Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Dan Jenis Variasi Bahasa Menurut Ahli

April 05, 2017


Pengertian Variasi Bahasa
Pemakaian bahasa selalu berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu, bahasa
selalu dipengaruhi masyarakat pemakainya. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh
situasi dalam konteks sosialnya. Hal ini menyebabkan timbulnya keanekaragaman
bentuk bahasa dalam masyarakat. Soepomo Poedjosoedarmo (dalam Suwito, 1983: 23)
menyebutkan bahwa variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam
bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa
induknya.

Menurut Mansoer Pateda (1990: 52), variasi bahasa dilihat dari segi tempat, segi waktu,
segi pemakai, segi pemakainya, segi situasi, dan dari status sosialnya. Dalam variasi
bahasa terdapat pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa itu dapat dianalisis
secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh
penuturnya untuk berkomunikasi.

Abdul Chaer dan Leonie Agustina (1995:79), menyatakan bahwa variasi bahasa
ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosiokultural, situasi dan medium pengungkapan.
Faktor waktu menimbulkan perbedaan bahasa dari masa ke masa. Faktor daerah
membedakan bahasa yang dipakai di suatu tempat dengan di tempat lain. Faktor
sosiokultural membedakan bahasa yang dipakai di suatu tempat dengan di tempat lain.
Faktor sosiokultural membedakan bahasa yang dipakai suatu kelompok sosial. Faktor
situasional timbul karena pemakai bahasa memilih ciri-ciri bahasa tertentu dalam situasi
tertentu. Faktor medium pengungkapan membedakan bahasa lisan dan bahasa tulisan.

Terjadinya variasi bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang
heterogen, tetapi karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam
(Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 1995: 80). Menurut Nababan (1993: 13), penyebab
timbulnya variasi bahasa ada empat faktor, yaitu : daerah yang berlainan, kelompok
atau keadaan sosial yang berbeda, situasi berbahasa yang berlainan, dan tahun atau
zaman yang berlainan.

Pada kenyataanya bahasa adalah sesuatu yang kaya raya dengan keanekaragaman
aktualisasinya. Perwujudan bahasa itu bagitu sangat luasnya sehingga variasi-variasi itu
seakan tanpa batas (Alwasilah dalam Muh. Asrori, 2001: 95)
Bahasa dengan variasi tutur kata, umumnya hanya dikuasai oleh kelompok dengan latar
belakang tertentu yang sejenis saja, meskipun orang luar biasa mendalaminya dengan
belajar. Akan tetapi dapat dipahami bahwa variasi bahasa terdapat persamaan dalam
perkembangan, yaitu cara bertutur menurut tujuan dan kepentingannya masing-masing.
Persamaan dan keunikan-keunikan seperti itu sebenarnya banyak dijumpai, jika penutur
mendalami ruh masing-masing bahasa, dan tentu sangat menarik sebagai sebuah ide
untuk memecahkan kebekuan komunikasi antarbudaya (http: www.io.Ppi-jepang
org?id:44).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah
wujud pemakaian bahasa yang berbeda oleh penutur karena faktor-faktor tertentu dan
terjadinya variasi bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penutur yang hetrogen
tetapi karena kegiatan interaksi sosial.

Masyarakat dalam berinteraksi selalu menggunakan bahasa sehingga bahasa tidak


terlepas dari pengaruh pemakainya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh situasi
dalam konteks sosialnya. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman bentuk
bahasa (variasi bahasa ) dalam masyarakat. Variasi bahasa merupakan istilah yang
diasosiasikan dengan perbedaan-perbedaan dalam suatu bahasa yang timbul karena
perbedaan-perbedaan dalam suatu bahasa yang timbul karena perbedaan kelas sosial,
ekonomi, latar belakang, pendidikan, profesi, ideologi, agama, dan sebagainya
(Markamah 2001: 220).

Spolsky (1998: 6) memberi definisi variasi sebagai istilah yang digunakan untuk
menunjukkan identitas bermacam-macam bahasa (”Variety is a term used to denote any
identifiable kind of language”). Hudson (1996:22) juga berpendapat tentang variasi,
menurutnya variety of language as a set of linguistics items with similar social
distribution (variasi bahasa sebagai kumpulan dari butir-butir linguistik yang distribusi
sosialnya sama).

Nababan (1993:13) berpendapat bahwa variasi bahasa adalah perbedaan-perbedaan


bahasa yang timbul karena aspek dasar bahasa, yaitu bentuk dan maknanya yang
menunjukkan perbedaan kecil atau besar antara penggungkapan yang satu dengan
yang lain. Greenbaum (dalam Muh. Asrori, 2001:96) mengatakan bahwa variasi bahasa
dapat dikaitkan dengan daerah, kelas sosial, kelompok etnis, tingkat pendidikan, jenis
kelamin, umur, dan situasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa timbul karena
faktor linguistik dan nonlinguistik, pemakai bahasa yang tidak homogen, dan pemakaian
bahasa dalam kepentingan berkomunikasi. Oleh karena itu register yang digunakan
Aktivis PMI Cabang Kota Surakarta merupakan salah satu variasi bahasa.

Jenis Variasi Bahasa


Abdul Chaer dan Leoni Agustina (1995: 82) menyatakan bahwa Jenis variasi bahasa
dibagi menjadi empat, yaitu: (1) Segi penutur, (2) Segi pemakaian, (3) Segi keformalan,
dan (4) Segi Sarana. Dilihat dari segi penutur, variasi bahasa meliputi idiolek, dialek,
kronolek, dan sosiolek. Sosiolek ini terdiri dari akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial,
jargon, argon, dan ken. Menurut Martin Joos ( dalam Abdul Chaer dan Leoni Agustina
(1995: 92) membagi variasi bahasa menjadi lima macam, yaitu ragam beku, ragam
resmi, ragam usaha, ragam santai, dan ragam akrab.

Maryono Dwi Raharjo (1996: 59-60), menyatakan bahwa variasi bahasa mempunyai tipe
idiolek, dialek, ragam bahasa, register, dan tingkat tutur (speech levels). Tipe variasi
bahasa dapat dijelaskan berikut ini, Pertama, idiolek merupakan variasi bahasa yang
bersifat individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dangan tuturan
orang lain. Kedua, dialek merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan
asal penutur dan perbedaan kelas sosial penutur. Oleh karena itu, muncul konsep dialek
geografis dan dialek sosial (sosialek). Ketiga, ragam bahasa merupakan variasi bahasa
yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut panutur, tempat, pokok tuturan, dan
situasi. Dalam kaitannya dengan itu dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan
ragam bahasa tidak resmi (santai, akrab). Keempat, register merupakan variasi bahasa
yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya, misalnya dalam
bahasa tulis dikenal adanya bahasa iklan, bahasa tajuk, bahasa artikel, dan sebagainya;
dalam bahasa lisan dikenal bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, dan sebagainya.
Kelima, tingkat tutur merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya
perbedaan anggapan penutur tentang relasinya (hubungannya) dengan mitra tuturnya.

Mengenai variasi bahasa, Soepomo Poedjosoedharmo (1983: 175-176) juga


mengungkapkan tiga kelas varian bahasa. Varian-varian tersebut mencakup : (1) Dialek
yang berupa idiolek dan dialek (geografi, sosial, usia, jenis, aliran, suku, dan lain-lain);
(2) Undha-usuk (hormat, non hormat), dan (3) Ragam (santai, resmi, dan indah).

Hartman dan Strok (dalam Abdul Chaer dan Leoni Agustina, 1995:82) membedakan
variasi berdasarkan kriteria: (a) latar belakang geografis dan sosial penutur, (b) medium
yang digunakan, (c) pokok pembicaraan. Menurut Mc David (dalam Abdul Chaer dan
Leoni Agustina, 1995: 81-82) membagi variasi bahasa berdasarkan (a) diemensi
regional, (b) dimensi sosial, dan (c) dimensi temporal

Faktor-faktor sosial dan faktor-faktor situasional dalam pemakaian bahasa menimbulkan


variasi bahasa. Variasi bahasa adalah ragam bahasa yang masing-masing mempunyai
bentuknya sendiri, tetapi secara keseluruhan mirip atau pola dasar bahasa mula atau
bahasa induknya (Sibarani, 1992:58). Faktor sosial dan faktor situasional
memungkinkan penuturnya menggunakan variasi bahasa karena yang baik atau yang
komunikatif haruslah sesuai dengan sosiosituasionalnya.

Abdul Chaer dan Leoni Agustina (1995: 82) menambahkan bahwa variasi bahasa dapat
dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaannya. Berdasarkan penutur berarti siapa
yang menggunakan bahasa itu, di mana tempat tinggalnya, bagaimana kedudukan
sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan.
Berdasarkan penggunaannya berarti bahasa itu diguanakan untuk apa, dalam bidang
apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya.

Variasi bahasa yang berkenaan dengan daerah atau letak geografis disebut dialek.
Variasi bahasa berkenaan dengan kelompok atau keadaan sosial pemakainya disebut
sosiolek. Variasi bahasa yang ditentukan oleh fungsi penggunaan dan profesi
penggunanya disebut fungsiolek atau profesiolek, atau register (Abdul Chaer dan Leoni
Agustina, 1995:84).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis variasi bahasa berkenaan
dengan penutur dan penggunaanya secara kongkret. Jenis variasi bahasa berurusan
dengan suatu bahasa, baik yang memiliki repertoir suatu masyarakat tutur maupun yang
dimiliki oleh sejumlah masyarakat tutur.

1. Register
a. Pengertian Register
Register merupakan salah satu jenis dari beberapa macam jenis variasi bahasa dilihat
berdasarkan kebutuhan pemakaian bahasa. Menurut Suwito (1983: 30), register adalah
bentuk variasi bahasa yang disebabkan oleh sifat khas kebutuhan pemakaian bahasa.
Contohnya ialah berbagai jenis tulisan yang dapat ditemukan di dalam surat kabar. Ada
berita dengan bermacam bentuk judulnya, ulasan suatu majalah atau artikel tentang
salah satu cabang ilmu, tajuk rencana yang merupakan tanggapan atau ulasan redaksi
terhadap situasi kritik dan redaksi terhadap sesuatu yang dianggap kurang baik, iklan
tempat dunia usaha yang menawarkan produknya dan sebagainya. Tulisan-tulisan
tersebut menggunakan pengungkapan bahasa yang berbeda-beda dengan sifat-sifat
khas kebutuhan pemakaian bahasa. Mansoer Pateda (1990: 64) mengemukakan
register sebagai pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang.
Selanjutnya, Halliday dan Hasan (1994: 56) mengemukakan register adalah bahasa
berdasarkan pemakainya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu
proses yang merupakan macam-macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan
orang.

Sebagai salah satu macam variasi bahasa register amat dibutuhkan karena orang yang
sama mungkin menggunakan butir-butir linguistik yang berbeda untuk
mengapresiasikan lebih kurang arti yang sama pada peristiwa yang berbeda. Latar
belakang analisis register adalah kesukaran seorang penutur dalam berkomunikasi bila
penutur berbicara secara berbeda tergantung dari lawan bicaranya apakah lebih tua
atau lebih tinggi atau lebih rendah statusnya, apakah penutur berbicara dalam situasi
formal atau santai, apakah penutur terlibat dalam upacara keagamaan, kegiatan
olahraga, atau suasana pengadilan.

Register menyatakan hal yang berbeda, yaitu cenderung berbeda dalam hal semantik,
artinya bahasa dan kosa katanya berbeda karena terdapat unsur yang mengukapkan
makna tetapi itu akibat dari perbedaan potensi semantik. Oleh sebab itu, register
memerlukan kualitas suara yang berbeda.

Ferguson (dalam Dwi Purnanto, 2001b: 3) menyatakan “A communication situation that


recurs regulary in a society (in term of participants, setting, communicative functions,
and so forth) will tend overtime to develop identifying markers of language structure and
language use, different from the language of other communication situations.” (Situasi
komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu masyarakat yang
berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif, dan seterusnya.
Sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai struktur bahasa dan
pemakaian bahasa, yang berbeda dari pemakaian bahasa pada situasi-situasi
komunikasi yang lainnya).

Ferguson (dalam Dwi Purnanto, 2001a: 18) menyatakan bahwa orang yang terlibat
dalam situasi komunikasi secara langsug cenderung mengembangkan kosa kata, ciri-ciri
intonasi yang sama dan potongan-potongan ciri kalimat dan fonologi yang mereka
gunakan dalam situasi itu. Lebih lanjut dikatakannya bahwa ciri-ciri register yang
demikian itu akan memudahkan komunikasi yang cepat, sementara ciri lain dapat
membina perasaan yang erat.

Sementara itu menurut Riyadi Santoso (dalam Dwi Indah Royani, 2004:27), secara
sederhana register dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan
penggunaannya “usenya”. Dalam pengertian ini register tidak terbatas pada variasi
pilihan kata saja (seperti pengertian register dalam teori tradisional), tetapi juga
termasuk pada pilihan penggunaan struktur teks dan teksturnya: kohesi dan
leksikogramatikal serta pilihan fonologi atau grafologinya.

Holmes (dalam Dwi Purnanto, 2001a: 15) menyatakan bahwa register dipahami dengan
konsep yang lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam (style), yakni
menunjuk pada variasi bahasa yang mencerminkan perubahan berdasarkan faktor-
faktor situasi seperti O2, tempat/waktu, dan topik pembicaraan. Lebih lanjut secara lebih
sempit, yakni hanya mengacu pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan
kelompok pekerjaan yang berbeda.

Abdul Chaer dan Leoni Agustina (1995: 90) menjelaskan bahwa variasi bahasa akan
berkaitan dengan fungsi pemakainya, dalam arti setiap bahasa yang akan digunakan
untuk keperluan teretentu disebut dengan fungsiolek, ragam, atau register.

Register sebagai pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan
maupun kelompok social tertentu. Misalnya pemakaian bahasa para pilot, manajer bank,
para penjual, para penggemar musik jazz, perantara (pialang), dan sebagainya
(Wardaugh dalam Dwi Purnanto, 2001a: 16)

b. Jenis-jenis Register
Register terdiri dari beberapa macam dipandang dari berbagai sudut pandang. Mansoer
Pateda (1990: 65) membagi register menjadi lima, yaitu : (1) Oratorial atau frozen, yang
digunakan oleh pembicara yang profesional sehingga seseorang tertarik dengan
pembicarannya; (2) Deliberative atau formal yang ditujukan kepada pendengar untuk
memperluas pembicaraan yang disengaja; (3) Consultative, terdapat dalam transaksi
perdagangan di tempat terjadinya dialog karena seseorang membutuhkan persetujuan;
(4) Casual, untuk menghilangkan rintangan-rintangan antara dua orang yang
berkomunikasi; (5) Intime, digunakan dalam suasana kekeluargaan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Halliday yang menjelaskan variasi dalam berbagai
macam register. Dalam hal ini Halliday dan Hasan (1994: 53-54) membagi register
menjadi dua macam, yaitu register selingkung terbatas, misalnya pemakaian bahasa
dalam telegram dan register yang lebih luas terbuka, misalnya register dalam buku
petunjuk teknis.

Alwasilah (1993: 54) mengklasifikasikan register menjadi tiga, yaitu : (1) Fields of
discourse (pokok pembicaraan), yaitu berhubungan dengan purpose and subject (tujuan
dan pokok pembicaraan), misalnya istilah mengail, judi, dan sebagainya; (2) Modes of
discourse (modus pembicaraan), yaitu berhubungan dengan means or how (alat
pembicaraan) misalnya bahan catatan, surat tertulis, dan sebagainya; (3) Manners of
cours (tingkah pembicaraan), yaitu relation or who (hubungan pihak yang berperan
serta) misalnya formal, biasa, intim, dan sebagainya.

Menurut Halliday (dalam Dwi Purnanto, 2001b: 3) menyatakan bahwa register dipahami
sebagai konsep semantik, yaitu sebagai susunan makna yang dikaitkan secara khusus
dengan situasi tertentu. Menurutnya konsep situasi ini dibagi menjadi tiga hal, yaitu :

(1) medan( field), mengacu pada hal yang sedang terjadi atau pada saat tindakan social
berlangsugn; apa sesungguhnya yang sedang disibukkan oleh para pelibat; (2) pelibat
(tenor), menunjuk pada orang-orang yang turut mengambil bagian, sifat para pelibat,
kedudukan, dan peranan mereka; dan (3) sarana ( mode), menunjuk pada peranan
yang diambil bahasa dalam situasi tertentu, seperti bersifat membujuk, menjelaskan,
mendidik, dan sebagainya.
Secara popular register dibagi menjadi dua, yaitu register yang timbul karena kesibukan
bersama yang tidak berkaitan dengan profesi dan register yang timbul karena orang-
orang menjadi bagian dari profesi sosial bersama (Depdikbud, 1995:166).

DAFTAR PUSTAKA

 Abdul Chaer. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.


 Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
 Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
 Depdikbud. 1995. Teori dan Metode Sosiolinguistik II. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
 Dwi, Purnanto. 2001a. “Register Pialang Kendaraan Bermotor” dalam tesis.
Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.
 . 2001b. “Karakteristik Pemakaian Bahasa Pialang Kendaraan Bermotor di
Surakarta” dalam Jurnal Linguistik Bahasa. Volume I, Nomor 2. Program Studi
Linguistik (S2) Pasca Sarjana UNS, Surakarta.
 Dwi Indah Royani. 2004. Skripsi: Register Bahasa Lisan yang Digunakan Dokter
di Rumah Sakit Islam Klaten : FKIP UNS, Surakarta.
 Halliday, MAK dan Hasan, Ruqaiya. 1994. Bahasa Konteks dan Teks : Aspek
bahasa dalam pandangan semantik sosial (Terjemahan. Asrudin Barori TOU).
Yogyakarta : UGM Press.
 Harimukti Kridalaksana.1984. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Gramedia.
 Hudson, R.A. 1996. Sociolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
 Http: www.io.ppi.-Jepang . Org/article.Php?id=44. diakses 11 November 2005.
 Kunjana, R. Rahardi. 2001. Sosiolinguistik Kode dan Alih Kode. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
 Mansoer Pateda. 1990. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
 _____________. 1992. Sosiolingustik. Bandung : Angkasa.
 Markamah. 2001. “Penelitian Sosiolinguistik: Aspek Nonkebahasaan dan Bidang
yang Dikaji“ dalam Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra. Volume XIII, Nomor 25,
PBS FKIP UMS, Surakarta.
 Maryono, Dwiraharjo. 1996. Fungsi dan bentuk Wacana dalam Masyarakat Tutur
Jawa : Studi Kasus di Kotamadya Surakarta (desertasi), UGM, Yogyakarta.
 Miles, Mattew B dan Huberman, A. Michael (Terjemahan dari Tjetjep Rohendi
Rohidi). 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
 Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja
Rosdakarya.
 Muh. Asrori. 2001. “Variasi Bahasa: Sebuah Kajian atas Pemakaian Sosiolek
Bahasa Jawa“ dalam Jurnal Linguistik Bahasa. Volume 1 Nomor 2, Program
Studi Linguistik (S2) Pasca Sarjana UNS, Surakarta.
 Nababan. 1989. “Sosiolinguistik dan Pengajaran Bahasa“ dalam PELLBA 2.
Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
 _______.1993. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
 Ohoiwutan, Paul. 1997. Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaint Blant.
 Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: PT. Aditya Bhakti.
 Soepomo Poedjosoedharmo. 1983. Pengantar Sosiolinguisiik. Yogyakarta.:
Universitas Gajah Mada.
 Spolsky, Bernand. 1998. Sociolinguistics. Oxford: Oxford University Press.
 Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Teori dan
terapannya dalam penelitian. Surakarta : UNS Press.
 Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema.
 Surakarta UNS Press.
 ______. 1996. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press.
Language Variation
Unknown 08.09 No Comments

Blog ini kini telah berpindah ke Az-paper.com!


Di Blog az-paper kamu bisa cari RPP, Referensi skripsi, Essay dan juga materi pembelajaran.
seilahkan di cek. :)

CHAPTER I
INTRODUCTION

A. Problem Background
As we know that in fact, the language in the world is not a single language but different.
Moreover, in a variety of languages have various forms, such as standard and non-standard
variations. These variations arise because of social and cultural factors, where individuals or
groups of individuals live.

These variation make same confusing for learners. So, The author try to give an easier word to
make reader understandable about language variation.

B. Problem Formulation
What is language variation?
How language can change?
How many variation of English in the world?

C. Purpose
The Author wish this paper can help her friends to understand about the language variation.
Known well how many variation of English and how variation of language can be accepted.

CHAPTER II

Language variation

Talking about language variation is quiet hard for the writer. we defined a variety as a set of
linguistic items with similar social distribution. Language can be vary cause human also like that.
So many variation in the world that make us happy, make us can identify each other, that make
us more alive. So, languages are vary in many ways. One way of characterizing certain
variations is to say that speakers of a particular language, sometimes speak different dialects of
that language. e.g., the British and American varieties. For British example when they say water
the stress is in wa’ but for America the stress is in water’. This differences make English become
as emotional language. Other side, We also have variation in written language. In England, the
sound /ʌ/, as in sun /»s ʌ n/, is a typical southern sound, found in southern England and in South
Midland, while this sound is not used among speakers of dialects in North Midland and northern
England, where, for example, the word sun is pronounced /»s ʊ n/, with the sound /U/, which is
found in put /»pUt/ in most dialects also in the South (some areas have / ʌ /). The English
phonemes / ʌ / and /U/ are different linguistic items
Language variation is variety of speaker to speak a language. So many differences could we see
in our life. Why it happened? One of the reason is because we are as human also vary in some
ways to think, culture, region, and so on. That’s way language variation is exist . talking about
variation itself is not to show which one is the best which one is the worse but this is the beautiful
language designed by human. So, do not say you are the best because American or what else,
but think how smart human to make that beautiful differences.

Types of variation :
- Internal variation : refers to the property of languages of having difficult ways of expressing the
same meaning example : lorry – truck and flat – Apartment
- Regional variation : refers to the area or geographical. Regional variation in way a language is
spoken is likely to be one of the most noticeable way which observe variety in language.
- Social variation : refers to the social group. It involves grouping people together according to
their status within society and according to the group they belong to.

Because all types make language different. The question is how can we solve the
miscommunication because that variety? The answer is on you. You must take care each other
that different thing not make us worse but make us better.

In here, the writer invite the all generation to create as much as possible new word to make the
language more alive.

In many ways, standard variety is an equally appropriate designation. It has the following
prototypical properties:

• It is the variety of used by educated users, e.g. those in the professions, the media, and so on.
• It is the variety defined in dictionaries, grammars, and usage guides.
• It is regarded as more correct and socially acceptable than other varieties.
• It enjoys greater prestige than dialects and non-standard varieties: non- standard varieties are
felt to be the province of the less educated.
• It is used as a written language.
• It is used in important functions in the society – in the government, the parliament, courts,
bureaucracy, education, literature, trade, and industry.

Conclusion :

Language variation is many ways of speakers to speak English by their style.


There are 3 kinds of language variation :
- Internal variation
- Regional variation
- Social variation

Standard variety are :

- Using by educated person


- Using by written language
- It used for many things.
References

Amelia, rizki, 2013. An introduction to sociolinguistics. Pekanbaru : benteng Media


Penny, Ralph. Variation and change. United states : cambridge University press
Wardaugh, Ronald.2006. An introduction to sociolinguistics. United kingdom : Blackwell
publishing

Anda mungkin juga menyukai