Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH KURIKULUM DI INDONESIA

Ditulis sebagai salah satu syarat perkuliahan


Mata Kuliah : Pengantar Kurikulum
Dosen Pengampu : Muhamad Faizul Amirudin, M.Pd.I

Disusun :
Muhammad Novrizal Arizky Hidayat : 2125.0055
Muhammad Ulul ‘Azmi Hidayatullah: 2125.0056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BUMI SILAMPARI LUBUKLINGGAU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat rahmat
dankarunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema
“SejarahPerkembangan Kurikulum di Indonesia” Makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar Kurikulum. Tentunya dalam
menyelesaikan makalah ini, kami menghadapi beberapa kendala tetapi atas bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak,
olleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam diskusi dikelas nanti dan tentunya masukan dan bimbingan dari pengampu
mata kuliah Pengantar Kurikulum itu sendiri yaitu Bapak Muhamad Faizul
Amirudin, M.Pd.I agar sekiranya tugas ini bisa menjadi lebih baik meskipun jauh
dari kata kesempurnaan, karena hanya Allah Swt maha pemilik kesempurnaan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Lubuklinggau, 07 November 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah ................................................................................ 3
B. Pengertian Kurikulum .......................................................................... 5
C. Sejarah dan Perkembangan Kurikulum di Indonesia ............................ 6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................16
B. Saran ...................................................................................... ..............16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin


ilmu, dewasa ini berkembang sangat pesat, baiksecara teoretis maupun
praktis. Jika dahulu kurikulum tradisional lebih banyak terfokus pada
mata pelajaran dengansistem penyampaian penuangan, maka sekarang
kurikulum lebih banyak diorientasikan pada dimensi-dimensi baru,seperti
kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan
industry, era globalisasi, dengan berbagai permasalahannya, politik,
bahkan dalam praktiknya telah menyentuh dimensi teknologi informasi
dan komunikasi.Kurikulum sendiri adalah sebagai kombinasi bahan
untuk membentuk kerangka isi materi serta metode belajarapa yang akan
di terapkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pelajaran tersebut
kepada siswa atau akan diajarkan kepada siswa di sekolah.

Jika ingin membangun suatu bangsa, maka bangunlah yang


pertama sistem pendidikannya, dan jika anda ingin membangun
pendidikan, maka bangunlah yang tersendiri. Dengan demikian,konsep
kurikulum teknologis dapat berbentuk aplikasi teknologi pendidikan dan
dapat juga berbentuk penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak
dalam pendidikan. Prosedur pembelajaran didasarkan pada psikologi
behaviorisme dan teori stimulus-respons (S –R Bond). Artinya, tujuan
yang dirumuskan harus berbentuk perilaku(behavioral objective) yang
dapat diukur dan diamati serta diarahkan untuk menguasai sejumlah
kompetensi.Metode stimulus-respons ini sangat sering di gunakan oleh
guru, karena metode ini sangat baik untuk menumbuhkan semangat
belajar siswa, karena dengan metode stimulus-respons ini guru banyak
memberikan rangsangan-rangsangan, seperti pertanyaan, tugas, dan kuis
yang menuntut peserta didik memberikan respons.

1
Jika jawaban peserta didik betul, maka harus segera diberitahukan
karena merupakan reinforcement antara stimulus dengan respons atau
antara pertanyaan dengan jawaban. Jika salah harus diberikan perbaikan
atau feedback. Sehingga siswa dapat memberikan respons yang tepat dan
tuntas (mastery learning). Pendekatan pembelajaran ini secara individual
artinya peserta didik menghadapi tugas dengan kecepatan masing-masing

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah?
2. Apa pengertian kurikulum?
3. Bagaimana sejarah kurikulum dan perkembangannya di indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Dapat menetahui dan memahami pengertian sejarah
2. Dapat mengetahui dan memahami pengertian kurikulum
3. Dapat mengetahui bagaimana sejarah kurikulum dan
perkembangannya di indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun
yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya
suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal
(peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Dalam
perkembangannya menjadi akar, keturunan asal-usul, riwayat dan silsilah.
Dalam bahasa inggris sejarah di sebut history, Bahasa Yunani (istoria), bahasa
Jerman (geschicht).1
Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang
sesungguhnaya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya dapat lebih
luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat
dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi, serta ilmu pendidikan.
Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Para
sejarawan tertarik dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau baik
dalam bidang politik, ekonomi, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas
(seperti yang berkaitan dengan seni, musik, arsitekur Islam, literatur),
keilmuan dan intelektual. Hal itulah yang membuat para ilmuwan mengkaji
tentang sejarah di masa lampau mengenai berbagai bidang kehidupan.
Adapun ilmu sejarah sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk
mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah
meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta
pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Ilmu sejarah mempunyai
cakupan yang luas dalam pembahasanya. Hal ini dikarenakan kajiannya yang
mencakup semua bidang kehidupan dan keterhubungannya dengan ilmu-ilmu
sosial yang lain.

1
Muhammad Habib Mustopo dkk, Sejarah 1(Jakarta: Yudhistira, 2010), hal. 3

3
Sedangkan dalam bahasa Indonesia sejarah dapat di artikan riwayat
kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul
keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Umumnya sejarah di
kenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai ilmu
pengetahuan mempelajari sejarah bearti menerjemahkan informasi dari
catatan-catatan yang di buat oleh perorangan, keluarga, dan komunitas.
Pengetahuan akan sejarah melingkupi pengetahuan akan kejadian-kejadian
yang sudah lampau serta pengetahuan cara berfikir secara historis.
Pengertian sejarah menurut beberapa tokoh ialah :
1. Moh. Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang di susun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwa yang di buktikan degan kenyataan.
2. R. Moh Ali
a. Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang seluruhnya berkaitan
dengan hidup manusia.
b. Sejarah adalah cerita yang tersusun sistematis.
c. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa
dan kejadian-kejadian pada masa lampau.
3. Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah di perbuat
manusia.
4. J.V Brice
Sejarah adalah catatan tentang segala yang telah di pikirkan, di
katakana, dan di perbuat manusia. Pengertian sejarah berbeda dengan
ilmu sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau
sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa
penting masa lalu manusia.2

2
Hugiono, P.K. Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: PT RINEKA
CIPTA,1992), hal. 3

4
B. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu
berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan
siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung
jawabkan. Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu:
1. Menurut Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.”
2. Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang
diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau
jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang
dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk
seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
3. John Dewey 1902;5, kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah
dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini.
Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.
4. Frank Bobbit 1918, kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang
tak terarah dan terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu
atau satu siri latihan pengalaman langsung secara sadar digunakan oleh
sekolah untuk melengkapi dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep
beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu melalui
segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.
5. Hilda Taba ; 1962, kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat
rencana untuk peserta didik selama di sekolah

5
6. Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya
“Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha
sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman
maupun diluar sekolah”.

Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian
kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan
belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi
anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Kurikulum dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah
dan tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.komponen kurikulum yaitu :
a. Komponen tujuan
b. Komponen isi/materi
c. Komponen media (sarana dan prasarana)
d. komponen strategi
e. Komponen proses belajar mengajar
f. Evaluasi (penilaian)

C. Sejarah Dan Perkembangan Kurikulum Di Indonesia


Sejarah mencatat bahwa Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia
yakni kurikulum 1947 sampai kurikulum2013, kurikulum tersebut mengalami
pembaruan-pembaruan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang
semakinmodern dan tentunya karena faktor perkembangan zaman. Berikut
kurikulum dari dulu sampai sekarang3
1. Rentjana pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai
istilah dalam bahasa Belanda leer plan artinyarencana pelajaran, istilah ini
lebih popular dibanding istilah curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah

3
Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat
dan Iptek (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1999), hal 18.

6
pendidikanlebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana
Pelajaran 1947, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950.Bentuknya memuat dua hal pokok:a. Daftar mata pelajaran
dan jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran.Pada saat itu,
kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda danJepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunakan sebelumnya.
Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakansebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu
masih dalamsemangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusiaIndonesia yang merdeka
dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Orientasi
Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang
diutamakan adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegaradan
bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai
istilah dalam bahasa Belanda leer plan artinyarencana pelajaran, istilah ini
lebih popular dibanding istilah curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah
pendidikanlebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana
Pelajaran 1947, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya,

7
b. Garis-garis besar pengajaran.Pada saat itu, kurikulum pendidikan di
Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda
danJepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya.

3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964


Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan
1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam limakelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional prak tis. Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah
kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di indonesia.
Kali ini diberi nama dengan Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi
ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program
pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional,
kerigelan dan jasmani.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar
rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani.
Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada
pengembangandaya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis.

8
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni
dilakukan perubahan struktur kulrikulum pendidikan dari
pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus.Kurikulum ini merupakan perwujudan
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum
1968 menekankan pendekatanorganisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Jumlah pelajarannya sebanyak sembilan. Djauzak menyebut Kurikulum
1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok.-
pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untukmembentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani,moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan
danketerampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan
kuat.Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum
1968 menekankan pendekatanorganisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

9
5. Kurikulum Periode 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangiadalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang
terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK
dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini
dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan
Instruksional Umum (TIU), Tujuan InstruksionalKhusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
Guru harus trampil menulisrincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru
sibuk menulisrincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.

6. Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan


Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapifaktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang
disempurnakan. Posisisiswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL).Tokoh penting dibalik lahirnya
Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala
PusatKurikulum Depdiknas periode 1980-1986.
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
sekolah-sekolah yang diujicobakan,mengalami banyak deviasi dan
reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak
sekolahkurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah

10
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswaberdiskusi, di sana-sini ada
tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar
modelberceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999


Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun
menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapatmenerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan
pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilanmenyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Kurikulum
1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum
1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito
menjelaskan.
Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil
karena beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional
hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing,misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah,
dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompokmasyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Walhasil, Kurikulum 1994 menjelmamenjadi kurikulum super padat.
Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999 lebih pada menambal sejumlah
materi.

11
8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikulum 2004, disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Suatu program pendidikan berbasiskompetensi harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang
sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan pengembangan
pembelajaran.Ciri-ciri KBK sebagai berikut:
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning
outcomes) dan keberagaman.
2) Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi,. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
3) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
4) Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek,
kelas dan semester.
5) Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun
dan dibagi menurut aspek dari mata pelajarantersebut.
6) Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun
pelajaran pada setiap level..5
Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,
1. Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil
belajar mereka pada level ini?
2. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas
kurikulum dinyatakan dengan kata kerjayang dapat diukur dengan
berbagai teknik penilaian..
Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan
indikator adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana kita
mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan?

12
Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi
yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu
kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus
dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
untukmelakukan sesuatu4
Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Setiap mata pelajarandirinci berdasarkan
kompetensi apa yang mesti di capai siswa. Kerancuan muncul pada alat
ukur pencapaiankompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir Sekolah
dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.
Bilatujuannya pada pencapaian kompetensi yang diinginkan pada
siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada praktik atausoal uraian
yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi
siswa. Walhasil, hasil KBK tidakmemuaskan dan guru-guru pun tak
paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat
kurikulum.

9. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran)


2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) yang selanjutnya

4
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta, Puskur Balitbang Kemendiknas, 2010),
hal. 7

13
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional(Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006.

Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat


15,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing
satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikanstandar kompetensi serta kompetensi
dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).Disamping itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan
kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristikdaerah, serta peserta
didik.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang
disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya
model-model kurikulumtingkat satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial budayamasyarakat setempat,
dan peserta didik.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensidaerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untukmemungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan
PanduanPenyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,SMA/MA/SMALB, dan
SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang
akan dilaksanakan padatingkat satuan pendidikan yang bersangkutan
dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur
pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006tentang standar isi kurikulum

14
dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah
kurikulum 2006yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004.

Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam


penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem
pendidikan.Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkansekolah dalam hal ini guru
dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan
penilaiannya sesuaidengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah
perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah
binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah
setempat.Pada akhir tahun 2012 KTSP dianggap kurang berhasil, karena
pihak sekolah dan para guru belum memahamiseutuhnya mengenai
KTSP dan munculnya beragam kurikulum yang sulit mencapai tujuan
pendidikan nasional. Makamulai awal tahun 2013 KTSP dihentikan
pada beberapa sekolah dan digantikan dengan kurikulum yang baru.

10. Kurikulum Periode 2013


Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan
pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya.Berdasarkan informasi
beberapa hal yang baru pada kurikulum 2013.Kurikulum 2013 sudah
diimplementasikan padatahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-
sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi
padatanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai
perbedaan dengan yang lama.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Sejarah Kurikulum dari Masa ke Masa, maka
dapat di simpulkan bahwa kurikulumtersebut merupakan suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola
pengembangan pendidikan di sekolah dan untuk mencapai tujuan yang efektif
serta efisien dalam bidang pendidikanmaka di butuhkan sumber daya yang
berupa person, money, materials, method, machines, market, minute
daninformation.

B. Kritik dan Saran


Dalam pembuatan makalah Sejarah Kurikulum di Indonesia ini tentu
akan menemui banyak kesalahan baik sengaja maupun tidak. Maka dari itu,
kami selaku penulis makalah tentu sangat mengharapkan kritik serta saran yang
baik untuk acuan makalah yang akan dating.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo dan Sri Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Agung, Leo. 2015. Sejarah Kurikulum Sekolah Menengah di Indonesia: Sejak
Kemerdekaan Hingga Reformasi. Yogyakarta: Ombak.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Dirman dan Cici Juarsih. 2014. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Djojonegoro, Wardiman. 1995. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fakultas Ilmu Sosial. (2013) Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa. Universitas Negeri Medan, Medan.
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, Hamid. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia Isu Dalam Ide Pembelajaran. Bandung:
Rizqi Press
Kochhar, S.K. 2008. Teaching of History. Jakarta: Grasindo. Mukhtar, H. 2010.
Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung Persada Press.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai