Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERADABAN ISLAM

ARTI DAN IDENTIFIKASI SEJARAH, KONSEPSI


PENELITIAN SEJARAH, OBJEKTIVITAS DAN
SUBJEKTIVITAS SEJARAH, KONSEPSI PEMBELAJARAN
SEJARAH, DESAIN MENGAJAR SEJARAH, DAN
SIGNIFIKASI KAJIAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Peradaban Islam

Dosen pengampu :
H.A. Thoyyib Mas’udi, MA, MM

Disusun oleh :
M. FANANI AL KHOLIDI
KHOLIDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUDDIN TAHUN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Arti
dan identifikasi sejarah, konsepsi penelitian sejarah, objektivits dan
subjektivitas sejarah, konsepsi pembelajaran sejarah, desain mengajar sejarah,
sidnifikasi kajian dan pembelajaran sejarah ” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Dan kami juga berterima
kasih kepada Bapak H.A. Thoyyib Mas’udi, MA, MM selaku Dosen mata
kuliah Peradaban Islam di Institut Agama Islam Qomaruddin yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peradaban Islam. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Gresik, 2 Maret 2021

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 4
C. TUJUAN................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
A. Arti dan identifikasi sejarah............................................................................... 5
B. Konsepsi penelitian sejarah................................................................................ 6
C. Objektivitas dan subjektivitas sejarah.............................................................. 7
D. Konsepsi pembelajaran sejarah ......................................................................... 8
E. Desain mengajar sejarah..................................................................................... 9
F. Sidnifikasi kajian dan pembelajaran sejarah .................................................. 10

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10


a) KESIMPULAN................................................................................................... 11
b) SARAN................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bisa dijadikan jas merah, sebenarnya
maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah “jangan sampai melupakan sejarah”. Apalagi
kita sebagai orang islam dan menuntut ilmu di institut agama islam tentunya harus paham
akan sejarah kebudayaan islam di masa dahulu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa
dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Khususnya peradaban-
peradaban islam di masa lalu. Umat islam sekarang mengalami dekadensi yang teramat
buruk, satu dengan yang lain saling mengkafirkan, watak mereka yang dicampuri imprealis
lebih senang meng-eksploitasi, tidak sedikit masyarakat miskin kota digusur rumahnya
padahal islam tidak mencontohkan seperti itu, pendidikan ter-influence oleh pendidikan barat
yang kemudian lulusannya hanya menghasilkan agen barat dan mengikis kultur islami lokal
dan menghilangkan identitas lokal, pemimpin yang mengaku beragama islam lebih senang
menarik pajak dan tidak mendistribusikannya kepada masyarakat, mereka lebih senang
memasukannya kedalam perut mereka, dan ada lagi kontradiksi dan kontra produktif yang
tidak etis, seolah-olah mereka bukan penduduk Indonesia yang terkenal dengan
kesopanannya.
Pada kesempatan ini kami akan menjelaskan sedikit mengenai sejarah mulai dari arti dan
identifikasi sejarah, konsepsi penelitian sejarah, konsep objektivitas dan subjektivitas sejarah,
konsepsi pembelajaran sejarah, desain pembelajaran sejarah dan signifikasi kajian dan
pembelajaran sejarah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa arti dan identifikasi sejarah?


2. Bagaimana konsepsi sejarah?
3. Apa objektivitas dan subjektivitas sejarah?
4. Bagaimana konsepsi pembelajaran sejarah?
5. Bagaimana desain mengajar sejarah?
6. Bagaimana sidnifikasi kajian dan pembelajaran sejarah?
C. Tujuan
Tujuan dari disusun dan di tulisnya makalah ini yang terutama adalah untuk Memenuhi
tugas yang telah di berikan dosen pengampu kami kepada kami. Namun, disamping itu
4

bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menambah ilmu tentang Sejarah peeradaban
islam.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. ARTI DAN IDENTIFIKASI SEJARAH


Kata “sejarah” dalam bahasa Arab dikenal dengan “Tarikh” dari akar kata “arrakha” yang
berarti menulis atau mencatat dan catatan tentang waktu serta peristiwa. Ada yang
berpendapat bahwa kata “sejarah” yang menjadi kosa kata Bahasa Indonesia modern berasal
dari bahasa arab “syajarah” yang berarti pohon atau silsilah, seperti ungkapan”huwa min
syajarotin thayyibah” yang berarti dia dari silsilah, atau asal usul yang baik. Pendapat lain
mengatakan bahwa kata “ syajarah” sebagaimana pengertian yang di gunakan dalam literatur
Bahasa Indonesia modern sebenarnya adalah terjemahan dari kata “ Historia” (YUNANI)
yang kurang lebih berarti “ belajar dengan cara bertanya-bertanya”. Dalam Bahasa inggris di
kenal dengan “ History” Bahasa prancis “ historie” dan Bahasa italia syair pahlawan dan lain-
lain(William H. Frederick, 1982).

Berdasarkan makna secara kebahasaan sebagaimana terurai di atas diketahui bahwa


sejarah berkaitan erat dengan waktu dan peristiwa masa lampau. Karena itu, dalam ilmu
sejarah masalah waktu sangat penting, terutama dalam memahami suatu peristiwa yang oleh
para sejarawan digunakan untuk menentukan periodesasi.

Secara terminologis (istilahi) pengertian sejarah memiliki beberapa variasi.


Nuruzzaman as-Shiddiqi (1983) mendefinisikan sejarah sebagai peristiwa masa lampau yang
tidak sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa itu, tetapi juga interpretasi atas
peristiwa yang terjadi dengan melihat kepada hukum sebab akibat. Sementara R.M. Moh. Ali
(1965) mengemukaan pengertian sejarah dengan mengacu tiga makna, yaitu: (1). Sejumlah
perubahan, kejadian, dan peristiwa dalam kenyataan, disekitar kita (2). Cerita tentang
5

perubahan, kejadian dan peristiwa yang merupakan realistis tersebut, (3). Ilmu yang
bertugas menyelidiki perubahan, kejadian dan peristiwa yang merupakan realistis tersebut.

Dalam perkembangannya, sejarah hanya terbatas pada aktivitas manusia berhubungan


dengan kejadian-kejadian tertentu (unik) yang di susun secara kronologis. Sedangkan ilmu
sejarah merupakan ilmu yang berusaha menentukan pengetahuan tentang masa lalu suatu
masyarakat tertentu. Disiplin sejarah sebetrulnya sejajar dengan ilmu-ilmu sosial yang lain
seperti sosiologi, ilmu politik, dan antropologi tetapi sejarah membicarakan masyarakat
dengan selalu memerhatikan signifikasi ruang dan waktu.

B. KONSEPSI PENELITIAN SEJARAH

Penelitian merupakan syarat mutlak yang diperlukan sebagai dasar perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam kontek ilmu sejarah penelitian dapat di definisikan sebagai aktivitas
untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, menganalisa dan menginterpretasi fakta-fakta yang di
temukan sebagai dasar penulisan sejarah secara ilmiah. Berdasarkan pengertian sederhana
tersebut, diketahui metode penelitian sejarah terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi dan
distoriografi.

1.Heuristik adalah kegiatan mencari dan menghimpun bekas-bekas dan jejak-jejak


masa lampau baik berupa sumber benda seperti bangunan, perkakas, mata uang, senjata dan
lain lain yang biasa disebut sebagai studi arkeologi, sumber tertulis seperti prasasti dan
dokumen, maupun sumber lisan seperti wawancara dengan pelaku atau saksi peristiwa
sejarah

2.Kritik, yang dibedakan menjadi kritik eksteren dan kritik interen. Kritik eksteren
dilakukan untuk meneliti keaslian data yang dalam hal ini dapat ditempuh melalui
penyelidikan bentuk sumber, substansi atau usianya, waktu dan tempat dibuatnya.
Tujuannnya adalah untuk menentukan (a). Apakah sumber itu benar-benar yang dibutuhkan
untuk penulisan sejarah, (b). Menentukan keasliannya dan (c). Menentukan keutuhannya
(masih lengkap atau sudah mengalami perubahan). Sedangkan kritik interen dilakukan
setelah memperoleh informasi dari hasil kerja kritik ekteren dimana dokumen sudah
ditentukan sebagai sumber sejarah yang

dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk meniliti kebenaran data apakah dapat diterima sebagai
sesuatu yang bersifat histories dan dapat dipertanggungjwabkan kebenaranya.

3. Interpretasi adalah memahami makna yang sebenarnya dari fakta yang diperoleh
dalam hal ini sejarawan tidak hanya melihat sebab akibat dari segi rentetan peristiwa sejarah,
namun juga memerhatikan latar belakang struktural dan kultural masyarakatnya. Karena itu
diperlukan displin ilmu lain, seperti geografi, ekonomi, sosiologi, politik, antropologi,
arkeologi, dan fiologi(fiqhul lughah) untuk menerangkan dan menafsirkan peristiwa sejarah.

4. Historiografi adalah penyajian dalam bentuk tertulis atau pemaparan hasil kerja
dalam bentuk laporan ilmiyah. Sebaga ikarya lmiyah, penulisan sejarah selain harus
memenuhi syarat dan teknik penulisan karya ilmiyah, juga harus menggunakan bahasa yang
baik yang dapat dipahami oleh pembacanya. Tujuanya adalah untuk menghindari bias dalam
penulisan sejarah dengan menanggalkan formulasi-formulasi teori spekulatif tentang sejarah.

C. OBJEKTIVITAS DAN SUBJEKTIVITAS SEJARAH

Karena sejarah sebagai kisah bukan hanya deratan fakta dan peristiwa, tetapi juga
interpretasi yang dilakukan oleh para penulis sejarah maka sangat dimungkinkan terjadi
perbedaan pendapat dan bahkan bertolak belakang karena perbedaan interpretasi terhadap
fakta tang telah terjadi. Misalnya tentang sejarah diponegoro. Sejarawan belanda mengatakan
bahwa diponegoro adalah seeorang pemberontak, penghasut rakyat yang mengobarkan
peperangan karna nafsu ingin berkuasa. Sedangkan sejarawan indonesia melukiskan
diponegoro sebagai seorang patriot ksatria, tidak haus kekuasaan yang berperang melawan
belanda untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan meninggikan agama islam. Ini
menunjukkan adanya kontra diksi dalam penyajian sejarah sebagai kisah sekalipun obyek dan
peristiwanya sama.

Dari contoh diatas diketahui bahwa obyektivitas sejarah pada hakikatnya adalah peristiwa
itu sendiri (history as actuality) dan jejak-jejak atau peninggalan sejarah yang sampai kepada
kita sebagai sumber sejarah. Sedangkan subjektivitas sejarah terletak pada interpretasi atau
penafsiran terhadap peristriwa sejarah tersebut. Jelasnya, sekalipun peristiwa sejarah itu
satu,akan tetapi penafsiran terhadap peristiwa sejarah itu dapat berbeda antara sejarawan yang

satu dengan sejarawan yang lainnya. Jadi sejarah objektif adalah peristiwa itu sendiri,

sedangkan sejarah subjektif adalah konsepsi sejarawan mengenai peristiwa itu.

Subjektivitas sering terjadi karena 4 faktor, yaitu:

1. Personal bias (sikap berat sebelah pribadi) yakni sikap antipati terhadap
seseorang atau sekelompok orang.
2. Group prejudice (prasangka kelompok) yakni asumsi yang melatarbelakangi
penulisan sejarah oleh sejarawan sebagai anggota kelompok sosial tertentu.
3. Teori interpretasi sejarah yang berlainan, Sehingga melahirkan teori yang
berbeda.
4. Perbedaan filsafat yang dianut oleh para sejarawan, setiap sejarawan memiliki
pandangan tersendiri mengenai peristiwa yang terjadi baik tentang agama,
etika, moral, spiritual dan ekonomi. Penulisan sejarah tidak bisa di lepaskan
dari pandangan hidup sejarawan : Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme,
Nasionalis sekuler dan Islam. Subjektivitas dalam penulisan sejarah memang
sering terjadi, namun harus juga dipahami bahwa karya sejarah akan tidak
bernilai apabila penulisannya dengan sengaja tidak objektif.

D. KONSEPSI PEMBELAJARAN SEJARAH

Menurut Isjoni mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu kombinasi


yang tersusun meliputi unsur - unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Duffy dan
Roehler mengatakan pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum.
Bagi seorang pengajar sejarah (guru atau dosen), penguasaan pembelajaran sejarah
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikuasai, agar kegiatan belajar yang
berlangsung dapat berjalan secara efektif sesuai dengan yang ditetapkan dalam
syalabi.
Untuk itu ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran sejarah, yaitu: Perumusan konsep sejarah dapat diperoleh dengan

8
melakukan penilaian sejarah. Penilaian sejarah merupakan salah satu tugas akademisi,
seperti pengajar (dosen) dalam proses pembelajaran sejarah. Penilaian sejarah dapat
dilakukan dalam dua model yaitu:
a. Penilaian Kritis
Penilaian kritis menekankan pada upaya mengkritisi tampilan materi sejarah yang
diajarkan dengan realitas sejarah yang sesungguhnya. Penilaian kritis dapat dilihat
dari sisi konsep dan metode pembelajaran sejarah.
b. Penilaian Etis
Penilaian etis dilakukan dengan mencari tahu sejauh mana realitas sejarah itu sesuai
atau bertentangan dengan ajaran Islam. Ajaran Islam menjadi instrumen konsultasi
bagi jalannya sejarah Islam.[17]

E. DESAIN MENGAJAR SEJARAH


Setelah merumuskan konsep sejarah telah dilakukan, maka langkah
selanjutnya bagi seorang pengajar sejarah adalah bagaimana mendesign konsep
sejarah menjadi langkah operasional dalam proses belajar (learning process). Ini
berarti bahwa konsep sejarah menjadi sangat penting dalam membuat design. Dari
konsep itu disusun sylabi sejarah secara tepat guna sesuai dengan kebutuhan, level
dan tujuan interaksional yang dikehendaki.
Tujuan interaksional pada setiap level tidak sama. Bagi siswa SD-SMP, barangkali
tujuannya adalah mengarah pada romantisme sejarah, seperti kekaguman pada tokoh
sejarah. Kualitas tujuan ini penting bagi anak pada tingkatan SD-SMP untuk dijadikan
tauladan. Lain halnya dengan SMA atau Aliyah, tujuan interaksionalnya bersifat etis,
yaitu, untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah berdasarkan logika
sejarah. Sedangkan pada level perguruan tinggi lebih menekankan pada tujuan kritis,
yaitu mengajak mahasiswanya untuk berfikir obyektif melalui deeply critical
thingking terhadap jalannya sejarah.
Disamping merumuskan tujuan interaksional, perumusan peran pengajar dan murid
atau mahasiswa perlu dan sangat penting. Menurut penganut strukturalis, pengajar
ditempatkan sebagai “king” dan tahu segala-galanya di hadapan kelas sehingga
seorang pengajar berperan sebagai satu-satunya sumber belajar. Berbeda dengan
penganut aliran fungsionalis, tidak menempatkan pengajar sebagai satu-satunya
sumber
9
informasi, tetapi lebih menempatkan pengajar sebagai fasilitator, atau kini terkenal
dengan sebutan sebagai knowledge manager pada level kelas.
Proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah bagian yang integral dari pendidikan.
Pembelajaran merupakan aktifitas (proses) yang sistematis dan sistemik yang terdiri
atas banyak komponen. Pembelajaran bukan konsep atau praktek yang sederhana, ia
bersifat kompleks. Pembelajaran berkaitan erat dengan pengembangan potensi
manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan dimensi-dimensi kognitif
intelektual sekaligus kepribadian peserta didik yang dilakukan dengan bantuan dan
bimbingan sang pengajar (Rohani dan Ahmadi).
Diantara komponen terjadinya proses belajar mengajar/pembelajaran adalah adanya
guru dan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari
kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan
konsep sejarah sebagai mediumnya. Di sana sayogyanya semua komponen pengajaran
diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran sejarah yang telah
ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan yang berupa sylabus dan kurikulum
sejarah (Djamarah dan Zain, 1996:43). Dengan adanya interaksi edukatif antara
peserta didik (murid, siswa atau mahasiswa) dengan pendidik (guru atau dosen), maka
di perlukan kontrol dalam proses interaksi pembelajaran guna tercapainya sebuah
target atau tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam sylabus. Kontrol dan
pengawasan terhadap sebuah proses pembelajaran akan dapat dilakukan apabila
peserta didik dan pendidik memahami efektifitas belajar.

F. SIGNIFIKASI KAJIAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH


Pendidikan sejarah dan sejarah pendidikan adalah dua disiplin keilmuan yang sama
pentingnya, melalui pendidikan sejarah, manusia mampu merefleksikan pengalaman masa
silam, tentu saja demi mengkerangkai masa kekinian. Sementara sejarah pendidikan
dibutuhkan untuk merefleksikan dinamika pendidikan saat ini berdasar pada perenungan
historis masa lampau. Maka keduanya, sejarah pendidikan dan pendidikan sejarah memiliki
nilai guna (use values) intrinsik yang sama pentingnya bagi manusia.
Catatan sejarah pendidikan adalah sumber inspirasi pengetahuan dan pengalaman ihwal
bagaimana dasar, fungsi, tujuan, kurikulum, sistem, kebijakan, pendidik, metode pendidikan,

10

peserta didik dan lain cakupannya berkembang dari satu masa ke masa lainnya. Inspirasi
pengetahuan dan pengalaman tersebut diharapkan mampu memberi rekonstruksi baru dalam
praktik pendidikan di masa yang akan datang.

Pada wilayah praktik penelitian dan pengembangan ilmu, sejarah pendidikan tampaknya
belum mendapatkan perhatian yang signifikan. Para ahli sejarah masih memusatkan perhatian
pada alur peristiwa sejarah non pendidikan, semisal sejarah sosial, sejarah politik, dan
sebagainya. Meski demikian, Usaha untuk mengembangkan dan meneliti sejarah pendidikan
di dunia perguruan tinggi terus digalakkan.

BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Melihat pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan
bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah
waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi
masalah ini dengan membuat periodisasi.
Objektivitas dan subjektivitas merupakan dua kata yang seringkali salah difahami oleh
sebagian orang terutama dalam penulisan sejarah. Padahal kata objektif dalam penulisan
sejarah mengacu pada peristiwa yang sebenarnya terjadi dan tidak bisa terulang lagi.
Sedangkan sejarah yang subjektif merupakan gambaran dari peristiwa sejarah yang di tulis
oleh seorang sejarawan. Karena itu kedua-duanya merupakan bagian dari penulisan sejarah.

B. SARAN
Makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu dalam penyusunan makalah ini
Penulis mohon kritikan dan saran dari Ibu Dosen dan para pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah. Hal 13.


Sulaiman Rusydi. 2014. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
Yogyakarta.
Moh. As’ad Thoha, Sejarah Peradaban Islam. Hal 1,3,7.
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
12

Anda mungkin juga menyukai