PENGAWASAN MUTU
Oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah melakukan pengujian mutu pada sampel
produk biskuit dan snack dengan membandingkan pada SNI 01-2886-1992 dan
melihat health claim dan food standards and labeling pada sampel.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
mengalami adanya penurunan mutu. Faktor udara, intensitas cahaya, dan aktivitas
enzim menjadi faktor yang menentukan umur simpan biskuit. Proses oksidasi dan
bleaching akan meningkat ketika penyimpanan tidak tepat. Off flavor juga
menjadi hasil lewat mutu dari produk bahan pangan akibat kerusakan faktor-
faktor tersebut (Man dan Jones, 2000).
4
komposisi dari produk, tanggal, bulan, dan tahun kadarluarsa, nama barang atau
produk, ukuran, berat atau isi bersih produk, keterangan mengenai halal atau
tidaknya produk, produk, aturan penggunaan produk, efek samping dari produk
hingga pihak dan alamat pihak yang memproduksi produk menjadi ketentuan
yang harus terdapat dan dimuat pada label produk dengan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan tempat pendistribusian. Isi dan penggunaan label yang tepat
sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut akan memudahkan konsumen dalam
menentukan pilihan dan menghindarkan konsumen dari lewat mutu produk,
pemalsuan komposisi isi produk hingga adanya pemanfaatan pada produk.
2.3 Penyimpanan Biskuit
Penyimpanan dilakukan untuk dapat mempertahankan mutu dan kualitas
produk yang akan disimpan. Untuk dapat mempertahankan mutu dan kualitas
produk maka penyimpanan harus dilakukan dengan benar dan seragam sesuai
dengan karakteristik produk tersebut. Penyimpanan yang bahan yang tidak
seragam dan tidak benar akan merusak produk sehingga menghasilkan mutu dan
kualitas yang tidak baik (Syarief dan Halid 1993). Biskuit merupakan makanan
yang terbuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dengan
proses pemanasan dan pencetakan (BSN, 1992). Mutu biskuit dapat dinilai
melalui uji organoleptik seperti berdasarkan warna, aroma, rasa dan tekstur.
Penampakan warna biskuit yang baik akan berwarna kuning kecoklatan, aroma
biskuit merupakan aroma yang khas dari lemak dan butter pada bahan pembuatan,
tekstur biskuit yang baik dihasilkan dengan tekstur yang renyah, dan rasa pada
biskuit yang baik akan gurih (Kartika, 1988).
Biskuit harus disimpan menggunakan kemasan yang kedap terhadap
cahaya, uap air dan oksigen (Man dan Jones, 2000). Kemasan yang digunakan
pada biskuit ini bertujuan untuk dapat menjaga mutu dan kualitas biskuit selama
penyimpanan. Biskuit sangat rentan mengalami kerusakan oleh mikroorganisme
sehingga akan mempengaruhi tekstur, ukuran, warna, dan flavor (Matz,1992).
Kondisi penyimpanan menyebabkan zat gizi yang ada di dalamnya menjadi
berkurang dan dapat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme yang akan
menyebabkan kerusakan. Suhu penyimpanan juga perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi aktivitas air. Aktivitas air yang tinggi akan menyebabkan kondisi
5
menjadi lembab sehingga mempengaruhi kualitas dari produk yang disimpan
(Syarief dan Halid 1993).
6
BAB III
METODE KERJA
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
10 %
Vitamin B2 0.13 mg 45 % 15 % 15 %
20 %
Niacin 1.1 mg 15 55 % 15 % 10 %
%
Vitamin B6 0.07 mg 30 % 25 % 20 %
10 %
Vitamin B12 0.13 g 20 % 65 %
15 %
Vitamin K 85 %
Karbohidrat total 15 g = 15 g = 75% 17 g = 17 g = 16 g = 82,944%
68,182% 70,833% 80,95%
Serat pangan 44 mg =
(inulin) 0,2%
Serat makanan 1 g = 5% 2 g = 8,33% 1 g = 4,76% 1 g = 5,18%
Gula 5 g = 25% 4g= 6g= 5 g = 25,92%
16,67% 28,57%
Natrium 90 mg = 4 mg = 0,02% 100 mg = 10 mg = 20 mg = 0,103%
0,41% 0,4175 0,047%
Asam folat 17 g 10 80 % 20 %
%
Asam pantotenat 0.37 mg 25 % 30 %
10 % =
1,68x10-3%
Asam linoleat 312 mg 270 mg
48 mg
Asam linolenat 40 mg
Kalsium 40 mg 30 25 % 10 % 20 % 25 %
% = 0,182%
Besi 1.5 mg 20 6% 15 % 25 % 30 %
%=
6,18x10-3%
Fosfor 70 mg 20 15 % 20 % 20 %
% = 0,318%
Magnesium 14 mg 15
% = 0,063%
Seng 1.5 mg 15 15 % 8% 15 %
%=
9
6,81x10-3%
DHA 2.2 mg 2 mg = 0,01% 3.8 mg 4.2 mg
Kolin 3.2 mg 7.6 mg 7.6 mg
Inositol 2.2 mg 2.9 mg 2.9 mg
Yodium 10 %
Frukto- 1 g = 5%
oligosakarida
Prebiotik fos 19.2 mg 0.42 g 0.38 mg
Lesitin 72 mg 4 mg
Omega 3 12 mg 29 mg 29 mg
Omega 6 31.2 mg 500 mg
Biotin 2.5 mcg 2.5 mcg
Asam linoleat 565 mg
(omega 6)
10
Tabel 4.2 Kandungan gizi pada biskuit yang memiliki health claim
Nilai gizi Litebite WRP Murray Sugar Tango Less Cookies import
(diabetic) Free Sugar
Takaran saji 4 pcs (20 g) 30 g (1 28g 16 g 27 g
sachet)
Jml sajian per 10 12 6 1 10
kemasan
Jml per sajian:
Energi total 100 kkal 100 kkal 464 kkal 500 kkal 500 kkal
Energi dari 35 kkal 45 kkal
lemak
Lemak total 4g7%= 5g8% 25% 28% 14%
20% = 16.7%
Protein 1g3% 1g2% 4% 6.25% 3.7
Karbohidrat 15 g 5 % 11 g 4 75% 50% 48%
total %=
36.67%
Serat pangan
(inulin)
Serat makanan 6g 2g8% 3.6% 0%
Gula 0g 0g 0 <4%
Natrium 35 mg 1 100 mg 0.36% 0.03% 0.068%
% = 0.175% 4%=
0.33%
Besi 3 mg 12
%
Seng 15 %
DHA 2 mg
Laktitol 0.5 g/ pcs
sukralosa 1 mg/ pcs
Biskuit yang memiliki health claim memiliki kandungan gizi yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari kelima produk
yang diamati terbukti memiliki kandungan gula yang rendah tetapi memiliki
kandungan lemak yang cukup tinggi. Ketika dibandingkan dengan SNI tidak
semua kandungan gizi yang tercantum pada label kelima biskuit tersebut masuk
kedalam standar mutu yang sudah ditetapkan oleh SNI. Produk yang diklaim
11
sebagai produk yang rendah lemak belum tentu memiliki standar mutu yang
sesuai dengan SNI meskipun kandungan lemak yang tertera pada label memang
menunjukkan angka yang rendah. Kandungan gizi yang dapat dibandingkan
dengan SNI adalah energy total, lemak total, protein, dan karbohidrat. Tidak
terdapat spesifikasi khusus untuk kandungan gula dalam SNI sehingga tidak ada
acuan khusus apakah produk tersebut termasuk kedalam standar mutu yeng telah
ditetapkan oleh SNI atau tidak, Produk yang dijual dipasaran sudah cukup banyak
yang mengklaim bahwa produk tersebut rendah lemak atau rendah gula namun
dalam SNI belum terdapat standar mutu sampai batas mana kandungan gula yang
boleh dipakai untuk suatu produk yang dibuat rendah gula.
4.1.3 Kandungan Gizi pada biskuit general
Produk biskuit lain yang diamati adalah biskuit yang tergolong general atau
tidak diklaim sugar free atau khusus untuk balita. Biskuit general yang digunakan
adalah biskuit dengan merek Biskuat susu danone, Roma kelapa, Snips Snaps,
Genji mini pie, dan Choco Mania.
Tabel 4.3 Kandungan Gizi pada Biskuit General
Nilai gizi Biskuat susu Roma Kelapa Snips Snaps Genji mini pie Choco mania
Danone (coklat)
Takaran saji 7 keping 6 keping (33 g) 3 keping (38 g) 25 g 4 keping (21
(28 g) g)
Jml sajian per 1.2 10 3 2 4
kemasan
Jml per sajian:
Energi total 130 kkal 157 kkal 190 kkal 140 kkal 100 kkal
Energi dari 40 kkal 45 kkal 80 kkal 80 kkal 40 kkal
lemak
Lemak total 5g9%= 6 g 11 %= 8 g 15 % = 9 g 15 % = 4.5 g 8 % =
17.85% 18.18% 21.05% 36% 21.42%
Lemak jenuh 4.5 g 23 % = 2.5 g 12 %
11.84% = 11.9%
Lemak trans 0g
Kolesterol 10 g 3 % 4 mg 1 %
Protein 2g4% 2g4% 2g4% 2g3% 1g2%
Vitamin D 25 %
Vitamin E 1.1 mg 11 %
12
Vitamin B1 25 % 0.05 mg 4 %
Vitamin B2 25 % 0.08 mg 6 %
Vitamin B5 20 %
Vitamin B6 20 %
Vitamin B12 20 %
Karbohidrat 19 g 6 % 24 g 7 % = 27 g 8 % 13 g 4 % 14 g 4 %
total = 67.85% 72.72%
Serat makanan 2g7% 1g4% 1g3%
Gula 14 g = 36.84% 3 g = 12% 8 g = 38%
Natrium 80 mg 3 112 mg 5 % 80 g 3 % = 100 mg 4 105 mg 4
% = 0.28% = 0.33% 0.21% % = 0.40% % = 0.5%
Asam folat 42.9 mcg 11
%
Kalsium 20 % 7.9 mg 1 %
Besi 0.69 mg 2%
Seng 0.92 mg 9 %
13
masyarakat di negara maju seperti Amerika sudah jauh lebih familiar dengan
takran saji pada label kemasan, dan masyarakat di negara berkembang seperti
Indonesia masih belum familiar dengan takaran saji pada label kemasan, namun
pada dua kelompok negara masih banyak ditemukan konsumen yang
mengkonsumsi lebih banyak daripada yang tertera pada label kemasan. Hal ini
cukup membahayakan bagi konsumen karena mengkonsumsi melebihi takaran
saji dapat menyebabkan gizi berlebih. Contoh penyakit yang ditimbulkan dari
konsumsi biscuit adalah kanker rahim (Doni, 2012), resiko penyakit jantung
(McAllister, 2011), dan stroke (McAllister, 2011). Contoh lain dari masalah yang
ditimbulkan adalah tingginya akan angka Glikemik Indeks (GI) pada konsumen
jenis ini. TIngginya nilai GI dapat menyebabkan penyakit diabetes, kanker,
kegemukan, penyakit kandung empedu, dan penyakit jantung (Higdon, 2005).
14
BAB V
KESIMPULAN
Tidak semua kandungan gizi yang terdapat dalam biskuit baik biskuit yang
memiliki kategori umur, biskuit dengan health claim, dan biskuit general
termasuk didalam standar mutu yang ditetapkan oleh SNI. Kadar air pada mie
memiliki kualitas yang out of control dilihat dari control chart sedangkan melalui
diagram ishikawa dapat dilihat bahwa kemungkinan kualitas kadar air yang out of
control ini dapat disebabkan oleh bahan baku dan mesin yang digunakan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Doni. 2012. Biskuit Pilihan Tepat Puasa, Google Online. Home-page Online.
Available from http://www.livestrong.com/article/544043-nutritional-
information-on-ham-egg-and-cheese-biscuit/; Internet; Accessed 26 April
2012.
Higdon, Jane. 2005. Glycemic Index dan Glycemic load, Google Online.
Home-page Online. Available from
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/foods/grains/gigl.html; Internet;
Accessed 26 April 2012.
Kramer, A. dan Twigg, B. A. 1973. Quality Control For The Food Industry, Vol.
11 3 edition. USA: St. Paul Minnesota.
Man, Dominic dan Jones, Adrian. Shelf-Life Evaluation of Foods, 2nd edition.
Gaithersburg: Aspen Publisher, Inc., 2000.
Matz, S. A. 1992. Snack Food Technology 3rd ed. Texas : Pan-Tech International,
Inc.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan, Pasal 10.
16
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
17