Anda di halaman 1dari 4

Goresan Tinta Para Generasi Bangsa yang Cerdas

Oleh : Kayla

Assalamu’alaikum, temanku semuanya! Apakah kalian tahu pada tanggal 28


Oktober diperingati sebagai hari apa? Pada tanggal 28 Oktober diperingati sebagai
Hari Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober 1928 atau 94 tahun lalu, para pemuda
Indonesia yang berasal dari berbagai daerah berkumpul untuk mengucapkan
ikrarnya. Ikrar tersebut disebut sebagai Sumpah Pemuda. Dalam ikrar itu, para
pemuda Indonesia mengaku satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia


karena perjuangan yang bersifat lokal kedaerahan berubah menjadi perjuangan
yang bersifat nasional. Sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 bukan hanya
menggerakan para pemuda untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga bertugas jati diri
bangsa indonesia sebagai sebuah negara.

Teman-teman semuanya! Pernahkah kalian berpikir mengapa harus pemuda-


pemudi yang menjadi harapan bangsa ini? Mengapa tidak orang yang sudah
dewasa dan ahli dalam menanganinya? Bung Karno pernah mengungkapkan bahwa
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku
10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”

Para pemuda- pemudi adalah calon kader yang akan memimpin bangsa ini di
masa yang akan datang. Merekalah yang akan membawa dan menentukan bangsa
Indonesia ke arah yang lebih baik. Agar menjadi negara yang lebih maju, beradab
dan berdaya saing.

Ikrar satu bangsa dalam sumpah pemuda menandakan bahwa hanya ada
satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kesadaran akan satu bangsa dapat
diwujudkan dengan perasaan dan sikap kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Perilaku bangga sebagai bangsa Indonesia dapat dilakukan dengan cara
menjunjung nama baik bangsa dan negarasatu tonggak utama dalam sejarah
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat
untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.merupakan tonggak sejarah
penting dalam perjalanan panjang Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Nah teman-teman, kita sebagai pemuda-pemudi di zaman yang sudah
modern ini. Dalam mempertahankan keutuhan bangsa ini apa yang harus kita
lakukan? Apakah akan sama seperti zaman dahulu? Tentu tidak, zaman sekarang
teknologi sudah sangat berkembang pesat. Tidak mungkin jika kita menjaga
keutuhan bangsa dengan berperang dengan para penjajah. Tombak tradisional dan
senjata tradisional lainnya. Lagipula, Bangsa kita ini, Indonesia telah merdeka.
Namun tak sepenuhnya penjajahan sudah tidak ada. Akan tetapi, kini handphone
yang menjadi penjajah dalam bangsa ini.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga keutuhan bangsa
adalah belajar. Itulah salah satu kewajiban para pemuda-pemudi. Mereka diwajibkan
menuntut ilmu agar menjadi generasi muda yang cerdas. Saya pun begitu. Sebagai
pemudi saya diwajibkan menuntut ilmu.

Apakah kalian pernah kesulitan dalam menuntut ilmu? Tentu hampir semua
orang mengalami hal yang sama. Hal itu menimpa saya ketika pandemi COVID-19.
Ketika saya duduk dibangku kelas 5 SD. Itulah saat awal pandemi COVID-19
berlangsung di negeri ini. Seluruh sekolah diliburkan, KBM ( Kegiatan Belajar
Mengajar) diadakan secara online atau daring. Saya sangat kesulitan dalam belajar
karena tidak bertemu guru secara langsung, menanyakan materi yang ingin kita
ketahui. Hal itu membuat saya bingung. Akhirnya saya mulai mencari solusi dari
permasalahan ini.

Saya mencoba berbagai cara yang menurut saya cocok dengan model
belajarku. Entah itu melihat video, membaca buku refrensi, atau bimbel. Hal itu saya
lakukan dengan harapan nilai saya menjadi bagus. Ternyata solusi itu sangat
mujarab. Nilai saya tetap bagus walau sekolah tidak tatap muka.

Ketika keadaan sekolah masih dalam jaringan, saya tetap ingin sekali
menorehkan prestasi walau sekolah online. Saya ingin membanggakan kedua orang
tua dan mengharumkan nama sekolahku. Saya mendapat tawaran untuk mengikuti
Olimpiade IPA di sebuah sekolah menengah pertama yang menurutku bagus sekali.
Untuk mempersiapkannya, saya mempelajari materi yang mungkin akan keluar
nanti, mencoba mengerjakan soal-soal Olimpiade.

Persiapan Olimpiade ini, juga diselingi dengan persiapan ujian akhir sekolah.
Bagaimana tak bingung? Siapapun orang yang menghadapi permasalahan seperti
ini pasti akan segera memiliki penyakit malas yang menerjang. Setelah pelaksanaan
Olimpiade, hasil pengumuman pun keluar. Seseorang yang malas mungkin tak akan
mendapatkan apa yang ia mau, namun jika seseorang itu rajin dan menekuni hal itu
maka akan mendapatkan yang ia mau. Ternyata aku tak menjadi juara dalam
Olimpiade ini. Aku tak akan menyerah hanya karena kegagalan ini. Sebuah
kegagalan adalah sebuah pelajaran besar agar menjadi lebih baik.

Setelah Olimpiade selesai, saya fokuskan kepada ujian akhir sekolah. Untuk
itu para siswa – siswi diberi kesempatan untuk KBM tatap muka. Ketika sekian lama
saya dan teman-teman tidak bertemu, mereka terlihat berubah. Mereka menjadi
lebih senang bermain handphonenya daripada bermain manual seperti biasanya.
Saya hanya diam dan menggunakan kesempatan itu untuk belajar.

Apakah kalian pernah berpikir ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya di


sekolah yang seperti apa? Ketika saya duduk dibangku kas 5 SD berniat untuk
melanjutkan pendidikan di SMPN 6 Jember. Namun, hal itu ternyata berbeda dari
sebelumnya. Saat mendekati ujian akhir sekolah saya ingin melanjutkan di MTsN 2
Jember. Kedua orang tua saya pun mendaftarkan ke sekolah yang diinginkanku.

Setelah ujian akhir sekolah telah selesai, saya kembali bersantai untuk
merefreshkan otak yang telah bekerja keras ini. Saya memandang layar TV yang
setia menyala di pagi hari itu. Sebuah kartun yang saya sukai sedang diputar. Dalam
kartun itu, mengisahkan seorang superhero yang menyelamatkan kota itu. Di
benakmu saya terlintas rasa ingin menjadi seperti superhero itu. Saya ingin menjaga
bangsa ini. Saya tidak ingin menjadi generasi muda yang dapat memajukan bangsa.
Maka saya harus belajar dengan giat agar dapat meraih cita-cita yang saya
inginkan.

Pengumuman hasil UAS keluar, dan itu membuat saya terkejut. Ternyata nilai
saya tertinggi diantara seangkatan. Bagaimana tak kegirangan? Nilaiku paling
tertinggi diantara banyak orang. Di saat itu juga, pengumuman murid baru yang lolos
memasuki lingkungan sekolah baru. Dan ternyata saya dikejutkan dengan hasil
pengumuman. Saya diterima di dua sekolah. Mungkin itu adalah pilihan yang berat.
Akan tetapi, aku tetap berpegang teguh pada keinginanku. Saya memilih masuk di
MTsN 2 Jember
Setelah pengumuman itu, diadakan sebuha tes IQ. Dan dari hasil tesnya saya
memiliki IQ diatas rata-rata. Saya terpilih menjadi siswi akselerasi atau di sekolah ini
biasa disebut sebagai kelas PDCI ( Peserta didik cerdas istimewa). Di sana banyak
sekali teman-teman yang cerdas dan pintar.

Di sela-sela itu, saya mendengar kabar dari temenku, bahwa ada kakak kelas
yang menang lomba online. Saya penasaran dengan lomba online itu dan ingin juga
mengikutinya. Ternyata soal lombanya lumayan susah. Namun, saya dapat
mengasah kemampuan yang kumiliki. Akhirnya saya mendapat beberapa medali.
Hal itu membuat saya ingin terus-terusan ikut lomba online.

Di samping itu, akan ada seleksi KSM (Kompetisi Sains Madrasah) yang
diadakan oleh Kemenag. Seleksi itu diadakan tanggal 13 Juni 2022. Saya pun
mengikuti seleksi ini karena wali kelasku menyuruhku. Dan akhirnya aku terpilih
menjadi perwakilan sekolahku. Hal itu aku lewati dengan tidak mengikuti liburan
semester seperti biasanya. Itu karena saya diberi bimbingan untuk mengikuti
kompetisi ini. Akan tetapi saya tidak menjadi juara. Walaupun begitu saya tetap
bersyukur dapat menjadi perwakilan sekolah.

Saya juga mengikuti lomba menulis nasional, dan memenangkan


penghargaan dari itu. Saya bangga karena dapat menorehkan beberapa prestasi
walau tak begitu banyak dan terkesan “ wah “. Teman-teman jangan berputus asa,
kalah dan menang itu adalah hal biasa. Jangan menyerah dalam menghadapi
tantangan yang sedang menghadang demi memajukan bangsa ini! Marilah kita jaga
keutuhan bangsa!

Terima kasih sudah membaca ya! Selamat Hari Sumpah Pemuda!

Biodata Penulis

Hai teman-teman kenalin Si Penulis. Kayla Novia Oktavian biasanya


dipanggil Kayla. Anda bisa panggil Kayla. Kayla lahir di Malang, Jawa Timur.
Tepatnya pada tanggal 04 Oktober 2008. Saat ini ia sedang menempuh
pendidikannya di MTsN 2 Jember. Kayla saat ini duduk di bangku kelas 9. Untuk
lebih dekat, Anda bisa menghubungi surel oktaviankayla0@gmail.com. Sekali lagi
terima kasih sudah membaca ya!

Anda mungkin juga menyukai