fisik berupa selalu merasa lelah, mengalami gangguan
tidur, sakit kepala, gemetar, keringat berlebihan serta mual dan sakit perut. Selain
itu gejala lain yang muncul saat mengalami gangguan kecemasan adalah mudah
marah, sulit berkonsentrasi serta selalu merasa takut. Gejala-gejala tersebut
berdampak pada tubuh sehingga akan muncul efeknya pada sistem saraf pusat.
Kecemasan jangka panjang dan serangan panik menyebabkan otak melepaskan
hormon stress secara teratur akibatnya gejala-gejala fisik yang sudah disebutkan
tadi meningkat. Penyebab utamanya yaitu sangat kompleks. Ada perpaduan dari
faktor genetik, pertumbuhan, perkembangan, perilaku dan dan adanya riwayat
keluarga yang menderita gangguan kecemasan serta periode stress.

Upaya yang dapat kita lakukan untuk membantu orang yang mengalami gangguan
kecemasan antara lain, yaitu sebagai berikut.

1. Akui dan terima kecemasan mereka


2. Tanyakan bagaimana kita dapat membantu
3. Menjadi pendengar yang baik
4. Mengajukan pertanyaan yang menenangkan
5. Meminta bantuan professional
6. Sebelum membantu, jaga diri terlebih dahulu

Meskipun gangguan kecemasan ini jika dibiarkan dapat berbahaya, banyak


penderita yang tidak mengkonsultasikannya kepada dokter atau staf kesehatan
lainnya. Dari sebagian kasus GAD, penderita cenderung menarik diri dari
aktivitas normal, mereka lebih memilih dengan berdiam diri dirumah. Saat ini ada
aplikasi yang mampu mendiagnosis gangguan kecemasan sehingga jika gejala-
gejala gangguan keemasan ada dalam diri kita, kita bisa mengetahuinya dari
aplikasi tersebut tetapi jika sudah akut, segeralah periksa ke ahlinya. Jangan
tunggu penyakit ini semakin parah, karena akan sangat berbahaya dampaknya jika
gangguan kecemasan tidak segera ditangani. Bagi penderita GAD yang sedang
berjuang untuk sembuh, yakinlah selalu bahwa tuhan menciptakan suatu penyakit
disertai dengan obatnya pula. Untuk itu tetaplah optimis untuk berusaha sembuh,
jangan menyerah karena dibalik kesulitan selalu ada kemudahan.
REFERENSI

Yusuf Raka, Jurnal Sistem Informasi Diagnosis Gangguan Kecemasan,


Jakarta 2018.

Agustina, Y.M.A. (G0006171). 2010. “Anxiety” Universitas Sebelas Maret


Surakarta.

American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of


Mental Disorder IV-TR. American Psychiatric Association.

Ayers S, et al. Cambridge handbook of psychology, health and medicine.


Cambridge: Cambridge University Press, 2007.

Beck, A. T., Epstein, N., Brown, G., & Steer, R. A. 1988. An Inventory for
Measuring Clinical Anxiety. Journal of Consulting and Clinical
Psychology; 56, 893-897.

Beck, A. T., Steer, R. A. 1990. Beck Anxiety Inventory Manual. 1st ed. San
Antonio, TX: Psychological Corporation.

Anda mungkin juga menyukai