Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN SEJARAH

Disusun untuk memenuhi tugas:

Mata kuliah : IPS SEJARAH

Dosen Pengampu : Bobi Hidayat, M.Pd

Disusun Oleh :

Andina Novalia Safitri 23350123

Lutfi Alya Nurlika 23350107

Putri Febrianti 23350112

Nazwa Zharazetie 23350107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

TA. 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerrah dari-
Nya yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga
kami mampu menyelesikan sebuah makalah tentang “Konsep Dasar Pendidikan
Sejarah’’

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini.


Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini kemungkinan masih kurang sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
dari membaca karya tulis ini demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini.

Metro, 25 Maret 2024


Disusun Oleh,

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................


B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Hakikat dan Konsep Dasar Sejarah...................................................


B. Pengertian Sejarah............................................................................
C. Sejarah Sebagai Peristiwa (History as Event) ...................................
D. Sejarah Sebagai Kisah (History as Narative) .....................................
E. Sejarah Sebagai Ilmu (History as Sciente) ........................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran ................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sejarah merupakan mata pelajaran penting dalam pendidikan formal
yang memiliki peran sentral dalam membangun identitas nasional, memupuk
rasa cinta tanah air, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Makalah ini akan membahas konsep pendidikan sejarah, mulai dari tujuan,
manfaat, hingga metode pembelajaran yang efektif.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

A. Apa yang dimaksud hakikat dan konsep dasar Sejarah?


B. Apa itu pengertian Sejarah?
C. Apa yang dimaksud Sejarah sebagai peristiwa (history as event)
D. Apa yang dimaksud Sejarah sebagai kisah (history as narrative)
E. Apa yang dimaksud dengan Sejarah sebagai ilmu (history as science)

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui tentang hakikat dan konsep dasar Sejarah
2. Untuk Mengetahui tentang pengertian Sejarah
3. Untuk Mengetahui tentang Sejarah sebagai peristiwa (history as event)
4. Untuk Mengetahui tentang sejarah sebagai kisah (history as narrative)
5. Untuk Mengetahui tentang sejarah sebagai ilmu (history as science)

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Konsep Dasar Sejarah


a. Hakikat sejarah:
Sejarah adalah studi tentang masa lalu.
Sejarah menyelidiki peristiwa, manusia, dan masyarakat di masa lampau.
Sejarah bertujuan untuk memahami asal-usul dan perkembangan dunia dan
manusia.
b. Konsep dasar sejarah:
Kronologi: urutan waktu peristiwa sejarah.
Kausalitas: hubungan sebab akibat antar peristiwa sejarah.
Perubahan dan kesinambungan: bagaimana masyarakat berubah dan apa yang
tetap sama dari waktu ke waktu.
Signifikansi: pentingnya peristiwa sejarah dan pengaruhnya terhadap masa kini.
Interpretasi: cara sejarawan memahami dan menjelaskan peristiwa sejarah.

B. Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari peradaban manusia yang
terus berkembang dan berevolusi. Sebagai makhluk yang hidupnya dinamis,
manusia akan menciptakan sejarah dan kemudian bermanfaat bagi kehidupan
sekarang dan masa datang. Itulah sebabnya Grameds perlu mengenal dan
memahami pengertian sejarah dan konsep penerapannya dalam kehidupan
karena sejarah sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.
Konsep sejarah yang dimaksud tidak hanya berhenti pada pendefinisiannya saja,
melainkan unsur, fungsi, dan manfaat sejarah itu sendiri dalam sebuah kajian
ilmu pengetahuan. Jadi kajian ilmu sejarah itu sendiri tidak kalah penting dari
kajian ilmu yang melingkupinya. Berikut ini penjelasan tentang pengertian
sejarah, unsur-unsur, fungsi, dan manfaatnya dalam kehidupan:

1. Pengertian Sejarah Secara Etimologi


Sejarah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab syajaratun yang artinya
pohon dan dalam bahasa Arab sendiri sejarah disebut dengan tarikh. Pohon
memiliki makna percabangan geneologis suatu kelompok keluarga yang
menyerupai pohon yang penuh cabang, ranting sampai akar-akarnya. Kata
syajaratun dalam bahasa Arab kemudian berkembang dalam bahasa Melayu
menjadi syajarah.

5
Sampai akhirnya menjadi istilah sejarah dalam bahasa Indonesia saat ini untuk
menggambarkan silsilah atau keturunan. Pengertian kata sejarah sebenarnya
lebih sesuai dengan kata historia dalam bahasa Yunani yang artinya keilmuan,
ilmu, atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi kata History
dari kata istoria yang artinya belajar dengan cara bertanya.

2. Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli


Sejarah adalah kajian ilmu yang tidak luput dari perhatian para ahli yang banyak
mengungkapkan definisis sejarah itu senidri. Berikut ini pengertian sejarah
menurut para ahli yang perlu Grameds ketahui:

a. H. Wals
Pengertian sejarah menurut W.H Walsh adalah catatan yang penting dan berarti
bagi manusia berupa pencatatan tindakan-tindakan dan pengalaman manusia di
masa lampau. Catatan tersebut berisi hal-hal penting sehingga menjadi cerita
yang berarti bagi manusia.

C. Sejarah Sebagai Peristiwa (History as Event)


Jika kita berpegang pada dua definisi sejarah yang dikemukakan oleh Abdullah
(1978), kita akan menyimpulkan bahwa hanya peristiwa-peristiwa yang signifikan
secara sosial yang benar-benar dapat dianggap sebagai sejarah dalam pengertian
ilmiah.
Pengertian ilmiah dibatasi pada kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
manusia dan memiliki signifikansi sosial. Tak perlu dikatakan lagi bahwa rangkaian
peristiwa perlu didukung oleh bukti bahwa peristiwa tersebut akurat, terutama dari
sumber-sumber primer. Jika syarat-syarat ini terpenuhi, sejarah dapat memenuhi
kriteria ilmiah untuk objektivitas dengan menjadi catatan sejarah yang dapat
diandalkan.
Sebagai ilustrasi, perhatikan sejarah kolonialisme, yang menurut Miftakhuddin
(2020) menyebabkan de- dan re-peradaban.
Banyak sumber terpercaya yang mendukung setiap peristiwa dalam buku
Miftakhuddin (2020), yang menunjukkan bahwa kolonialisme mengakibatkan de-
dan re-peradaban.
Catatan-catatan yang menunjukkan bahwa kolonisasi lebih dari sekadar
reorganisasi tatanan sosial budaya yang sudah ada sebelumnya.

6
Penjajahan tidak hanya menghasilkan pembentukan sistem sosial-budaya, tetapi
juga menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan pemusatan kekuasaan
(hegemoni).
Selain itu, Sunal & Haas (2011) juga mendukung hal ini. Mereka mendefinisikan
sejarah sebagai studi historis yang menggunakan pendekatan metodis untuk
mengungkap fakta-fakta dalam rangka memahami dan memberikan makna pada
kejadian-kejadian.
menggunakan teknik-teknik metodis untuk membuat fakta-fakta terlihat. Sebuah
kejadian biasa tidak akan menjadi subjek analisis sejarah; itu hanya akan menjadi
sebuah peristiwa. Namun, sejarah akan mengangkat kejadian yang tersebar luas
sebagai topik studi yang berharga jika memiliki kepentingan sosial (Historiografi).
sebagai bidang penelitian yang berharga (Brahmantyo, 2018). Oleh karena itu, jika
sesuatu memiliki arti penting, pada akhirnya akan memenuhi syarat sebagai
sebuah peristiwa. Diskusi yang lebih rinci tentang gagasan ini diberikan oleh
Abdullah (1978). Ia berpendapat bahwa sebuah peristiwa memiliki makna historis
berdasarkan nilai yang diberikan kepadanya, bukan peristiwa itu sendiri.
pada dirinya. Lebih jauh lagi, jika sebuah peristiwa dianggap berkaitan dengan isu
yang sedang dibahas, maka peristiwa tersebut dapat dinyatakan sebagai peristiwa
sejarah.
dianggap berkaitan dengan isu yang sedang dibahas.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dan
menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, merupakan
dua contoh peristiwa bersejarah yang dikenal luas di Indonesia. Ini adalah contoh-
contoh kejadian bersejarah. Karena peristiwa sejarah dibatasi oleh berlalunya
waktu, peristiwa tersebut tidak dapat direproduksi. Ini adalah makna lain dari
sejarah sebagai kejadian.
periode waktu yang telah berlalu. Santoso (2014) menyoroti bahwa sejarah dapat
ditafsirkan dari perspektif subjektif dan objektif sehubungan dengan
perulangannya.
Sejarah dapat dilihat dari sudut pandang subjektif dan objektif. Sejarah subjektif
didefinisikan sebagai sejarah yang diceritakan oleh penulis melalui rekonstruksi
lisan atau historiografi.
rekonstruksi lisan. Di sisi lain, ia mengacu pada peristiwa itu sendiri secara objektif.
Keseluruhan prosedur atau peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan topik apa
pun; sifat obyektifnya menunjukkan bahwa ia tidak memiliki aspek subjek, yaitu
pencerita/sejarawan (Kartodirdjo, 1992).
pencerita/sejarawan sebagai unsur topik (Kartodirdjo, 1992). Jika sejarah ditulis
dengan cermat dan cerdas, maka sejarah akan menjadi objektif. Tujuan sejarah
adalah untuk menyajikan kejadian yang sebenarnya; sejarah berusaha
membersihkan masa lalu (Arnold, 2000).

7
Namun, penting untuk disadari bahwa tidak semua kejadian sejarah yang penting
termasuk dalam kategori sejarah karena pra-sejarah, yang merupakan subjek dari
sejarah, juga mencakup peristiwa sejarah tertentu.
Fokus arkeologi adalah pra-sejarah, yang termasuk dalam sejarah sebagai bagian
dari masa lampau (Santoso, 2014).
sejarah secara historis (Santoso, 2014). Kesepakatan informal yang masih berlaku
hingga saat ini antara arkeologi Indonesia mengenai pembagian temporal antara
sejarah dan arkeologi dilaporkan oleh Kuntowijoyo (1995).
Sejarah akan meneliti peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tahun 1500. Sejarah
sendiri membahas kondisi manusia masa kini, bahkan jika itu adalah objek
bersama dengan sosiologi, politik, dan antropologi.
menggabungkan antropologi, politik, dan sosiologi. Selain itu, menulis belum
menjadi bagian dari pengalaman manusia selama era prasejarah. Oleh karena itu,
tidak ada bukti tertulis untuk mengklasifikasikan kejadian-kejadian tersebut
sebagai peristiwa bersejarah. Semakin jauh ke masa lampau, semakin sulit untuk
menemukan sumber dan catatan asli dari peristiwa tersebut.
Menemukan bahan dan catatan asli yang mendokumentasikan kejadian tersebut
menjadi lebih sulit.
kejadian tersebut. Demikian juga sebaliknya Santoso (2014).

D. Sejarah Sebagai Kisah (History as Narrative)

Bentuk naratif dari sejarah berasal dari ingatan, laporan langsung, atau interpretasi
subjektif dari peristiwa sejarah.

sesuatu yang terjadi di masa lalu. Akibatnya, sejarah sebagai narasi memiliki lebih
banyak subjektivitas. Orang akan berusaha menjelaskan sejarah secara objektif
pada awalnya, tetapi ketika mereka melakukannya, sifat manusiawi tidak dapat
dihindari akan mempengaruhinya dan mereka akan menjadi subjektif (Ismaun,
2016).

pribadi (Ismaun, 2016). Sebagai contoh, penjajah Belanda kemungkinan besar


akan menjadi pihak yang menceritakan sejarah Diponegoro.

Diponegoro mungkin akan diceritakan sebagai seorang pemberontak melawan


penjajah Belanda. Namun, jika diceritakan oleh pujangga-pujangga kerajaan dari
Jawa, Diponegoro digambarkan sebagai seorang pahlawan.

Bentuk naratif dari sejarah berasal dari ingatan, laporan langsung, atau interpretasi
subjektif dari peristiwa sejarah.

8
sesuatu yang terjadi di masa lalu. Akibatnya, sejarah sebagai narasi memiliki lebih
banyak subjektivitas. Orang akan berusaha menjelaskan sejarah secara objektif
pada awalnya, tetapi ketika mereka melakukannya, sifat manusiawi tidak dapat
dihindari akan mempengaruhinya dan mereka akan menjadi subjektif (Ismaun,
2016).

pribadi (Ismaun, 2016). Sebagai contoh, penjajah Belanda kemungkinan besar


akan menjadi pihak yang menceritakan sejarah Diponegoro.

Diponegoro mungkin akan diceritakan sebagai seorang pemberontak melawan


penjajah Belanda. Namun, jika diceritakan oleh para pujangga kerajaan dari Jawa,
Diponegoro digambarkan sebagai pahlawan. Adalah tugas seorang ahli sejarah
yang tidak memihak untuk menentukannya.

Perbedaannya terletak pada fakta bahwa sejarah lisan lebih objektif karena
penuturannya secara langsung, tanpa rekayasa. Mitos berbeda dengan sejarah
karena mitos merupakan narasi dengan rincian yang dapat diverifikasi dan
didukung secara ilmiah.

Mitos memiliki bukti yang asli. Hanya ketika narasi sejarah bercampur dengan
mitologi-yang sulit untuk dipisahkan-maka masalah ini akan muncul ke
permukaan.

Mengidentifikasi cerita mana yang mitos dan mana yang nyata mungkin menjadi
tantangan tersendiri dalam hal mitologi.

kisah mana yang legendaris dan mana yang historis.Mempelajari relief di kuil-kuil
yang diukir untuk menggambarkan sejarah kerajaan terdahulu sering kali
mengungkapkan masalah ini.

pengalaman dari sebuah kerajaan terdahulu, di mana penyair kadang-kadang


menceritakan garis keturunan raja kembali ke dewa sebagai keturunan dewa Ada
dua pendekatan yang setidaknya dapat dilakukan ketika menceritakan narasi
sejarah.

Pendekatan interpretatif dan naratif (detail) digunakan untuk menceritakan


sejarah.

(spesifik). Meskipun penceritaan yang komprehensif lebih informatif, sejarah


interpretatif lebih sulit untuk dipahami.

9
membantu dibandingkan dengan cerita yang utuh. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca dapat dengan mudah membuat generalisasi mereka sendiri atau
menyanggah generalisasi yang dibuat oleh orang lain. Narasi yang menyeluruh
akan mencakup peristiwa-peristiwa.

E. Sejarah Sebagai Ilmu (History as Science)

Sejarah adalah kumpulan informasi tentang peristiwa dan kisah sejarah dalam
peradaban manusia yang disusun secara metodis dan sistematis menurut
kaidah-kaidah, proses, serta metodologi dan teknik keilmuan yang diakui.

secara cermat dan metodis berdasarkan pedoman, protokol, serta pendekatan


dan strategi ilmiah yang diakui oleh para ahli di bidang sejarah.

masa lalu. Sebagai ilmu, sejarah menyelidiki sejarah sebagai fakta dan
melakukan penelitian tentang narasi dan peristiwa sejarah.

Sebagai disiplin pengetahuan tentang masa lalu, sejarah sebagai ilmu bertujuan
untuk memastikan dan menyampaikan informasi tentang masa lalu suatu
peradaban tertentu.

Sejarah memiliki pokok bahasan dan pengertiannya sendiri di samping objek dan
prosedurnya sendiri.

Sebagai sebuah ilmu, sejarah adalah pengorganisasian pengetahuan dalam


suatu kerangka tertentu.

(kumpulan informasi) yang diorganisasikan dengan menggunakan sistem teknik


yang unik untuk menemukan kebenaran tentang apa saja.

Dengan maksud untuk mengetahui kebenaran mengenai suatu hal. Karena


proses ilmiah adalah hal yang menentukan apakah suatu pengetahuan itu
berdasarkan ilmu pengetahuan atau tidak.

Metode ilmiah digunakan untuk menemukan kebenaran atau cara terbaik untuk
mendekati suatu masalah untuk mendapatkan kebenaran tentang hal tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan sejarah adalah disiplin ilmu yang penting dan bermanfaat. Dengan
mempelajari sejarah, siswa dapat memahami masa lalu, masa
kini, dan masa depan.

Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis mengharapkan pembaca dapat lebih
memahami tentang Konsep Dasar Pendidikan Sejarah. Dan semoga makalah
ini dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132093043/pendidikan/PERT+2+DDIS.ppt
https://repository.ut.ac.id/4100/1/PSOS4204-M1.pdf
Miftakhuddin, Anwar Senen. 2020. Konsep dasar sejarah: Pengantar untuk

pembelajaran IPS. Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Prof. Dr. H. Ismaun, M.Pd.2021.Pengertian dan Konsep Sejarah

12

Anda mungkin juga menyukai