Anda di halaman 1dari 2

AKMIL

karya: Muhammad Fadil

Kelas: 9.2

Di dalam hati dan diri seseorang, pasti memiliki cita-cita yang telah kuat mendarah daging. Pada
dasarnya aku bukanlah orang yang mudah percaya akan sebuah cita-cita yang besar.tetapi setelah
melihat betapa besar perjuangan orang tua ku,aku yakin akan sebuah cita cita besar ku itu.

Namaku Fadil aku lahir dan besar dari keluarga sederhana,namun memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang luas. Pada suatu hari yang indah, disebuah kota kecil di provinsi Lampung aku selalu
memulai hari ku dengan bangun pagi untuk menunaikan ibadah wajib dan berolahraga. Setiap pagi,saat
aku akan berangkat ke sekolah,aku selalu bertemu banyak tentara sedang bertugas jaga atau
berolahraga.

Sejak saat itu aku berkeinginan untuk menjadi bagian dari mereka. Setiap Minggu pagi , aku dan teman
seperjuangan ku defta selalu menyempatkan diri untuk melakukan rutinitas berolahraga kami di taman
kota . Pada saat aku dan teman ku sedang lari pagi aku bertemu banyak Abang -abang berbadan tegap
dan gagah disana,serta banyak dari mereka yang berseragam lengkap khas kesatuan mereka. Ternyata,
pagi itu sedang ada karnaval kebangsaan dari taruna akademi militer. Ya, aku sangat bangga melihat
mereka dan lebih tertarik lagi untuk lebih mengenal mereka.

Lalu,aku dan defta temanku memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu komandan polisi taruna.
aku berkenalan dengan nya dan ternyata namanya damar. Aku bertanya mengenai tips lolos Akmil, cara
daftar Akmil, tips olahraga dalam tes Akmil dan masih banyak lagi. Dengan senang hati kak damar
memberikan cara-cara agar dapat lulus tes. Aku pun berminat untuk mendaftar setelah lulus SMA nanti.

Setelah pertemuan ku dengan para taruna Akmil Minggu lalu, dan banyak mendapat obrolan yang
bermanfaat dari kak damar, aku mulai memperbaiki postur tubuhku, berolahraga rutin,belajar setiap
malam lebih giat dan tidak lupa selalu berusaha dan berdoa kepada Tuhan. Pada suatu malam aku
pernah menyatakan keinginan ku untuk menjadi tentara kepada ibu dan bapakku. Mereka menyambut
baik rencana ku yang akan menjadi seorang prajurit. Namun, disetiap obrolan keluarga pasti akan ada
kata-kata baik dari orang tua kepada anaknya sebagai bekal kehidupan nya kelak.

Ibu ku pernah berkata bahwa sulit bagi kami untuk menyekolahkan mu di sana,karna keterbatasan
finansial dari orang tuaku. Namun ibuku tetap menyarankan untuk selalu berdoa kepada Tuhan agar
dapat dilancarkan segala urusan kita di dunia. Tentu ,aku tidak pernah lupa akan urusanku dengan sang
pencipta . Bermodalkan doa dari orang tuaku ,dukungan dari teman-teman ku dan juga usaha yang aku
lakukan . aku yakin akan sebuah cita-cita besar ku.

Tahun berlalu, kini tiba waktunya . Aku lulus sekolah menengah atas dengan nilai kumulatif sempurna ,
dengan semangat pantang menyerah yang diri ku lakukan , aku siap melangkah maju menuju jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Satu Minggu setelah pengumuman kelulusan, aku menerima surat
pengumuman penerimaan calon taruna Akmil. Senang dan haru pastinya .

Aku mulai menyiapkan fisik dan mental,serta berdoa agar selalu diberi kemudahan dalam seleksi
administrasi hingga pengumuman hasil akhir. Pergi ke sana kemari, dari pagi hingga malam yang selalu
di temani oleh temanku defta dan kakak perempuan ku ( kak Anjani) aku mulai melakukan
pemberkasan peserta . Dan tibalah hari dimana aku memulai untuk mendaftar di pangkalan militer
angkatan darat KOREM Garuda hitam , untuk melakukan seleksi administrasi, hasilnya aku lulus seleksi
administrasi ini.

Dilanjut beberapa hari setelahnya, seleksi jasmani dilaksanakan dan kembali ku ucap syukur kepada
Allah bahwa hasilnya aku lulus untuk seleksi selanjutnya yaitu seleksi pengetahuan umum dan psikologi ,
yang mana pada seleksi ini memakan waktu selama dua hari. Dan hasilnya aku lulus seleksi tingkat
daerah dan aku bersama keempat orang yang juga lulus seleksi daerah berangkat ke lembah tidar di
Magelang, Jawa tengah.

Seperti bermimpi rasanya bisa menginjakkan kaki di tanah kelahiran para perwira prajurit. Aku memulai
hari-hari yang tidak sedikit menguras tenaga dengan berlatih , berusaha dan berdoa. Tiba hari dimana
seleksi terpusat dimulai ,hari itu dihadiri seluruh calon taruna Akmil dari setiap provinsi di Indonesia dan
dihadiri langsung oleh panglima TNI dan puluhan perwira tinggi TNI .

Kami di tes kemampuan luar dari akademik kami, mulai dari kemampuan berbahasa asing, kemampuan
beladiri hingga bermusik. Aku menguasai kemampuan beladiri, yaitu taekwondo yang mana aku pernah
memenangkan piala pada kejuaraan taekwondo tingkat nasional. Pada seleksi tersebut hasil yang kami
semua tunggu-tunggu belum langsung diumumkan, melainkan esok hari akan diumumkannya.

Keesokannya menjelang pengumuman hasil akhir nasional,aku menyempatkan diri untuk berdzikir dan
berdoa kepada Allah, serta tidak lupa menghubungi keluarga ku dan teman ku di daerah asalku lewat
telpon. Terompet tanda prajurit berkumpul berbunyi,kami semua segera berbaris rapi dengan baju
hitam putih kebanggaan kami, menuju gedung Sapta marga. Panitia mulai menyebutkan nama-nama
para catat yang lulus sidang pantukhir . Dzikir ku kumandang kan dalam diam ku, ribuan doa kulangitkan
pada siang yang panas terik itu.

Dan tidak disangka, kebaikan Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang yakin akan mimpinya. Aku
dinyatakan lulus sidang pantukhir akademi militer dan otomatis aku harus mempersiapkan diri untuk
mengikuti pendidikan pembentukan perwira disana. Rasa haru,sedih,senang, sekaligus bangga
bercampur, ribuan syukur ku ucapkan kepada Tuhan.

Aku mulai menghubungi kedua orang tua ku di kampung, mereka bangga dan terharu pastinya. Singkat
cerita yang panjang, aku sudah resmi menjadi taruna akademi militer dan mulai menjalani pendidikan
dengan penuh semangat dan dedikasi tinggi, agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai