Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043

PENGUNAAN BAHASA ALAY DI KALANGAN


REMAJA DI KOTA PALU
DEWI M RAUF
Email: Dewibotol@ymail.co.id
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah

Abstrak - Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk bahasa alay dalam
percakapan kalangan remaja di Kota Palu?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk
bahasa alay. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pada penelitian ini meliputi tiga
tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Metode yang di
gunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dan metode cakap. Hasil penelitian
menemukan bentuk bahasa alay pada kalangan remaja alay di kota Palu. Bentuk pengunaan bahasa
alay di kalangan remaja di bagi menjadi dua, yaitu: (1) bentuk kata, (2) bentuk singkatan. Bentuk
bahasa alay kata yaitu ngeh, munaroh, galau, panasonik mataram,pepsi, apose, keles, kenapose,
katro,woles, modus, cintah, jagier, tangkis, centes, dan maharani. Bahasa alay bentuk singkatan
yaitu ml, pulkam, muklen, keten, kzl,saltum, nongki, mj, imut, dan gaje.

Kata Kunci : Bahasa Alay Kalangan Remaja, Bentuk Bahasa Alay.

I PENDAHULUAN kampus, di cafe, di rumah dan di tempat-


tempat nongkrong seperti warkop dan di
Bahasa sebagai alat ekspresi diri tempat-tempat lainya.
dan sebagai alat komunikai sekaligus Faktor penyebab adanya bahasa
merupakan alat untuk menunjukan alay di kalangan anak muda di kota palu
indentitas diri. Melalui bahasa dapat karena adanya pengaruh bahasa-bahasa
menunjukan sudut pandang, pemahaman asing dari luar, contohnya: I don’t know,
atas suatu hal , asal usul bangsa dan lalu mereka bahasakan kebahasa alay
Negara, pendidikan, bahkan sifat. Bahasa dengan penyebutan I don’t menger,
menjadi seperti cermin diri , baik sebagai melihat perubahan bahasa yang mereka
bangsa maupun sebagai diri sendiri. ubah menjadi bahasa alay, sangat tidak
Bahasa tidak lepas dari masyarakat menarik bagi orang yang tdak menyukai
pemakaiannya karena bahasa dipandang bahasa alay, yang awalnya bahasa
sebagai gejala sosial, bahasa dan ingrisnya I don’t know di artiakan sya
pemakaiannya tidak bisa ditentukan oleh tidak tau dan anak alay rubah menjadi I
faktor linguistic saja tetapi juga don’t menger yang diartikan saya tidak
factornonlinguistic. faktornonlunguistik mengerti. Sangat jauh perbedaannya dan
terdiri dari faktor sosial dan faktor istilah penyebutan bahasa alay ini.
situasional. factor sosil tersebut antara Maka dari itu alasan penulis
lain sstatus sosial, tingkat pendidikan, mengangkat judul “Pengunaan bahasa
tingkat ekonomi, umur, jenis kelamin, alay di kalangan remaja, dikota palu”
dan sebagainya. adapun faktor agar masyrakat menyadari bahwa bahasa
situasional adalah siapa yang berbicara, alay tidak seharusnya dignakan
kepada siapa, kapan, di mana dan berlebihan apa lagi bisa berdampak
mengenai masalah apa. negative terhadap anak yang belum
Bahasa alay merupakan bahasa cukup umur. Dan juga dapat
yang banyak digunakan saat ini oleh mempengaruhi bahasa Indonesia yang
kalangan remaja seperti anak SMA dan sebelumnya sudah di atur oleh kaidah-
mahasiswa, selain disebut bahasa alay kaidah bahasa Indonesia .
kadang juga disebutdengan istilah
bahasa gaul. bahasa alay yang artinya II KAJIAN PUSTAKA
“anak layangan” seiring bergantinya DAN KERANGKA PEMIKIRAN
zaman, bahasa alay sudah lebih digemari
oleh kalangan remaja untuk dingunakan Penelitian sosiolinguistik merupakan
dalam bahasa sehari-hari, baik di kajian yang banyak diminati seorang

88
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
peneliti. Hal ini mungkin saja disebabkan
adanya fenomena bahwa baik bahasa
maupun kehidupan sosial dan budaya III METODE PENELITIAN
dalam masyarakat bersifat dinamis yang
selalu bergerak. Sifat kedinamisan Jenis penelitian ini adalah
membuat peneliti bahasa tertarik untuk penelitian kualitatif. Metode yang
menelitinya. Berdasarkan tinjauan digunakan dalam penelitian ini adalah
pustaka, peneliti menemukan beberapa metode deskripif. Metode deskriptif
penelitian yang relevan dengan penelitian adalah metode yang digunakan untuk
ini, diantaranya dilakukan oleh Zaitun memaparkan serta menganalisis data
(2015) yang menuliskan tentang,” berdasarkan fakta-fakta yang ada atau
pengunaan bahasa jargon di kalangan sebagaimana adanya. Metode deskriptif
mahasiswa universitas tadulako”. untuk memperoleh data yang akurat
Penelitian ini mengkaji tentang pengunaa mengenai variasi bahasa, data yang
bahasa jargon dikalangan mahasiswa di mengandung variasi bahasa dikumpulkan
universitas tadulako. dari hasil rekaman mengenai variasi
Abdul Chaer leoni agustina (1995: bahasa di kalangan remaja di kota Palu.
3). Menyatakan bahwa sosiolinguistik Setelah data terkumpul kemudian data di
adalah bidang ilmu antardisiplin yang deskripsikan berdasarkan fungsi dan
mempelajari bahasa dalam kaitanya bentuknya
ddengan pengunaan bahasa itu dalam
Jenis penelitian ini adalah
masyarakat. Sebagai objek dalam
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
sosiolinguistik, bahasa duperlukan
penelitian yang menghasilkan data
manusia dalam kegiatan
deskriptif mengenai kata-kata lisan
kemasyarakatan, yaitu mulai dari
maupun tertulis, dan tingkah laku yang
upacara pemberian nama pada bayi
dapat di amati dari masyarakat yang
yang baru laahir sampai upacara
diteliti. Menurut Bodgan dan Taylor
pemakaian jenazah. Oleh karena itu,
(Moleong, 2010:4) penelitian kualitatif
sosiolinguistik tidak akan terlepas dari
adalah penelitian yang menghasilkan
persoalan hhubungan bahasa dengan
data deskriptif berupa kata-kata atau
kegiatan atau aspek-aspek
lisan dari orang-orang dan prilaku yang
kemasyarakatan.
di amati. Sehubungan dengan hal itu,
Penelitian bahasa dengan tinjauan
kajian lebih di fokuskan pada interaksi
sosiolinguistik senantiasa
para remaja yang berkaitan dengan
memperhitungkan bagaimana
pengunaan variasi bahasa dalm
pemakainya di dalam masyarakat ang
percakapan informal. Secara teoritis,
dipengaruhi oleh factor-faktor sosial
penguna ragam bahasa antara para
tertenntu
remaja di kota Palu. Hal ini dapat di lihat
Factor-faktor sosial itu antara lain: status
dari aktifitas para remaja di kota Palu
sosial, tinngkat pendidikan, umur, tingkat
dalam pengunaan variasi bahasa yang
ekonomi, agama, jenis kelammin, dan
mengunakan ragam variasi bahasa, oleh
lain-lain. Selain itu bentuk bahasanya
karena penelitian ini berbentuk deskriptif
juga dipengaruhi oleh faktor situasional,
kualitatif, yaitu membuat deskriptif
misalnya: siapa yang berbicara,
secara nyata dan faktual tentang fakta
bagaiamana bentuk bahasanya, kepada
yang diteliti.
siapa, dimana, kapan dan mengenai
masalah apa. Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa metode
Kerangka Pemikiran kualitatif adalah pendekatan yang
bermaksud untuk memahami fenomena
Kerangka pemikiran merupakan tentang apa yang dialami oleh subjek
alur pikir peneliti dan penelitian yang penelitian misalnya perilaku, persepsi,
dilakukan pada bagian ini, peneliti motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara
menguraikan secara rinci tentang latar holistik, dan dengan cara deskriptif
belakang masalah, usulan yang menjadi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
dasar penelitian. pada suatu konteks khusus, yang
alamiah dan dengan memanfaatkan

89
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
berbagai metode ilmiah. Penting untuk remaja pada situasi formal dan (2)
memahami suatu fenomena sosial dan konteks tuturan yang diperoleh melalui
perspektif individu yang diteliti. Tujuan pengamatan dan pencatatan lapangan
pokoknya adalah menggambarkan, secara langsung.
mempelajari, dan menjelaskan fenomena
itu. 1. Teknik dasar ( Teknik Sadap)
Pada metode simak atau
Lokasi Penelitian penyimakan dibentukkan dengan
penyadapan. Dalam hal ini, peneliti
Lokasi yang berkaitan dengan sasaran mendapatkan data pertama-tama engan
penelitian, yaitu di tempat-tempat yang melakukan penyadapn terhadap
menjadi pusat perkumpulan para pembicaraan atau pengunaan bahasa
kalangan remaja, tidak menutup alay di kalangan para remaja di kota Palu
kemungkinan ada dimana saja , tempat yang menjadi objek penelitian .
dan peristiwa berkaitan dengan aktivitas
yang dilakukan para kalangan remaja 2. Teknik lanjutan I: Teknik simak
kota Palu, yaitu dalam proses libat cakap
pembelajaran misalnya dikampus, Teknik simak libat cakap
percakapan dalam pergaulan misalnya merupakan tahnik pengumpulan data
warkop, taman ria, pantai talise, dengan berpartisipasi sambil menyimak,
anjungan, mall tatura Palu, matahari, berpartisipasi dalam pembicaraan dan
café dan resto da lain sebagainya. menyimak pembicaraan tentang bahasa
alay yang digunakan, teknik sikap libat
cakap merupakan teknik yang di
Subjek Penelitian manfaatkan peneliti untuk memperoleh
data berupa bentuk-bentuk pengunaan
Penetapan subjek penelitian ini bahasa alay .
didasarkan pada kepentingan 3. Teknik lanjutan II: Teknik simak
pengumpulan data demi terwujudkan bebas libat cakap
data yang akurat dan terpercaya. Data Dalam teknik simak libat cakap,
yang akurat dan terpercaya akan peneliti hanya bertindak sebagai
menghasilkan temuan penelitian yang pendengar atau pemerhati calon data
dapat dipertanggung jawakan yang terbentuk tanpa memberikan
.berdasarkan hal itu, para kalangan responterhadap hubungan komunikasi
remaja dikota Palu ditetapkan sebagai yang sedang berlangsung pada objek
subjek penelitian. yang diteliti. Contohnya, menyimak
pengunaan bahasa alay para remaja
Metode dan Teknik Pengumpulan yang sedang melakukan percakapan.
Data 4. Teknik lanjutan III: teknik rekam
Teknik rekam merupakan teknik
Data dalam penelitian ini
lanjutan yang bermanfaat media
merupakan data verbal yang
electronic yaitu tape recorder untuk
mengutamakan bentuk tuturan variasi
keperluan pengumpulan data. Dalam hal
bahasa alay. Sumber data dalam
ini, teknik perekaman dilakukan peneliti
penelitian ini adalah (1) percakapan para
pada saat para remaja melakukan
remaja pada situasi formal dan (2)
komunikasi.
konteks tuturan yang diperoleh melalui
5. Teknik lanjutan IV: Teknik catat
pengamatan dan pencatatan lapangan
Pencatatan dilakukan peneliti
secara langsung.
setelah teknik pertama atau kedua
selesai digunakan pada sebuah buku
Sumber Data
catatan, yakni mencatat kata-kata yang
berhubungan ddengan penguaan bahasa
Data dalam penelitian ini
alay dikalangan para remaja dikota Palu
merupakan data verbal yang
dalam peristiwa tutur. Pencatatan
mengutamakan bentuk tuturan variasi
tersebut dapat juga dilakukan setelah
bahasa alay. Sumber data dalam
teknik perekaman.
penelitian ini adalah (1) percakapan para

90
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
bahkan ada kata yang melenceng dari
bahasa yang sebenarnya.
3.6. Metode Penyajian Hasil Analisis
Berikut contoh Bahasa Alay dalam bentuk
Dalam penyajian hasil analisis kata.
data, peneliti menggunakan metode Data 1
informal. Metode informal digunakan Bentuk Kata: Ngeh
untuk menyajikan hasil analisis data
dengan menggunakan uraian kata-kata Pn : “ kau
biasa mengertikah yang di bilang sama Andi ?”
Mt : “Apa dia
bilang kah ? tentang apa ?”
IV HASIL PENELITIAN DAN Pn : “Ada dan
PEMBAHASAN dia bilang tentang kejelekannya
temanmu”.
Hasil Mt : “ Ohh saya
Berdasarkan penelitian yang telah tidak ngeh, yang dia bilang kemarin itu ”.
dilakukan, peneliti menemukan beberapa
bentuk Bahasa Alay yang ada di kalangan Dari percakapan di atas,
remaja di Kota Palu. Data yang di peroleh adalah Alay dalam bentuk kata
akan di kemukakan, dan sebagai bukti yaitu Ngeh, kata ngeh di tutur
dari hasil peneliian langsung di kalangan oleh kaum remaja ketika sedang
para remaja di Kota Palu. Peneliti melakukan percakapan dengan
menemukan bentuk bahasa Alay yang di temannya, ngeh yang artinya
gunakan oleh kalangan remaja pada “Mengerti”. Maksud percakapan di
percakapannya dalam situasi non formal, atas adalah mereka sedang
dan data di peroleh dari tempat-tempat menceritakan kejelekan seorang
berkumpulnya para kalangan anak temannya sendiri, tetapi lawan
remaja seperti, di Warkop, Talise, dan tutur mengatakan bahwa “ Saya
Anjungan. tidak ngeh, atau saya tidak
Dalam penelitian ini akan di bahas hasil mengerti apa yang dia bilang
penelitian berdasarkan bentuk bahasa kemarin”. Bahasa Alay dalam
Alay yang di temukan. Peneliti bentuk kata dapat digunakan oleh
menemukan bentuk bahasa Alay dalam siapa saja alam peristiwa tutur
bentuk kata dan singkatan di kalangan dan di gunakan pada situasi non
remaja di Kota Palu, dari bentuk bahasa formal.
Alay yang di gunakan oleh kalangan
remaja Kota Palu itu di anggap wajar Data 2
karena pengunaanya di sesuaikan situasi Bentuk Kata: Munaroh
dan kondisi penutur dan tuntutan usia
remaja. remaja mengunakan Bahasa Pn : “Kau tau,
Alay ketika situasi tidak resmi atau temanmu itu dia ceritakan sifat jelekmu
santai, sebaliknya jika pada situasi resmi sama saya”.
atau formal maka mereka mengunakan Mt : “Ah tidak
bahasa yang formal. Munculnya variasi mungkin, tidak percaya saya”.
bahasa yang salah satunya bahasa Alay Pn : “Ya Allah
tidak perlu di risaukan karena bahasa betulan, dia
memiliki fungsi dan tujuan tersendiri, dan cerita kalau
di gunakan pada tempatnya. kau itu pelit
kata, baru so
Bahasa Alay dalam Bentuk Kata kaya”.
Mt : “ Astaga
Pengunaan bahasa Alay di kalangan kurang ajar,
remaja Kota Palu, di awali pada bentuk dasar
kata. Pada bentuk kata banyak yang munaroh
terdapat kata-kata lucu dan unik yang sekali dia itu
sering di tuturkan oleh anak remaja,

91
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
dan baru saya
saya tau le”. sekarang ini
”.
Dari percakapan di atas,
adalah Alay dalam bentuk kata. Dari percakapan di atas,
Alay tersebut adalah Munaroh. Anak remaja mengunakan bahasa
bahasa Alay Munaroh di tutur oleh Alay Galau pada percakapanya.
kaum remaja ketika ia menyebut Galau yang artinya “ merasa sedih
temannya karna sifat munafiknya dan hanya ingin selalu menangis ”
suka menceritakan kejelekan bisa di lihat pada percakapan 3
temanya ke orang lain, munaroh yang mengunakan bahasa Alay
yang artinya “munafik” sangat adalah penutur.
jauh dari kata aslinya, inilah
kelebihan anak-anak remaja yang Data di atas terdapat kata
bisa menjadi kreatif dalam “toh” kata ini bukan termasuk
merubah kata. Dapat di lihat di bahasa alay toh ini dari bahasa
atas yang mengunakan bahasa jawa yang biasa di pakai dalam
Alay Munaroh hanyalah lawan mengabungkan sebuah
tutur, bahasa ini bisa di gunakan percakapan sedangkan kata
pada saat situasi non formal. “ranga” juga bukan termaksud
bahasa alay melainkan ini
Bentuk kata “betulan” di termaksud jargon anak palu,
atas tidak termasuk bahasa alay ranga yang artinya kasian dan
kata betulan di gunakan hanya ranga berasal dari bahasa kaili
untuk menyempurnakan palu.
percakapan di antara para remaja,
sedangkan kata “le” yang di
gunakan di atas adalah dari Pengunaan Bahasa Alay di Kalangan
bahasa kaili palu yang hampir Remaja
semua kalangan mengunakanya
dalam percakapan. Bila ditinjau dari segi
perkembangan diri remaja, hal ini tidak
perlu dikhawatirkan. Seperti yang kita
Munaroh yang artinya
ketahui, remaja sering menggunakan
munafik, perbedaan dari bahasa
bahasanya sendiri dalam pergaulan
alay dan arti yang sebenarnya
dengan teman. Mereka melakukan hal
hanya di bedakan dalam bentuk
tersebut agar bisa membuat suasana
bunyi.
lebih akrab, berekspresi diri, dan juga
menjadikan ciri khas dalam dirinya yang
Data 3
berbeda dengan orang lain. Namun, jika
Bentuk Kata: Galau
dilihat dari segi kebudayaan Indonesia,
hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu
Pn : “Sekarang-
saja, karena remaja Indonesia sudah
sekarang ini saya selalu mau
sepatutnya menjalankan kewajiban
menangis”.
sebagai penerus bangsa dan jangan
Mt : “Mau
sampai membiarkan bahasa Indonesia
menangis kenapa kau dan ?”
terhapus dari pergaulan remajanya
Mt2 : “Hahahaha
Oleh karena itu, penggunaan
pasti putus cinta lagi kau toh ?”
bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pn : “Mt2,
harus diterapkan sedini mungkin, dan
jangan begitu. kau bikin dia
harus dimaksimalkan. Misalnya, gantilah
tersinggunga nanti eh”.
bahasa sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia, tetapi tidak perlu baku.
Mt : “Iya
Kemudian bahasa pengantar di sekolah
kasian, putus
juga sebaiknya menggunakan bahasa
saya ranga
Indonesia, agar siswa khususnya remaja
galau sekali

92
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
terbiasa dengan penggunaan bahasa Saran
Indonesia yang baik dan benar
Penelitian ini diharapkan dapat
Penelitian ini menunjukan bahwa memberikan manfaat bagi pembaca
banyak sekali remaja kota palu lebih ataupun penulis an penelitian yang akan
pandai berbahasa Alay daripada atang untuk di jadikan bahan referensi
berbahasa Indonesia yang baik dan tentang variasi bahasa khususnya
benar. Hal ini memang lazim dilihat dari tentang Bahasa Alay, dan peneliti
perkembangan diri remaja, karena pada mengharapkan, peneliti akan datang
umur tersebut remaja masih belum kiranya dapat meneliti tentang Bahasa-
menemukan jati diri yang sebenarnya, Bahasa Alay lainya.
sehingga masih menjadi pengikut orang
lain. Namun, dilihat dari segi kebudayaan
Indonesia, penelitian ini juga DAFTAR PUSTAKA
menunjukan bahwa bahasa Alay memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap [1] Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif.
[2] Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian
penggunaan bahasa Indonesia yang
Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo
semakin mengkhawatirkan. Para remaja Persada.
semakin sulit untuk memahami Ejaan [3] Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004.
Yang Disempurnakan karena banyaknya Sosialinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya.
bahasa-bahasa yang mereka ciptakan
[4] Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum.
sendiri. Oleh karena itu, penggunaan Jakarta: Rineka Cipta.
bahasa Indonesia harus digunakan [5] Chaer Abdul dan Leoni Agustina. 1995.
secara maksimal dan umum, di manapun Konsep Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka
Cipta.
dan kapanpun.
[6] Depdikbud. 1995. Teori dan Metode
Sosiolinguistik II. Jakarta: Pusat
Upaya yang dapat dilakukan untuk Pembinaan dan Pengembangan bahasa.
mempertahankan eksistensi bahasa [7] Fatmawati (2012). Pemakaian Bahasa
Indonesia yang baik dan benar di Prokem di Kawula Muda di Kota Palu.
Skripsi sarjana pada FKIP UNTAD. Palu :
kalangan remaja di kota palu misalnya tidak diterbitkan.
dengan mengganti bahasa sehari-hari di [8] Habibah, A.F. (2014). Bahasa Alay.
rumah menjadi bahasa Indonesia, dan [Online]. Tersedia :
bahasa pengantar di sekolah pun menjadi http://astridfahab.blogspot.co .id /2014/
04/normal-0-false-false-false-in-x-none-
bahasa Indonesia. x.html. (5 April 2015)
[9] Kridalaksana. 1996. Sosiolinguistik.
Jakarta: Erlangga
[10] Nababan. 1989. Sosiolinguistik. Jakarta:
V PENUTUP Gramdia.
[11] Moleong, L. J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Kesimpulan Rosdakarya.
[12] Apriyanaodih. 2012. Bahasa Alay.
Berdasarkan hasil penelitian dan Tersedia:
pembahasan dalam penelitian ini, dapat http://apriyanaodih.blogspot.com/2011/04
/ pengaruh-bahasa-gaul-remaja-
di simpulkan berbgai Bahasa Alay yang dalam.html, diakses(15/10/2012)
digunakan para remaja di Kota Palu [13] Ramadhan, dkk. 2013. Panduan Tugas
dalam berkomunikasi sesamanya. Dalam Akhir (SKRIPSI) & Artikel Penelitian. Palu:
pengunaan Bahasa Alay dapt di lihat dari Universitas Tadulako.
[14] Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
segi bentuknya, dari segi bentuk berupa Teknik Analisis Bahasa : Pengantar
kata dan singkatan. Bentuk jargon kata Penelitian Wahana Kebudayaan
yaitu ngeh, munaroh, galau, panasonik Sosiolinguistik. Yogyakarta: Duta Wahana
mataram, pepsi, apose, kenapose, katro, University Press.
[15] Saptono. 2007. Sosiologi. Jakarta: Phibeta
woles, modus, cinta, dan jagier Aneka Gama.
alay.sedangkan bentuk bahasa alay [16] Saragi, Sahala. 2014. Bahasa
dalam bentuk singkatan yaitu ml, Alay:blogspot.co.id/2014/03dampak-
pulkam, keten, kzl, saltum, nongki, mj, negatif-pengunaan bahasa-alay.
[17] Saragih ( makalah Muh. Risky, 2014.
imut. Univesitas Padjajaran).

93
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
[18] Wikipedia. Slang. [Online]. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Slang. (7
April 2016)
[19] Zaitun (2015). Pengunaan Bahasa Jargon
di Kalangan Mahasiswa Universitas
Tadulako. Skripsi sarjana pada FKIP
UNTAD. Palu : tidak Diterbitkan.

94

Anda mungkin juga menyukai