No : 04
Abstraks :
pada saat ini wisata bersejarah kurang dilirik oleh kaum kaula muda seperti
bendungan Rolak Songo yang memiliki banyak historisnya. Adanya latar
belakang peninggalan Rolak Songo membuktikan bahwa betapa pentingnya
bendungan untuk pengairan dan mencegah terjadinya banjir. Tidak hanya untuk
mencegah banjir dan untuk pengairan saja, namun bendungan Rolak Songo juga
berfungsi sebagai penghubung perekonimian antara warga Sidoarjo dan juga
Mojokerto. Seingga pemerintah harus terus merawat dan melestarikan bendungan
tersebut.
Kata Kunci :
Pendahuluan :
Metode Penelitian :
Pengertian Bendungan
Bendungan atau Empangan atau istilah pinjaman Inggris dam adalah konstruksi
yang dibangun untuk menahan tapu air menjadi waduk, danau, atau tempat
rekreasi Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalisan air ke sebuan
Pembangkit Listrik Tenaga Air Kebanyakan dam juga memakai bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang da dinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan
bendungan sebagai bangunan yang berupa tanan, bahu, beton, atau pasangan batu
yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air dapat juga dibangun
untuk menampung simbah tambang atau lumpur Bendungan (dam) dan bendung
(wei) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda Bendung (we) adalan struktur
bendungan berkepala rendah (owhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan
muka air biasanya terdapat di sungas Ar sunga yang permukaannya dinakkan akan
melimpas melatu puncak/mercu bendung (overflow) Dapat digunakan sebagai
pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak
pengilingan tradisional di negara-negara Eropa Di negara dengan sungai yang
cukup besar dan deras atrannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan
membentuk suatu sistem transportasi air Di Indonesia, bendung dapat digunakan
untuk irigasi bla misanya muka air lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Salah satu bangunan besar pada masa kolonial di Mojokerto adalah Dam Rolak
Songo. Bendungan pembagi air kali Brantas itu terletak di Lengkong Mojokerto
dan karenanya dinamakan Stuwdam Lengkong. Rolak songo yang kita lihat
sekarang bukanlah bangunan yang dibuat oleh Belanda. Rencana pembuatan
bendungan itu dimulai tahun 1850 atas inisiatif Residen Surabaya. Rancangan
teknisnya dibuat oleh Insinyur C. Geil. Biaya yang disediakan oleh pemerintah
kolonial mencapai 2,6 juta Gulden. Biaya yang cukup besar untuk ukuran saat itu
diluar ongkos tenaga kerja. Memang pada dimulainya pembangunan, tenaga kerja
pribumi didapat dari wajib kerja rodi. Pengerjaan stuwdam Lengkong dimulai
pada tahun 1852 dan selesai tahun 1857. Dari dam tersebut dibuatkan pintu air
memuju ke wilayah Sidoarjo untuk mengairi sekurangnya 32 ribu hektar sawah.
Tujuan pembangunan Dam Lengkong utamanya untuk menunjang industri gula
yang mulai dibangun pada kisaran tahun 1820-an. Di Sidoarjo sendiri kemudian
berdiri 13 pabrik gula yang semuanya sangat tergantung pada air yang dialirkan
dari Dam Lengkong tersebut. Walaupun berada di wilayah administrasi
Mojokerto, Dam Lengkong dibuat bukan untuk kepentingan rakyat Mojokerto.
Meskipun demikian, tenaga kerja yang dikerahkan secara paksa banyak
didatangkan dari Mojokerto. Untuk pengerahan kerja paksa itu Bupati
Kromodjojo Adinegoro memegang peran penting. Mungkin karena jasanya dalam
pengerahan rakyatnya itulah, Kromodjojo yang nama aakinya R. Aersadan itu
mengklaim sebagai orang yang membuat Dam Rolak Songo.
Manfaat Bendungan Rolak Songo Untuk Pengairan
Manfaat yang didapat oleh rakyat Mojokerto pada saat pembangunan Dam
Lengkong pada saat jaman kolonial adalah berkurangnya banjir dari kali Brantas.
Pemerintah Kolonial buakan hanya membuat dam, ikut dibuat pula tanggul kali
Brantas. Tanggul yang lumayan tinggi itu sebagai tembok yang membuat kota
Mojokerto bebas banjir meskipun permukaan airnya sedang tinggi. Lokasi dam
saat itu tepat berada di sisi pintu air yang mengarah ke desa Mliniprowo. Di dekat
pintu air itu terdapat rumah tua yang belakangan difungsikan sebagai bengkel
kerja dam Lengkong, untuk mengurus semua pengelolaan air Kali Brantas
kemudian didirikan lembaga yang bernama Provincialen Wateestaatsdienst
Afdeling Brantas atau Dinas Pengairan Provinsi seksi Brantas. Kantor dinas
pengairan itu ada di selatan alun-alun Mojokerto. Setelah berdirinya dinas yang
ada dibawah naungan Burgerlijke Openbare Werken (BOW) atau departemen
Pekerjaan Umum maka kantor yang ada di Mliriprowo dipindahkan ke kantor
baru yang diresmikan tahun 1912 tersebut. Sebagai sebuah lembaga, Irrigatie
Afdeling Brantas dibentuk dengan payung hikum Gouvernements Besluit
tertanggal 16 Januari 1892 dengan nomor surat 21.
Penutup
Daftar Rujukan
https://www.facebook.com/2016135171946766/photos/studam-lengkong-rolak-
songobukan-dam-rolak-songo-yang-sekarang-salah-satu-
bangun/2098267667066849/
https://www.beritabaik.id/read?editorialSlug=tempat-
wisata&slug=1551152342991-lebih-dari-seabad-bendungan-rolak-songo-ini-
masih-begitu-memikat
https://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan
Lampiran