Anda di halaman 1dari 4

• Gambaran umum

Zaman Mesolitokum atau disebut juga Zaman Batu Madya, merupakan periode
perkembangan teknologi manusia setelah Zaman Batu Tua (Paleolitikum) dan
sebelum Zaman Batu Muda (Neolitikum).
Zaman Mesolitikum diperkirakan berlangsung pada masa Holosen, sekitar
5000 – 10 000 tahun sebelum masehi.

• Kehidupan ekonomi
Kehidupan Ekonomi Mesolitikum didasarkan pada berburu fauna (binatang) di dalam
hutan, menangkap ikan, mencari kerang dan siput di laut atau di sungai, dan
mengumpulkan makanan dari lingkungan sekitar, misalnya umbi-umbian seperti keladi,
buah-buahan, biji-bijian, dan daun-daunan. menjadikan ekonominya pengumpul, tetapi
dalam transisi dari kehidupan nomaden ke kehidupan menetap, ia akan beralih dari
pengumpul menjadi produsen dengan penampilan dan perkembangan pertanian dan
ternak dalam periode Neolitikum.

Pada masa mesolitikum sudah terdapat manusia yang melakukan usaha bertani yang
dilakukan secara sederhana, Bercocok tanam dikerjakannya dengan amat sederhana
dan dilakukan secara berpindahpindah menurut keadaan kesuburan tanah. Hutan yang
akan dijadikan tanah pertanian dirambah dahulu dengan sistem tebas-bakar (slash and
burn). Di sini mereka menanam umbi-umbian seperti keladi sebab mereka belum
mengenal cara menanam biji-bijian. Mereka sudah menanam satu jenis padi liar yang
didapatkan dari hutan, dan kemudian mengetam dengan mempergunakan pisau-pisau
batu yang tajam. Setelah musim panen selesai, lahan pertanian yang sederhana itu
akan ditinggalkannya.

• Sosial:
Pada masa berladang, sebagian manusia purba mulai menempati rumah-rumah dari
kayu yang sifatnya semi permanen.
Selain itu, masyarakatnya diduga telah mengenal sistem organisasi sosial dan
pembagian kerja.
Hal ini didorong oleh pertambahan penduduk karena munculnya anggapan bahwa
jumlah anggota keluarga yang banyak akan lebih menguntungkan karena dapat
dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
pada akhir Mesolitikum, terjadi perkembangan yang cukup besar dari gender –
organisasi kesukuan, dan perubahan dalam hubungan sosial. Pada saat itu, jelas
dinyatakan apa yang disebut pembagian kerja alami, di mana laki-laki terlibat dalam
berburu dan memancing, dan perempuan mengumpulkan makanan nabati. Status
sosial laki-laki dan perempuan adalah sama. Namun, ada perbedaan lain antara
anggota komunitas atau lebih komunitas. Mereka umumnya berdasarkan pembagian
anggota kelompok menurut usia: anak-anak, dewasa, dan lanjut usia. Semua anggota
kategori sosial ini memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Kewajiban pertama
adalah bekerja, dan kemudian hak untuk menerima makanan, hak untuk menghadiri
dewan kesukuan, serta hak untuk menikah.

• Kebudayaan

Pendukung kebudayaan zaman batu tengah adalah Homo sapiens.


Peninggalan zaman Mesolitikum yang sangat terkenal adalah adanya kebudayaan
kjokkenmoddinger dan berkembangnya abris sous roche ( Abris sous roche adalah gua
yang berbentuk ceruk pada karang yang dipakai sebagai rumah atau tempat tinggal oleh
manusia purba pada masa zaman mesolitikum )

1. Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger berasal dari kata bahasa Denmark kjokken yang artinya dapur dan
modding yang artinya sampah. Dengan kata lain, kjokkenmoddinger adalah sampah
dapur atau sampah makanan dari manusia purba di zaman Mesolitikum.
Kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung.
Manusia purba saat itu hidup dari makan siput dan kerang. Setelah isinya diambil untuk
dimakan, kulitnya dibuang begitu saja, sehingga dalam waktu lama menjadi bukit kulit
kerang. Kjokkenmoddinger ditemukan di depan Pantai Sumatra Timur Laut, di antara
Langsa di Aceh dan Medan di Sumatra Utara.

2. Pebble

Pebble atau Kapak Sumatra ditemukan dari penelitian ahli arkeologi Pieter Vincent van
Stein Callenfels pada tahun 1925. Pebble culture banyak ditemukan di Sumatra Utara

3. Batu Pipisan
Batu pipisan adalah batu bata penggiling beserta landasannya. Batu pipisan berguna
untuk menggiling makanan dan menghaluskan pewarna atau cat merah.
Cat tersebut diduga digunakan untuk kegiatan yang terkait kepercayaan. Pipisan
ditemukan di Sumatra Utara, Sampung di Ponorogo, Gua Prajekan Besuki di Jawa
Timur, dan Bukit Remis Aceh.

4. Abris Sous Roche

Kebudayaan abris sous roche adalah kebudayaan manusia purba yang tinggal di gua-
gua. Manusia purba zaman Mesolitikum juga tinggal di gua yang tersebar di berbagai
tempat di Indonesia. Karena dijadikan tempat tinggal, gua seolah-olah menjadi
perkampungan manusia purba yang meninggalkan jejak-jejak kebudayaan.
Kebudayaan manusia purba zaman Mesolitikum yang tinggal di gua-gua menciptakan
kebudayaankebudayaan baru, yaitu kebudayaan tulang atau bone culture dan
kebudayaan Toala.

5. Kebudayaan Tulang Sampung

Bone culture adalah budaya manusia purba zaman Mesolitikum yang hidup di gua-gua
untuk menggunakan alat-alat sehari-hari dari tulang. Nama Sampung bone culture
berasal dari penemuan Callenfels di Gua Lawa di Jawa Timur yang sebagian besar
merupakan peralatan dari tulang.
Von Stein Callenfels merupakan peneliti pertama di Gua Lawa, dekat Sampung,
Ponorogo, Jawa Timur pada 1928-1931. Ia saat itu menemukan alat-alat dari batu,
seperti ujung panang dan flake, batu-batu penggolingan, kapak yang sudah diasah,
alat-alat dari tulang, dan tanduk rusa

6. Kebudayaan Toala

Kebudayaan Tala adalah kebudayaan suku bangsa Toala yang mendiami gua-gua di
Lamoncong, Sulawesi Selatan hingga akhir abad ke-19. Kebudayaan Toala
meninggalkan flake, alat-alat dari tulang, dan serpih bilah. Ujung serpih yang runcing
dapat menjadi alat penusuk untuk melubangi benda, seperti kulit.
Salah satu ciri khas kebudayaaan Toala adalah lukisan-lukisan di gua-gua tempat
tinggal warga suku Toala, seperti cap tangan dan lukisan babi hutan yang dicat.
Peninggalan lukisan kebudayaan Toala ada di Maros, Sulawesi Selatan.

• Sistem kepercayaan
Sistem kepercayaan yang ada pada zaman mesolitikum terbagi menjadi dua, yakni
nimism dan dinamisme. Pengertian nimism adalah percaya bahwa setiap benda
mempunyai roh atau kekuatan magis di dalamnya.
Mereka percaya jika manusia meninggal, jiwanya akan keluar dari jasmaninya dan
berpindah tempat ke suatu benda.
Sedangkan dinamisme merupakan paham kepercayaan yang yakin bahwa pada benda
tertentu terdapat kekuatan gaib. Contoh benda yang biasa dijadikan kepercayaan
dinamisme ialah batu besar, jimat, dan pohon.
Adanya kepercayaan pada zaman mesolitikum menandakan bahwa zaman ini sudah
lebih maju. Manusia pada zaman ini sudah bisa berpikir tentang kepercayaan apa yang
harus mereka anut. Selain itu, zaman mesolitikum juga sudah terdapat berbagai macam
kebudayaan.

 Kesimpulan
Zaman Mesolitokum merupakan periode perkembangan teknologi manusia
setelah Zaman Batu Tua (Paleolitikum) dan sebelum Zaman Batu Muda
(Neolitikum) sekitar 5000 – 10 000 tahun sebelum masehi. Dimana kehidupan
pada masa ini beralih dari kehidupan berpindah pindah ( nomaden ) menjadi
kehidupan semi permanen yang tinggal dirumah rumah atau goa ( Abris Sous
Roche )dengan adanya kehidupan ekonomi dan social yang ditandai dengan
adanya pembagian kerja, sistem ekonomi pengumpul, bercocok tanam secara
sederhana, yang dimana menghasilkan peninggalan berbagai kebudayaan
dalam bentuk artifak
Dan segala bentuk kehidupan social, ekonomi, maupun alat alat sederhana yang
sudah ada pada zaman tersebut-lah yang merupakan dasar dari segala bentuk
teknologi dan sistem ekonomi maupun social yang ada dan diterapkan pada
zaman modern ini

Anda mungkin juga menyukai