Anda di halaman 1dari 9

KEBUDAYAAN ZAMAN MESOLITHIKUM

( Zaman Mesolithikum, Ciri-Ciri Kebudayaan, Hasil-Hasil Kebudayaan, dan Jenis Manusia Pada
Zaman Mesolitikum)

masa periodisasi dalam sejarah Indonesia lama yang berkenaan dengan peradaban manusia di
jaman dahulu dimana manusianya tidak memiliki sistem bahasa tertulis misalnya bahasa
tulisan. Oleh karena itu, dengan adanya hal semacam itulah dapat disimpulkan sebagai manusia
pra aksara dan sering disebut sebagai zaman purbakala. Zaman pra aksara atau zaman
purbakala sendiri dibagi dalam beberapa zaman yang di nilai berdasarkan jenis peninggalanya
atau jejak-jejak bekas pra sejarah seperti jenis bebatuan yang masih membentuk dan bertaha
dengan seiring berjalannya waktu.

Manusia pada masa paleolithikum masih memiliki pengetahuan yang minim dalam masa
peradabannya, sehingga cara itu hidupnya selalu bergantung dengan alam misalnya, memburu
hewan dan mencari makanan di hutan-hutan. Dari data yang di catat dalam sejarah peradaban
Indonesia kuno, dalam masa pra aksara Indonesia menjadi periodisasi dalam sejarah yang mana
dalam masa tersebut sudah berlangsung selama 350 SM. Dalam masa periode zaman
mesolitikum terdapat empat fokus pembahasan yang akan dikaji dan dipelajari secara lebih
detail dan mendalam, yang pertama adalah Pengertian dari zaman mesolitikum, yang kedua
ciri-ciri dari kebudayaan mesolitikum, yang ketiga Hasil kebudayaan dimasa Zaman
Mesolhitikum, dan yang terkahir merupakan jenis-jenis manusia zaman mesolitikum.

Adanya kebudayaan mesolitikum di negara ini khususnya negara Indonesia dapat ditemukan
berbagai alat-alat atau batu peninggalan dari zaman mesolitikum yang dapat ditemukan di
berbagai pulau seperti pulau jawa, pulau Sumatera, pulau Sulawesi, dan pulau Kalimantan yang
mana bekas peninggalan sejarah tersebut menyebar keseluruh plosok pulau di Indonesia.
Dengan adanya bukti berupa hasil peninggalan-peninggalan pada masa mesolitikum dapat
dipelajari serta menambah wawasan bahwasanya dijaman dahulu manusianya masih mencari
makan dengan cara sederhana seperti teknik berburu, meramu dan mengumpulkan makanan
untuk bertahan hidup namun seiring berjalannya waktu mereka terus berkembang dan mulai
mendapatkan cara lain dengan membawa alat berburu, mulai memiliki pengetahuan membuat
tempat tinggal dan memiliki kebiasaan berkumpul sehingga sekarang dinamakan degan
bersosial.

2.1. Pengertian Zaman Mesolithikum

A. Pengertian Zaman Mesolithikum

Zaman Mesolitikum (zaman batu tengah atau batu madya) yaitu zaman dimana masa dengan
teknologi batu. Zaman mesolithikum keadannya lebih maju jika dibandingkan dengan masa
Paleolitikum serta adanya masyarakat di zaman mesolithikum sudah mulai mempunyai
peralatan batu yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ketika di hutan. Pada Zaman
mesolithikum ini manusianya sudah mulai mengalami pengerjaan lanjutan seperti peretusan
yang berkisar 10.000 tahun yang lalu sampai dengan 6.000 tahun yang lalu. Pada Zaman
Mesolitikum ini dimana manusia dari kebudayaan pada masa sebelumnya atau kebudayaan di
Masa Paleololitiku tidak hilang atau tergantikan begitu saja, karena manusia dari kebudayaan
Paleolitikum selalu mengalami perkembangan sehingga selalu mendapatkan pengaruh-
pengaruh dari kawasan Asia dan dapat menghasilkan corak khas dari kebudayaannya itu
sendiri(Kebudayaan Paleolitikum). Serta dengan adanya Kebudayaan zaman paleolitikum maka
kebudayaan tersebut akan menjadi kebudayaan pada masa Mesolitikum. Pada Zaman
Mesolithikum manusianya sudah mulai mengolah alat dengan cara di haluskan dengan tujuan
supaya dapat digunakan, dan manusia zaman mesolithikum sudah mengenal konsep menetap,
mengolah makanan dengan baik supaya dapat bertahan hidup. Beberapa kebudayaan yang
berkembang pada masa zaman mesolithikum adalah terdapat kebudayaan kapak Sumatra atau
pebble culture, kebudayaan serpih atau flake, dan kebudayaan tulang.

B. Kondisi alam kebudayaan zaman mesolitikum

Zaman Mesolitikum yaitu manusia zaman Paleolitikum dalam berkembang masih sangat rendah
tingkat peradabannya, karena pada saat itu Manusia Zaman Mesolitikum hidupnya
mengembara sebagai pemburu, penangkap ikan dan pengumpul bahan makanan seperti jenis
Buah-Buahan, Jenis Ubi-Ubian, serta Keladi,dan bahan makananan lainnya yang ditemukan di
alam. Dan ini dinamakan Food Gathering. Ketika zaman paleolitikum terjadi sangat lama sekali
dengan kurun waktunya hampir 600.000 tahun, seperti kehidupan yang berat sekali dan
berusaha menjadi manusia seutuhnya dan memperistimewakan manusia sesungguhnya di alam
ini.

Kebudayaan mesolitikum yang masih ada jejaknya yaitu terdapat di pulau Sumatra,Jawa
Kalimantan, Sulawesi, dan ada juga di Flores. Serta terdapat hasil peninggalan yang dapat
diketahui bahwasanya manusia jaman dahulu masih hidup dari hasil berburu, menangkap ikan
dan mengumpulkan makanan yang disebut sebagia Food Gathering yang terjadi pada jaman
paleolitikum, akan tetapi ada manusia yang sudah mempunyai kehidupan yang layak seperti
mempunyai tempat tinggal tetap, dan sekarang bercocok tanam sudah mulai dikenal. Dan ada
bekas tempat tinggal yang ditemukan di pinggiran pantai yang disebut kyokkenmoddinger dan
ada yang tinggal di dalam gua disebut abris sous roche dan didalam tempat itu ditemukan
bekas kebudayaan lepas lainnya.

C. Manusia pendukung kebudayaan zaman mesolitikum

Pada masa Zaman Mesolithikum ini terdapat beberapa jenis manusia pendukung zaman
mesolithikum. Manusia pendukung dari kebudayaan Zaman Mesolithikum yaitu manusia dari
Ras Papua Melanesoid dengan pembuktian adanya hasil fosil yang berupa manusia papua
Melanesoid.

• Suku irian ( Indonesia).

Ciri-ciri manusia pada suku Irian yaitu banyak suku irian yang masih memiliki pemikiran
tertutup dan cenderung primitif atau belum bisa berbaur dengan lingkungan alam luar karena
suku irian hidupnya di kedalaman. Serta suku Irian mempunyai pakaian dengan ciri khas yang
belum bisa menutupi tubuhnya secara maksimal dan memakai hiasan seperti kalung.

• Suku sakai ( siak)

Suku sakai atau siak memiliki ciri fisik yang khas dimana suku sakai ini memiliki kulit yang
cenderung kecoklatan serta gelap, dengan bentuk rambut yang condong keriting membentuk
gelombang.
D. Kehidupan Kebudayaan Mesolitikum

a. Kondisi sosial pada zaman mesolitikum.

• Pada kondisi zaman mesolithikum manusianya selalu hidup rukun, dan dalam hal
sosialnya jenis manusia zaman mesolithikum selalu hidup nomaden atau paleolitikum dengan
cara mencari makan berburu dengan tingkat sederhana yaitu kondisi sosialnya selalu
berlangsung dengan baik karena terdapat hubungan interaksi dengan alam untuk mencari
makan dengan hasil berburu setelah itu hasil tangkapannya diolah dengan cara sederhana

• Semi sedentair atau mesolitikum yaitu manusianya selalu menggantungkan hidupnya


dengan alam dan suka berpindah-pindah tempat untuk menguumpulkan makanan seadanya.

• Perundagian yaitu keadaan sosial dimasa perundagian yang kehidupannya sudah mulai
maju, dan sudah banyak terlihat membaik seperti banyak desa dan meningkatkatnya aspek
sosial serta adanya mutu kesejahteraan dan sudah mulai terllihat manusianya mulai terjamin.
Pada masa perundagian manusaia di masa zaman mesolithikum ini sudah mulai memiliki
kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan logam, sehingga dari logam tersebut sudah
dapat dibentuk untuk diperjual belikan karena bisa menjadi uang , bukan berarti zaman
mesolitikum selalu memakai logam dan meninggalkan jenis bebatuan, akan tetapi semua
manusia yang ada di zaman mesolithikum ini tetap memanfaatkan batu dan logam untuk alat
dalam kehidupan hariannya karena logam mulai langka.

b. Kondisi ekonomi

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Pada zaman mesolithikum ini secara fisik jenis manusia hidupnya bergantung dengan alam, baik
secara flora maupun faunanya, dan untuk memenuhi kebutuhannya selalu mengandalkan alam
dengan cara berburu hewan seadanya untuk dimasak dan dimakan.Dengan tingkat
keterbatasan dalam berfikir manusia yang sangat rendah membuat manusia ini menjadi
berpindah-pindah untuk mencari tempat kehidupannya

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut


Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut seperti ini manusia zaman
mesolithikum sudah mulai mengenal teknik dalam mengolah logam, sudah mulai memiliki sikap
yang terbuka dalam keadaan hidup di alam seperti hidup di hutang belantara. Dan manusaia
zaman mesolithikumsudah mulai mandiri dengan tujuan supaya tidak mengandalkan alam
secara sepenuhnya, akan tetapi manusia saat ini sudah bisa mengahasilkan alat dengan sisi
keindahan estetik tinggi yang disebut sebagai pasca plestosen.

o Masa bercocok tanam

Pada masa bercocok tanam manusia saat itu sudah bisa menghasilkan makanan dengan
bercocok tanam dengan cara sederhana dan mulai membuat lahan seperti lahan bertani dan isi
dengan sayur, buah, ubian dan lain sebagainya . Dengan adanya kegiatan bercocok tanam
membuat manusia zaman mesolithikum ini tidak lagi berpindah dan sudah mulai menetap
untuk hidup disatu tempat.

E. Sistem Kepercayaan

Manusia purba pada masa kebudayaan Mesolithikum ini memiliki kepercayaan spiritual
animism dan dinamisme. Mereka mempercayi roh nenek moyang dan benda mati. Pada saat
berkembangnya kebudayaan, manusia purba mulai menetap dalam gua kepercayaan
spiritualnya menjadi leebih kuat karena dekat dengan sumber mata air.

2.2. Ciri-Ciri Kebudayaan Pada Zaman Mesolithikum

1. Alat- alat pada zaman Mesolithikum kali ini hampir mirip dengan Paleolithikum seperti
adanya kapak-kapak yang terbuat dari batu masih kasar.

2. Ditemukannya bukti kerang dipinggir pantai yang disebut Kjokkenmoddinger

3. Manusianya bertempat tinggal semi permanen seperti digua atau di pantau

4. Manusianya memiliki kemampuan bercocok tanam walaupun caranya masih sederhana

5. Masih melakukan pengumpulan makanan atau food gathering .


2.3. Hasil-Hasil Kebudayaan

1. Hasil kesenian zaman mesolitikum.

setiap prilaku itu ada maksud dan tujuannya, tidak terkecuali orang-orang pada zaman
prasejarah. Dahulu di Eropa banyak didapatkan hasil-hasil kesenian. Dimana menurut para ahli
yang berasal dari jaman akhir palaeolithikum. Sedangkan sekarang negeri ini terdapat tanda-
tanda akan adanya kesenian baru yang ditemukan dalam jaman mesolithikum. Di antara alat-
alat batu yang ditemukan di kjokkenmoddinger ada dua buah kapak yang diberi hiasan
diantaranya adalah Gambar dengan garis-garis sejajar, sedangkan yang lainnya semacam
gambar mata. Gambar itu diibaratkan seperti tanda adanya seseorang belaka atau hannya
sebagai hiasan saja, belum Ada bukti yang pasti. Namun, gambar-gambar tersebut dianggap
seebagai permulaan kesenian.

kesenian mesolithikum juga telah ditemukan bekas-bekasny salah satunya ialah di gua Leang-
leang bertempat di Sulawesi Selatan yang berupa gambar berwarna dari seekor babi hutan
yang sedang berlari, dan di beberapa gua lainnya terdapat gambar-gambar (cap) tangan
berwarna merah.

Van Heekeren mengatakan bahwa gambar babi hutan itu berumur sekitar 4000 tahun
bertepatan dengan berakhirnya jaman mesolithikum serta di mulainya jaman neolithikum.

Beberapa contoh hasil kesenian :

• Gambar. yang berfungsi sebagai magi perdamaian sulawesi selatan, berupa teraan
tangan yang bertujuan membimbing orang mati. untuk magi perwujudan perdamaian pada
setiap daerah dan bangsa itu berbeda-beda.

• Patung Tua “Venus Willendorf. patung ini terbuat dari batu kapur yang tingginya 4,5 inci
dibuat 15.000-10.000 tahun sebelum masehi. dari segi bentuk patung ini, ditujukan untuk
menjaga kelestarian dan dan meningkatkan kesuburan wanita.
Awalnya seni lukis dan seni patung berawal dari penelitian serta fungsi dari seni yang telah
dibuat menjadi pro dan kontra. kini seniman modern hannya mengkaji nilai keindahan dari
karya mereka, untuk di reproduksi.

Kebudayaan-kebudayaan zaman Mesolithikum di Indonesia, ditemukan di sekitar wilayah;


Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Dari kebudayaan-kebudayaan yang ditemukan
tersebut, kebudayaan zaman Paleolitikum yaitu nomaden (berpindah-pindah tempat) dan food
gathering (mengumpulkan makanan) masih ada pada zaman Mesolithikum. Pada zaman
Mesolitikum juga telah mengenal budaya menetap dan food producing (menghasilkan
makanan), meskipun skala kebudayaan tersebut tidak sebesar pada zaman Neolithikum.

1. Kjokkenmoddinger

Pada zaman mesolitikum terdapat keistimewaan pada corak bekas-bekas peninggalan manusia
pada zamannya yang disebut Kjokkenmoddinger (kjokken = dapur, modding = sampah, jadi arti
sebenarnya adalah sampah-sampah dapur). Peninggalan-peninggalan Kjokkenmoddinger
ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut, di antara Langsa di Aceh dan Medan,
beberapa puluh kilometer dari laut sekarang, tetapi dahulunya di tepi pantai (garis pantai
berubah-ubah).

Pada saat itu manusia purba mengumpulkan siput dan kerang untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang akhirnya kulit siput dan kerang tersebut dikumpulkan pada ratusan tahun yang
membentuk bukit kerang yang tinggi mencapai tujuh meter, bukit inilah yang dinamakan
kjokkenmoddinger. Dalam bukit kerang ditemukannya bermacam kapak genggam, kapak
genggam mesolitikum dinamakan kapak sumatra yang berdasar pada tempat ditemukannya.
Kapak genggam terbuat dari batu sungai yang dibelah, selain itu ditemukannya berbagai
pipisan yaitu batu penggiling yang digunakan untuk menggiling makanan dan menghaluskan cat
merah.

2. Abris Sous Roche

Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 1: Prasejarah, Ichtiar Baru van Hoeve, 2012
Abris sous roche merupakan tempat penemuan kedua dari kebudayaan mesolitikum, yaitu gua
yang digunakan sebagai tempat tinggal. Gua-gua tersebut sebenarnya lebih menyerupai ceruk-
ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberi perlindungan terhadap hujan dan
panas. Pada saat ini alat yang ditemukan adalah alat alat batu, seperti ujung panah, kapak-
kapak yang sudah diasah, alat-alat dari tulang belulang manusua dan dari binatang yang
ditemukan dalan ceruk gua.

3. Kebudayaan Bacson–Hoabinh

Penyelidikan terhadap persebaran kapak sumatra dan kapak pendek sampai ke daerah Tonkin
di Indo-Cina. Di sana ditemukan pusat kebudayaan prasejarah, yaitu di Pegunungan Bacson dan
di daerah Hoabinh yang letaknya berdekatan.

Kapak-kapak yang dikerjakan secara kasar terdapat di samping kapak-kapak yang sudah diasah
tajamnya (Proto Neolitikum). Di antara kapak-kapak tersebut terdapat pebbles (kapak sumatra
dan kapak pendek) dan alat-alat tulang. Seorang ahli prasejarah dari Prancis, Mme Madeleine
Colani menamakan kebudayaan tersebut kebudayaan Bascon-Hoabinh. Kebudayaan Bascon-
Hoabinh sampai di Indonesia melalui Thailand dan Malaysia Barat. Hasil kebudayaan pada
zaman mesolitikum ini memang dapat pengaruh dari luar karena adanya terkaitan pada alat -
alat yang ditemukan.

Peta pesebaran hasil kebudayaan mesolitikum

1.4. Jenis Manusia Pada Saat Zaman Mesolitikum Serta Buktinya

Manusia Zaman Mesolitikum merupakan salah satu dari ciri zaman batu tengah, zaman ini
manusia telah bertempat tinggal tetap (gua). Berdasarkan penemuan dan ciri-ciri yang telah di
lihat dari alat, teknologi dan kebudayaannya menunjukkan bahwa pada zaman ini manusia
berkembang lebih cepat dibandingkan dengan zaman batu tua yang di debut peradaban abris
sous roche.

Peradaban mesolitikum manusia pendukungnya merupakan campuran bangsa - bangsa


pendatang dari asia, pada zaman ini manusia juga menggunakan flake dan microlith stay
bebatuan pipih, segitiga dan trapesium yang ukurannya kecil. Di perkirakan bebatuan tersebut
digunakan sebagai alat pemotong benda yang lunak, seperti daging buruan atau umbi-umbian.

Menurut ahli Arkeologi Benda - benda tersebut banyak di temukan di daratan tinggi Bandung.
Bandung yang sekarang terkenal dari danaunya besar yang di kelilingi gunung-gunung sehingga
tepian danau tersebut dinyatakan sebagai tempat tinggal manusia pendukung peradaban
zaman batu tengah dan menggunakan alat flake dan microlith. Adapun jenis manusia
pendukung/bangsa pada zaman mesolitikum yaitu :

1. Papua Melanosoid

2. Suku irian ( Indonesia).

3. Suku sakai ( siak)

4. Suku atca ( filipina)

5. Suku aborigin ( Australia)

6. Suku semang ( Malaysia)

Anda mungkin juga menyukai